Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

ASAM DAN BASA

MATA KULIAN KEPERAWATAN KRITIS

Oleh

Ainur Rofika

Bebaion Idiatmaja

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

2019/2020

KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui ilmu kimia yang khususnya akan
membahas tentang “ASAM DAN BASA”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan dosen pembimbing yang telah
sudi membantu penulis dalam menyusun makalah ini hingga selesai.
Kami minta maaf jika ada kekurangan dalam makalah ini dan kami mohon kritik dan sarannya
kepada para pembaca agar kami bisa memperbaiki kesalahan dan untuk mempermudah kami
dalam menyusun makalah yang lainnya dimasa mendatang.

Surabaya, 9 Desember 2019

Ainur dan Bebaion

ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..................................................................................................................... i
Daftar isi .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1

BAB II TUJUAN PUSTAKA


2.1Teori Asam dan Basa ............................................................................................ 2
2.2Teori Arrhenius .................................................................................................... 2
2.3 Teori Brønsted-Lowry ......................................................................................... 3
2.4 Menamai Asam Anorganik ............................................................................. 6
2.5 Struktur Senyawa Hidroksi.............................................................................. 6
2.6 Penetralan ............................................................................................................ 7
2.7 Teori Asam Basa Lewis .................................................................................. 7

2.8 larutan Dapar (buffer) dan Indikator ................................................................... 8


2.9 asam poliprotik (berbasa banyak) lemah.............................................................. 9
2.10 Tetapan keseimbangan semu ............................................................................... 10
2.11 Titrasi ................................................................................................................... 10
CONTOH SOAL ........................................................................................... 11
BAB III PERMASALAHAN (STUDI KASUS)
3.1 Aplikasi dalam Industi ......................................................................................... 14
3.2 Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari .................................................................. 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 17
Daftar pustaka .............................................................................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa
berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian besar
bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, detergen, dll.) adalah basa.
Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan asam.

Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman
tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga dapat
ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan
mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.

Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam
berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa
lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti
makanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau
dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulis membuat makalah ini yaitu,
1. Agar kita dapat membedakan antara asam dan basa
2.Mengetahui manfaat asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari

1.3 Manfaat penulisan


Manfaat dari penulisan ini untuk memberikan pemahaman yang tepat tentang asam dan
basa kepada semua pihak yang membacanya, baik dikalangan umum maupun dikalangan
mahasiswa khususnya.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa, atau netral. Kita dapat menentukan
apakah zat atau senyawa tersebut asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator.
Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru, lakmus merah yang dimuat di
laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam basa dengan bahan dari alam,
seperti bunga kembang sepatu, bunga bogenuil, bunga mawar, kunyit dan sebagainya. Zat
warna dari bahan – bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam larutan asam, basa,
maupun netral.

2.1 Teori Asam dan Basa


Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa
asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa disebut korosif. Asam
juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas Hidrogen, sebagai indikator
sederhana terhadap senyawa asam, dapat digunakan kertas lakmus, dimana asam dapat
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Asam klorida dalam geteh pencernaan
dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam cuka, asam karbonat yang
memberikan rasa segar dalam minuman berkarbonat, dan asam sitratyang dikandung dalam
berbagai jeruk.
Basa merupakan zat yang memiliki sifat – sifat yang spesifik, seperti lilin. Jika
mengenai kulit kulit dan terasa getir, serta dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi
biru. Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa amonia, lazim digunakan
dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih sebagai pemati hama.
2.2 Teori Arrhenius
Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang melepaskan ion H+ atau H3O+ dalam
air. Sedangkan basa adalah senyawa yang melepas ion OH- dalam air. Bila asam dan basa
direaksikan, maka produk yang akan terbentuk adalah senyawa netral (yang disebut garam)
dan air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi pembentukan garam atau reaksi penetralan, yang
akan mengurangi ion H+ dan OH- serta menghilangkan sifat asam dan basa dalam larutan
secara bersamaan. Jika asam yang bereaksi dengan basa adalah asam poliprotik, maka akan
dihasilkan lebih dari satu jenis garam. Misalnya pada rekasi antara NaOH dengan H₂SO4

2.3 Teori Brønsted-Lowry


2
Teori Brønsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan oleh Johannes
Nicolaus Brønsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah. Dalam teori
ini, asam Brønsted didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan
atau "mendonorkan" kation hidrogen (proton, H+), dan basa Brønsted sebagai spesi kimia
yang mampu menarik atau "menerima" kation hidrogen (proton).
2.3.1 Larutan air asam dan basa (Aqueous Solution of acids and bases)
Asam monoprotik yaitu molekul yang mampu menyumbangkan satu proton ke
sebuah molekul air. Karena penyumbangan proton adalah suatu reaksi yang reversible,
tiap asam haruslah membentuk basa dengan menyumbang kan protonnya itu. Serupa
pula, tiap basa harus membentuk suatu asam dengan menerima sebuah proton.
Hubungan ini dikatakan sebagai konjugat.
Asam poliprotik. Asam, seperti H2 SO4 , H3 PO4 , dan H2 CO3 , dengan molekul yang
mampu menyumbangkan lebih dari satu proton disebut asam poliprotik. Karena
molekul H2 SO4 , dan H2 CO3 dapat menyumbangkan dua proton, mereka juga disebut
asam diprotik, asam dengan molekul yang dapat menyumbangkan tiga proton, seperti
H3 PO4 , juga disebut triprotic.
Ion atau molekul yang dapat baik menyumbang atau pun menerima sebuah proton
dikatakan bersifat amfiprotik.
Basa, sifat-sifat yang lazim untuk larutan air dari basa-basa disebabkan oleh ion
hidroksida (OH − ), suatu basa Brønsted-Lowry. Hidroksida ionic dari unsur-unsur
IAdan IIA adalah basa-basa kuat. Karena ion hidroksida telah ada dalam senyawa-
senyawa ini, cukuplah bila zat-zat ini melarut dalam air dan memberikan ion-ion
hidroksida yang merupakan karakteristik dari suatu larutan basa. Basa NaOH dan KOH,
yang dapat memberikan 1 mol ion hidroksida per mol senyawa, disebut basa
monohidroksi. Karena 2 mol ion hidroksida diberikan per mol Ca(OH)2 dan Ba(OH)2,
maka senyawa ini disebut basa dihidroksi
2.3.2 Kuat Relative Asam dan Basa
kuat suatu asam, HA, dalam larutan air merupakan suatu ukuran dari
kecendrungannya menyumbangkan sebuah proton kepada sebuah molekul air:
HA + H2 O H3 O+ + A−
Sejauh mana reaksi ini berlangsung dari kiri kekanan juga merupakan kecenderungan
dari basa konjugat, A− , untuk menerima sebuah proton dari H3 O+ :
H3 O+ + A− HA + H2 O
Azas mendasar bagi tingkatan ini adalah makin kuat asam itu, makin lemah basa
konjugatnya. Di antara ketika asam, HCl, HC2 H3 O2 , dan HCN, yang terkuat ialah HCl
3
dan yang terlemah ialah HCN. Di antara ketiga basa, Cl− , C2 H3 O− −
2 , dan CN , basa

terkuat adalah CN − dan yang terlemah Cl− .


Efek pendataran (leveling effect) yaitu, reaksi suatu pelarut untuk mengurangi
reagensia yang berlainan menjadi sama kuat. Dalam pelarut-pelarut tertentu, mudah
untuk menunjukkan bahwa HClO4 merupakan asam yang lebih kuat daripada HNO3.
Sebagai lebih kuat daripada H3O+, membentuk larutan dengan kuat asam yang praktis
sama, karena air merupakan basa yang cukup kuat untuk mengambil proton dari
masing-masing asam yang lebih kuat daripada H3O+. untuk asam sangat kuat apa saja,
HA, pengionan dalam air,
HA + H2O H3O+ + A-
Pada hakekatnya berlangsung lengkap. Ini berarti bahwa asam apa saja yang lebih kuat
daripada H3O+, akan begitu saja membentuk H3O+ dalam larutan air , jadi H3O+
merupakan asam terkuat yang dapat berada dalam larutan air.
Air mempunyai efek pendataran terhadap basa apa saja yang kebasaannya lebih
besar daripada OH-. Jika natrium amida, NaNH2, bersentuhan dengan air, akan
berlangsung reaksi sebagai berikut:
NH2- + H2O NH3 + OH-
Basa yang sangat kuat, NH2-, tak dapat berada dalam larutan air. Demikian pula O2-.
Kedua penerima proton yang kuat ini akan didatarkan untuk membentuk larutan ion
OH-, karena OH- adalah basa terkuat yang dapat berada dalam larutan air.
Pelarut-pelarut ini juga mendatarkan kekuatan asam dan basa yang potensial
(tersenbunyi kekuatannya). Dalam ammonia cair, asam yang lebih kuat dari NH4+ akan
didatarkan kekuatannya menjadi sana dengan kekuatan NH4+. Basa terkuat yang
mungkin dalam amonia adalah, NH2-.
2.3.3 Reaksi Asam-Basa dalam Larutan Garam dalam Air
Dalam air murni terdaat ion H+ (atau H3O+) dari ion OH- dalam konsentrasi yang
sama, yang sangat kecil. Bila konsentrasi H+ sama dengan konsentrasi OH- maka
larutan disebut netral. Jika konsentrasi H+ lebih tinggi daripada konsentrasi OH-, maka
larutan itu bersifat asam. Jika konsentrasi OH- lebih tinggi daripada konsentrasi H+,
larutan bersifat basa.
Larutan air dari garam-garam dapat bersifat asam, basa atau netral, bergantung pada
garamnya. Suatu larutan air (dari) ammonium klorida, NH4Cl, memerahkan lakmus
biru; jadi, lrutan ini bersifat asam. Suatu larutan air (dari) natrium asetat, NaC2H3O2,
mempunyai efek sebaliknya dan membirukan lakmus merah; jadi larutan ini bersifat

4
basa. Suatu latutan air (dari) natrium klorida, NaCl, atau ammonium asetat,
NH4C2H3O2, tak mempunyai pengaruh pada lakmus dan mestilah bersifat netral.
Untuk menerangkan perbedaan ini, haruslah diperhatikan reaksi kation atau anion
(atau keduanya) dari suatu garam dengan air, suatu proses yang dikenal sebagai
hidrolisis. Hidrolisis adalah reaksi ntara zat apa saja dan air, serta takterbatas pada
larutan garam. Contoh hidrolisis ialah pengionan asam asetat dalam air
HC2H3O2 + H2 ↔ H3O+ + C2H3O2-
Dan pengionan amonia dalam air
NH3 + H2O ↔ NH4+ + OH-
Reaksi ion garam dengan air yang mengubah keasaman melibatkan transfer proton
dan adalah reaksi-reaksi hidrolisis. Akan diperiksa keempat kasus berikut ini bila garam
dilarutkan dalam air.
1. basa Baik kation maupun anion garam itu tidak cukup bersikap sebagai asam
maupun. Garam yang terdiri dari kation (Li+, Na+, K+, Ba2+, Sr2+) dari basa kuat, dan
anion (Cl-, NO3-, SO42-) dari asam kuat membentuk larutan netral. Contoh disamping
NaCl adalah kalium klorida KCl; barium klorida, BaCl2; strontium nitrat, Sr(NO3)2.
Dalam larutan air garam-garam ini, kation tidak banyak bereaksi dangan air
(terhidrolisis) untuk membentuk ion H+, dan anion tidak banyak bereaksi dengan
molekul air untuk membentuk ion OH-.
2. Kation garam itu bertindak sebagai asam, tetapi anionnya tidak cukup bersifat
sebagai basa. Garam yang terdiri dari kation (dari) basa lemah dan anion (dari) asam
kuat membentuk larutan yang bersifat asam. Contohnya adalah ammonium klorida,
NH4Cl, dan ammonium nitrat, NH4NO3. Dalam larutam air (dari) garam-garam ini,
ion NH4+ berfungsi sebagai asam. Karena ion Cl- dan NO3- adalah basa yang sangat
lemah, mereka tidak cukup berfungsi sebagai basa dalam air.
3. Anion dari garam bertindak sebagai basa, tetapi kationnya tidak bertindak cukup
sebagai asam. Garam yang terdiri dari kation (dari) basa kuat dan anion (dari) asam
lemah, membentuk larutam yang bersifat basa. Contohnya adalah natrium asetat,
NaC2H3O2, dan natrium sianida, NaCN. Karena ion natrium adalah kation dari suatu
basa kuat, maka kation ini tidak cukup berfungsi sebagai asam. Ion asetat dan
sianida berfungsi sebagai basa. Karena ion sianida lebih kuat daripada ion asetat,
suatu larutan NaCN lebih bersifat basa daripada larutan NaC2H3O2 yang ekuimolar.
4. Kation garam bertindak sebagai suatu asam, dan anion bertindak sebagai suatu
basa. Dengan garam yang terdiri dari kation basa lemah dan anion asam lemah,

5
kedua ion itu akan mengalami hidrolisis. Larutan yang terdiri bersifat netral, asam
atau basa, bergantung pada kuat relative kation asam dan anion basa itu.
2.4 Menamai Asam Anorganik
Kedua kelas asam anorganik yang paling lazim adalah (1) asam biner dan yang bertalian
dan (2) asam-oksi terner, yang mengandung satu atau lebih atom oksigen yang terikat pada
suatu unsur selain hidrogen. Asam-asam yang dikenal sering dirujuk baik dengan nama
senyawa mereka, dengan nama trivial atau nama lazim mereka sesuai dengan kebiasaan
yang telah mapan selama bertahun-tahun.
2.4.1 Asam Biner dan yang Bertalian
Kelas ini mencakup hidrogen halide, hidrogen sulfide dan hidrogen sianida. Akan
nama lazim ini dariasam menyatakan unsur induknya, misalnya, klor – untuk klor. Nama
itu mencakup akhiran –ida dan kata “asam” sebagai ganti “hidrogen”. (Nama lazim
dalam bahasa inggris terdiri dari akar nama dan awalan hydro- dan akhiran –ic).
2.4.2 asam-oksi terner
Nama sistematik asam-asam dalam kelas ini, tepat sama seperti untuk senyawa biner
dan yang bertalian, yakni didasarkan pada nama anion yang terbentuk setelah protonnya
diambil. Nama lazim untuk asam-asam-oksi adalah dengan menggunakan kata “asam”
sebagai ganti “hidrogen”. (Nama lazim inggris: akhiran –ic yang berpadanan dengan –
ate atau –ous yang berpadanan dengan –ite).
2.5 Struktur Senyawa Hidroksi
Dalam asam-asam-oksi seperti HNO3, H2SO4, dan HClO, dan dalam basa-oksi seperti
NaOH dan Ca(OH)2, tiap atom hidrogen terikat secara kovalen pada sebuah atom oksigen.
Jika unsur yang terikat itu mempunyai keelektronegatifan yang rendah, maka tarikannya
terhadap sepasang electron tidak kuat, dan senyawa ion bersifat ionic. Semua hidroksida
unsure grup IA dan IIA adalah senyawa ion.
Na+, [ O−H]- Ca2+, 2[ O−H]-
Ion hidroksida dibebaskan bila hidroksiaionik ini melarut kedalam air.
Jika unsur yang diikat pada gugus OH mempunyai keelektronegatifan yang tinggi,unsur
ini menarik pasangan electron dengan kuat,seperti oksigen.Akibatnya akan terbentuk ikatan
kovalen ,bukannya ikatan ion,antara unsur itu dan oksigen.gaya tarik yang kuat terhadap
elektron – electron oleh unsur itu dan oleh oksigen menyebabkan ikatan antara oksigen dan
hidrogen menjadi sangat polar , sehingga inti hidrogen mudah diambil oleh gugus pencari
proton.
Secara umum ,makin banyak atom oksigen yang terikat pada unsur bukan logam yang
lain ,dalam suatu senyawa hidroksi,makin kuat asam itu.
6
2.6 Penetralan
Asam kuat dan basa kuat .bila kuantitas ekuimolar dari suatu asam kuat seperi asam
klorida ,HCl ,dan suatu basa kuat seperti natrium hidroksida,NaOH,dicampur dalam suatu
larutan air ,ion hidronium dari asam dan ion hidroksida dari basa,akan bersenyawa
membentuk air. .reaksi ini dikenal sebagai penetralan.
Setelah reaksi antara asam kloridadan natrium hidroksida lengkap,tinggallah larutan dari
ion
2.7 Teori Asam-Basa Lewis
Pada teori asam-basa Arrhenius tidak dijelaskan perilaku asam-basa dalam larutan tidak
berair dan pada teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak diterangkan akan adanya sistem yang
tidak terprotonasi. G.N. Lewis, pada tahun 1923, mengemukakan teori asam-basa dalam
buku Thermodynamics and the Free Energy of Chemical Substances .

Menurut Lewis:
- Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari zat/senyawa lain
untuk membentuk ikatan baru.
- Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari zat/senyawa
lain untuk membentuk ikatan baru.

Produk dari reaksi asam-basa Lewis merupakan senyawa kompleks. Proton merupakan
asam Lewis. Lewis mengembangkan reaksi asam-basa yang menyangkut zat/senyawa yang
tidak mempunyai atom H dalam senyawanya

Secara umum, reaksi asam-basa Lewis terjadi apabila ada basa yang mendonorkan
pasangan elektronnya dan asam yang menerima pasangan elektron tersebut untuk
membentuk ikatan baru. Produk yang terjadi dari reaksi asam-basa Lewis disebut dengan
senyawa kompleks (adduct) dan ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen koordinasi.
Contoh sederhana dari reaksi asam-basa Lewis adalah reaksi pembentukan ion hidronium
dan ion amonium.

Untuk melihat hubungan asam Lewis dengan asam Bronsted-Lowry adalah dengan cara
meninjau reaksi antara amonia dengan gas hidrogen klorida.

Di beberapa buku dikatakan bahwa amonia mendonorkan pasangan elektron bebasnya


kepada ion hidrogen, suatu proton sederhana yang tidak mengandung elektron di sekitarnya.
7
+
Hal ini merupakan suatu kesalah pahaman. Kita tidak bisa menemukan H bebas dalam
+ +
suatu sistem kimia. Ion H sangat reaktif sehingga ion H selalu terikat pada sesuatu. Tidak
akan pernah ditemukan ion hidrogen bebas dalam molekul HCl. Dalam molekul HCl tidak
terdapat orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron bebas.

2.8 Larutan Dapar (Buffer) dan Indikator


Jika [H+] (atau pH) suatu larutan tidak banyak terpengaruh oleh penambahan asam dan
basa dalam jumlah kecil, larutan itu di sebut bersifat dapar (buffer). Larutan akan
mempunyai sifat-sifat berikut jika mengandung asam lema maupun basa lemah, dalam
jumlah agak besar. Jika asam kuat dalam jumlah kecil di tambahkan kepada larutan
demikian, kebanyakan H+ yang akan ditambahkan bergabung dengan basa lemah dari dapar
itu dalam jumlah yang equifalen dan membentuk asam konjugasi dari basa lemah itu.

Indikator Asam dan Basa


Indikator merupakan kebalikan dari dapar. Indicator adalah pasangan asam-basa
konjugasi yang terdapat dalam konsentrasi molar kecil sehingga tidak mempengaruhi pH
larutan keseluruhan.
HIn  H+ +In-
𝐻𝐼𝑛
Maka, [H+] = Ka x 𝐼𝑛−

Indikator dapat membedakan larutan, apakah asam, basa, atau netral. Indikator asam basa
adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan mengetahui kisaran
pH dalam larutan tersebut. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna
berbeda dibanding indikator terionisasi.
Indikator buatan adalah indikator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik alat –
alat kimia, kita tinggal menggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa, dan
garam biasanya menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus merah dan
lakmus biru. Indikator buatan lainnya adalah indikator universal, indikator asam basa
seperti fenolptalin dan metal jingga. Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa
juga dapat digunakan untuk menentikan derajat keasaman atau pH larutan.

Cara membuat indicator asam basa alami, yaitu :


1. Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.
2. Menambahkan sedikit aquades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
8
3. Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan diteteskan pada keramik.
4. Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak
dapat berubah warna
2.9 Asam Poliprotik (Berbasa Banyak) Lemah
Jika terdapat kemungkinan terjadinya ionisasi rangkap banyak, H2S dan H2CO3, setiap
tahap ionisasi itu mempunyai ketetapan keseimbangannya sendiri-sendi, berbagai tetapan
itu biasanya di bedakan dengan menggunakan subskrips.

[𝐻 + ][𝐻𝑆 − ]
Ionisasi primer : H2S H+ + HS- K1 = [𝐻2𝑆]

[𝐻+][𝑆 2− ]
Ionisasi Sekunder : HS-  H+ + S2- K2 = [𝐻𝑆 − ]

Tetapan ionisasi sekunder asam polipotik selalu lebih kecil dari yang primer (K2 < K1);
yang ketiga, jika ada, lebih kecil lagi dari yang kedua; demikian seterusnya.
Namun, harus jelas bahwa [H+] berarti konsentrasi nyata ion hydrogen di dalam larutan.
Dalam campuran air yang mengandung beberapa macam asam, asam-asam itu mempunyai
peranan dalam memberikan konsentrasi hydrogen di dalam larutan, tetapi karna hanya ada
satu nilai [H+] dalam setiap larutan tertentu, harus sekaligus memenuhi kondisi
keseimbangan untuk berbagai asam itu.
Dalam hal asam poliprotik, K1 biasanya lebih besar dari K2. Sehingga hanya keseimbangan
K1 saja yang harus di perhatikan dalam mnghitung [H+] di dalam larutan asam itu.

2.10 Tetapan Keseimbangan Semu


Penyederhanaan system keseimbangan rangkap sering di gunakan dalam reaksi-reaksi
biokimia atau reaksi organic lainnya, yang melibatkan asam dan basa.
Contoh :
CH3CO2PO32- + H20  HPO42- + H+

Di samping reaksi hidrolisis fundamental di atas, terdapat keseimbangan-keseimbangan


asam-basa secara sendiri-sendiri untuk asetil-fosfat, asetat, dan ion hydrogen fosfat. Asetil
fosfat atau [AcP] mungkin di gunakan untuk menyatakan jumlah konsentrasi semua bentuk
ion dan
bukan ion daripada asam asetil fosfat, dan [fosfat] atau [P1] untuk menandai semua bentuk
anorganik asam fosfat dan basa konjugasinya yang berurutan. Penyebaran antara asetil
fosfat dan hasil hidrolisisnya tentu bergantung pada pH, tidak hanya karna H+ merupakan
9
hasil hidrolisis tetapi juga karena penyebaran dari ketiga zat lain (kecuali air). Bentuk-
bentuk asam atau konjugasinya bergantung pada pH. Digunakan suatu konvensi untuk
menentukan K1, yaitu ketetapan keseimbangan semu (apparent equilibrium constant) yang
sesuai dengan nilai pH tertentu, dimana digunakan konsentrasi stoikiometri dan bukan
konsentrasi spesies dalam tahap ionisasi tertentu.

[𝐴𝑐][𝑃1 ]
K1 = [𝐴𝑐𝑃]

Nilai Ph yang paling umum untuk menentukan K1 ialah 7, yaitu hamper mendekati nilai
fisiologi. Walaupun keseimbangan sebenarnya, tidak bergantung pada pH, namun
perubahan nilai K1 terhadap nilai pH dapat di hitung atau di tentukan secara empiris, pH
akan di anggap sebagai suatu fariabel tak gayut (independen), seperti suhu.
2.11 Titrasi
Tritasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu
yang akan dianalisis. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang
konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri.

CONTOH SOAL :

1. Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 10− 4 M dengan
tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Pembahasan
Menghitung pH larutan atau pOH larutan.
Diketahui data:
[H+] = 10−4, dengan rumus yang pertama untuk mencari pH

Sehingga:

10
ingat kembali rumus logaritma:

2. Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 3. Tentukan besar konsentrasi ion H+
dalam larutan tersebut!

Pembahasan
Data:
pH = 3
[H+] = .....

3. Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 2,7. Tentukan besar konsentrasi ion H+
dalam larutan tersebut dengan tanpa kalkulator, diberikan log 2 = 0,3!

Pembahasan
Data:
pH = 2,7
[H+] = .....

11
4. Suatu larutan memiliki pH = 2. Tentukan pH larutan jika diencerkan dengan air seratus
kali!

Pembahasan
Data:
Diencerkan 100 x berarti V2 = 100 V1
pH = 2, berarti [H+] = 10−2
pH setelah diencerkan =....

V2M2 = V1M1

BAB III

PERMASALAHAN (STUDI KASUS)

3.1 APLIKASI DALAM INDUSTRI

Semua aspek kehidupan mengan dung asam dan basa.

- untuk analisis kandungan COD dalam limbah, menggunakan larutan buffer (penyangga)
asam basa, dan larutan asam sulfat.

12
- larutan buffer lain dalam analisis kandungan zat dalam limbah.

- untuk mengawetkan makanan, sehingga ada makanan yang diasamkan.

- untuk membantu pelarutan bahan baku industry.

- untuk membersihkan kotoran yang melekat di mesin (sabun/detergen).

3.2 APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Contoh-contoh Asam

Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan, minuman,
buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita.

Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam
gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka makan.
Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem
pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral
adalah asam klorida yang digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil
dan asam fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca.
Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan asam lemah.
Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidrogen yang
bermuatan positif (ion H+) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H+ yang
dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.

Berikut ini adalah tabel beberapa contoh asam kuat dan asam lemah.

13
Contoh-contoh Basa

Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk mengenali zat basa.
Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan adalah:

1. Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku
pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan
pembersih lantai
2. Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri
lambung (antasid)
3. Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku
pupuk urea

Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. Berikut ini tabel beberapa contoh basa kuat
dan basa lemah:

14
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan
pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton

15
(ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari
suatu basa.
Asam terbagi atas dua maca yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam mempunyai rasa asam dan
bersifat korosif.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa
memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua macam yaitu basa
kuat dan basa lemah. Basa mempunyai rasa pahit dan merusak kulit, terasa licin seperti sabun
bila terkena kulit. Dan dapat menetralkan asam.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral. Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam. Jika pH > 7,
maka larutan bersifat basa.

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, kleinfelter, wood,(1989), kimia untuk universitas, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/konsep-ph-poh-dan-
pkw/

16
http://www.smkn1bandung.com/modul/adaptip/adaptif_kimia/larutan_asam_dan_basa.pdf
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/sifat-sifat-asam-basa-
dan-garam/

17
18

Anda mungkin juga menyukai