Anda di halaman 1dari 9

DEMOKRASI PANCASILA

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

Erviyanti P3.73.20.2.18.011

Feby Rizqy Sudrajat P3.73.20.2.18.012

Fitrah Nurrabiah P3.73.20.2.18.013

Fitriyani P3.73.20.2.18.014

Gilang Lazuardy Subhi Sajid P3.73.20.2.18.015

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

BEKASI 2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan proposal “Demokrasi Pancasila” ini dengan baik.
Penulis menyadari banyak menemukan kesulitan selama melakukan penyusunan
proposal ini, namun atas segala bantuan, bimbingan, arahan dari berbagai pihak,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini.
Penulis sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam membantu
rencana penjualan. Penulis masih menyadari bahwa selama penyusunan proposal
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan proposal yang telah penulis buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis mohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Wassalamualaikum. Wr. Wb

Bekasi, 4 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2


DAFTAR ISI ...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulis ...............................................................................................4
1.4 Manfaat …………….……………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………...……….........……5
2.1 Negara yang Berdasarkan Pancasila…………………………………….....5
1. Prinsip Negara…………………………………………..………………5
BAB III PENUTUP…..…….....………………………………………………….8
A. Kesimpulan…………………………………………………………...…….8

B. Saran………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini kita melihat bahwa sebagian masyarakat kita, khususnya
para pemikir dan elite politik, menganggap bahwa suatu negara bisa disebut
demokratis apabila bentuk pemerintahan negara tersebut sesuai dengan
sistem pemerintahan di negara-negara yang menganut ideologi liberal.
Padahal, sesungguhnya banyak model pemerintahan demokratis di dunia ini
dan masing-masing model bergantung pada jati diri bangsa yang
bersangkutan. Dalam kaitan ini, para pendiri negara kita juga telah memiliki
cita-cita dasar untuk mewujudkan masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Untuk mewujudkan
masyarakat yang demikian tadi haruslah dibangun negara yang demokratis.
Negara Republik Indonesia merupakan salah satu Negara yang
menganut demokrasi yang bersumber kepada nilai-nilai kehidupan yang
berakar dari budaya bangsa Indonesia sendiri. Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan Negara Indonesia, dihayati dan
diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur pancasila yang tidak lepas dari rasa
kekeluargaan. Para pakar berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu salah
satu bentuk demokrasi yang mampu menjawab tantangan zaman, karena
menurut Prof. Dr. Drs. Notonegoro, SH. Demokrasi pancsila adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan
perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa yang berkepribadian
kemanusiaan yang adil dan beradab yang mempersatukan Indonesia dan
yang berkedaulatan rakyat.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana makna demokrasi pancasila ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakekat demokrasi
2. Agar lebih menghayati demokrasi Pancasila
3. Agar dapat mengimplementasikan demokrasi Pancasila dalam
kehidupan berbangsa.
1.4 Manfaat
Manfaat Demokrasi Pancasila untuk menetapkan bagaimana bangsa
Indonesia mengatur hidup dan sikap berdemokrasi. Dan menjadikan semua
teratur tanpa terjadi hal–hal yang melewati batas norma kesopanan. Jadi
jelas bahwa pendidikan Pancasila selalu diajarkan di setiap tingkat
pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK agar kita menjadi manusia
yang demokrasi yang selalu menghargai pendapat orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Negara yang Berdasarkan Pancasila

1. Prinsip Dasar

Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersifat


kekeluargaan sebagaimana diuraikan di atas, para pendiri negara
selanjutnya mencita-citakan negara yang berkedaulatan rakyat. Untuk
itu, dirumuskanlah model demokrasi yang berdasarkan Pancasila yang
diartikan sebagai sistem kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan. Dalam kaitan ini,
pokok pikiran ketiga yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
menyatakan negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan
dan permusyawaratan-perwakilan. Dengan demikian, maka Sistem
Demokrasi Pancasila tersebut mengandung dua prinsip dasar sebagai
berikut ini :
Pertama, prinsip kerakyatan yang berarti bahwa pengaturan
pemerintahan dan ekonomi semuanya harus diputuskan bersama oleh
seluruh rakyat. Hal ini berarti bahwa segenap keputusan yang berkaitan
dengan kebijakan ketatanegaraan harus diputuskan oleh seluruh rakyat
bukan keputusan oleh orang perorang atau golongan. Prinsip berikutnya,
yaitu permusyawaratan dalam perwakilan dan mufakat. Dalam kaitan
ini, Bung Karno dalam pidato di depan Sidang BPUPKI, tanggal 1 Juni
1945 menyampaikan pertanyaan retoris, “Kemudian apakah dasar yang
ke-3?” Lantas beliau jawab sendiri: “Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar
permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu Negara untuk satu
orang, bukan satu Negara untuk satu golongan walaupun golongan kaya.
Tetapi kita mendirikan Negara ‘semua untuk semua’, ‘satu untuk semua,
semua untuk satu’.” Kami yakin, bahwa syarat mutlak untuk kuatnya
Negara Indonesia ialah permusyawaratan, perwakilan. Selanjutnya,
dalam pidato tersebut beliau juga mengatakan “Kalau kita menilai
demokrasi, hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan
yang memberi hidup, yakni Politiek Economische Democratie yang
mampu mendatangkan kesejahteraan sosial.” Bahkan, Bung Karno
(1958) mengungkapkan, bahwa demokrasi kita janganlah mengikuti
model “mayorokrasi” dan “minorokrasi”. Dalam arti kata, demokrasi di
Indonesia tujuannya mencapai “win-win solution”, agar merawat
persatuan dan kesatuan bangsa. Bukannya, win-lost solution yang
berpotensi the winner takes all yang menimbulkan perpecahan. Dalam
kaitan ini selanjutnya Bung Hatta menyatakan:
“Pendeknya cara mengatur pemerintahan negeri, cara menyusun
perekonomian rakyat, semuanya harus diputuskan oleh rakyat dengan
mufakat. Pendek kata rakyat itu daulat alias raja atas dirinya. Tidak lagi
orang seorang atau sekumpulan orang pandai atau segolongan kecil saja
yang memutuskan nasib rakyat dan bangsa, melainkan rakyat sendiri.
Inilah arti kedaulatan rakyat! Inilah suatu dasar demokrasi atau
kerakyatan yang seluas-luasnya.Inilah arti kedaulatan rakyat.Tidak saja
dalam hal politik melainkan juga dalam sisi sosial dan ekonomi ada
demokrasi.”33
Dari dua gagasan besar dari dua orang pendiri negara ini
mempertegas bahwa demokrasi Indonesia yang berdasarkan Pancasila
sebagaimana dikemukakan Yudi Latif mengandung prinsip dasar
kerakyatan, permusyawaratan lewat perwakilan dan mufakat (hikmat
kebijaksanaan). Kerakyatan, permusyawaratan dan mufakat itulah yang
menjadi prinsip dasar demokrasi Pancasila. Ketiga prinsip dasar
demokrasi tadi harus dijalankan bersama-sama. Hal ini berarti bahwa
demokrasi Pancasila, tidak cukup apabila hanya mengedepankan unsur
kerakyatan saja tanpa memperhatikan unsur permusyawaratan dalam
perwakilan dan mufakat, demikian pula sebaliknya. Karena, cita
permusyawaratan dalam perwakilan dan mufakat akan memancarkan
kehendak untuk menghadirkan negara dengan semangat kekeluargaan.
Sedangkan, cita mufakat merefleksikan orientasi etis dari bangsa
Indonesia. Dengan demikian, dalam demokrasi Pancasila semua
pengambilan keputusan kenegaraan harus dilakukan bersama oleh
seluruh rakyat melalui permusyawaratan untuk mencapai mufakat. Tiga
prinsip tersebut diatas dalam suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh
merupakan Doktrin Kerakyatan Indonesia34 yang menjadi esensi dari
sistem demokrasi politik yang sesuai dengan hakikat manusia Indonesia
dan paham kekeluargaan.
Kedua, demokrasi Pancasila memiliki dimensi demokrasi politik,
demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial lainnya. Sistem demokrasi
politik dan ekonomi telah dirumuskan oleh para pendiri negara
sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Menurut Bung Karno dan Bung
Hatta, penyelenggaraan demokrasi politik haruslah dilaksanakan
terutama bersama-sama dengan demokrasi ekonomi, sehingga
kesejahteraan sosial benar-benar terwujud. Jadi, sistem demokrasi
Pancasila bagaikan dua wajah dalam satu keping mata uang. Pandangan
Bung Hatta dan Bung Karno tersebut sangat tepat, karena demokrasi
mengandung dua unsur pokok yaitu kebebasan dan kesetaraan. Karena
itu demokrasi Pancasila tak mungkin terwujud tanpa adanya kebebasan
sekaligus kesetaraan. Hal ini menunjukkan, bahwa terwujudnya
kebebasan dan kesetaraan secara bersamaan menjadi prasyarat pokok
terwujudnya demokrasi Pancasila. Dalam kaitan ini, Yudi Latif melihat
dengan jeli bahwa dalam Pembukaan UUD 1945, pencantuman sila
keempat dan sila kelima dihubungkan dengan kata sambung “serta”. Hal
ini dapat diartikan bahwa sila keempat (kerakyatan) dan sila kelima
(keadilan/kesetaraan) merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia
telah berjalan dari waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa
pengertian Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh
bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai
luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di
bidang aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek
Normatif, Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal
tersebut juga harus didasari dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan
nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kita dapat merasakan
demokrasi dalam istilah yang sebenarnya. Sebagaimana telah disampaikan,
demokrasi merupakan bagian penting dari eksistensi negara dan bangsa
Indonesia, yang dicita-citakan oleh para pendiri negara. Namun, berbeda
dengan sistem pemerintahan demokrasi yang dikenal di negara-negara lain,
sistem demokrasi Indonesia merupakan “sistem sendiri”, yaitu demokrasi
dengan Doktrin Ketatanegaraan Indonesia yang berlandaskan Pancasila.

B. Saran
Demokrasi Pancasila di era reformasi Indonesia harus lebih di
pahami karena agar semua masyarakat Indonesia bisa membedakan anatra
demokrasi pancasila dengan negara lain, dan diharapkan demokrasi
pancasila dapat diterapkan oleh masyarakat, sehingga tidak terjadi
peristiwa-peristiwa yang menyimpang dari demokrasi pancasila. Demokrasi
Pancasila juga diharapkan untuk menjadi pedoman dalam menjaga etika
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Tjakrawerdaja, Subiakto, Soenarto Soedarno dan Setia Lenggono. Demokrasi


Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai