Anda di halaman 1dari 2

Kebersihan industri adalah ilmu dan seni yang didedikasikan untuk  Bahan non partikel yang bersifat: Asfiksian

fiksian (metan, helium),


antisipasi, pengakuan, evaluasi, dan pengendalian faktor-faktor atau Perangsang (Amoniak, HCl), Racun anorganik-organik, mudah
tekanan lingkungan tersebut timbul di dalam atau dari tempat kerja menguap yang berefek anestesi, merusak organ dalam (CCl4),
yang dapat menyebabkan penyakit, gangguan kesehatan dan merusak darah (benzene), merusak saraf (parathion)
kesejahteraan, atau ketidaknyamanan yang signifikan di antara TOKSISITAS MENURUT LAMA PAJANAN
pekerja atau di antara warga negara Komunitas.  Akut (CO, Ammonia)  Kronik (asbestos)
Program kebersihan industri yang efektif melibatkan antisipasi dan LD50 & LC50
pengakuan bahaya kesehatan yang timbul dari operasi dan proses  LD50 (Lethal Dose 50) menunjukkan dosis dalam miligram tiap
kerja, evaluasi dan pengukuran besarnya bahaya (berdasarkan masa kilogram berat badan yang mengakibatkan kematian setengah (50%)
lalu pengalaman dan studi), dan pengendalian bahaya. Program dari populasi binatang bercobaan dalam waktu tertentu. (LD50 dermal
higiene industri harus terdiri dari beberapa komponen utama: & LD50 oral)
pernyataan tertulis program / kebijakan, prosedur pengenalan bahaya,  LC50 (Lethal Concentration 50) menggambarkan jumlah
bahaya evaluasi dan penilaian paparan, pengendalian bahaya, konsentrasi suatu zat dalam satuan miligram tiap meterkubiknya yang
pelatihan karyawan, keterlibatan karyawan, evaluasi dan audit mengakibatkan kematian setengah (50%) dari populasi binatang
program, dan pembukuan. bercobaan dalam waktu tertentu.
Ahli kesehatan industri adalah ilmuwan, insinyur, dan profesional Berdasarkan kriteria di atas dapat ditentukan tingkatan suatu zat mulai
kesehatan masyarakat berkomitmen untuk melindungi kesehatan dari slightly toxic, moderately toxic, very toxic, extremely toxic,
orang di tempat kerja dan masyarakat. hingga super toxic.
Ahli kesehatan industri harus kompeten dalam berbagai bidang ilmiah FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS
terutama kimia, teknik, fisika, toksikologi dan biologi juga sebagai Sifat fisik bahan: misal, timah hitam dalam bentuk fume lebih
dasar-dasar kedokteran kerja. beracun daripada bentuk padatnya
Roles of Industrial Hygienist Sifat kimia bahan:meliputi jenis senyawa, besar molekul, konsentrasi,
 Menyelidiki dan memeriksa tempat kerja untuk bahaya dan potensi dan daya larut (misal gas yang mudah larut dalam air (amonia dan
bahaya sulfur dioksida) bila terhirup meskipun kadarnya rendah akan
 Membuat rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan pekerja mengiritasi saluran nafas atas)
dan masyarakat sekitar Port d’entree (cara masuk ke dalam tubuh) Zat kimia masuk ke dalam
 Melakukan penelitian ilmiah untuk menyediakan data tentang tubuh melalui saluran pernafasan (per inhalasi), saluran cerna (per
kemungkinan kondisi berbahaya di tempat kerja
oral), dan kulit (per dermal)
 Mengembangkan teknik untuk mengantisipasi dan mengendalikan
Faktor individu seperti usia, jenis kelamin, ras, status gizi, kesehatan,
situasi yang berpotensi berbahaya di tempat kerja dan komunitas
 Melatih dan mendidik masyarakat tentang risiko terkait pekerjaan faktor genetik, alergi, daya tahan tubuh dan kebiasaan (merokok,
 Memberi saran kepada pejabat pemerintah dan berpartisipasi minum alkohol, penggunaan obat tertentu) akan mempengaruhi
dalam pengembangan peraturan untuk memastikan kesehatan dan kepekaan seorang individu terhadap bahan kimia.
keselamatan pekerja dan keluarga mereka INTERAKSI BAHAN KIMIA
 Memastikan bahwa pekerja mengikuti prosedur kesehatan dan Efek aditif :Pengaruh yang saling memperkuat akibat kombinasi dari
keselamatan dengan benar dua zat kimia atau lebih. Pengaruh racun yang terjadi adalah
Organization Related to Industrial Hygiene penjumlahan dari efek dari masing-masing zat kimia (organofosfat)
-American Industrial Hygiene Association (AIHA) -American Board Efek sinergi :Pengaruh gabungan dari dua zat kimia jauh lebih besar
of Industrial Hygiene -American Conference of Governmental dari jumlah masing-masing (CCl4 dan C2H5OH)
Industrial Hygienists -American Academy of Industrial Hygiene Potensiasi :Suatu zat kimia yang seharusnya tidak mempunyai efek
-American Public Health Association toksik akan tetapi bila zat ini ditambahkan pada zat kimia lain maka
Regulasi terkait higiene industri akan mengakibatkan zat kimia lain menjadi lebih toksik (Iso Propanol
-UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja -Permenaker No. dan CCl4)
5 Tahun 2018 -Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Efek antagonis :Suatu zat kimia yang apabila digunakan bersamaan
Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan Persyaratan Kesehatan maka zat kimia yang satu akan melawan zat kimia yang lain
Lingkungan Kerja Industri -Threshold Limit Value (TLV) from (pralidoxim dan organofosfat)
American Conference Of Govermental Industrial Hygienists EFEK ZAT KIMIA PADA TUBUH Berdasarkan organ target
(ACGIH)  Neurotoksik Hepalotoksik Nefrotoksik Hematoksik
Lingkup Kebersihan Industri Sistemik dll
ANTISIPASI-REKOGNISI-EVALUASI-PENGENDALIAN Beradarkan gejala yang ditimbulkan
Metode Rekognisi  Asfiksian Irritan Menimbulkan sensitisasi (allergen)
=Laporan Kecelakaan dan Cedera= Pemeriksaan fisik BAHAN KIMIA KARSINOGENIK
=Pemberitahuan karyawan =Diperlukan inspeksi -=Sastra & Diskusi  A – 1 Terbukti karsinogen pada manusia A – 2 Diperkirakan
dengan =Profesional lainnya =Inspeksi Walk Through =Pemeriksaan karsinogen pada manusia A – 3 Karsinogen pada binatang A – 4
Sampling & Spot =Analisis Bahaya Awal =Tinjauan Aliran Proses Tidak diklasifikaikan karsinogen pada manusia A – 5 Tidak
=Analisis Pohon Kesalahan =Teknik Insiden Kritis =Mode dan Efek diperkirakan karsinogen pada manusia
Kegagalan =Analisis keselamatan kerja PRINSIP PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
SUMBER
• PENGGANTIAN DENGAN A BAHAN KURANG BERMANFAAT AIR DI
 Penerapan hierarchy of control Pemantauan proses produksi
TEMPAT SOLVEN ORGANIK) Kelengkapan dokumen bahan kimia (MSDS) Pemantauan
• PERUBAHAN PROSES (PENCUCIAN LUKISAN LUKISAN) lingkungan Pemantauan pencemaran Pelatihan dan pendidikan
• LINGKUNGAN PROSES (KOTAK SARUNG TANGAN)
Pemeriksaan kesehatan Pemantauan Biologis
• ISOLASI PROSES (RUANG ATAU WAKTU)
• METODE BASAH (HYDRO BLAST) OCCUPATIONAL EXPOSURE LIMIT(Batas Pemajanan Kerja)
• BUANG LOKAL VENTILASI (TANGKAP DI SUMBER) Berdasakan pertimbangan terhadap dosis dan lama pajanan serta
• PEMELIHARAAN YANG MEMADAI Program keberadaan bahan kimia di udara tempat kerja, oleh ACGIH
JALUR UDARA
dikembangkan konsep TLV (NAB) yang menunjukkan suatu kadar
• PEMBENAHAN (SEGERA MEMBERSIHKAN)
• BUANG UMUMVENTILASI (PENGGEMAR ATAP) yang manusia dapat menghadapinya tanpa mengganggu kesehatannya
• VENTILASI DILUTION (UDARA SUPPLIED)  NAB rata-rata selama jam kerja atau TLV-TWA (Threshold Limit
• MENINGKATKAN JARAK ANTARA SUMBER DAN RECEIVER (SEMI Value-Time Weighted Average) yakni kadar bahan kimia di udara
OTOMATIS ATAU REMOTE KONTROL)
• AREA TERUS MENERUS PEMANTAUAN (PRE-SET ALARM)
tempat kerja selama 8 jam kerja perhari 40 jam perminggu yang
• PEMELIHARAAN YANG MEMADAI PROGRAM hampur semua pekerja dapat terpajan berulang-ulang kali dalam
PENERIMA melakukan pekerjaannya tanpa terganggu kesehatannya
• PELATIHAN & PENDIDIKAN (YANG TERPENTING)
 NAB Batas pemajanan singkat atau TLV-STEL (Threshold Limit
• ROTASI PEKERJA (MULAI DOSIS)
• ENCLOSURE OF WORKER (UDARA AC) CABS) Value-Short Term Exposure Limit) atau PSD (Pemajanan singkat
• PEMANTAUAN PRIBADI PERANGKAT (DOSIMETER) yang diperkenankan) yakni kadar bahan kimia yang diperkenankan
• PERLINDUNGAN PRIBADI PERANGKAT untuk pemajanan tidak lebih dari 15 menit atau tidak lebih dari 4 kali
• PEMELIHARAAN YANG MEMADAI PROGRAM
pemajanan per hari. Interval antara 2 periode pemajanan tidak boleh
Contoh dari program hi
kurang dari 60 menit.
 Program perlindungan pernapasan  Program pencegahan
 NAB tertinggi atau TLV-C (Threshold Limit Value Ceiling) yakni
kehilangan pendengaran  Program pemantauan bahaya  Program
kadar tertinggi bahan kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh
pengendalian bahaya  Program pelatihan  Dll
dilewati selama melakukan pekerjaan. Sering disebut KTD (Kadar
proses
Tertinggi yang Diperkenankan)
 Prosedur & Pengembangan WI Perangkat Lunak  Kontrak
PEMANTAUAN BIOLOGIS
Plant
Adalah aktivitas mengukur dan mengases suatu zat kimia atau
 Program Pemantauan  Program Kebersihan Industri untuk Proyek
metabolitnya dalam jaringan, sekreta, ekskreta, udara ekspirasi atau
 Manajemen Sumber Daya
kombinasinya guna mengevaluasi tingkat paparan dan risiko terhadap
People
kesehatan , yang diperbandingkan terhadap referensi yang tepat.
 Program Pengembangan Kompetensi IH  Pelatihan untuk HSE
Menggunakan indikator biologis dengan media biologis (darah,
dan Departemen Line  Komunikasi Bahaya
plasma, liur, urin, rambut, biopsi tulang, dll)
performance
Untuk menilai: Bahan kimia yang terabsorbsi, hasil metabolismenya
 Indikator Kinerja  Manajemen dan Pelaporan Data  Evaluasi
(metabolit), atau efek yang ditimbulkan oleh bakim tersebut.
Program
PSIKOLOGI KERJA
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia.
Toksikologi adalah ilmu interdisipliner yang berkaitan dengan alam
Psikologi kerja adalah ilmu mengenai perilaku manusiamanusia
dan mekanisme efek toksik akibat bahan kimia dalam bekerja dan
dalam hubungannya dengan dunia kerja baik secara individual,
lingkungan hidup.
interpersonal, manajerial, maupun organisasional.
Toksikologi Industri adalah ilmu yang mempelajari berbagai bahan
Ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam hubungannya dengan
beracun yang digunakan, diolah, atau dihasilkan oleh industri
dunia kerja, baik individual, interpersonal, manajerial maupun
Bahan toksik atau racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah yang
organisasi
relatif sedikit, berbahaya bagi kesehatan jiwa atau manusia.
TUJUAN
Toksisitas atau derajat racun merupakan kemampuan suatu bahan
Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik, sehat, nyaman,
toksik untuk menimbulkan kerusakan pada organisme hidup
serasi dan aman, yang akan mendukung upaya peningkatan
PENGENALAN CHEMICAL HAZARD DI TEMPAT KERJA
produktivitas
Survei tempat kerja :Untuk mengenal/mengidentifikasi bahan kimia
ASPEK PSIKOLOGI INDIVIDU
yang terdapat di industry
• Edukasi• Intelegensia• Bakat/kemampuan khusus• Minat•
Mengenal Proses Produksi:Memahami alur proses produksi dari tahap
Kepribadian• Temperamen• Motivasi
awal sampai akhir
Faktor Pekerjaan yang Berpengaruh terhadap Kondisi Psikis
Mempelajari MSDS (Material Safety Data Sheet):Lembar data
Individu
keselamatan bahan adalah suatu dokumen teknik yang memberikan
▸ Beban kerja mental▸ Faktor Psikososial▸ Faktor Fisik▸ Faktor
informasi mengenai komposisi, karakteristik, bahaya fisik, dan
Kimia▸ Faktor Biologis▸ Faktor Ergonomi
potensi bahaya kesehatan, cara penanganan, dan penyimpanan bahan
STRES KERJA
yang aman, tindakan pertolongan pertama, dan prosedur khusus
STRES :Suatu sindroma yang timbul sebagai respon nonspesifik dari
lainnya.
organisme terhadap suatu rangsangan
SIFAT FISIK BAHAN KIMIA
STRES KERJA:Suatu ketidak seimbangan yang timbul antara
 Gas (tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan
tuntutan pekerjaan dengan kemampuan individu dalam melaksanakan
normal, tidak terlihat, tidak berbau pada kosentrasi rendah, dan dapat
tugas. Merupakan dampak negatif dalam bekerja dan dapat dialami
berubah menjadi cair atau padat dengan perubahan suhu atau tekanan)
oleh setiap pekerja, apapun jabatan dan kedudukan
 Uap (bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berwujud cair
DAMPAK STRES KERJA RESPON PADA TUBUH
atau padat, tidak terlihat dan berdifusi ke seluruh ruangan)
=Fisik (Gejala Psikosomatis)=Psikologis (Kecemasan, depresi,
 Debu (partikel zat padat yang terjadi oleh karena kekuatan alami
dll)=Perilaku -----Menurunkan kinerja dan produktivitas individu
atau mekanis)
STRESSOR PEKERJAAN
 Fume (titik cair halus di udara yang terjadi akibat kondensasi
▸ Beban kerja yang berlebihan▸ Lingkungan kerja yang tidak
bentuk uap atau dari tingkat pemecahan zat cair atau menjadi tingkat
nyaman▸ Shift Kerja▸ Pekerjaan monoton
dispersi, melalui cara tertentu)
▸ Role Ambiquity▸ Pengembangan karir▸ Hubungan interpersonal
 Asap (partikel zat karbon yang berukuran kurang dari 0,5 mikron,
dengan rekan kerja
sebagai akibat pembakaran yang tidak sempurna zat yang
FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI
mengandung karbon)
▸ Kepribadian▸ Usia▸ Masa Kerja▸ Dukungan sosial
 Awan (partikel cair sebagai hasil kondensasi fase gas, ukuran
MANAJEMEN STRES KERJA
partikelnya antara 0,1-1 mikron )Sifat-sifat fisik zat dapat pula
1.PENDEKATAN INDIVIDU
digolongkan menjadi padat (padat biasa, debu, fume, asap), cair (cair
 Peningkatan Keterampilan Pelatihan manajemen stres
biasa, awan, kabut), dan gas (uap, gas).
Peningkatan motivasi dan kepuasan kerja
Bahan kimia di udara menurut sifat fisiknya dapat dibedakan menjadi:
2.PENDEKATAN ORGANISASI KONSEP DASAR ERGONOMI
 Bahan bersifat partikel: debu, awan, fume, kabut Bahan bersifat
 Struktur Organisasi yang sesuai Budaya kerja yang baik PENGERTIAN
non-partikel: gas, uap
Analisa Jabatan Seleksi dan penempatan pegawai ▰ Ilmu tentang hubungan di antara manusia, mesin yang digunakan,
Terhadap tubuh bahan-bahan kimia tersebut dapat digolongkan
dan lingkungan kerjanya. (KBBI V)
 Bahan partikel yang bersifat: Perangsang (kapas), toksik
▰ Ergonomi merupakan suatu ilmu antardisiplin yang mengkaji
(Pb,As,Mn), Fibrosis (Asbes), Allergen (tepung sari, kapas),
interaksi manusia dan objek yang mereka gunakan. (Pulat, 1997)
menimbulkan demam (fume, ZnO), Inert (Aluminium, kapas)
▰ Ergonomi merupakan kajian interaksi antara manusia dan mesin, memutuskan supply oksigen (isolasi). api kelas B, C, dan A.Khusus
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuannya adalah untuk untuk pemadaman api kelas D digunakan metal-dry-powder yaitu
meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan. (Bridger, 2009) campuran dari sodium, potasium, dan barium chloride
▰ Ergonomi merupakan aplikasi prinsip-psinsip ilmiah, metode, dan APAR ISI CO2: Prinsip pemadaman → mengurangi kadar (sampai di
data yang diperoleh dari beragam disiplin yang ditujukan dalam bawah 12%), dan efektif untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
pengembangan suatu sistem rekayasa, dimana manusia memiliki dalam ruangan. CO2 dipakai untuk memadamkan kebakaran karena
peran yang signifikan (Kroemer et al., 2004) mempunyai kelebihan sbb:1. Mudah menyebar keseluruh areal
TUJUAN PENERAPAN ERGONOMI kebakaran.2. Tidak menghantarkan listrik.3. Tidak meninggalkan
▰ Mengupayakan pencapaian beban kerja fisik dan mental yang residu. api kelas B dan C.
optimal ▰ Meningkatkan kepuasan kerja APAR ISI FOAM: berisi bahan kimia (biasanya digunakan tepung
▰ Meningkatkan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir aluminium sulfat dan natrium bicarbonat) yang dilarutkan dalam air.
kerja secara tepat guna ▰Menciptakan keseimbangan antara berbagai menghasilkan busa (foam) yang volumenya 10 kali lipatPrinsip
aspek dalam pekerjaan ▰ Mencegah cidera dan penyakit akibat kerja pamadaman → Busa akan menutup dan mendinginkan area yang
MANFAAT PENERAPAN ERGONOMI terbakar, sehingga memutus supply oksigen pada reaksi (isolasi).
▰ Meningkatkan produktivitas kerja, seperti menambah kecepatan api kelas B dan A
kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta TEKNIK DAN TAKTIK PEMADAMAN
kelelahan yang berlebihan ▰ Meningkatkan kesejahteraan fisik dan ▪ Kenali apa yang terbakar▪ Dimana yang terbakar▪ Tentukan alat
mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja ▰ pemadam api apa yang sesuai
Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan ▰ ▪ Latih ketrampilan pakai alat pemadam ▪ Bekerja dengan tenang ▪
Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui Berani mengambil tindakan yang perlu dengan cepat ▪ Bekerja dalam
peningkatan ketrampilan yang diperlukan ▰ Meningkatkan team ▪ Perhatikan faktor2 yang penting : Arah angin, warna asap, sifat
kenyamanan karyawan dalam bekerja api ▪ Waspada terhadap bahaya lain yang timbul : Asap, panas, Nyala
DOMAIN ERGONOMI IEA membagi ergonomi secara luas menjadi api, Gas Beracun.
tiga domain: KETENTUAN MENGENAI INSTALASI DAN PERAWATAN
1. Ergonomi Fisik, berkaitan dengan manusia anatomis, SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
antropometrik, fisiologis dankarakteristik biomekanik yang berkaitan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008 Persyaratan
aktivitas fisik. Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
2. Ergonomi Kognitif berkaitan denganproses mental, seperti Lingkungan
persepsi, memori, alasan, dan respons motorik, seperti mereka RISIKO Keputusan Menteri Tenaga Kerja RINo. :Kep.186/Men/1999
mempengaruhi interaksi antara manusia dan manusia elemen lain dari tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
suatu sistem. KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA
3. Ergonomi Organisasi berkaitan dengan optimalisasi sistem Klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran terdiri atas:
sosioteknik, termasuk struktur organisasi mereka, kebijakan, dan Ringan Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan
proses. terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
PROSES ERGONOMI rendah, sehingga menjalarnya api lambat.
1. Identifikasi potensi masalah (ketidakcocokan) Sedang 1 Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan
2. Mengevaluasi dan memprioritaskan masalah terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5
3. Meningkatkan (mendesain ulang) pekerjaan dan tugas meter, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,
APLIKASI ERGONOMI DALAM PERANCANGAN sehingga menjalarnya api sedang.
Human Centered Design---------Suatu rancangan hendaknya Sedang 2 Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan
memperhatikan faktor manusia sebagai pengguna yang mempunyai terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter,
berbagai keterbatasan secara individu. dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga
MICRO ERGONOMICS menjalarnya api sedang.
▰ Pendekatan ergonomi mikro -- upaya evaluasi dan perbaikan pada Sedang 3 Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan
aspek individu pekerja serta terbakar tinggi, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
aktivitas yang dilakukannya. tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.
▰ Fokus perbaikan --perbaikan cara kerja, penggunaan alat bantu, Berat Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
evaluasi postur kerja, perancangan metode dan alat kerja, dll tinggi, menyimpan bahan cair, serat atau bahan lainnya dan apabila
▰ Indikator -- peningkatan produktivitas; efisiensi biaya produksi; terjadi kebakaran apinya cepat membesar dengan melepaskan panas
peningkatan kualitas produk. tinggi, sehingga menjalar
▰ Analisis ergonomi makro --evaluasi lebih ditekankan pada aspek- PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA
aspek seperti organisasi kerja, teamwork, pemilihan teknologi, Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. : Kep.186/Men/1999 tentang
komunikasi, dan pemberian feedback Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat KerjaKewajiban
▰ Macro ergonomics --merupakan suatu pendekatan sosio-technical mencegah, megurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja
system meliputi:
PENDEKATAN MACRO ERGONOMICS a. Pengendalian setiap bentuk energi; b. Penyediaan sarana deteksi,
Pekerjaan telah dirancang dengan baik apabila: alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi; c. Pengendalian
▰ Beban kerja optimal▰ Pekerja diberi tanggung jawab yang erat penyebaran asap, panas dan gas; d. Pembentukan unit
hubungannya dengan pencapaian tujuan organisasi▰ Pengalokasian penanggulangan kebakaran di tempat kerja;e. Penyelenggaraan
peran yang jelas▰ Adanya dukungan dari pimpinan dan pemberian latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;f.
perhatian pada aspek interaksi sosial Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran,
APLIKASI ERGONOMI PADA PEKERJAAN bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh)
 Design/re-design perkakas kerja (tool), bangku kerja (benches), orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya
Kursi, alat pengendali (control), dll. kebakaran sedang dan berat
 Design pekerjaan pada organisasi, misal: waktu istirahat, UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PERUSAHAAN
pembagian shift kerja, variasi kerja, dll. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. : Kep.186/Men/1999 tentang
 Design sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja Terdiri atas:a.
terhadap sistem kerja kerangka dan otot manusia, kelelahan, Petugas peran kebakaran (petugas yang ditunjuk dan diserahi tugas
ketidaknyamanan visual dan postur tubuh. tambahan untuk mengidentifikasi sumber bahaya dan melaksanakan
 Design dan evaluasi produk, untuk memberikan rasa aman dan upaya penanggulangan kebakaran di unit kerjanya )b. Regu
nyaman terhadap para pemakainya. penanggulangan kebakaran; c. Koordinator unit penanggulangan
kabakaran; d. Ahli K3 spesialis penaggulangan kebakaran sebagai
DASAR HUKUM PENERAPAN FIRE MANAGEMENTDI penaggungjawab teknis
TEMPAT KERJA ▪ Petugas peran kebakaran sekurangkurangnya 2 (dua) orang untuk
1. UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat (1) Poin b“Dengan peraturan setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang.
perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk ▪ Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.” penanggulangan kebakaran ditetapkan untuk tempat kerja tingkat
2. Kepmenaker RI No. Kep.186/Men/1999 Tentang Unit risiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I yang mempekerjakan
Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja tenaga kerja 300 (tiga ratus) orang, atau lebih, atau setiap tempat kerja
3. Permen PU No. 26/PRT/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem tingkat risiko bahaya kebakaran sedang II, sedang III dan berat.
Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan ▪ Koordinator unit penanggulangan kebakaran, ditetapkan sebagai
TEORI DASAR API TEORI TETRAHEDRON KEBAKARAN berikut: a. Untuk tempat kerja tingkat risiko bahaya kebakaran ringan
Diperlukan empat komponen mempertahankan pembakaran: 1. Bahan dan sedang I, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang untuk setiap jumlah
Bakar (Fuel) 2. Panas (Heat) 3. Oksigen( Oxygen) 4. Reaksi kimia tenaga kerja 100 (seratus) orang; b. Untuk tempat kerja tingkat risiko
(A chemical reaction) bahaya kebakaran sedang II dan sedang III dan berat, sekurang-
REAKSI PEMBAKARAN BERANTAI kurangnya 1(satu) orang untuk setiap unit kerja
Pada proses pembakaran yang normal (timbul nyala), reaksi kimia promosi kesehatan ditempat kerja
yang terjadi menghasilkan beberapa zat hasil pembakaran yaitu : CO, WHO
CO2, SO2, asap dan gas.-----Hasil yang lain dari reaksi ini adalah berbagai kebijakan dan aktivitas di tempat kerja yang dirancang
atom bebas oxygen dan hydrogen yang disebut radicals, yaitu bentuk untuk membantu pekerja dan perusahaan untuk meningkatkan
hydroxil (OH).----- Bila ada 2 gugus OH, mungkin pecah menjadi kesehatan mereka dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen,
H2O dan radikal bebas O. -----O radikal ini selanjutnya sebagai dan stakeholder lainnya.
umpan lagi pada proses radikal ini selanjutnya sebagai umpan lagi Kurnawidjaja (2008)
pada proses pembakaran sehingga disebut reaksi pembakaran upaya untuk mengubah perilaku yang merugikan kesehatan populasi
berantai. pekerja agar didapat kondisi kesehatan dan kapasitas kerja yang
KLASIFIKASI API optimal den
Menurut National Fire Protection Association (NFPA) Halunjur (2018)
A=Api yang melibatkan bahan terbakar berupa benda padat. (kertas, upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja, selain
kayu, plastik, dll) memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah
B=Api yang melibatkan bahan terbakar berupa benda cair dan gas dan tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi,
C=Api yang melibatkan listrik Tujuan Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
D=Api yang berasal dari logam yang mudah terbakar :memberikan informasi kesehatan dan memodifikasi perilaku pekerja
K=Api yang melibatkan bahan terbakar berupa lemak dan minyak agar kondusif bagi kesehatan. Menurut Li dan Cox (1986)
masakan Menurut Depkes RI
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN 1. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
1. Pasif Adalah sistem proteksi kebakaran yang terbentuk melalui 2.Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan, 3.Membantu menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat kerja.
ketahanan terhadap api, serta perlindungan terhadap bukaan. 4.Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, kondusif, dan aman.
2. aktifAdalah sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri 5.Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang
atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis, sehat.6.Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja
sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak dan masyarakat.
dan slang kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan Lingkup Kegiatan
kimia, seperti APAR dan pemadam khusus. Untuk mencapai taraf kesehatan karyawan yang setinggi
Sistem pendeteksi kebakaran  Rate of Risk heat detector Fixed mungkin, dilakukan melalui program promosi kesehatan dan
Temperature Detector Smoke Detector  Flame Detector  Gas program pencegahan (Preventive & Promotion).
Detector -Kampanye pola hidup sehat,-Kampanye perilaku hidup sehat,-
Sistem pemadam kebakaran  Hydrant  Sprinkler System Pelatihan mengenali bahaya lingkungan kerja-Kampanye penggunaan
(otomatic) APAR  Mobile Unit (Kereta Dorong) Fire Truck  APD (jika perlu)
dll Contoh program yang dilaksanakan dapat berupa : penanganan
HYDRANT limbah B-3, pengendalian hama, penyediaan kotak P3K, inspeksi
Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran sanitasi & hygiene.
tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang Siklus Promkes diTempat Kerja : regristasi-analisis-perencanaan-
dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Komponen instalasi komunikasi-persiapan-implementasi-evaluasi-kontinitas
hydrant1. Sumber air2. Sistem pompa3. Sistem pemipaan4. Kotak
hydrant (slang, kopling penyambung, nozzle, dan sisir untuk tempat
slang)
APAR ALAT PEMADAM API RINGAN
Alat pemadam api berbentuk tabung (dengan berat maksimal 16 kg)
APAR ISI AIR: Air beratnya relatif stabil mudah disimpan,dan mudah
didapat. Prinsip pemadaman → mendinginkan area yang terbakar
serta menyerap panas. api A.
APAR ISI DRY CHEMICAL POWDER: Adalah tabung APAR yang
berisi dry chemical powder terdiri dari sodium bicarbonate dan
natrium bicarbonate. Nitrogen sebagai pendorong. Prinsip
pemadaman → powder kimia secara fisik menutup api dan

Anda mungkin juga menyukai