Anda di halaman 1dari 18

KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK


BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

Emir Adzan Syazali


Fakultas Hukum
Universitas Adiwangsa Jambi
emiradzansyazali@gmail.com

Abstrak
perjanjian jual beli tanah dengan suatu akta autentik yang dibuat oleh pejabat yang berwenang
dalam kepastian hukum yakni mengenai tanggung jawab PPAT dalam Pajak BPHTB adalah
menyiapkan blanko pajak serta membantu wajib pajak dalam menghitung pajak. Permasalahan
penelitian ini adalah (1) Bagaimana Kepastian Hukum Akta jual beli tanah pada pajak Bea
Perolehan Hak atas tanah dan bangunan dalam penentuan harga transaksi dalam peralihan akta
jual beli ? (2) Bagaimana dasar penentuan pajak BPHTB atas peralihan Hak atas tanah dan
bangunan karena jual beli ?
berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan (1) Kepastian Hukum dalam
keterkaitan PPAT di dalam Pengenaan BPHTB yaitu mempunyai kepentingan yang berhubungan
dengan salah satu tugasnya sebagai pejabat umum yang membantu pemerintah melakukan
kegiatan pendaftaran tanah hal yang paling medasar di dalam melakukan transaksi jual beli
adalah dengan pembuatan akta jual beli (AJB), dalam pelaksanaan Bea perolehan Hak atas tanah
dan bangunan (BPHTB), (2) Undang –Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
daerah dan Retribusi Daerah terutama berkaitan dengan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bagunan (BPHTB) diamana kewenangan pemerintah pusat
melalui direktorat jendral pajak dilimpahkan kepada kabupaten/ kota.
Kata kunci : Kepastian Hukum, Akta jual beli, Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan .

Abstract
land sale and purchase agreement with an authentic deed made by an authorized official
in legal certainty, namely regarding the PPAT responsibility in BPHTB Tax, is to prepare
tax forms and assist taxpayers in calculating taxes. The problems of this study are (1)
How is the Legal Certainty of the land sale and purchase deed in the Customs tax
Acquisition of land and building rights in determining the price of the transaction in the
sale and purchase deed? (2) What is the basis for determining BPHTB tax on the transfer
of rights to land and buildings due to buying and selling? based on the results of research
and discussion it can be concluded (1) Legal certainty in the relation of PPAT in the
imposition of BPHTB which is having an interest related to one of its duties as a general
official who helps the government carry out land registration activities making a sale and
purchase deed (AJB), in the implementation of Customs and Land Rights (BPHTB)
acquisition fees, (2) Laws Number 28 of 2009 concerning Regional Taxes and Regional
Retributions primarily related to the Acquisition of Land and Building Rights (BPHTB)
where the authority of the central government through the directorate general of taxes is
delegated to districts / cities

Keywords : legal certainty, deed of sale & purchase, rights acquisition fees and above
land.

1
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PENDAHULUAN Rp. 7.500.000,00 (Tujuh juta lima


ratus ribu rupiah) untuk pelanggaran
Tanah merupakan suatu hal Dalam melakukan jual beli
yang penting bagi sebuah negara tanah diatur Pasal 1458 KUHperdata
termasuk Indonesia, karena tanah yang berbunyi” Jual beli dianggap
menyangkut hak dan kewajiban telah terjadi antara kedua belah
seseorang serta hidup dan kehidupan pihak, segera setelah orang-orang itu
individu atau orang banyak, Dari mencapai kesepakatan tentang
sekian banyak aturan-aturannya barang tersebut beserta harganya,
tentang tanah serta alat alat yang meskipun barang itu belum
mengatur dan mengelolahnya, ada diserahkan dan harganya belum
satu hal yang tak kalah pentingnya, dibayar.
yaitu pembuatan akta tanah, sehingga Proses peralihan hak atas
ada namanya Pejabat Pembuat Akta tanah dan bangunan masyarakat
Tanah (PPAT). sering menyebutnya dengan istilah “
Pengaturan penguasaan, Balik Nama”, dalam hal ini tidak
pemilikan dan penggunaan tanah terlepas dari peran seorang
perlu lebih diarahkan agar semakin Notaris/PPAT, PPAT berperan mulai
terjaminnya’’tertib dibidang hukum dari proses pendaftaran, pengecekan
pertanahan, administrasi pertanahan sertifikat ke Badan Pertanahan
penggunaan tanah ataupun Nasional (BPN) sampai dengan
pemeliharaan tanah dan lingkungan pembuatan akta peralihan hak
hidup, sehingga adanya kepastian tersebut, namun dalam proses
hukum dibidang pertanahan1. Dalam pembayaran pajak bukan menjadi
kepastian hukum yakni mengenai tugas dan kewajiban seorang PPAT
tanggung jawab PPAT dalam Pajak melainkan menjadi kewajiban wajib
BPHTB adalah menyiapkan blanko pajak itu sendiri. Akan tetapi PPAT
pajak serta membantu wajib pajak berkewajiban menyampaikan
menghitung dan pelayanan lelang informasi mengenai pengenaan biaya
negara, yang melanggar ketentuan pajak dari proses peralihan hak
sebagaimana dimaksud dalam tersebut dan menyiapkan Surat
Undang-undang Nomor 28 Tahun Setoran Pajak (SSP) serta membantu
2009 Tentang Pasal 93 sebagaimana menghitungkan pajak peralihan
yang dimaksud Pasal 91 ayat (1) dan haknya.
ayat (2) dikenakan sanksi Dalam perbuatan hukum
administratif berupa denda sebesar pengalihan hak atas tanah dan/ atau
bangunan, bagi pihak yang
1
mengalihkan dan pihak yang
Boedi Harsono, Hukum Agraria
Indonesia, Himpunan Peraturan-Peraturan menerima pengalihan masing-masing
Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta, 2008, telah ada ketentuan yang mengatur
Hlm 20.

2
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

dan menetapkan dalam peraturan dengan besar pajak sebesar 5% dari


yang berbeda mengenai kewajiban perolehan nilai objek pajak
masing-masing pihak dalam hal sendangkan objek pajak tidak kena
pembayaran. “ Tujuan adanya pajak dikenakan sebesar 60.000.000
ketentuan ini adalah agar dapat untuk setiap wajib pajak. 3
memaksimalkan penerimaan pajak Bea Perolehan Hak Atas
bagi kas Negara2 Tanah dan Bangunan selanjutnya
Dalam hal ini dikenal disebut (BPHTB), sebenarnya
dengan istilah pajak “Penjual” dan bukanlah hal yang baru dalam bidang
pajak “Pembeli” dimana kedua- perpajakan yang dipungut oleh
duanya dibebankan kepada orang pemerintah, karena pajak jenis Ini
yang bersangkutanberdasarkan telah pernah diberlakukan di
ketentuan di dalam pasal 87 Undang- Indonesia ketika masih di bawah
Undang Nomor 28 tahun 2009 yaitu: penjajahan Belanda. Pajak jenis ini
Dalam hal jual beli adalah harga terhapus dengan berlakunya
transaksi, Tukar menukar adalah Untuk mendalami dan untuk
nilai pasar, hibah adalah nilai pasar, menganalisis eksistensi pajak bea
Hibah wasiat adalah nilai pasar, perolehan hak atas tanah dan
Waris adalah nilai pasar, Pemasukan bangunan dalam akta jual beli tanah
dalam Perseroan atau Badan Hukum oleh hukum pajak dan bagaimana
lain adalah nilai pasar, Pemisahan pola pengaturanya dalam kerangka
hak yang mengakibatkan peralihan akta jual beli, dilakukan penelitian
adalah nilai pasar, Peralihan hak dengan Judul Kepastian hukum
karena pelaksanaan putusan hakim akta jual beli tanah pada pajak
yang mempunyai kekuatan hukum bea perolehan hak atas tanah dan
tetap adalah nilai pasar, bangunan.
penggabungan usaha adalah nilai
pasar, peleburan usaha adalah nilai METODE PENELITIAN
pasar, pemekaran adalah nilai usaha Mengacu kepada perumusan masalah
pasar, hadiah adalah nilai pasar, dan / dan tujuan penelitian tersebut diatas,
atau penunjukan pembeli dalam maka penelitian ini dilakukan dengan
lelang adalah harga transaksi yang menggunakan tipe penelititan
tercantum dalam risalah lelang Dasar normatif sering juga
pengenaan BPHTB adalah nilai disebutpenelitian yuridis normatif.
perolehan objek pajak bisa berupa Sifat normatif penelitian hukum itu
nilai transaksi ataupun nilai pasar sendiri, karena memiliki metode

2 3
G. Kartasapoetra, Pajak Bumi Indra Ismawan, Memahami
dan Bangunan Prosedur dan Reformasi Perpajakan, Elexs Media
Pelaksanaanya, Bina Aksara, Jakarta, 1989, Computindo, Kelompok Gramedia , Jakarta,
Hal. 10. 2000, Hal. 15.

3
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

penelitian senantiasa dibatasi oleh Penelitian normatif diambil sebagai


rumusan masalah, objek yang diteliti pendekatan utama dalam penelitian
dan tradisi keilmuan hukum itu ini karena yang menjadi fokus utama
sendiri4penelitian yuridis normatif adalah ketentuan-ketentuan yang
mencakup penelitian terhadap asas- mengatur tentang kepastian hukum
asas hukum, sistematika hukum, akta jual beli tanah pada pajak bea
sinkronisasi hukum dan sejarah perolehan hak atas tanah dan
hukum. Tipe penelitian ilmu hukum bangunan.
tidak dapat disamakan dengan tipe Pendekatan yang digunakan
penelitian ilmu sosial. menurut peter Berdasarkan tipe penelitian normatif
mahmud marzuki bahwa ilmu hukum tersebut diatas, maka pendekatan
merupakan studi tentang hukum. Dan yang digunakan dalam penelitian ini
tidak dapat diklasifikasikan ke dalam adalah pendekatan perundang-
ilmu sosial yang bidang kajianya undangan (normative
kebenaran empiris. 5 Alasanya adalah approach),Pendekatan sejarah,
ilmu sosial tidak memberi ruang (historial approach)
untuk menciptakan konsep hukum.
Selain itu studi-studi sosial hanya Pendekatan perundang-undang
berkaitan dengan implementasi (Statue Approach)
konsep hukum dan sering kali hanya Diterapkan statue approach dalam
memberi perhatian mengenai penelititan ini karena secara logika
kepatuhan individu terhadap aturan hukum penelititan normatif
hukum. 6 Terhadap hal ini Meuwissen didasarkan pada penelititan yang
juga berpadangan sama dengan dilakukan terhadap bahan hukum
membuat klasifikasi ilmu hukum yang ada. Dengan kata lain suatu
menjadi dogamtika dan ilmu hukum penelitian normatif tentu harus harus
empiris. Dimana ia menempatkan menggunakan pendekatan
ilmu hukum dogamtika sebagai perundang-undangan, karena yang
sesuatu yang bersifat Suigeneris, akan diteliti adalah peraturan
artinya tidak ada bentuk lain yang perundang-undangan dari undang-
dapat dibandingkan dengan ilmu undang sampai dengan perautran
hukum itu sendiri. 7 presiden yang berkaitan dengan
penelitian ini.
4
Sahuri lasmadi,
Pertanggungjawaban koorporasi dalam Pendekatan konsep (Conceptual
presfektif hukum pidana indonesia, Disertasi
Program Pascasarjana Universitas Airlangga
Approach)
Surabaya, 2003. Hal.64. Penggunaan historical approach
5
Peter Mahmud Marzuki, mutlak digunakan karena dalam
Penelitian hukum, kencana pramadamedia
group, Jakarta, 2005 Hal. 44 penelitian ini yang dibahas adalah “
6
Ibid. Kepastian hukum akta jual beli tanah
7
Ibid., hal.45.

4
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

pada pajak bea perolehan hak atas hukum dan naskah lain yang
tanah dan bangunan”, maka perlu memunyai relevansi dengan
dipaparkan sejarah dan latar dengan objek yang diteliti
belakangnya sebagai pedoman dalam serta literatur yang berkaitan
memberikan masukan kepada dengan kepastian hukum akta
pembuat kebijakan. jual beli tanah pada pajak bea
perolehan hak atas tanah dan
Pengumpulan Bahan Hukum bangunan”.
Pengumpulan bahan hukum c. Bahan hukum tersier yang
dilakukan dengan sistem kartu (card diteliti adalah berkaitan
System) melalui berbagai sumber, dengan ensiklopedia dan
yang terdiri dari: berbagai kamus hukum yang
a. Bahan Hukum primer, yaitu relevan dengan penelitian ini.
perangkat peraturan
perundang-undangan yang Analisis bahan hukum
berkaitan dengan “kepastian Analisis terhadap bahan-bahan
hukum akta jual beli tanah hukum diatas dilakukan dengan cara
pada pajak bea perolehan hak sebagai berikut
atas tanah dan bangunan.” a. Menginvestasikan bahan
Diantaranya meliputi hukum primer yang berkaitan
Undang-Undang Dasar dengan semua peraturan
Negara Republik Indonesia perundang-undangan sesuai
Tahun 1945, 20 Tahun 2000 dengan masalah yang akan
Tentang Perubahan Undang- dibahas
Undang Nomor 21 Tahun b. Mensistemasi semua
1997 Tentang Bea Perolehan peraturan bahan hukum
Hak Atas Tanah dan primer serta putusan-putusan
Bangunan, Undang-Undang hukum yang dilakukan
Nomor 28 Tahun 2009 terhadap perkara yang
Tentang pajak daerah dan putusanya mempunyai
retribusi. relevansi dengan kepastian
b. Bahan Hukum sekunder hukum akta jual beli tanah
yaitu: hasil karya ilmiah para pada pajak bea perolehan hak
sarjana dan hasil-hasil atas tanah dan bangunan
penelitian, literatur karya c. Menginterpretasikan bahan-
para-para ahli hukum yang bahan hukum yang
menyangkut hukum pajak bea berhubungan dengan masalah
perolehan hak atas tanah, yang dibahas
hasil seminar, makalah-
makalah jurnal, majalah PEMBAHASAN

5
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

A. Bagaimana Kepastian Hukum Dalam hubungannya dengan


Akta jual beli tanah pada pendaftaran tanah, BPHTB
pajak Bea Perolehan Hak atas berfungsi sebagai salah satu syarat
untuk melakukan proses
tanah dan bangunan dalam
pendaftaran hak atas tanah. Untuk
penentuan harga transaksi itu BPHTB disebut juga dengan
dalam peralihan akta jual Bea Perolehan Hak Atas Tanah
beli. dan Bangunan, yang didapati
Kepastian Hukum dalam melalui perbuatan atau proses
keterkaitan PPAT di dalam dalam pelaksanaan transaksi jual
Pengenaan BPHTB yaitu beli hak atas tanah yang telah
mempunyai kepentingan yang disepakati oleh wajib pajak, para
berhubungan dengan salah satu pihak dihadapan PPAT untuk
tugasnya sebagai pejabat umum menanda tangani akta jual beli
yang membantu pemerintah setelah melakukan permohonan
melakukan kegiatan pendaftaran untuk pembayaran BPHTBnya
tanah kepentingan tersebut adalah kemudian melakukan pendaftaran
PPAT dapat membuat akta hak atas tanah, sehingga tanah
autentik, yang mana akta PPAT yang dimohonkan tersebut
merupakan salah satu unsur utama mendapatkan status kepemilikan
dalam rangka pemeliharaan data yang sah (sertifikat hak tanah)
pendaftaran tanah, hal yang paling guna adanya kepastian hukum dan
medasar di dalam melakukan terdapatnya keadilan bagi wajib
transaksi jual beli adalah dengan pajak atas pendaftaran tanah
pembuatan akta jual beli (AJB), tersebut.
dalam pelaksanaan Bea perolehan
Hak atas tanah dan bangunan PPAT adalah pejabat umum
(BPHTB), PPAT selaku pihak yang diberi kewenangan untuk
yang diberi kepercayaan oleh membuat akta-akta autentik
wajib pajak untuk menghitung meneganai perbuatan hukum
dan mengurus semua pembiayaan tertentu mengenai hak atas tanah
BPHTB dalam transaksi atau hak milik atas satuan rumah
selanjutnya mengajukan susun. Tugas pokok PPAT adalah
permohonan kepada pihak Dinas melaksanakan sebagian kegiatan
Pendapatan daerah (DISPENDA), pendaftaran tanah dengan
Kemudian pihak Dispenda membuat akta sebagai bukti telah
melakukan verifikasi terhadap dilakukanya perbuatan hukum
kelengkapan dokumen dan tertentu mengenai hak atas tanah
kebenaran data terkait objek pajak atau hak milik atas satuan rumah
yang tercantum dalam surat susun yang akan dijadikan dasar
setoran pajak daerah (SSPD), bagi pendaftaran perubahan data
BPHTB sebelum wajib pajak pendaftaran tanah yang
melakukan pembayaran terhutang diakibatkan oleh perbuatan
oleh DISPENDA. hukum itu.
Dalam proses pelaksanaan
BPHTB seorang PPAT tidak

6
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

mempunyai kewajiban untuk akta tanah (PPAT)


menghitung dan membayarkan membantu dengan
BPHTB, akan tetapi apabila menghitung secara
diminta atau dikuasakan oleh benar dan tepat
wajib pajak yang berkepentingan membantu
maka PPAT sebagai pejabat melakukan
Publik mempunyai kewajiban pembayaran BPHTB
untuk membantu dan turut kemudian pemegang
mewakili wajib pajak dalam hak atas tanah /
prosedur perhitungan dan wajib pajak dapat
pembayaran BPHTB, PPAT juga menanda tangani
yang bertindak mewakili para Akta Jual Beli (AJB)
pihak untuk kepentingan dalam untuk didaftarkan
proses peralihan hak selain itu kekantor Badan
memberikan penjelasan mengenai Petanahan Nasional(
kewajiban membayar BPHTB BPN) guna
apabila hendak melakukan mendapatkan
transaksi jual beli atas tanah untuk setrifikat hak atas
memenuhi salah satu syarat untuk tanah.
pendaftaran hak atas tanah
mereka. Sehingga tercapailah
kepastian hukum dan keadilan
Fungsi PPAT yang apabila telah dikuasakan kepada
seharusnya dalam rangka untuk Pejabat Pembuat Akta Tanah
terlaksananya jaminan kepastian (PPAT) dengan meghitung dan
hukum dan keadilan dalam proses membayar Bea Perolehan Hak
pendaftaran hak atas tanah yaitu: atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang telah sesuai
1. Untuk jaminan dengan asas dan tujuan BPHTB
kepastian diharapkan mencapai kepastian
hukumnya, bahwa hukum dan keadilan dalam
pejabat pembuat pelaksanaan pembayaran BPHTB
akta tanah (PPAT) untuk mendapatkan sertifikat atas
membantu wajib tanah sebagai bukti kepemilikan
pajak dengan yang sah / kuat.
perhitungan secara
benar dan tepat dan Sebagaimana Diatur Dalam
membantu Undang-undang Nomor 5 Tahun
melakukan 1960 Pasal 19 ayat (2) sub bahwa
pembayaran sebagian tugas dan wewenang
BPHTB, kemudian pemerintah, Dalam hal
membatu proses pendaftaran tanah dapat
pendaftaran hak atas dibedakan menjadi 2 tugas, yaitu
tanah; pendaftaran Hak dan Tanah,
2. Untuk memberikan adalah pendaftaran hak untuk
keadilan, bahwa pertama kalinya atau pembukuan
pejabat pembuat suatu hak untuk pertama kalinya

7
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

atau pembukuan suatu hak atas 1. PPAT Mempunyai tugas


tanah dalam daftar buku tanah, pokok melaksanakan
pendaftaran peralihan hak atas sebagian kegiatan
tanah, fungsi pendaftaran tanah pendaftaran tanah dengan
adalah untuk menjamin kepastian membuat akta sebagai
hukum dimana PPAT bukti telah dilakukannya
mempunyai peranan penting. pembuatan hukum tertentu
mengenai hak atas tanah
PPAT didefinasikan sebagai atau hak milik atas satuan
pejabat umum yang berwenang rumah susun, yang akan
untuk membuat akta autentik dijadikan dasar bagi
mengenai pembuatan hukum pendaftaran perubahan
tertentu tentang hak atas tanah data pendaftaran tanah
atau hak milik atas satuan rumah yang diakibatkan oleh
susun. “seperti halnya notaris perbuatan hukum itu.
sebagai pejabat umum yang
disebut berdasarkan undang- 2. Perbuatan hukum
undang pengaturan PPAT sebagai sebagaimana dimaksud
pejabat umum tidak dituangkan pada ayat (1) adalah
kedalam undang-undang, tetapi sebagai berikut:
hanya melalui suatu peraturan
pemerintah.”8 a. Jual beli
b. Tukar menukar
PPAT diberikan c. Hibah
kewenangan hukum untuk d. Pemasukan
memberi pelayanan umum kepada kedalam perusahaan
masyarakat, dalam pembuatan (inbreng)
akta autenntik yang merupakan e. Pembagian hak
alat bukti yang sempurna bersama
berkenaan dengan pembuatan f. Pemberian hak
hukum di bidang pertanahan. guna bangunan/hak pakai atas
tanah hak milik
Fungsi pendaftaran tanah g. Pemberian kuasa
adalah untuk menjamin kepastian membebankan tak tanggunan
hukum, Selanjutnya dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Pejabat pembuat akta tanah
Tahun 2016 tentang peraturan (PPAT) diangkat oleh pemerintah,
jabatan pejabat pembuat akta Dalam hal ini badan pertahanan
tanah pada Pasal 2 Mengatakan nasional dengan tugas dan
sebagai berikut: kewenangan Tertentu dalam
rangka “melayani kebutuhan
masyarakat akan akta Pemindahan
hak atas tanah, akta pembebanan
8
Husni Thamrin, Pembuatan Akta has atas tanah atas tanah, dan
Pertanahan Oleh Notaris, Laksbang akta. Pemberian kuasa
Pressindo , Yogyakarta, 2011, hlm 46. pembebanan hak tanggupan
sebagaimana diatur dalam

8
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

peraturan perundagan –undangan mengenai hak atas tanah


yaitu berlaku” Dalam atau hak milik atas satuan
perkembangan pendaftaran tanah rumah susun”.
di Indonesia kedudukan PPAT
sebagai pejabat umum Dalam pembuatan akta
dikukuhkan melalui berbagai autentik harus memenuhi unsur-
peraturan perundang-undangan unsur yang diatur dalam Pasal
yaitu: 1868 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yaitu:
1. Undang- Undang Nomor 4
1. Akta tersebut harus dibuat
tahun 1996 tentang hak
tanggunan atas tanah beserta oleh atau di hadapan seorang
pejabat umum.
benda benda yang berkaitan
dengan tanah. Di dalam 2. Akta tersebut harus dibuat
dalam bentuk yang tentukan
Pasal 1 ayat (4) di sebutkan
“pejabat umum yang di beri di dalam undang-undang.
3. Pejabat umum yang membuat
wewenang untuk membuat
akta pemindahan hak atas akta harus mempunyai
kewenangan untuk membuat
tanah, akta pembenanan hak
atas tanah dan akta akta tersebut, baik
kewenangan berdasarkan
pemberian kuasa
membebankan hak daerah (wilayah) kerjanya
atau waktu pada saat akta
tanggungan menurut
peraturan perundang- tersebut dibuat.
4. Sifat tertulis suatu perjanjian
undang yang berlaku”
2. Peraturan pemerintah yang dituangkan dalam
sebuah akta tidak membuat
Nomor 24 tahun 1997
tentang pendaftaran tanah, sahnya suatu perjanjian yang
dibuat secara tertulis tersebut
Pasal 1 angka 24
menyatakan bahwa PPAT dapat digunakan sebagai alat
bukti di kemudian hari,
adalah “ Pejabat umum
yang diberi kewenangan karena suatu perjanjian harus
dapat memenuhi syarat-
untuk membuat akta-akta
tersebut. syarat sahnya perjanjian`yang
telah diatur dalam Pasal 1320
3. Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2016 KUHPerdata. Akta PPAT
tentang peraturan Jabatan terkait dengan keperluan
Pejabat Pembuat Akta penyerahan secara yuridis
Tanah, secara khusus diatur (lavering) disamping
dalam Pasal 1 butir 1, yang penyerahan nyata (feitelijk
berbunyi” Pejabat Pembuat levering).9
Akta Tanah adalah pejabat Kewajiban penyerahan surat
umum yang diberi bukti hak atas tanah yang dijual
wewenang untuk membuat sangat penting karena Pasal 1482
Akta otentik mengenai
perbuatan hukum tertentu 9
Subekti, Hukum Perjanjian,
Jakarta, Intermasa, 2002, hlm 79.

9
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

KUHPerdata menyatakan Pasal tersebut menghendaki


“kewajiban menyerahkan suatu adanya Undang-Undang yang
barang meliputi segala sesuatu mengatur tentang bentuk akta
yang menjadi perlengkapannya autentik dan pejabat umum,
serta dimaksudkan bagi Sementara dalam Peraturan
pemakaiannya yang tetap, beserta Pemerintah Nomor 24 Tahun
surat-surat bukti milik jika itu 2016 tentang Peraturan Jabatan
ada“ jadi, penyerahan sebidang Pejabat Pembuat Akta Tanah
tanah meliputi penyerahan merumuskan “Pejabat pembuat
sertifikatnya. Peralihan hak atas Akta Tanah adalah pejabat umum
tanah dari pemilik kepada yang berwenang membuat akta
penerima disertai dengan autentik” di dalam kata-kata
penyerahan yuridis membuat dapat diartikan dalam
(juridischelevering),“ merupakan pengertian luas yaitu
penyerahan yang harus memenuhi memprodusir akta dalam bentuk
formalitas undang-undang, yang ditentukan oleh Undang-
meliputi pemenuhan syarat Undang termasuk
dilakukan melalui prosedur yang mempersiapkan, menyusun dan
telah ditetapkan , menggunakan membuat akta sesuai dengan
dokumen dibuat oleh atau di bentuk yang ditentukan.
hadapan PPAT.”10 PPAT sebagai pejabat
Tata cara dan formalitas umum yang berwenang membuat
pembuatan akta autentik adalah akta-akta mengenai tanah
merupakan ketentuan hukum yang tentunya harus memiliki
memaksa artinya, artinya tata cara kemampuan dan kecakapan
dan prosedur pembuatan itu harus khusus dibidang pertanahan agar
diikuti dengan setepat-tepatnya akta-akta yang dibuatnya tidak
tanpa boleh di simpangi menimbulkan permasalahan
sedikitpun. Penyimpangan dari dikemudian hari mengingat akta
tata cara dan prosedur pembuatan yang dibuatnya adalah akta
akta autentik akan membawa autentik yang dapat digunakan
akibat hukum kepada kekuatan sebagai alat bukti.Permasalahan
pembuktian akta itu. Keberadaan tersebut bisa terjadi pada akta jual
suatu akta autentik dan pejabat beli tanah bersertifikat yang
umum di Indonesia diatur dalam disebabkan oleh karena adanya
Pasal 1868 Kitab Undang-Undang penyimpangan atau kesalahan
Hukum Perdata yang berbunyi pada prosedur penandatanganan
akta autentik adalah akta yang di akta jual beli tersebut.
dalam bentuknya ditentukan oleh Pada saat ini sering kali
Undang-Undang dibuat oleh atau dalam prakteknya PPAT membuat
dihadapan pejabat umum yang akta jual beli tidak sesuai dengan
berwenang untuk itu ditempatkan prosedur menurut ketentuan
dimana akta itu dibuatnya. peraturan yang berlaku, sehingga
hal tersebut akan menimbulkan
kerugian bagi para pihak yang
berkepentingan. Contoh- contoh

10
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

pelanggaran yang sering terjadi dengan prosedur yang


dalam praktek pembuatan akta ditentukan
PPAT adalah: b. Dan hanya melakukan cek
a. Memandatangani akta jual lisan
beli sebelum dilakukan cek c. Akta jual beli tidak
bersih/pengecekan sertifikat dibacakan oleh PPAT secara
dikantor BPN, bertujuan: rinci namun hanya
1) Memperoleh kepastian menerangkan isi akta secara
apakah data fisik dan garis besar
data yuridis yang d. Penandatangan terhadap
tercantum pada sertifikat akta jual beli dilakukan oleh
yang bersangkutan sesuai para pihak tidak secara
dengan data yang bersamaan
terdapat pada daftar- e. Saksi-saksi tidak pernah
daftar dikantor Badan terlibat secara langsung
Pertanahan Nasional dalam suatu proses
berdasarkan Pasal 97 penandatangan akta
ayat (5) huruf b PMNA f. Menerima pekerjaan dari
(Peraturan Menteri rekan sejawat, tetapi
Negara Agraria) kepala terhadap akta yang akan
Badan Pertanahan dibuat telah ditanda
Nasional Nomor 3 Tahun tanganisebelumnya oleh
1997 para pihak
2) Memperoleh kepastian g. Nilai harga transaksi yang
apakah serifikat dimuat dalam akta jual beli
bersangkutan adalah berbeda dengan nilai
dokumen yang transaksi yang sebenarnya
diterbitkan oleh kantor
Pertanahan Nasional Beberapa hal ini yang akan
Pasal 97 ayat (5) huruf a bisa menimbulkan akibat hukum
PMNA (Peraturan yang dinyatakan pembatalan
Menteri Nasional dimuka pengadilan atau akta
Agraria) kepala Badan tersebut yang pada awalnya
Pertanahan Nasional memiliki kekuatan hukum
Nomor 3 Tahun 1997 sempurna menjadi akta yang
3) Memperoleh kepastian hanya mempunyai kekuatan
apakah hak atas tanah hukum dibawah tangan, yang ke
yang bersangkutan tidak semua itu disebabkan kelalaian
tersangkut dari seorang PPAT yang membuat
perkara/sengketa atau akta tidak didasarkan pada
dibebani sita/menjadi persyaratan peraturan perundang-
jaminan utang/beban- undangan yang berlaku karena hal
beban lainnya tersebut tidak memenuhi syarat
4) Untuk membuktikan subjektif.
bahwa dalam pembuatan Apabila terbit akta PPAT
akta PPAT telah sesuai yang cacat hukum karena

11
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

kesalahan PPAT kelalaian Undang –Undang Nomor 28


maupun karena kesengajaan Tahun 2009 Tentang Pajak daerah
PPAT itu sendiri, maka PPAT itu dan Retribusi Daerah terutama
harus memberikan pertanggung berkaitan dengan Bea Perolehan
jawaban secara hukum. Penyebab Hak Atas Tanah dan Bagunan
permasalahan bisa timbul secara (BPHTB) diamana kewenangan
langsung akibat kelalaian PPAT pemerintah pusat melalui
juga bisa timbul secara tidak direktorat jendral pajak
langsung dalam hal dilakukan dilimpahkan kepada kabupaten/
oleh orang lain. Apabila penyebab kota. Sebelumnya pengaturan
permasalahan timbul karena BPHTB diatur dengan Undang-
kelalaian baik dilakukan secara Undang Nomor 21 tahun 1997
sengaja maupun tidak sengaja Tentang Bea Perolehan Hak atas
oleh PPAT, maka berakibat akta Tanah dan Bangunan.Pada awal
tersebut hanya mempunyai penerapan BPHTB yang telah
kekuatan pembuktian sebagai akta dilimpahkan kepada pemerintah
dibawah tangan atau dapat daerah berdasarkan Perundang-
dibatalkan, karena tidak undangan belum bisa berjalan
terpenuhinya syarat subjektif yang dengan lancar karena kurangnya
bisa dijadikan alasan bagi pihak sarana dan prasarana.Masyarakat
yang dirugikan menuntut ganti adalah pihak yang tidak terlibat
rugi kepada pihak PPAT. langsung dalam penentuan
BPHTB, tetapi merupakan pihak
Dengan demikian terhadap yang memberikan informasi awal
permasalahan PPAT dapat tentang terjadinya kesepakatan
dimintai pertanggung jawabannya dalam transaksi, berkaitan dalam
sehubungan dengan Akta Jual subjek tanah. Informasi inilah
Beli yang dibuatnya jika yang menjadi sumber dasar
dikemudian hari dapat dibatalkan seorang PPAT dalam menentukan
atau dinyatakan batal demi hukum suatu transaksi atau kesepakatan
oleh Putusan Pengadilan sebagai tentang Hak atas Tanah yang
akibat ditemukannya cacat hukum ketentuan BPHTB dan besarnya
dalam pembuatannya baik secara BPHTB yang harus di tanggung
administratif, perdata, maupun oleh wajib pajak terbitkanya surat
pidana apabila PPAT yang edaran dari kepala Badan
bersangkutan terbukti bersalah Pertanahan Nasional Republik
dalam prosedur pembuatan Akta Indonesia Nomor 5/SE/IV/2013
Jual Beli tersebut. tentang pendaftaran hak atas tanah
atau pendaftaran peralihan hak
atas tanah terkait dengan
B. Bagaimana dasar penentuan pelaksanaaan Undang-Undang
pajak BPHTB atas peralihan Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Hak atas tanah dan Bangunan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Salah satu sumber dana
karena jual beli
yang termasuk dalam bagian dana
perimbangan yang termuat dalam

12
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

Pasal 3 Undang-Undang Nomor sepenuhnya ke


25 Tahun 1999 tentang rekening kas daerah.
perimbangan keuangan pusat dan 4. Hasil penerimaan
daerah adalah penerimaan dari sebagaimana yang
bagi hasil pajak pajak bumi dimaksud pada ayat
bangunan serta bea perolehan hak (3) dibagi untuk
atas tanah dan bangunan (PBB) pemerintah daerah
dan (BPHTB) dan bagi hasil tingkat 1 dan
bukan pajak atau sumber daya pemerintah
alam (SDA) kabupaten/ kota
Menurut Pasal 1 Keputusan dengan penerimaan
Menteri Keuangan Republik sebagai berikut:
Indonesia Nomor
564/KMK.02/2001 tentang Setelah dilimpahkannya
pembagian hasil penerimaan bea kewenangan pemerintah pusat
perolehan hak atas tanah dan kepada pemerintah daerah dengan
bangunan bagian pemerintah adanya otonomi daerah maka
daerah disebutkan bahwa: pajak BPHTB penganturanya juga
1. Hasil penerimaan dilimpahkan dari pemerintah
Bea Perolehan Hak pusat kepada pemerintah
atas Tanah dan kabupaten / Kota. Pelimpahan
Bangunan tersebut tidak hanya dalam segi
merupakan pemungutan saja akan tetapi
penerimaan negara. termasuk pengelolaan dan
2. 20% (dua puluh penampungan dari dana yang
persen) dari hasil dipungut dari masyarakat melalui
penerimaan pejabat Pembuat akta Tanah
sebagaimana dengan menggunakan Rekening
dimaksud pada ayat pemerintah kabupaten/ kota
(1) merupakan sebagai Rekening penampung .
bagian penerimaan Mekanisme pemungutan
untuk pemerintah yang diserahkan kepada masing-
pusat dan harus masing pemerintah kabupaten/
diatur sepenuhnya kota yang terjadi adalah
ke rekening kas dissinkronisasi mekanisme
Negara. pemungutan pajak dan masing-
3. 80% (delapan puluh masing daerah berusaha untuk
persen) dari hasil memperoleh BPHTB yang besar
penerimaan karena sebagian besar hasil dari
sebagaimana BPHTB tersebut akan diserahkan
dimaksud ayat (1) kepada masing-masing
merupakan bagian pemerintah kabupaten/ kota.
penerimaan untuk
pemerintah daerah Sesuai denngan amanah
dan harus disetor Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 dalam Pasal 2 ayat (1)

13
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

menyatakan bahwa Pajak BPHTB baru mengenai perhitungan harga


masuk kedalam pajak daerah transaksi yang ditetapkan oleh
kabupaten/kota. Dimana untuk Dispenda yang tidak sesuai
kota jambi sendiri diatur dalam dengan standar yang ditetapkan
peraturan daerah Nomor 10 Tahun oleh kantor pajak pratama. Dalam
2011 kemudian diatur lagi dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun
peraturan walikota Nomor 25 2009 dalam Pasal 87 ayat (1)
Tahun 2016 yang terjadi peraturan menyatakan bahwa dasar
perundang-undangan yang pengenaan bea perolehan hak atas
menjadi dasar pemungutan pajak tanah dan bangunan adalah nilai
BPHTB bertentangan dengan perolehan objek pajak (NPOP),
peraturan perundangan lainya. kemudian pada ayat (2)
Adanya verifikasi atau validasi menyatakan nilai perolehan objek
BPHTB yang dilakukan oleh pajak sebagaimana dimaksud
masing-masing pemerintah / kota pada ayat 1, dalam hal :
yang secara normatif dan yuridis
bertentangan dengan peraturan a. Jual beli adalah
perundang undangan serta harga transaksi
menghambat tugas dari Pejabat b. Tukar menukar
pembuat akta tanah dan pejabat adalah nilai pasar
lelang. c. Hibah adalah nilai
pasar
Dalam proses pembuatan d. Hibah wasiat
akta jual beli dihadapan PPAT, addalah nilai pasar
salah satu syarat yang harus e. Waris adalah nilai
dipenuhi adalah para pihak atau pasar
(calon penjual dan calon pembeli) f. Pemsasukan dalam
telah menyelesaikan kewajiban perseroan atau badan
perpajakanya atas pengalihan hak hukum lainya adalah
aats tanah, yaitu untuk calon nilai pasar
penjual wajib menyerahkan bukti g. Pemisahan hak yang
lunas pajak penghasilan (final) mengakibatkan
atas tanah dan bangunan tersebut peralihan adalah
dengan memberikan bukti setor nilai pasar
SSP sedangkan untuk calon h. Peralihan hak karena
pembeli wajib melunasi BPHTB pelaksanaan putusan
dan memberikan bukti setor SSB hakim yang
BPHTB yang telah divalidasi mempunyai
untuk diserahkan kepada PPAT kekuatan adalah
seringkali terjadi dalam praktek nilai pasar
terjadi kendala akta jual beli i. Pemberian hak baru
belum dapat di tanda tangani sebagai kelanjutan
karena SSB belum selesai di dari pelepasan hak
validasi, dan juga proses validasi adalah nilai pasar
pada kantor pajak pratama j. Pemberian hak baru
terhambat dengan adanya sistem atas tanah diluar

14
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

pelepasan hak yang menetapkan dasar penentuan


adalah nilai pasar BPHTB dengan sistim Zona Nilai
k. Penggabungan usaha Tanah (ZNT) jika harga transaksi
adalah nilai pasar dibawah NJOP.
l. Peleburan usaha
adalah nilai pasar Dalam peraturan Walikota
m. Pemekaran usaha Jambi yang diatur dalam Perwal
adalah nilai pasar Nomor 25 Tahun 2016
n. Hadiah adalah nilai mekanisme dasar penentuan harga
pasar dan / atau tanah dalam pemunguntan
o. Penunjukan BPHTB atas pengalihan hak jual
pembelian dalam beli menggunakan sistem Zona
lelang adalah harga nilai tanah, tidak berdasarkan
transaksi yang NJOP sebagaimana yang
tercantum dalam ditentukan oleh Undang-Undang
risalah lelang Nomor 28 Tahun 2009, saat ini
memang belum ada pengaturan
Pada ayat (3) menyatakan khusus yang mengatur mengenai
jika NPOP sebagaimana nilai pasar, belum adanya
dimaksud pada ayat (2) huruf a petunjuk dan pelaksanaan untuk
sampai n tidak diketahui atau mengatur mengenai nilai pasar
lebih rendah dari pada NJOP yang yang wajar.
digunakan dalam pengenaan pajak
bumi bangunan pada tahun Dalam hal ini jika
terjadinya perolehan dasar penentuan nilai tanah bukan
pengenaan yang dipakai adalah berdasarkan NJOP akan dianggap
NJOP PBB menyalahi aturan, namun
penentuan nilai tersebut dianggap
Peraturan ini jelas sah menurut undang-undang
mengatakan bahwa dasar karena penentuan nilai pasar
pengenaan BPHTB pada ditentukan oleh pemerintah
peralihan hak akibat jual beli kabupaten/kota. Menurut Pasal (2)
adalah berdasarkan NPOP ayat 2 huruf K undang-undang
berdasarkan harga transaksi, jika nomor 28 Tahun 2009
lebih rendah atau tidak diketahui menyatakan bahwa Bea perolehan
maka digunakan NJOP PBB, Hak atas tanah dan bangunan
namun yang menjadi persoalan ditetapkan sebagai salah satu jenis
selanjutnya adalah karena pajak kabupaten/kota, kemudian
pelimpahan kewenangan dalam Pasal 95 ayat (1)
pemerintah daerah memiliki menyatakan bahwa pajak daerah
kewenangan dalam mengelola dan ditetapkan dengan pemerintah
mengatur pajak daerah daerah.
Pajak BPHTB, ini Jual beli pada dasarnya
menimbulkan persoalan karena adalah kesepakatan para pihak,
adanya peraturan yang ditetapkan seperti yang disebutkan dalam
berdasarkan peraturan walikota Pasal 1320 ayat 1 KUHperdata

15
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

mengenai syarat sahnya suatu peraturan Perundang-


perjanjian yakni “kesepakatan undangan yang berwenang.
mereka yang mengikatkan c. Asas Kesesuaian antara jenis
dirinya”, sedangkan dengan dan materi muatan
adanya verifikasi mengenai harga maksudnya adalah bahwa
transaksi atau NJOP akan dalam pembentukan
membuat perjanjian jual beli peraturan Perundang-
tersebut dibuat bukan dengan undangan harus benar-benar
adanya kesepakatan para pihak memperhatikan materi
akan tetapi adanya paksanaan dari muatan yang tepat dengan
instansi pemerintah, kemudian jenis peraturan Perundang-
penentuan harga nilai pasar undangan.
tersebut berimbas pada tugas atau d. Asas dilaksankan, maskdunya
kerja dari PPAT dalam membuat adalah, bahwa setiap
akta jual beli, hal itu dikarenakan pembentukan peraturan
nilai transaksi akta dalam jual beli perundang-undangan harus
tersebut tertulis bukan memperhatikan efektifitas
berdasarkan kesepakatan para peraturan Perundang-
pihak undangan tersebut di dalam
masyarakat baik secara
Kesepakatan sebagai salah filosofis, yuridis maupaun
satu komponen dalam penentuan sosiologi,
besarnya BPHTB yang harus e. Materi kejelasan rumusan
ditanggung, merupakan kunci maksudnya adalah bahwa
bagi terjadinya transaksi yang setiap peraturan Perundang-
kemudian disahkan atau yang undangan dibuat karena
dilengalkan dengan pembuatan benar-benar dibutuhkan dan
akta oleh PPAT ada beberapa bermanfaat mengatur
Asas dalam pembetukan peraturan kehidupan bermasyarakat,
Perundang-undangan jika dikaitan berbangsa dan bernegara.
dengan teori perundang-undangan f. Asas kejelasan rumusan
adapun beberapa asas tersebut maksudnya adalah bahwa
adalah: dalam pembentuk setiap
peraturan Perundang-
a. Asas kejelasan Tujuan,
undangan harus memenuhi
maksudnya adalah bahwa
persyaratan teknis
setiap pembentukan peraturan
penyusunan peraturan
Perundang-undangan harus
Perundang-undangan
mempunyai tujuan yang jelas
g. Asas keterbukaan,
yang hendak dicapai
maksudnya adalah bahwa
b. Asas Kelembagaan atau
dalam proses pembentukan
organ pembentukan yang
peraturan Perundang-
tepat, maksudnya adalah,
undangan mulai dari
bahwa setiap jenis peraturan
perencanaan, persiapan,
Perundang-undangan harus
penyusunan, dan pembahasan
dibuat oleh lembaga atau
pejabat atau pembentuk

16
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

bersifat transparan dan lima ratus ribu rupiah).


terbuka. Untuk setiap
Jika disimpulkan mengenai pelanggaran. Jadi sanksi
Undang-Undang nomor 28 Tahun yang mengancam PPAT
2009 yang mengatur tentang pajak yang membuat akta tidak
BPHTB sudah memberikan sesuai dengan syarat
kepastian mengenai isi dari materi formil dan syarat materil
norma tersebut bahwa dasar dari prosedur atau tata
pengenaan BPHTB adalah cara pembuatan akta
berdasarkan harga transaksi untuk PPAT adalah sanksi
jual beli dan nilai pasar untuk pemberhentian dengan
peralihan hak lainnya, jika tidak tidak hormat dari
diketahui atau lebih rendah dari jabatanya dan pengenaan
NJOP maka dasar yang digunakan denda administratif.
adalah NJOP, jika peraturan 2. Dasar penentuan pajak
daerah menentukan sistem lain BPHTB atas peralihan
maka hal ini telah melanggar hak karena jual beli
peraturan yang lebih tinggi berdasarkan NJOP
dimana undang-undang nomor 28 sebagaimana yang telah
Tahun 2009 peraturan yang lebih ditetapkan oleh Undang-
tinggi. undang Nomor 28 Tahun
2009, sebagaimana yang
telah dijelaskan bahwa
KESIMPULAN terhadap peralihan hak
karena jual beli adalah
Dari penjelasan
berdasarkan harga
sebagaimana yang telah diuraikan
transaksi jika tidak
di dalam pembahasan tersebut
diketahui atau lebih
diatas maka dalam hal ini dapat
rendah maka dasar
ditarik suatu kesimpulan yaitu:
pengenaanya adalah
1. Dalam kepastian hukum
NJOP, meskipun Pajak
yakni mengenai
BPHTB termasuk
tanggung jawab PPAT
kedalam pajak daerah,
dalam Pajak BPHTB
pengaturan mengenai
adalah menyiapkan
dasar pengenaan BPHTB
blanko pajak serta
tidak boleh bertentangan
membantu wajib pajak
dengan peraturan yang
menghitung dan
lebih tinggi, peraturan
pelayanan lelang negara,
daerah yang menetapkan
yang melanggar
sistim ZNT sebagai dasar
ketentuan sebagaimana
pengenaan BPHTB
dimaksud dalam Pasal 91
membuat ketidak pastian
ayat (1) dan ayat (2)
(multitafsir) hukum
dikenakan sanksi
karena normanya
administratif berupa
bertentangan dengan
denda sebesar Rp.
peraturan yang lebih
7.500.000,00 (Tujuh juta

17
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018
KEPASTIAN HUKUM AKTA JUAL BELI TANAH PADA PAJAK
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

tinggi yakni Undang- Peter mahmud marzuki, 2008,


Undang Nomor 28 Tahun
2009 sehingga Pengantar ilmu hukum,
menyebabkan proses
peralihan akta jual beli Kencana Jakarta.
menjadi terhambat.
R. Subekti, Hukum perjanjian, Pt.
DAFTAR PUSTAKA Intermassa.

Boedi Harsono, 2008, Hukum agraria


Perundang – Undangan
Indonesia Himpunan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000
Peraturan-peraturan hukum
Tentang Perubahan Undang-
tanah, Jakarta, Djambatan
undang 21 Tahun 1997
G. kartasapoetra, 1989, Pajak Bumi dan
Tentang bea perolehan hak
Bangunan Prosedur dan
atas tanah dan bangunan.
pelaksanaanya, Jakarta, Bina
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
aksara.
Tentang pajak daerah dan
Husni thamrin, 2011, Pembuatan akta
retribusi daerah
oleh notaris, Yogyakarta,
Disertasi
Laksbang Pressindo.

Sahuri Lasmadi, Pertanggungjawaban


Indra ismawan, 2000, Memahami
Korporasi dalam
reformasi perpajakan, Jakarta, Persfektif Hukum Pidana

Kelompok Gramedia. Indonesia, Disertasi Program


Pascasarjana Universitas
Airlangga, Surabaya, 2003.

18
JURNAL YURIDIS UNAJA
VOL 1 NO 2 DESEMBER 2018

Anda mungkin juga menyukai