Magister Akuntansi
Universitas Andalas
2016
1. Pendahuluan
Pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya menaruh harapan
besar terhadap bisnis, direksi, eksekutif, dan akuntan profesional tentang apa yang
dikerjakan dan bagaimana cara mereka melakukannya. Pada saat yang sama,
lingkungan tempat bisnis beroperasi semakin kompleks sehingga hal tersebut menjadi
tantangan etika bagi mereka. Jika mereka sampai melakukan tindakan yang
melanggar etika, maka hal tersebut dapat menimbulkan risiko yang besar dan akan
berpengaruh buruk bagi reputasi dan pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Jadi, sangat dibutuhkan sistem tata kelola perusahaan yang menyediakan
aturan serta akuntabilitas yang tepat untuk kepentingan pemegang saham dan semua
pemangku kepentingan lainnya.
Kerangka Tata Kelola dan Akuntabilitas Modern untuk Pemegang Saham dan
Para Pemangku Kepentingan Lainnya.
Selain itu, peran auditor internal perusahaan adalah untuk menilai apakah
kebijakan perusahaan telah bersifat komprehensif dan terus ditaati. Selain unsur,
SAOG modern haruslah berupa Ethics Officer (EO) yang mengawasi budaya etika
dan berfungsi sebagai orang kepada siapa orang mengungkapkan rahasia.
Sayangnya kode etik yang berdiri sendiri mungkin tidak lebih dari seni etis yang
mengantung di dinding, tetapi jarang dipelajari atau diikuti. Pengalaman
membuktikan bahwa untuk menjadi efektif, kode (etik) harus diperkuat oleh budaya
etika yang komprehensif.
Sering kali karyawan tergoda untuk mengambil jalan pintas etika, dan mereka
melakukannya karena mereka percaya bahwa manajemen puncak mereka
menginginkannya, mereka diperintahkan untuk melakukannya, atau mereka didorong
untuk melakukannya dengan program insentif sesaat atau dapat dimanipulasi.
Kegagalan untuk Mengidentifikasi dan Mengelola Risiko
Biasanya, ada pemeriksaan yang dirancang untuk melindungi aset oleh auditor
internal yang juga akan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan. Auditor eksternal
memeriksa laporan keuangan dan melihat bahwa kontrol internal telah ditetapkan dan
akan memastikan laporan keuangan yang akurat. Namun, mengingat Enron,
WorldCom, dan bencana baru lainnya, kedua jenis auditor sekarang diharapkan untuk
menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari kegiatan yang mencurigakan
dimana ada niat untuk menipu.
Hanya dalam segelintir perusahaan telah ada proses yang sistematis tahunan
yang dirancang untuk memfokuskan perhatian direksi, eksekutif, dan penasehat pada
bidang-bidang dimana tindakan perusahaan mungkin tidak memenuhi harapan
pemangku kepentingan
Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan terjadi ketika penilaian indepenpen atau pengambilan
keputusan seseorang goyah atau ada kemungkinan goyah karena adanya
kepentingan lain yang bergantung pada penilaian tersebut. Sumber utama konflik
kepentingan adalah hubungan dan keluarga dan kepentingan ekonomi.
Tembok Cina/Firewall
Tembok cina tersebut tidak nyata dalam arti tiga dimensi, tetapi merujuk kepada
sekumpulan tindakan multidimensi seperti:
a. Instruksi untuk menjaga reformasi rahasia
b. Instruksi untuk tidak membaca, mendengarkan, atau bertindak berdasarkan tipe
tipe tertentu dari informasi
c. Program pendidikan dan bantuan oleh manajemen puncak
d. Pengawasan dan prosedur penandatanganan kepatuhan
e. Pemeriksaan insider
f. Hambatan fisik untuk transmisi infromasi
g. Penunjukan pejabat kepatuhan (compliance officer) yang akan memantau
efektivitas tembok
h. Sanksi disiplin karena pelanggaran terhadap tembok
G: Keserakahan
O: Kesempatan untuk mengambil keuntungan
N: Perlu untuk apapun yang diambil
E: Harapan Tertangkap yang Rendah
Etika Kepemimpinan
Salah satu unsur penting dari tata kelola dan akuntabilitas perusahaan adalah
“tone at the top” dan peran pimpinan dalam membangun, membina, melaksanakan,
dan memantau budaya perusahaan yang diharapkan. Jika para pemimpin senior atau
junior hanya bersuara untuk menyatakan nilai-nilai yang diinginkan di dalam
perusahaan, maka karyawan akan mempertimbangkan hal tersebut sebagai suatu yang
tidak patut diperhatikan. Meskipun budaya formal organisasi menetapkan nilai
tersebut, namun jika tidak didukung oleh budaya informal maka hal tersebut hanya
akan diangap sebagai suatu ocehan atau istilah lainnya “window dressing”.
Kewajiban Direktur dan Pejabat
Tata kelola etika dan akuntabilitas perusahaan bukan hanya sekedar bisnis
yang bagus, namun merupakan suatu hukum. SOX Seksi 404 mengharuskan
perusahaan meneliti efektivitas sistem pengendalian internal mereka terkait dengan
pelaporan keuangan. CEO, CFO, dan auditor harus melaporkan dan menyatakan
efektivitas tersebut. Pendekatan COSO terkait dengan sistem pengendalian internal
menjelaskan bagaimana cara suatu perusahaan mencapai tujuannnya melalui 4
dimensi, yaitu strategi, operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Melalui 4 dimensi tersebut,
kerangka manajemen etika melibatkan 8 unsur yang saling terkait mengenai cara
manajemen menjalankan perusahaan dan bagaimana mereka terintegrasi dengan
proses manajemen yang meliputi lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi
kejadian, penilaian risiko, tanggapan terhadap risiko, aktivitas pengendalian,
informasi dan komunikasi, dan pemantauan (monitoring).
Etika dan budaya etis perusahaan memainkan peran penting dalam penetapan
pengendalian lingkungan, dan juga dalam menciptakan manajemen risiko etika yang
efektif yang berorientasi pada sistem pengendalian internal dan perilaku yang
dihasilkan. Oleh karena itu, hal tersebut dapat menentukan “tone at the top”, kode
etik, kepedulian pegawai, tekanan untuk memperoleh tujuan yang tidak realistis,
kesediaan manajemen untuk mengabaikan pengendalian, kepatuhan dalam penilaian
kinerja, pemantauan terhadap efektivitas pengendalian internal, program “whistle-
blowing”, dan tindakan perbaikan dalam menanggapi pelanggaran kode etik.
2. Daftar Pustaka
Leonard J. Brooks, Paul Dunn.(2008). Etika Bisnis dan Profesi Untuk Direktur,
Eksekutif, dan Akuntan. Jakarta: Salemba Empat.