Anda di halaman 1dari 8

Damis / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.

4 (2018) : S21-S28 S21

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN TERHADAP


PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DI PESISIR
KECAMATAN SUPPA KABUPATEN PINRANG

ANALYSIS OF FITNESS AND POWER SUPPORT THE ENVIRONMENT OF WATER ON


SEAWEED CULTIVATION DEVELOPMENT Eucheuma cottonii IN SUD DISTRICT
SUPPA DISTRICT PINRANG

Damis
Manajemen Pesisir dan Teknologi Kelautan, Pascasarjana Universitas Muslim Makassar
damis.jumardi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuain lahan dan daya dukung untuk
budidaya rumput laut di Wilayah pesisir Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang, menilai
kelayakan pengembangan budidaya rumput laut; mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan kawasan
budidaya rumput laut; merumuskan strategi pengembangan kawasan budidaya rumput laut
Metode yang digunakan adalah: analisis data spasial dengan metode Sistem Informasi
Geogerafis, analisis SWOT untuk menetukan strategi pengembangan kawasan budidaya
rumput laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas kesesuain lahan untuk budidaya
rumput laut berdasarkan peta kesesuaian lahan adalah sesuai (S) ± 578,57 ha dan tidak
sesuai (N) ± 759,68, sedangkan daya dukung lahan untuk budidaya rumput laut adalah ±
173,571 ha. Prioritas Strategi Pengembangan Rumput Laut berdasarkan hasil analisis
yang dilakukan, ditetapkan 8 strategi Terbaik pengembangan usaha budidaya rumput
laut di Kecamatan Suppa Kabupate Pinrang 1. Mengembangkan pengolahan hasil
budidaya, 2. Memberikan pelatihan secara bertahap. 3. Memberikan penyuluhan secara
bertahap, 4. Mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada, 5. Memperluas areal budidaya,
6. Mengoptimalkan produksi, 7. Peningkatan akses permodalan, 8. Memperluas dan
mempertahankan jaringan pemasaran.
Kata kunci:Budidaya Rumput Laut, Wilayah Pesisir, Kecamatan Suppa

ABSTRACT

This study aims to determine the suitability of land and carrying capacity for
seaweed farming in the coastal area of Suppa District Pinrang Regency, assess the
feasibility of seaweed cultivation development; identify factors of strengths, weaknesses,
opportunities, and threats that affect the development of seaweed cultivation area;
formulating a seaweed cultivation development strategy The method used is: spatial data
analysis with Geogerafis Information System method, SWOT analysis to determine the
strategy of seaweed cultivation area development. The results showed that the width of
Damis / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : S21-S28 S22

land suitability for seaweed cultivation based on land suitability map was appropriate (S) ±
578,57 hectare and not appropriate (N) ± 759,68 hectare, while the carrying capacity of
land for seaweed cultivation is ± 173,571 hectare. Priority of Seaweed Development
Strategy based on the results of the analysis, determined the eight best strategies of
seaweed cultivation business development 1. Develop a cultivation processing, 2. Provide
training gradually. 3. Provide gradual counseling, 4. Optimize existing production capacity,
5. Expand the cultivation area, 6. Optimize production, 7. Increased access to capital, 8.
Expand and maintain network marketing.
Keywords:Seaweed Cultivation, Coastal Area, Sub-District Suppa

PENDAHULUAN waktu yang panjang, oleh karena itu


diperlukan adanya perencanaan
Melihat kenyataan ini orientasi pengembangan budidaya rumput laut
pembangunan perikanan ke depan harus yang sesuai peruntukan bagi pengelolaan
lebih diarahkan kepada perikanan masing-masing kegiatan dengan
budidaya yang mengedepankan aspek mempertimbangkan karakteristik, dan
keberlanjutan. Statistik produksi budidaya daya dukung lingkungan serta menjaga
Indonesia menempati urutan ke-5 setelah kelestarian sumberdaya alam dan
China, India, Jepang dan Philipina lingkungan hidup secara bersama-sama.
dengan volume produksi 2% dari produksi Kondisi perairan laut Kabupaten Pinrang
budidaya dunia. Negara penghasil sangat memungkinkan untuk
budidaya laut masih didominasi oleh Cina pengembangan budidaya rumput laut.
dengan produksi mencapai 32,44 juta ton Pengembangan budidaya rumput laut
atau menguasai 70 % produksi perikanan perlu diarahkan fungsinya, yaitu untuk
budidaya dunia. (FAO dalam Fatahuddin, mewujudkan keselarasan dan keserasian
2016). suatu pembangunan dengan
Pengembangan budidaya rumput pembangunan lainnya, prasarana dan
laut memerlukan sebuah desain lingkungannya, serta menjaga
perencanaan yang menjamin keselamatan pembangunan, bangunan
pengembangan usaha rumput laut, dan lingkungannya.
memberikan gambaran dan arah yang Berdasarkan uraian tersebut di
jelas, komprehensif, multi tahun (multi atas maka hal penting yang diperlukan
years) serta memperhatikan aspek adalah melaksanakan kegiatan potensi
bioekologi, teknis, sosial budaya dan sumberdaya alam pesisir dan lautan yang
ekonomi dengan melibatkan kepentingan mendukung kegiatan budidaya rumput
semua stakeholders. Hal ini perlu laut. Melalui proses pengelolaan pesisir
dilakukan untuk meminimalisasi secara menyeluruh yang mencakup
kerusakan sumberdaya kelautan dan penyusunan zonasi dan arahan
perikanan serta meningkatkan usaha pengembangan kegiatan budidaya
pemanfaatan dan pengembangan rumput rumput laut berdasarkan dengan
laut yang berkelanjutan dalam jangka kesesuaian lahannya dalam rencana tata
Damis / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : S21-S28 S23

ruang, sehingga diharapkan dapat pengembangan budidaya rumput laut di


terlaksana pembangunan Wilayah Pesisir Wilayah Pesisir Kecamatan Suppa
yang menguntungkan dan berkelanjutan, Kabupaten Pinrang.
dengan memperhatikan fungsi preservasi,
konservasi dan fungsi pemanfaatannya. MATERI DAN METODE
Penelitian ini bertujuan untuk Waktu dan Tempat Penelitian
menganalisis kesesuaian lahan budidaya
rumput laut, mengetahui daya dukung Penelitian ini dilakasankan selama
lingkungan untuk mendukung dua bulan, yakni pada bulan Oktober
pengembangan budidaya rumput laut, 2017 sampai Desember 2017. Lokasi
mengetahui strategi dan arahan penelitian di sekitar Kawasan Kecamatan
Suppa, Kabupaten Pinrang.

Gambar 1. Peta kesesuaian lahan rumput laut di wilayah Pesisir Kecamatan Suppa
Kabupaten Pinrang
Alat dan Bahan mengukur kedalaman dan pasang surut,
Alat dan bahan yang digunakan Perahu untuk sebagai alat transportasi,
dalam penelitian ini yaitu GPS untuk Perangkat computer untuk pengolahan
penentuan posisi stasiun pengamatan, analisis data, software Arcgis untuk olah
Thermometer untuk mengukur suhu data SIG, Alat tulis menulis untuk
perairan, pH meter untuk mengukur pencatatan data, Peta rupa bumi untuk
keasaman, Handrefraktometer untuk penentuan titik lokasi penelitian, Data
mengukur salinitas perairan, Kompas Citra Satelit Spot 4 sebagai data primer.
untuk penentuan arah arus, Secchi disk Tahap Penelitian
untuk mengukur tingkat kecerahan,
Tahapan ini dimulai dengan studi
Layangan arus untuk menetukan arah
pendahuluan yang meliputi studi
dan kecepatan arus, Tiang Skala untuk
literatur/pustaka dan diskusi yang
Damis / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : S21-S28 S24

berhubungan dengan ruang lingkup primer diperoleh melalui observasi


penelitian, malakukan survei awal di lapangan pada wilayah penelitian dan
lapangan untuk mengetahui kondisi umum melalui hasil wawancara semi terstruktur
di lapangan, disamping itu juga di lakukan dengan pengguna (stakeholders) yang
pengumpulan data sekunder yang terkait di wilayah tersebut.
berhubungan dengan hal-hal yang akan c. Teknik Penentuan Responden
diteliti, sehingga berdasarkan hasil survei
dan data sekunder ini dapat memudahkan Teknik pengambilan responden
dalam penentuan metode dan teknik dalam rangka menggali informasi/
pengambilan dan analisis data. pendapat stakeholders adalah metode
expert judgement (Pendapat Pakar).
Metode Pengambilan Data Pakar ditentukan secara purposive
Prosedur penelitian ini meliputi sampling. Pakar responden berjumlah 12
kegiatan persiapan/observasi awal di orang, yang merupakan key persons
lapangan, penentuan titik sampel atau (tokoh kunci) yang mewakili kelompok-
pemilihan stasiun pengamatan, kelompok stakeholders yang diperoleh
pengambilan data di lapangan, pada saat identifikasi stakeholders.
pengambilan sampel kemudian Kelompok stakeholders ini meliputi setiap
pengamatan di laboratorium, serta unsur yang terkait dengan pengelolaan
pembuatan laporan. kawasan pesisir di Kecamatan Suppa
a. Tahapan Penentuan Stasiun Kabupaten Pinrang , yaitu dari unsur
birokrasi, akademisi, pelaku usaha, dan
Stasiun pengamatan ditentukan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dengan mempertimbangkan wilayah yang peduli pada pengelolaan pesisir.
penelitian berdasarkan hasil survei awal
d. Parameter Kualitas Air
dan karakteristik kondisi perairan dengan
menggunakan Global Positioning System Pengamatan kulitas air dilakukan di
(GPS), hal ini dilakukan untuk kawasan perairan yang secara eksisting
mempermudah dalam penentuan luasan terdapat kegiatan rumput laut, kawasan
fisik cakupan baik tiap stasiun maupun mangrove, dan kawasan perairan pantai
luasan area pengamatan secara (Effendie H. 2003). Pengamatan kualitas
keseluruhan. air bertujuan untuk menentukan present
b. Pengambilan Data Lapangan status kondisi perairan pesisir yang terkait
dengan kelayakan lingkungan untuk
Data-data yang akan dikumpulkan budidaya rumput laut. Pengamatan
dalam penelitian ini terdiri dari data primer dilakukan sekali satu bulan pada saat
dan data sekunder. Data primer meliputi: terjadi pasang tertinggi dan surut
(i) data fisik-geografi kawasan pesisir, (ii) terendah, dengan masing-masing
data aspirasi masyarakat di wilayah pengamatan pada bulan Oktober sampai
pesisir Kabupaten Pinrang meliputi Desembar 2017.
masalah sosialekonomi-budaya. Data
Damis / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : S21-S28 S25

Model Pengolahan Data kebumian secara tepat, cepat dan terkini


Prosedur pengolahan penelitian ini (up-to date) dengan biaya yang relatif
meliputi penentuan titik sampel atau lebih mudah terjangkau. Zonasi
pemilihan stasiun pengamatan, kesesuaian budidaya rumput laut perlu
pengambilan data di lapangan, memperhatikan faktor yang
pengambilan sampel kemudian mempengaruhi pertumbuhan rumput laut
pengamatan di laboratorium, serta baik faktor lingkungan (Syamsiah. 2007).
pembuatan laporan penelitian. biologi maupun fisik, Adapun Kriteria yang
dikerkomondasikan untuk kegiatan
Metode Analisis Data budidaya rumput laut di sajikan pada
Tabel 1. Metode indeks overlay model
a. Analisis Kesesuaian Lahan
adalah setiap coverage memiliki urutan
Hal yang perlu dilakukan pada kepentingan paling besar diberikan nilai
tahap analisis spasial untuk kesesuaian lebih tinggi ketingkat lebih kecil (Benham
rumput laut, yaitu (i) mengidentifikasi dan Carter, 1994; Subandar, 1998; Rauf,
kondisi substrat dasar perairan dari 2012). Model matematis disajikan sebagai
kenampakan citra satelit spot 4; tahapan berikut:
ini dilakukan diawal kegiatan dengan ∑ Sij. Wi
maksud untuk mendapatkan informasi S=
∑ Wi
awal mengenai sebaran informasi
territorial dan pesisir laut yang mungkin Keterangan:
dijumpai di lokasi dengan teknik S= Indeks terbobot pada area objek atau
penginderaan jauh, dan (ii) melakukan area terpilih
interpretasi citra dengan berbagai metode Sij= Skor pada kelas ke-j dari peta ke-i
analisis dengan maksud untuk W = Bobot pada input peta ke-i
mendapatkan pola sebaran dari hasil N= Jumlah Peta
identifikasi sehingga diperoleh b. Analisis Daya Dukung Lingkungan
kenampakan yang sesuai dengan kondisi untuk Budidaya Rumput Laut
eksisting lokasi penelitian. Agar hasil
yang dicapai dapat Analisis daya dukung perairan
dipertanggungjawabkan, maka hasil untuk pengelolaan budidaya rumput laut
interpretasi tersebut diperkuat dengan di masing-masing wilayah kajian
melakukan ground check point terhadap dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu
lokasi pada wilayah yang menjadi fokus pendekatan kapasitas perairan dan
pengamatan. Untuk memenuhi kebutuhan pendekatan kapasitas asimilasi
data dan informasi mengenai kondisi fisik c. Luas perairan budidaya rumput laut
permukaan bumi tersebut, maka teknologi yang sesuai
penginderaan jauh merupakan salah satu
Luas perairan budidaya rumput laut
alternatif teknologi yang dapat
yang sesuai diperoleh dari hasil analisis
dimanfaatkan mengingat kemampuannya
dalam menghimpun informasi fisik
Damis / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : S21-S28 S26

kesesuaian dengan menggunakan Sistem Keterangan:


Informasi Geografis.
DDL = Daya dukung lahan budidaya
d. Kapasitas Perairan rumput laut (ha)
Kapasitas perairan diartikan LLS = Luas lahan sesuai (ha)
sebagai luasan perairan yang dapat KL = Kapasitas lahan (ha)
dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya Untuk menghitung berapa jumlah
rumput laut. unit budidaya
∆L DDL
KL = X100% JUB =
L LUB
L −L Keterangan:
= X 100% JUB = Jumlah unit budidaya rumput
L
P l −P l laut (unit)
= x 100% DDL = Daya dukung lahan (ha)
Pl
LUB = Luas unit budidaya (unit/ha)
Keterangan:
g. Analisis Strategi dan arah
KL= Kapasitas lahan Pengembangan Budidaya Rumput
∆L= L − L Laut
L = Luas unit budidaya
Pembobotan dan skoring dalam
L =Luas yang sesuai untuk satu unit
analisis SWOT ini dilakukan berdasarkan
budidaya
hasil wawancara dengan teknik RRA
l = Lebar unit budidaya
tersebut, yang kemudian dijustifikasi oleh
l =Lebar yang sesuai untuk satu unit
peneliti dalam bentuk bobot dan skor,
budidaya
tahap analisis digunakan Model Matriks
P = Panjang unit budidaya
SWOT, dimana terdapat 4 strategi yang
P =Panjang yang sesuai untuk satu unit
dapat dihasilkan, yaitu strategi SO, WO,
budidaya
ST, dan WT
e. Luas Unit Budidaya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Luas unit budidaya adalah besaran
yang menunjukkan luasan dari satu unit Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput
budidaya rumput laut, dimana setiap Laut
luasan unit budidaya berbeda-beda
Hasil overlay dari semua parameter
tergantung dari metode budidaya yang
di antaranya gelombang, arus,
digunakan
kedalaman, kecerahan salinitas, suhu,
f. Daya Dukung Perairan pH, DO, nitrat, dan fosfat merupakan
Daya dukung lahan untuk budidaya gabungan data spasial dan atribut dari
rumput laut dapat dihitung dengan suatu wilayah.
menggunakan formula sebagai berikut.
DDL = LLS xKL
Damis / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : S21-S28 S27

Tabel 1. Kualitas air selama dilakukan, ditetapkan 8 strategi Terbaik


Pemeliharaan pengembangan usaha budidaya rumput
laut di Kecamatan Suppa Kabupate
Lokasi Kessuaian Persentase
Luas Pinrang yaitu:
(Kordinat) Rumput Laut (%) 1. Mengembangkan pengolahan hasil
budidaya.
Wilayah Sesuai ± 578,57 43,23 2. Memberikan pelatihan secara
Pesisir Tidak Sesuai ± 759,68 56,77 bertahap.
3. Memberikan penyuluhan secara
Luas Kawasan ± 1.388,25 100 bertahap.
4. Mengoptimalkan kapasitas produksi
Hasil analisis menunjukan bahwa di
5. Memperluas areal budidaya
perairan Kecamatan Suppa mencakup
6. Mengoptimalkan produksi
Wilayah pesisir merupakan lokasi
7. Peningkatan akses permodalan,
dengan kesesuaian lokasi budidaya
8. Memperluas dan mempertahankan
rumput laut sesuai 578,57 ha dan tidak
jaringan pemasara
sesuai 759,68 ha. Selengkapnya disajikan
pada table 1. Pembahasan

Daya Dukung Budidaya Rumput Laut Hasil analisis menunjukan bahwa di


perairan Kecamatan Suppa mencakup
Berdasarkan hasil analisis daya
Wilayah pesisir merupakan lokasi
dukung perairan berdasarkan pendekatan
dengan kesesuaian lokasi budidaya
kapasitas perairan untuk kegiatan
rumput laut sesuai 578,57 ha dan tidak
budidaya rumput laut diperoleh luas
sesuai 759,68 ha, untuk melihat peta
kapasitas lahan disajikan pada tabel 2.
sebaran sesuia dan tidak sesuai untuk
No Uraian Satuan Jumlah budidaya rumput laut dapat dilihat pada
Luas perairan Gambar 1. Daya dukung budidaya rumput
1 (kategori Ha 578,57 laut diketahui luas daya daya dukung
Sesuai) adalah ±173,571 ha. Strategi
Luas satu unit Pengembangan Rumput Laut
2 Ha 0,12
budidaya berdasarkan hasil analisis yang
Daya dukung dilakukan, ditetapkan 8 strategi.
3 Ha 173,57
perairan
Jumlah unit KESIMPULAN
4 unit 1,446
budidaya Berdasarkan hasil penelitian yang
Strategi Pengembangan budidaya telah dilakukan di Wilayah Pesisir
Rumput Laut Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang
maka dapat disimpulkan sebagi berikut :
Hasil analisis Prioritas Strategi
Pengembangan Rumput Laut 1. Hasil analisis spasial kawasan
berdasarkan hasil analisis yang Wilayah Pesisir Kecapatan Suppa
Damis / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : S21-S28 S28

Kabupaten Pinrang memiliki potensi Effendie H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
kesesuaian lahan yang sesuia untuk Pengelolaan Sumberdaya dan
budidaya rumput laut ± 578,57 ha, dan Lingkungan Perairan. Kanisius.
yang tidak sesuai ± 759,68 ha. Yogyakarta
2. Hasil analisis daya dukung lingkungan Fatahuddin, 2016. Analisis Kesesuaian
untuk mendukung pengembangan dan daya Dukung Perairan Rumput
budidaya rumput laut di pesisir Laut di Pulau Saugi Kecamatan
Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang Liukang Tupabbiring Utara
memiliki daya dukukung seluas Kabupaten Pangkep, Tesis
±173,571 ha Program Pascasarjana. Universitas
3. Hasil analisis Prioritas Strategi Muslim Indonesia. Makassar.
Pengembangan Rumput Laut
berdasarkan hasil analisis yang Khasanah.U.2013. Analisis Kesesuaian
dilakukan, ditetapkan 8 strategi Perairan Untuk Lokasi Budidaya
Terbaik1) Mengembangkan Rumput Laut Eucheuma Cottonii Di
pengolahan hasil budidaya,2) Perairan Kecamatan Sajoanging
Memberikan pelatihan secara Kabupaten Wajo. Skripsi Falkutas
bertahap. 3) Memberikan penyuluhan Perikanan dan Ilmu Kelautan.
secara bertahap, 4) Mengoptimalkan Universitas Hasanuddin. Makassar
kapasitas produksi5) Memperluas Rauf A. 2008. Pengembangan Terpadu
areal budidaya6) Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang Kepulauan
produksi, 7) Peningkatan akses Tanakeke Berbasis Daya
permodalan,8) Memperluasdan Dukung. Disertasi. Bogor: Program
mempertahankan jaringan pemasara. Pascasarjana-IPB.
SARAN Rauf, A., 2012. Carrying Capacity Basis
pengelolaan Terpadu Pulau –
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan Pulau Kecil, Pijar Press
terhadap jarak antara budidaya rumput
laut dengan budidaya ikan sistem Syamsiah. 2007. Studi Fisika-Kimia
karamba jaring apung yang saling Oseanografi Perairan Tonyaman
mendukung agar tidak terjadi tumpang Kabupaten Polewali Mandar Untuk
tindih pemanfaatan. kesesuaian Lahan Budidaya
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Rumput Laut Kappaphycus
mengenai jumlah investasi dalam alvarezii. Skripsi. Fakultas Ilmu
melakukan budidaya rumput laut di Kelautan dan Perikanan
kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang Universitas Hasanuddin. Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010 Ekologi Perairan-Padang


Lamun. http://www.scribd.com.

Anda mungkin juga menyukai