Anda di halaman 1dari 15

KOMONIKASI ORGANISASI PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Sebahagian Tugas

Komonikasi Sosial

Oleh :

Kelompok: 10

Semester : Satu

Kelas : 1 A

1. Wendy Fariansah Sitanggang (A1J019051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NON-FORMAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang
''KOMUNIKASI ORGANISASI PENDIDIKAN “. Kami juga berterima kasih kepada
Bapak Drs.Bayu Pradikto Mp.d.selaku pengajar mata kuliah komonikasi sosial yang
telah memberikan tugas ini. Harapan kami, makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting yaitu
kepada kami sendiri mengenai “KOMUNIKASI ORGANISASI PENDIDIKAN”.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
yang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran serta
usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa suatu saran.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritikan dan sarannnya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ………………….................……………………………….………...ii
DAFTAR ISI ………..…………………………..................……………….……….……….iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………........................…………………….……...
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..………..........
B. Rumusan Masalah ....................................................................................………..…....
C. Tujuan .....................................................................................................……..……....
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. Apa Pengertian Komonikasi Organisasi Pendidikan…………………………….


B. Menjelaskan Fungsi-Fungsi Komonikasi Organisasi Pendidikan………………
C Apa saja Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pendidikan……………………
D. Menjelaskan Hambatan Dalam Proses Komunikasi……………………………

BAB III PENUTUP .................................................................................................................


A. Kesimpulan ..............................................................................................……….….....
B. Saran ........................................................................................................……….….....
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….......
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pern
yataan atau pesan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi
dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain. Proses komunikasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

Proses komunikasi secara primer.

1.Proses Komunikasi secara Primer.

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan


atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol
)sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/ gesture, isyarat, gambar,
warna,dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan
atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima
oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang
setala bagi komunikator dan komunikan.

2. Proses komunikasi sekunder


Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikankomunikasi
karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,televisi, film, dsb adalah
media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi
Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat
diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media
massa (telepon, surat, dsb.).
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Komonikasi Organisasi Pendidikan?
B. Menjelaskan Fungsi-Fungsi Komonikasi Organisasi Pendidikan?
C Apa saja Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pendidikan?.
D. Menjelaskan Hambatan Dalam Proses Komunikasi?

C. TUJUAN
A. Mengetahui Pengertian Komonikasi Organisasi Pendidikan.
B. Mengetahui Fungsi-Fungsi Komonikasi Organisasi Pendidikan.
C Mengetahui Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pendidikan.
D. Mengetahui Hambatan Dalam Proses Komunikasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi


di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti
paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para
ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana

Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan


organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.

Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan


organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan
sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu.
Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam
organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai,
bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah
untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu
berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan
memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang,
begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang
ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan
komunikasi sebagai berikut :

 Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.


 Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
 Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
seperti efektif dan efisien.
 Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
 Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di
mana setiap orang mau memberikan kontribusi.

Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi tentunya


memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu : 1.Harus ada suatu sumber, yaitu seorang
komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan.
2.Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan
dalam kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai. 3.Suatu
berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang
dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita itu
idtujukan. 4.Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan
penerima berita. 5.Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau
respon dipihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk
mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau
tidak.

Berdasarkan dari unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu
di dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber
yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan
disapaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran
atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya
suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses
komunikasi akan mengalami hambatan.

B. Fungsi-Fungsi Komunikasi

Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi
mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi
komunikasi adalah :

1. Fungsi informasi
2. Fungsi komando akan perintah
3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4. Fungsi integrasi.

Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasi
maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada
bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer
atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan
gagasan dan ide. Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan
kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada
bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan
tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk
pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh
bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang
diberikan tugas.

Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang meyakinkan dari pada
atasan atau guru baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa
berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya.
Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan
kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak
merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia
akan merasakan tugas dan tanggung jawab. Pada fungsi integrasi bahwa organisasi
sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling
berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu
orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu
kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling
memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses
komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

C. Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pendidikan

Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk


mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide
atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi
berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga
arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau
kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap
orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh
komuniktor. Menurut Marsetio Donosepoetromengemukakan bahwa dalam proses
komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain : 1.Karena komunikasi mempunyai
suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan
orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu. 2.Komunikator berkeinginan
menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang
dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu. 3.Suatu komunikasi dinyatakan
berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai dengan maksud komunikasi.

Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan,


menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi
sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada
sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud
secara lisan atau tertulis. Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan
hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi
secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan
kejelasannya. Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa
terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna
mengemukan bahwa Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk
keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya
biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah
sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan. Dalam struktur
komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir
bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping.
Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau
anggota adalah perlu.

Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis


komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin
bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai
penerima. Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa Komunikasi informal adalah
komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran,
saran ide, atau informasi secara pribadi. Komunikasi informal ini tentunya dengan cara
melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan
pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal,
memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani
yang baik. Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi
informal, ia akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka
terhadap organisasi dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu
membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap
organisasi yang sama.

Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan
pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses
pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan
sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu
musyawarah antara komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman
tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk
mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan hal tersebut,
bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal
apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada
hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi
permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi
dapat berlangsung.

Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi
aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang
berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di manan antara
keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara
keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan
informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi,
akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau
timbal balik dari proses komunikasi.

D. Hambatan Dalam Proses Komunikasi

Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa
tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat
hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :
Hambatan yangbersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak
disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak
menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai,
waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan
atau tidak in tune dari frame of reference dan field of reference antara komunikator
dengan komunikan. Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di
buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan,
prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.

Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi : Gangguan (Noises),


terdiri dari : Gangguan mekanik (mechanical/channel noise),ä yaitu gangguan
disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Gangguan semantik
(semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya
menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah
atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan. Gangguan
personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau
komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi
psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya. Kepentingan (Interest)
Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu
pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan
kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga
menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan
sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan
dengan suatu kepentingan.
Dalam organisasi penulis mengambil salah satu teori yang merupakan teori yang
mungkin ada kaitannya dengan kelemahan sebuah organisasi dalam
berorganisasi. Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang
bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses:

1. Penentuan (enachment)
2. seleksi (selection)
3. penyimpanan (retention)

Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas
dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada
ketidakjelasan.Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-
aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit
bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh
organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi
awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan
digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke
dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya
organisasinya.

Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi sebuah masalah


pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan
organisasi. Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah
kami lakukan sebelumnya?”

Sedemikian jauh, rangkuman ini mungkin membuat anda mempercayai bahwa


organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang
sudah tertentu: penentuan; seleksi; penyimpanan; dan pemilihan. Bukan begitu halnya.
Sub-subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di
dalamproses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan.
Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu
atau lebih dari proses-proses organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap
bagian setiap saat. Pendek kata di dalam organisasi terdapat siklus perilaku.

Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang


memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian
apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-
tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-
pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan
(penentuan, seleksi, atau penyimpanan).

Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori Weick, yaitu:


lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi; penyimpanan; masalah pemilihan;
siklus perilaku; dan aturan-aturan berkumpul, yang semuanya memberi kontribusi pada
pengurangan ketidakjelasan. Itu semua mampu mempengaruhi keberlangsungan
sebuah komunikasi yang epektif dan efisien, terutama dalam proses belajar-mengajar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan


dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi
antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap
dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu Komunikasi
merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi,
yaitu :

1) Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.

2) Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.

3) Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya


seperti efektif dan efisien.

4) Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.

5) Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana


setiap orang mau memberikan kontribusi.

Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ;

1. harus ada suatu sumber,


2. harus ada suatu maksud atau tujuan,
3. adanya suatu berita atau informasi,
4. harus ada suatu saluran atau media komunikasi,
5. harus ada penerima berita.

Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi,


antara lain :

1. fungsi informasi,
2. fungsi komando akan perintah,
3. fungsi mempengaruhi dan penyaluran,
4. fungsi integrasi.
B. Saran-Saran

Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang


berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan sebagai berikut:

a.Komunikator hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi,


dan menggunakan saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan,
sehingga dapat efektif dan efisien.

b.Komunikan hendaknya mememahi keberadaannya sebagai penerima pesan atau


informasi.

c.Dalam proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan
komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.

d.komunikator atau dalam hal ini guru dan dosen hendaknya memberikan kesempatan
kepada komunikan atau murid untuk memberikan respond an berperan aktif dalam
proses komunikasi, agar terjadi komunikasi yang ointeraktif dalam proses belajar-
mengajar di kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Fory Armin Naway, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai