PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui
konsep kerja metode seismik refraksi ,metode GRM untuk mencari tahu
kedalaman lapisan batuan , jenis batuan undulasi sebuah bidang perlapisan serta
untuk mendeteksi adanya blend zone.
Tujuan dari praktikum ini untuk mendapatkan hasil berupa kurva dan
penampang bawah permukaan yang berisikan kedalaman perlapisan batuan . Hasil
dari praktikum ini juga berupa pendeteksian adanya sebuah lapisan dengan
undulasi dengan melihat bentuk kurva t-x yang dihasilkan. Didapat data
kecepatan gelombang yang merambat pada sebuah batuan sehingga dapat
mengetahui kondisi litologi di bawah permukaan.
2
BAB II
DASAR TEORI
3
merupakan sumber dari gelombang baru yang menjalar dalam bentuk bola
(spherical).
b) Hukum Snellius
Gelombang yang terpantul akan mengikuti hukum pemantulan
gelombang, yaituhukum Snellius “Gelombang akan dipantulkan atau
dibiaskan pada bidang batasantara dua medium”.Ketika gelombang seismik
melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik yangberbeda dari lapisan
batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akanterbagi.
Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke permukaan
dansebagian diteruskan merambat dibawah permukaan. Penjalaran
gelombangseismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari
Prinsip Huygens,menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias
merupakan fungsi dari sudutdatang dan kecepatan gelombang. Gelombang
P yang datang akan mengenaipermukaan bidang batas antara dua
medium berbeda akan menimbulkangelombang refraksi dan refleksi
(Hutabarat, 2009).
c) Asas Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa jika sebuah gelombang merambat
dari satutitik ke titik yang lain, maka gelombang tersebut akan memilih
jejak yangtercepat. Kata tercepat diboldkan untuk memberikan
penekanan bahwa jejakyang akan dilalui oleh sebuah gelombang adalah
jejak yang secara waktu tercepatbukan yang terpendek secara jarak. Tidak
selamanya yang terpendek itu tercepat. Dengan demikian, jika gelombang
melewati sebuah medium yang memilikivariasi kecepatan gelombang
seismik, maka gelombang tersebut akan cenderungmelalui zona-zona
kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah.
4
Dalam memahami perambatan gelombang seismik di dalam bumi, perlu
mengambil beberapa asumsi untuk memudahkan penjabaran matematis dan
menyederhanakan pengertian fisisnya. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:
Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan
gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Makin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.
Panjang gelombang seismik < ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan
setiap lapisan yang memenuhi syarat tersebut akan dapat terdeteksi.
Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga
mematuhi hukum-hukum dasar lintasan sinar di atas.
Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan
kecepatan pada lapisan di bawahnya.
Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
5
Gambar 2.1. Model seismik bias dua lapis
Pada metode ini pertama kali dihitung fungsi kecepatan untuk tiap-tiap
geophone sesuai jarak (XY), misalnya XY = 1,2 3,….dst (gambar a). fungsi
tersebut diberikan sebagai :
(II.1)
(II.2)
dimana :
6
(II.3)
(II.4)
𝑉𝑎𝑣𝑔
I = 𝑠𝑖𝑛−1 𝑉
(II.5)
Geometrikedalamanbidangpembiasdapatdiperolehdenganmengeplotkedalam
anℎ𝑝 pada tiap – tiap geophone.
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
8
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan Data
9
Dalam kegiatan pengolahan data komponen yang kita dapat pengambilan
kegiatan dilapangan berupa offset pengukuran dan waktu tiba gelombang
hasil pengukuran forward dan reverse.
Membuat kurva T-X untuk mengetahui kapan dan dimana gelombang
seismik dibiaskan.
Melakukan perhitungan untuk mencari 2x jarak antar geophone dan waktu
total gelombang seismik merambat sebagai angka dasar untuk melakukan
pengolahan data selanjutnya.
Menghitung nilai Tv untuk melakukan analisis kecepatan gelombang
seismik yang merambat pada bidang perlapisan.
Menghitung nilai kecepatan gelombang seismik yang merambat pada
lapisan batuan ke dua.
Menghitung nilai Tg untuk melakukan analisa kedalaman lapisan batuan
dibawah tiap-tiap geophone dan merata-ratakanya.
Menghitung nilai kecepatan gelombang seismik yang merambat pada
lapisan batuan pertama.
Menghitung kedalaman lapisan batuan pertama
Menghitung selisih xy atau jarak perhitungan dan mrngurangkan nilaijarak
sebenarnya dengan jarak perhitungan sehingga didapat koreksi jarak.
Menghitung ketebalan blindzone.
Membuat kurva analisa kecepatan,analisa kedalaman,profil bawah
permukaan dan analisa blind zone.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
4.1 Tabel Pengolahan data
11
Gambar 4.1.Grafik T-X
Gambar 4.2 adalah gambar dari kurva T-X ,kurva T-X adalah kurva yang
mengambarkan hubungan antara offset dan waktu terima gelombang seismik pada
titik-titik geophone.Kurva T-X dibuat dengan pengukuran secara forward dan
reverse . Pada saat pengukuran forward gelombang seismik bergerak dari titik
offset 0 meter hingga titik offset 5 meter dan dibiaskan pada offset5 meter dengan
waktu terima gelombang pada 19.8 ms .Pada pengukuran reverse gelombang
seismik bergerak langusung pada titik offset93 meter hingga titik offset 85 meter
dan gelombang seismik dibiaskan pada titik offset 85 meter dengan waktu tiba
gelombang yang terbaca pada waktu 20.8 ms.Grafik T-X baik pada pengukuran
dengan metode T-X,CDM,ABC,PLUS MINUS maupun pada pengukuran GRM
akan menghasilkan bentuk kurva yang sama ,yang memebedakan dari metode-
metode trsebut berada pada cara pengolahan datanya.
12
4.3 Perbandingan Grafik Analisa Kedalaman dan Grafik AnalisaKecepatan
Gambar 4.2 adalah gambar dari grafik analisa kedalaman dimana grafik ini
dibentuk oleh dua komponen yaitu offset dan Tg .Grfik analisa kedalaman dibuat
berdasarkan bagian yang kasar atau bagian yang banyak undulasi sehingga informasi
tentang ketelitian undulasi dibawah permukaan dapat di hasilkan secara rinci.grafik
analisa kedalaman dapat menginterpretasikan ke dalaman bawah permukaan dengan cara
melihat nilai /lamanya waktu tiba gelombang yang diterima oleh geophone.apabila
13
semakin tinggi nilai pembacaan dalam grafik analisa kecepatan dan semakin lama
gelombang seismik diterima oleh geophone maka semakin panjang lintasan yang dilalui
oleh sebuah gelombang seismik dan semakin dalam lapisa batuan yang dideteksi.Pada
kurva analisis kedalaman didapatkan kedalaman maksimum lapisan batuan terdapat pada
offset30 meter dengan waktu tempuh gelombang seismik sebesar 10,64540313 ms dan
kedalaman minimum dideteksi pada offset 10 meter dengan waktu tempuh gelombang
seismik sebesar 8,695403125 ms.
Gambar 4.3 adalah grafik analisa kecepatan gelombang seismik yang menjalar
pada lapisan batuan ke dua.Grafik analisa kecepatan terdiri dari dua komponen yaitu
offset dan Tv.Dimana offset adalah jarak rangkaian geophone dan Tv adalah waktu
rambat gelombang seismik.Analisa kecepatan dalam pendeteksianya memanfaatkan
bagian yang halus dan teratur pada batas perlapisan ,agar kecepatan V2 Didapatkan yang
maksimal.Kurva analisis kecepatan dapat menganalisis tingkat kecepatan gelombang
seismik pada lapisan batuan kedua dengan cara melihat lamanya waktu tempuh
penjalaran gelombang seismik hingga di terima oleh sebuah geophone. Apabila semakin
bawah lokasi titik di kurva dan semakin kecil nilai waktu yang terbaca pada grafik analisa
kecepatan maka kecepatan gelombang yang merambat pada bidang perlapisan ke dua
semakin cepat pula,sebaliknya apabila semakin tinggi titik dan semakin besar nilai waktu
yang terbaca pada grafik analisa kecepatan maka semakin lambat pula cepat rambat di
lapisan ke dua.Pada grafik analsa kecepaan, bagian dengan kecepatan v2 tertinggi terletak
di offset 19,8 meter dengan waktu tempuh gelombang sebesar 11,95 ms dan bagian
dengan kecepatan v2 terendah terletak di offset 85 meter dengan waktu tempuh
gelombang sebesar 85,5 ms.
14
4.5 Profil Bawah Permukaan
15
kecepatan gelombang seismik yang menjalar sebesar 1087,695445 m/s dimana
menurut Burger (1992) Lapisan tersebut merupakan lapisan yang memiliki
komposisi litologi berupa Clay mineral.
Dengan jenis litologi pada lapisan pertama dan kedua maka pada
kedalaman persebut belum bisa dijadikan sebagai tempat pembuatan pondasi
dikarenakan jenis litologi masih memiliki kuat geser rendah,porositas besar
yangmana kemungkinan litolgi dapat mengembang ketika terjadi hujan air.Lokasi
memiliki komposisi litologi berupa soil dan clay dimana jenis litologi ini
memungkinkan dapat menimpan air dan udara dalam jumlah besar dikarenakan
volume void yang besar,volume void sendiri adalah volume air ditambah volume
udara dalam suatu tubuh batuan.Dimana apabila semakin besar volume void
sebuah tubuh batuan ,maka semakin lemah pula kuat geser tanah dan
memungkinkan terjadinya settlement dan consolidation (amblasan dan
kemampatan).
16
4.6 Perbandingan Peta Kecepatan V1 dan Peta V2 Semua Kelompok
17
kenampakan warna hijau pada peta dengan skala pembacaan mulai dari 650 m/s sampai
680 m/s ,Dan zona pada lapisan pertama dengan cepat rambat gelombang paling kecil
terletak pada bagian timur peta dengan kenampakan warna biru pada peta dengan skala
pembacaan kecepatan gelombang mulai dari 600 m/s sampai 640 m/s.Walupun pada peta
V1 dibagi menjadi 3 zona dengan tingkat kecepatan yang berbeda-beda namun sebenarya
ketiga zona tersebut terdiri dari satu komponn litologi yang sama,yang mana menurut
Burger lapisan dengan kecepatan gelombang seismik pada rentang nilai 200-900
merupakan sebuah benda yang terdiri dari komposisi litologi soil.
Dari kedua peta dapat dilihat terdapat kesamaan lokasi keterdapatan kecepatan
V1 dan kecepatan rambat gelombang (v2) paling cepat erletak pada bagian barat peta
,dimana hal ini dimungkinkan pada lokasi tersebut terjadi penindihan masa sehingga
material memadat dan ketika gelombang sesmik melewatinya maka gelombang akan
bergerak lebih cepat.
18
4.7 Peta Kedalaman Semua Kelompok
19
4.8 Penampang Kecepatan Kelompok X
Gambar 4.7 adalah gambar dari penampang bawah permukaan bumi pada
lapisan batuan 1 dan 2 dengan isi keterangan berupa zona kecepatan v1 dan v2
.Pada penampang keceptan terdiri dari 3 zona dengan kecepatan v1 yang
berbeda.zona dengan kecepatan rambat gelombang seismik Paling tingi terletak
pada bagian bawah lapisan yang ditandai dengan warna merah dengan kecepatan
geombang seismik pada skala 940 m/s sampai 1120 m/s zona ini merupakan zona
pada lapisan batuan kedua ,zona dengan kecepatan kecepatan sedang terletak
dibagian tengah peta yang ditandai dengan kenampakan warna hijau dengan skala
kecepatan gelombang seismik pada nilai 920 m/s sampai dengan 800 m/s zona ini
juga masih termasuk pada zona lapisan batuan kedua.Dan kecepatan gelombang
seismik dengan kecepatan terendah terletak di bagian paling atas dari tubuh
batuan yang ditandai dengan kenampakan warna biru pada peta dengan jangkauan
kecepatan diantara 800 m/s sampai dengan 640 m/s ,zona ini termasuk dalam zona
lapisan batuan pertama. Nilai kecepatan gelombang sesimik Semakin kebawah
permukaan tanah semakin cepat gelombang merambat,hal ini sesuai dengan
kaidah/hukum dasar bahwa semakin kedalam lapisan batuan akan semakin padat
dan gelombang seismik akan berjalan semakin cepat. Dimana komposisi pada
20
lapisan pertama berupa litologi soil dan komposisi lapisan batuan kedua berupa
litologi clay.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
21
geser rendah,porositas besar yangmana kemungkinan litolgi dapat
mengembang ketika terjadi hujan air.
5.2 Saran
22