Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HUTAN

ACARA I

PENENTUAN LUAS PETAK UKUR TUNGGAL MINIMUM DENGAN


SPECIES AREA CURVE

Disusun oleh :

Nama : Awanda Sifa Maharani

NIM :18/424042/KT/08617

Co-Ass : David Simanjuntak

Shift : Senin, 15.30 WIB

LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA I

PENENTUAN LUAS PETAK UKUR TUNGGAL MINIMUM DENGAN SPECIES


AREA CURVE

I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Membuat SAC suatu komunitas pohon hutan dan menentukan luas kuadrat
tunggal minimum.

II. DASAR TEORI


Hutan dapat diartikan sebagai sekumpulan tumbuhan yang dikuasai oleh
pohon-pepohonan yang menempati suatu tempat dimana terjadi hubungan timbal
balik antara tumbuhan tersebut dengan lingkungannya. Pepohonan yang tinggi
merupakan komponen dasar dari suatu hutan dan memegamg peranan penting
dalam menjga kesuburan tanah dengan menghasilkan seresah sebagai hara penting
bagi vegetasi hutan (Ewusie, 1990 dalam Seneng,2010 dalam Andewi dkk,2015).

Dalam ekologi, vegetasi adalah istilah untuk komunitas tumbuhan. Vegetas


merupakan komunitas tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Contoh dari
vegetasi yaitu berbagai tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra. Analisis
vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur)
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan (Rohman dan Sumberartha, 2001 dalam
Andini dkk, 2018).

Perbedaan struktur dan komposisi vegetasi pada suatu kawasan hutan


disebabkan oleh perubahan vegetasi yang terjadi secara terus-menerus akibat adanya
jenis-jenis tertentu yang hilang atau mati serta adapula jenis-jenis baru yang
muncul, sehingga populasi yang lama akan digantikan dengan populasi yang baru
(Bibiana dkk., 2015 dalam Erwin dkk., 2017).

Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh
(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh
(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu
habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan
erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapatpada areal tersebut. Makin tinggi
keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, maka makin luas petak
contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujursangkar, empat
persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum
yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis
vegetasi dengan metode kuadrat (Sugianto, 1994).

Untuk memahami luas, metode manapun yang di pakai untuk


menggambarkan suatu vegetasi yang penting adalah harus di sesuaikan dengan
tujuan luas atau sempitnya suatu area yang diamati Bentuk luas minimum dapat
berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk
lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum,
akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat
(Anwar,1995).

Metode kuadrat pada umumnya dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon
saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan
untuk mengetahuikomposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya.
Keragaman spesies dapat diambiluntuk menanadai jumlah spesies dalam suatu
daerah tertentu atau sebagai jumlah spesiesdiantara jumlah total individu dari
seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakansecara numerik sebagai
indeks keragaman atau indeks nilai penting (Rahardjanto, 2001). Kurva spesies area
merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis vegetasi yang
menggunakan petak contoh.

Tipe kurva area spesies ada enam. Penentuannya berdasarkan karaktestik


ekologi dari berbagai sampel. Tipe I memiliki data pokok berdasarkan pada
pengukuran tunggal yang sudah ada petak bersarang. Tipe IIA dan IIB tersusun atas
penaksiran keberagaman yang terdapat pada suatu area. Tipe IIIA dan IIIB memiliki
data yang diperoleh dari kuadrat terdekat. Tipe IV memiliki data dari sampel area
yang memiliki ciri khusus (Scheiner, 2003).
III. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Tali
2. Roll meter
3. Pita meter
4. Kompas
5. Kertas
6. Alat tulis

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :


1. Pohon berdiameter ≥ 10 cm (keliling ≥ 31,4 cm)
2. Kertas millimeter

IV. Cara Kerja

Dalam hutan yang akan dibuat SAC nya, dibuat kuadrat-kuadrat (kuadarat
1=5x5m2, kuadrat 2=5x10 m2, kuadrat 3=10x10m2, kuadrat 4=10x20m2, kuadrat
5=20x20m2, kuadrat 6=20x40m2)

Dicatat semua jenis pohon yang berdiameter ≥10cm (keliling


≥3,14cm)

Jumlah jenis dan ukuran kuadrat dihubungkan dan digambarkan


dalam selembar kertas milimeter

Ditentukan luas minimum kuadrat

Dalam hutan yang akan dibuat SACnya, kuadrat-kuadrat dibuat


dengan susunan, kuadarat 1=5x5m2, kuadrat 2=5x10 m2, kuadrat
3=10x10m2, kuadrat 4=10x20m2, kuadrat 5=20x20m2, kuadrat 6=20x40m2.
Semua jenis pohon berdiameter ≥10cm (keliling ≥3,14cm) dalam setiap
kuadrat dicatat. Dengan susunan kuadrat seperti di atas jenis yang tercatat
pada kuadrat 1 secara otomatis menjadi anggota jenis dalam kuadrat 2.
Demikian juga jenis dalam kuadrat 2 menjadi anggota jenis dalam kuadrat 3,
dan seterusnya. Jika pertambahan jumlah jenis tidak berarti, pengambilan
data bisa dihentikan. Hubungan antara jumlah jenis dan ukuran kuadrat
digambarkan dalam selembar kertas millimeter, dengan sumbu x berupa
ukuran kuadrat dan sumbu y berupa jumlah jenis. Pola kurva yang terjadi
ditentukan oleh distribusi individu masing-masing jenis dalam hutan.
Apabila individu-individu semua jenis bercampur secara merata, kurva yang
dihasilkan akan memperlihatkan pola peningkatan jumlah jenis yang tajam
pada kuadrat kecil yang kemudian diikuti dengan pola mendatar pada ukuran
kuadrat yang lebih besar. SAC dibuat dengan asumsi seperti ini. Dengan
SAC yang dibuat, beberapa langkah perlu dilakukan untuk menentukan luas
minimal kuadrat. Garis n berkelerengan 10% jumlah jenis per 10% luas
kuadrat terbesar dibuat. Kemudian dibuat garis m sejajar garis n dan
menyinggung kurva SAC. Dari titik singgung ini dibuat garis proyeksi ke
sumbu x. Perpotongan garis proyeksi dengan sumbu x menunjukkan luas
minimal kuadrat yang dicari.
DAFTAR PUSTAKA

Andewi, Bibiana Ating. 2015. Struktur Dan Komposisi Vegetasi Di Areal Petak Ukur
Permanen (Pup) Pt. Kawedar Wood Industry Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal
Hutan Lestari Vol 3 (I):150-159.

Andini, Siska Wahyu dkk. 2018. Analisis Sebaran Vegetasi dengan Citra Satelit Sentinel
Menggunakan Metode Ndvi Dan Segmentasi (Studi Kasus: Kabupaten Demak).
Jurnal Geodesi Vol 7 (1): 14-24.

Anwar. 1995. Biologi Lingkungan. Bandung: Ganexa Exact.

Erwin, Alif Bintoro, dan Rusita. 2017. Keragaman Vegetasi di Blok Pemanfaatan Hutan
Pendidikan Konservasi Terpadu (Hpkt) Tahura Wan Abdul Rachman, Provinsi
Lampung. Jurnal Sylva Lestari Vol 5 (3) : 1-11..

Rahardjanto, A. 2001. Ekologi Tumbuhan. Malang: UMM Press.

Sheiner, S. M. 2003. Six types of special-area curves. New Jersey: Blackwell Science Ltd.

Sugianto,A.1994. Ekologi Kuanttatif. Surabaya : Penerbit Usaha Nasioanal.

Anda mungkin juga menyukai