Jurnal Nasional 2
Jurnal Nasional 2
ABSTRACT
Research on nata de coco utilization as a film to immobilize benedict reagent for glucose analysis has been
conducted. Immobilization of benedict by nata de coco film was evaluated by using adsorption method and
characterization i.e. physical characterization (morphology) and viability characterization of its sensors activity
for glucose. Morphological characterization (SEM) showed that the benedict reagent has been absorbed by nata
de coco film despite leaching activity of 14.7%, with optimum concentration of Benedict of 0.2682 M, 40 min
dyeing time at maximum of 541 nm. Sensor characterization of cellulose nata-Benedict for glucose showed
regression coefficient of 0.9895, the detection limit of 780 ppm with a sensitivity of 0.001 and adsorption
reproducibility of 0.2013%. Glucose content measurement on urine sample by using Nata De Coco-Benedict
based Film adsorption sensor was in correspondence with analysis by using Nelson-Somogyi.
pendukung reagen benedict pada sensor kimia kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC
berbasis reagen kering untuk menentukan sampai kering.
kadar glukosa dalam urine. Diabetes mellitus
merupakan suatu bentuk kelainan pada manusia Karakteristik sifat fisik dan morfologi
Uji kerapatan (density)dilakukan untuk mengetahui
yang terjadi, bila metabolisme tubuh tidak kerapatan masing-masing jenis nata de coco
dapat menangani dan mengubah kadar gula berdasarkan lama inkubasinya. Film kering nata de
dalam darah sehingga kadarnya dalam darah coco ditimbang, kemudian hasilnya dibagi dengan
dapat mencapai tingkat yang membahayakan, volume kering. Penentuan volume dilakukan dengan
tetapi tidak banyak di dalam sel-selnya dan ikut perkalian luas alas x tebal film nata de coco.
dikeluarkan melalui urine (Hans Diehl 1995). Analisis morfologi dilakukan untuk mengetahui
distribusi reagen benedict pada permukaan film nata
METODE de coco. Membran nata de coco dan yang telah
mengadsorpsi benedict akan dilihat struktur
permukaannya dengan menggunakan mikroskop
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia
elektron (SEM).
Analitik dan laboratorium Kimia Fisik Jurusan
Kimia FMIPA, serta Laboratorium Kimia dan
Biosensor Program Studi Farmasi Universitas Pembuatan larutan induk gula standar
Larutan gula induk 10000 ppm dibuat dengan
Jember.
melarutkan 5 g glukosa dengan akuades sampai tepat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
500 mL larutan.. Selanjutnya dari larutan induk
ini adalah air kelapa, gula pasir, (NH4)2SO4, asam
tersebut dibuat larutan standar dengan konsentrasi
asetat glasial, NaOH, Bakteri acetobacter xylynum
1000, 2000, 30000, 4000, dan 5000 ppm.
yang ditanamkan dalam yeast ekstract agar
diperoleh dari laboratorium mikrobiologi Jurusan
Biologi UNEJ. Larutan Benedict (Na sitrat, Na Preparasi reagent benedict
50 g natrium sitrat dan 86,5 g natrium karbonat
karbonat, tembaga sulfat), glukosa (pa).
dalam air hangat sebanyak 300 ml dan tembaga
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
sulfat sebanyak 8,65 g dilarutkan dalam 150 mL
adalah nampan plastik, blender, timbangan analitik,
akuades. Kedua larutan dicampur dalam labu ukur
hot plate, stirer magnetik, plat kaca, oven, SEM
500 mL ditepatkan dengan akuades sampai tanda
(Scanning Electron Micrograph), Stop watch,
batas.
spektrometer USB 2000 ”Ocean Optic”, pinset,
mikrometer, dan peralatan gelas.
Penentuan film nata-Benedict
Film nata-Benedict dibuat ukuran dan ketebalan
Pembuatan nata de coco
tertentu dicelupkan ke dalam larutan glukosa dengan
Media fermentasi dalam pembuatan nata de coco
konsentrasi tertentu dan kemudian dipanaskan
terdiri air kelapa sebanyak 1L dididihkan lalu
selama waktu yang dibutuhkan. Didiamkan sebentar
ditambahkan 6,7 gula pasir dan 5 g ammonium
kemudian diamati perubahan warna yang
sulfat. Setelah dingin pH media diatur sehingga
terjadi.Parameter menagmatan meliputi: parameter
mencapai 4 dengan menambahkan asam asetat
optimasi film nata-benedict, penentuan waktu
glasial, kemudian diinokulasi dengan starter. Air
respon film nata-benedict, waktu yang dibutuhkan
kelapa yang telah diinokulasi tersebut selanjutnya
mulai pemanasan sampai terjadi awal perubahan
dipindahkan ke wadah (nampan plastik) (Piluharto &
warna, penentuan volume campuran (nata-benedict)
Cynthia 2001). Wadah tersebut diinkubasi pada suhu
serta perubahan warna yang spesifik.
kamar dengan lama inkubasi 10 hari.
Karakterisasi film nata-benedict
Pemurnian nata de coco
Penentuan kosentrasi glukosa dari perubahan warna
Bentuk nata de coco hasil fermentasi adalah berupa
dilakukan denganpembuatan larutan gula standar
gel. Masing-masing gel yang terbentuk dalam masa
dengan konsentrasi 2000, 4000, 6000, 8000 dan
inkubasi tersebut dicuci dengan air mengalir selama
10000 ppm dari larutan gula 10000 ppm. Dari film
24 jam. Selanjutnya dicuci dengan NaOH 2% selama
nata-benedict dengan larutan standar dapat dibuat
1 jam pada suhu 80-90oC. Terakhir dicuci kembali
range kerja dengan mengamati perubahan warna
dengan air sampai pH netral.
yang terjadi. Kemudian diujikan untuk urine.
Penentuan lama penyimpanan dilakukan dengan
Preparasi membran nata de coco-benedict
menyimpan film nata-benedict dalam plastik
dengan metode adsorpsi
berperekat dan diberi penyerap udara dengan silika
Nata de coco yang telah dimurnikan dipres
gel dalam kemasan. Lamanya penyimpan ditentukan
hingga mempunyai ketebalan yang sama kemudian
dari pertama kali film nata-benedict disimpan
dipotong ukuran 1x2 cm. Membran nata de coco
dengan kondisi di atas, sampai diketahui film nata-
dimasukkan dalam larutan benedict dengan variasi
benedict sudah tidak layak digunakan lagi, dalam
waktu pencelupan 30, 45, dan 60 menit. Membran
arti sudah tidak bereaksi lagi dengan sampel.
202 Karakterisasi Film.............. (Dwi Indarti & Asnawati)
CH2OH CH2OH
O isomerase O OH
OH OH
OH OH OH
α-Glukosa
OH β-Glukosa OH
Gambar 1. Reaksi glukosa dalam bentuk α diubah dalam bentuk β oleh enzim isomerase.
CH2OH
O OH
CH2OH CH2OH
O OH O OH OH
H2O CH2OH
OH OH O O
OH
OH OH
OH
OH OH
OH
OH
CH2OH
CH2OH O OH
O OH
OH
OH CH2OH
CH2OH O O
O O Polimerisasi OH
OH OH
OH CH2OH
OH O O
OH
OH OH
OH
selulosa
Gambar 3. Reaksi polimerisasi disakarida menjadi glukosa.
Gambar 4. SEM (Scanning Electron Micrograph) Penampang lintang film nata de coco.
Pada proses pemurnian dilakukan pencucian pada Gambar 4 yang merupakan penampang
dengan air dan perendaman dalam NaOH 2%. lintang film nata de coco.
Pemurnian ini bertujuan untuk menghilangkan Pada Gambar 4 tampak kontur pori (celah)
komponen-komponen non-selulosa dan sisa dari film yang cukup bersih yang
bakteri yang masih ada. Komponen-komponen memungkinkan sebagai tempat untuk
non-selulosa ini diperkirakan akan immobilisasi reagent benedict. Penampang
menghalangi ikatan hidrogen yang terjadi antar muka dari film nata de coco tampak pada
rantai molekul selulosa yang mengakibatkan Gambar 5. Berdasarkan Gambar tersebut
terhadap menurunnya kekuatan sifat mekanis tampak bahwa permukaan film tersebut rata
selulosa. dengan tanpa cacat. Dengan demikian dapat
Karakterisasi morfologi dari film nata de disimpulkan bahwa meskipun pori-pori film
coco yang akan digunakan untuk yang tidak cukup tampak dari permukaan tapi
mengimmobilisasi reagent Benedict dilakukan dapat dikatakan bahwa pori film tersebut
dengan menggunakan SEM, seperti tampak seragam.
204 Karakterisasi Film.............. (Dwi Indarti & Asnawati)
Hasil adsorpsi yang diperoleh perlu Penentuan kerapatan ini hanya dilakukan pada
diketahui sifat leachingnya yaitu bagaimana waktu adsorpsi 45 menit, sehingga hasil yang
kekuatan reagent benedict terimmobilisasi diperoleh tidak bisa dibandingkan dari variasi
dalam film nata de coco. Dari data yang waktu adsorpsi
diperoleh pada Tabel 2 yaitu dengan merendam
fim nata de coco benedict dalam 10 mL Karakterisasi film nata de coco-benedict
akuades selama 1 menit, tampak bahwa untuk sensor glukosa
terjadinya leaching cukup besar. Sensor glukosa ini digunakan pada konsentrasi
glukosa dari 1000 ppm sampai 5000 ppm.
Tabel. 2. Uji Leaching Film Nata De Coco- Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya
Benedict. perbedaan warna setelah bereaksi dengan
No Waktu A larutan [larutan]sisa glukosa.
adsorpsi rata-rata Kompleks Cu-sitrat di dalamnya terjadi
(menit) ikatan kovalen koordinasi yang menyebabkan
1 15 0,078 6,1099 ikatan antara Cu2+ dengan sitrat sangat kuat
2 30 0,066 4,8278 dan gugus sitrat mempunyai gugus yang besar
3 45 0,085 6,8425 yang mengakibatkan halangan steriknya besar
sehingga kompleks Cu-sitrat yang direaksikan
dengan glukosa mengalami reaksi transfer
Pada Tabel 2 tampak bahwa waktu adsorpsi elektron. Reaksi yang terjadi dapat di lihat pada
30 menit konsentrasi larutan sisa paling kecil. Gambar 9.
Hal ini menunjukkan bahwa leaching paling Jadi dalam reaksi reduksi oksidasi senyawa
kecil sehingga kekuatan immobilisasinya kompleks, antara reduktor dengan oksidator
paling besar. (antara nukleofil dengan logam pusat) tidak
Karakterisasi fisik lainnya untuk film nata harus bertemu secara langsung. Perubahan fisik
de coco adalah penentuan kerapatan. Hasil sebelum dan sesudah bereaksi dapat di lihat
kerapatan yang diperoleh adalah 0,21 g/cm3. pada Gambar 10.
CHO
H OH
2+ HO H
Cu + Cu2O + asam glukonat
H OH
H OH produk reduksi kecoklatan
CH2OH
glukosa
Gambar 9. Reaksi reduksi oksidasi glukosa dengan Cu2+.
(a) (b)
Gambar 10. Karakter fisik selulosa nata-Benedict sebelum (a) dan sesudah bereaksi dengan
glukosa (b).
Jurnal ILMU DASAR Vol. 12 No. 2. 2011 : 200 – 209 207
133.00
y = -0.001x + 131.68
132.00
R2 = 0.9895
131.00
Intensitas
130.00
129.00
128.00
127.00
126.00
0 1000 2000 3000 4000 5000
Gambar 4.16 Kurva kalibrasi
[Glukosa] metode
Standard (ppm)adsorpsi.
Warna yang dihasilkan dapat dikategorikan Karakterisasi yang digunakan adalah perubahan
menjadi tiga, yaitu kuning, jingga, dan merah warna setelah bereaksi dengan glukosa dengan
bata. Warna ini menunjukkan peningkatan pemanasan pada konsentrasi glukosa 1000
konsentrasi glukosa, dari konsentrasi rendah ke ppm.
tinggi. Pemisahan ini juga ditunjukkan dari Berdasarkan Gambar 11 tampak bahwa
penentuan panjang gelombang maksimum dari perubahan warna sensor tersebut relatif tetap
setiap perubahan warna. dari sehari sampai enam hari waktu
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel penyimpanan. Hal ini dapat dikatakan bahwa
3, untuk penentuan konsentrasi glukosa sampel sampai dengan waktu simpan enam hari film
dengan menggunakan spektrometer reflektan, nata de coco-benedict masih dapat digunakan
maka panjang gelombang yang digunakan untuk sensor glukosa.
adalah panjang gelombang maksimum warna
jingga. Klasifikasi warna yang dihasilkan Karakteristik sensor selulosa nata-benedict
tersebut lebih untuk analisa kualitatif, terhadap glukosa
sedangkan pengukuran dengan menggunakan Karakteristik sensor selulosa nata-Benedict
spektrometer untuk analisa secara kuantitatif. secara spektrofotometri dalam pengukurannya
Penentuan waktu pakai sensor glukosa ini terhadap glukosa ini meliputi linier range, limit
dilakukan sampai waktu enam hari. deteksi, sensitivitas, reprodusibilitas.
208 Karakterisasi Film.............. (Dwi Indarti & Asnawati)
sebesar 0,9895, limit deteksi sebesar 780 ppm, Mulyasuryani A & Srihardiastutie A. 2011.
sensitivitas sebesar 0,001, reprodusibilitas Conductimetric Biosensor for the Detection of
sebesar 0,2013% pada metode adsorpsi. Hasil Uric Acid by Immobilization Uricase on Nata de
pengukuran kadar gula sampel urin CocoMembrane-Pt Electrode. Analytical
Chemistry Insights. 6: 47–51.
menggunakan sensor metode adsorpsi Piluharto B. 2001. Kajian sifat fisik Film Tipis Nata
bersesuaian dengan data kadar gula De Coco Sebagai Membran Ultrafiltrasi
menggunakan reagen Nelson tetapi berbeda Shibazaki H. 1993, Bacterial Cellulose Membrane
signifikan dengan data kadar gula di darah. As Separation Medium, J. of Appied Polymer
Science. 50.
DAFTAR PUSTAKA Shirale DJ, Gade VK, Gaikwad PD, Savale PA,
Kharat HJ, Kakde KP, Pathan AJ & Shirsat MD.
David JH, Peck & Helena. 1998. Analitycal 2006. Studies of immobilized glucose oxidase
Biochemistry. Thirt edition, logman, New York. on galvanostatically synthesized poly(N-
Eggins, BR. 1997. Biosensor : An Intruduction. New methylpyrrole) film with PVS-NaNO3
York : John Wiley and Sons. composite dopant. Int. J. Electrochem. Sci. 1:
Gaikwad PD, Shirale DJ, Gade VK, Savale PA, 62-70.
Kharat HJ, Kakde KP & Shirsat MD. 2006. Soln R, Dockb E, Christenson A, Winther-Nielsen
Immobilization of GOD on Electrochemically M, Carlssond C, Emn´eus J, Ruzgas T. Skl´adal
Synthesized PANI Film by Cross-linking via P. 2005. Amperometric screen-printed biosensor
Glutaraldehyde for Determination of Glucose. arrays with co-immobilised oxidoreductases and
Int. J. Electrochem. Sci.1: 425-434. cholinesterases. Anal. Chim. Acta. 528: 9–19.
Hans Diehl. 1995. Waspadai Diabetes Mellitus, Tanabe T, Hamasaki K & Ueno A. 2001.
Kolesterol, Hipertensi. Indasia Publishing House Immobilized Fluorescent Cyclodexteri on a
Bandung. Cellulose Membrane as a Chemosensor for
Iguchi M. 2000. Review Bacterial Cellulose-A Molecule detection. Anal. Chem. 73 : 3126-
Masterpiece of Nature’s Arts. J. Material 3130.
Science. 35. Wang HJ, Zhou CM, Peng F & Yu H. 2007 Glucose
Kiso Y, Kitao T, Nishimura K. 1999. Adsorption biosensor based on platinum nanoparticles
properties of cyclic compound on cellulose supported sulfonated-carbon nanotubes modified
acetate. J Appl Polym Sci. 71: 1657-1663. glassy carbon electrode. Int. J. Electrochem.
Kuswandi B & Naranaswamy R 1999. Capillarry Sci.2: 508 – 516.
Optode: Determination of Mercury (II) in Wang X, Ke-Xue Z & Hui-Ming Z. 2011.
Aqeous Solution. Analytical Letter. Immobilization of Glucose Oxidase in Alginate-
Kuswandi B & Naranaswamy R. 1999. Solid State Chitosan Microcapsules. Int. J. Mol. Sci. 12:
Reagen Base on Immobilised Thiazolylazo Dyes 3042-3045
of Optical Toxid Metal Ions Sensing in Flow Zhu J, Zhu Z, Lai Z, Wang R, Guo X, Wu X,.Zhang
System, Eurosensors. 5A2. G, Zhang Z, Wang Y & Chen Z. 2002. Planar
Lehninger, 1997, Dasar-dasar Biokimia, Jilid I, Amperometric Glucose Sensor Based on
terjemahan Aloysius, Erlangga, Jakarta. Glucose Oxidase Immobilized by Chitosan Film
on Prussian Blue Layer. Sensors. 2: 127-136.