Bab 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan
salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk
Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 penyakit
jantung coroner menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.
Prevalensi penyakit jantung koroner sebanyak 7,2% (Zahrawardani, 2013). Pada tahun 2009
penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian peringkat pertama di Indonesia
dengan persentase kematian sebesar 11,06% (Kemenkes, 2010). Menurut data dari Riskesdas
pada tahun 2010, secara global penyakit ini akan menjadi penyebab kematian pertama di
negara berkembang, menggantikan kematian akibat infeksi dan diperkirakan bahwa diseluruh
dunia dan di Indonesia dilaporkan PJK merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh
kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang
disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat orang yang
meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor risiko mempunyai peran penting
timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik, hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor
lain yang saling terkait.

Modifikasi faktor risiko merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan dalam upaya
pencegahan penyakit jantung dan kardiovaskular, terutama modifikasi pola makan atau diet.
Pengaturan diet merupakan salah satu upaya strategis untuk memperkecil resiko penyakit
jantung koroner. Modifikasi pola makan dilakukan dengan mengurangi atau mengganti
asupan makanan yang tidak sehat menjadi makanan yang mengandung banyak serat. Hasil
dari Medi-Rivage Study mengungkapkan bahwa Diet Mediterania dapat menurunkan risiko
mayor penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kolesterol plasma. Karakteristik diet ini
adalah tinggi minyak zaitun, buah, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan sereal; cukup ikan
dan daging unggas; rendah produk susu, daging merah, daging olahan dan makanan manis
(permen, gula-gula, kue kering) Dalam sebuah tinjauan sistematik, diet Mediterania
mendapatkan peringkat sebagai model diet yang paling mungkin untuk memberikan
perlindungan terhadap penyakit jantung koroner.
Menurut Kemenkes RI, fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health
Care Function) keluarga adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Sedangkan salah satu tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan adalah memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
sakit,.Wujud dari pelaksanaan tugas keluarga di bidang kesehatan tersebut adalah berperan
dalam pemenuhan nutrisi yang salah satunya adalah pelaksanaan diet. Salah satu diet yang
bisa diterapkan adalah diet mediteranian, karena diet ini merupakan diet yang mudah
diaplikasikan dengan bantuan keluarga untuk mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari
sebagai upaya untuk pencegahan penyakit jantung koroner.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam upaya
preventif penyakit jantung koroner menggunakan diet mediteranian dalam keluarga dari
berbagai evidence based practice.
DAFTAR PUSTAKA

Labibah, Z., & Anggraini, D. I. (2016). Diet Mediterania dan Manfaatnya terhadap Kesehatan
Jantung dan Kardiovaskular. Jurnal Majoriity, 5(September), 1–3.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012). Penyakit Tidak Menular.. Vol. 197, pp.
1339–1341. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(01)12146-X

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2017). Program Indonesia Sehat dengan


Pendekatan Keluarga.. http://pispk.kemkes.go.id/id/2017/06/17/konsep-keluarga/

Anda mungkin juga menyukai