Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gelombang seismik merupakan sebuah getaran yang merambat pada
sebuah medium dimana yang merambat adalah energinya bukan mediumnya ,
Gelombang merambat diakibatkan karena adanya sebuah usikan. Gelombang
bergerak kesegala arah dengan arah vektor x,y dan z. Kecepatan sebuah
gelombang seismik dipengaruhi oleh densitas medium yang dilewatinya,semakin
besar densitas medium maka semakin cepat pula gelombang seismik merambat.
Dan sebaliknya semakin kecil densitas medium yang dilewati maka semakin
lambat gelombang .
Seismik Refraksi adalah salah satu metode geofisika yang
memanfaatkan gelombang seismik yang berasal dari sebuah sumber gangguan di
permukaan bumi bisa berasal dari pukulan palu dan lain-lain. Setalah terjadinya
usikan maka gelombang seismik akan merambat ke dalam permukaan bumi dan
akan dibiaskan pada saat gelombang bertemu dengan sebuah batas
medium.Kemudian gelombang bias akan ditangkap oleh sebuah geophone dan
diolah.
Metode GRM adalah metode yang memanfaatkan titik pertemuan anatar 2
buah gelombang dari forward dan reverse yang memiliki titik sama saat
gelombang tersebut dibiaskan.Dalam metode GRM akan didapatkan nilai TV nilai
waktu untuk mendeteksi kecepatan gelombang bias dan TG yaitu nilai waktu yang
digunakan untuk analisa kedalaman.Metode GRM memiliki kelebihan dari
metode seismik refraksi lain dikarenakan metode ini bisa mendeteksi adanya blind
zone.

1
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui
konsep kerja metode seismik refraksi ,metode GRM untuk mencari tahu
kedalaman lapisan batuan , jenis batuan undulasi sebuah bidang perlapisan serta
untuk mendeteksi adanya blend zone.
Tujuan dari praktikum ini untuk mendapatkan hasil berupa kurva dan
penampang bawah permukaan yang berisikan kedalaman perlapisan batuan . Hasil
dari praktikum ini juga berupa pendeteksian adanya sebuah lapisan dengan
undulasi dengan melihat bentuk kurva t-x yang dihasilkan. Didapat data
kecepatan gelombang yang merambat pada sebuah batuan sehingga dapat
mengetahui kondisi litologi di bawah permukaan.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Seismik Refraksi


Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muncul akibat adanya
gempa bumi. Sedangkan gelombang secara umum adalah fenomena perambatan
gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya. Gangguan ini mula-mula terjadi
secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi (pergeseran) kedudukan
partikel-partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat massa. Karena
gangguan merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti ada transportasi
energi.
Gelombang seismik disebut juga gelombang elastik karena osilasi partikel-
partikel medium terjadi akibat interaksi antara gaya gangguan (gradien stress)
malawan gaya-gaya elastik. Dari interaksi ini muncul gelombang longitudinal,
gelombang transversal dan kombinasi diantara keduanya. Apabila medium hanya
memunculkan gelombang longitudinal saja (misalnya di dalam fluida) maka
dalam kondisi ini gelombang seismik sering dianggap sabagai gelombang akustik.
Seismik refraksi efektif digunakan untuk penentuan struktur geologi yang
dangkal sedang seismik refleksi untuk struktur geologi yang dalam. Seismik
refraksi merupakan salah satu metode seismik aktif yang bekerja berdasarkan
gelombang seismik yang direfraksikan mengikuti lapisan-lapisan bumi di bawah
permukaan.

2.2. Hukum Dasar


Perambatan gelombang menganut hukum-hukum dasar berikut:
a) Prinsip Huygens
Penjalaran gelombang seismik di dalam bumi dapat dijelaskan dengan
prinsipHuygens yang mengatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang

3
merupakan sumber dari gelombang baru yang menjalar dalam bentuk bola
(spherical).

b) Hukum Snellius
Gelombang yang terpantul akan mengikuti hukum pemantulan
gelombang, yaituhukum Snellius “Gelombang akan dipantulkan atau
dibiaskan pada bidang batasantara dua medium”.Ketika gelombang seismik
melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik yangberbeda dari lapisan
batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akanterbagi.
Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke permukaan
dansebagian diteruskan merambat dibawah permukaan. Penjalaran
gelombangseismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari
Prinsip Huygens,menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias
merupakan fungsi dari sudutdatang dan kecepatan gelombang. Gelombang
P yang datang akan mengenaipermukaan bidang batas antara dua
medium berbeda akan menimbulkangelombang refraksi dan refleksi
(Hutabarat, 2009).
c) Asas Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa jika sebuah gelombang merambat
dari satutitik ke titik yang lain, maka gelombang tersebut akan memilih
jejak yangtercepat. Kata tercepat diboldkan untuk memberikan
penekanan bahwa jejakyang akan dilalui oleh sebuah gelombang adalah
jejak yang secara waktu tercepatbukan yang terpendek secara jarak. Tidak
selamanya yang terpendek itu tercepat. Dengan demikian, jika gelombang
melewati sebuah medium yang memilikivariasi kecepatan gelombang
seismik, maka gelombang tersebut akan cenderungmelalui zona-zona
kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah.

2.3. Asumsi-asumsi Dasar

4
Dalam memahami perambatan gelombang seismik di dalam bumi, perlu
mengambil beberapa asumsi untuk memudahkan penjabaran matematis dan
menyederhanakan pengertian fisisnya. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:
 Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan
gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda-beda.
 Makin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.
 Panjang gelombang seismik < ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan
setiap lapisan yang memenuhi syarat tersebut akan dapat terdeteksi.
 Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga
mematuhi hukum-hukum dasar lintasan sinar di atas.
 Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan
kecepatan pada lapisan di bawahnya.
 Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.

2.4. Metode Delay Time


Metode single shot atau tembakan tunggal adalah suatu pengukuran seismik
refraksi dengan menggunakan suatu sumber tunggal untuk mengetahui
penampang subsurface, kemudian dikalkulasi hasil waktu tunda dalam
perambatannya menuju geophone mekanisme single shot dilakukan agar
mengetahui suatu source yang menghasilkan penjalaran gelombang tunggal,
sehingga tidak perlu dilakukan suatu koreksi offset penempatan source ke
geophone. Namun variasi hasil data refraksi yang diperoleh sedikit. Metode
Delay Time Single Shot sering digunakan dengan prinsip memanfaatkan waktu
tunda perambatan gelombang untuk mencapai receiver.

2.5. Metode GRM

II.3 Metode GRM

Merupakan penggambaran terakhir dari metode waktu tunda (plus minus).


Interpretasi akhir dapat diterapkan pada medium yang memiliki kecepatan tidak
homogen.

5
Gambar 2.1. Model seismik bias dua lapis

Pada metode ini pertama kali dihitung fungsi kecepatan untuk tiap-tiap
geophone sesuai jarak (XY), misalnya XY = 1,2 3,….dst (gambar a). fungsi
tersebut diberikan sebagai :

(II.1)

Dengan Tv adalah waktu jalar dari A ke G yang terletak diantara E dan F


(lihat gambar b). Jika dapat diperoleh harga “XY optimum” maka titik E dan F
akan berimpit sehingga didapatkan bentuk biasan dari dua arah dengan titik bias
yang sama.

Pemilihan XY optimum ini dilakukan dengan menggambar semua grafik


analisis kecepatan, dan ditentukan grafik yang tidak banyak berundulasi (regresi
linearnya memiliki koefisien korelasi paling besar)

Setelah diperoleh besarnya XY optimum dihitung kecepatan rerata (V avg)

yang dirumuskan sebagai berikut :

(II.2)

dimana :

6
(II.3)

Dengan V’ adalah “kecepatan semu” dibawah titik G (diperoleh dari slope


lapisan pertama di bawah geophone). Vavg adalah kecepatan rerata, dan XY adalah
jarak optimumnya.

Berdasarkan hasil kecepatan rerata persamaan dibawah dapat diperoleh


kedalaman bidang pembias di bawah titik G sebagai :

(II.4)

𝑉𝑎𝑣𝑔
I = 𝑠𝑖𝑛−1 𝑉
(II.5)

Geometrikedalamanbidangpembiasdapatdiperolehdenganmengeplotkedalam
anℎ𝑝 pada tiap – tiap geophone.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Pengolahan Data

8
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan Data

3.2 Pembahasan Diagram Alir


Berikut adalah penjelasan dari diagram alir pengolahan data seismik
Refraksi metode GRM :

9
 Dalam kegiatan pengolahan data komponen yang kita dapat pengambilan
kegiatan dilapangan berupa offset pengukuran dan waktu tiba gelombang
hasil pengukuran forward dan reverse.
 Membuat kurva T-X untuk mengetahui kapan dan dimana gelombang
seismik dibiaskan.
 Melakukan perhitungan untuk mencari 2x jarak antar geophone dan waktu
total gelombang seismik merambat sebagai angka dasar untuk melakukan
pengolahan data selanjutnya.
 Menghitung nilai Tv untuk melakukan analisis kecepatan gelombang
seismik yang merambat pada bidang perlapisan.
 Menghitung nilai kecepatan gelombang seismik yang merambat pada
lapisan batuan ke dua.
 Menghitung nilai Tg untuk melakukan analisa kedalaman lapisan batuan
dibawah tiap-tiap geophone dan merata-ratakanya.
 Menghitung nilai kecepatan gelombang seismik yang merambat pada
lapisan batuan pertama.
 Menghitung kedalaman lapisan batuan pertama
 Menghitung selisih xy atau jarak perhitungan dan mrngurangkan nilaijarak
sebenarnya dengan jarak perhitungan sehingga didapat koreksi jarak.
 Menghitung ketebalan blindzone.
 Membuat kurva analisa kecepatan,analisa kedalaman,profil bawah
permukaan dan analisa blind zone.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

10
4.1 Tabel Pengolahan data

Tabel 4.1. Pengolahan data line 7

4.2 Grafik T-X

11
Gambar 4.1.Grafik T-X

Gambar 4.2 adalah gambar dari kurva T-X ,kurva T-X adalah kurva yang
mengambarkan hubungan antara offset dan waktu terima gelombang seismik pada
titik-titik geophone.Kurva T-X dibuat dengan pengukuran secara forward dan
reverse . Pada saat pengukuran forward gelombang seismik bergerak dari titik
offset 0 meter hingga titik offset 5 meter dan dibiaskan pada offset5 meter dengan
waktu terima gelombang pada 19.8 ms .Pada pengukuran reverse gelombang
seismik bergerak langusung pada titik offset93 meter hingga titik offset 85 meter
dan gelombang seismik dibiaskan pada titik offset 85 meter dengan waktu tiba
gelombang yang terbaca pada waktu 20.8 ms.Grafik T-X baik pada pengukuran
dengan metode T-X,CDM,ABC,PLUS MINUS maupun pada pengukuran GRM
akan menghasilkan bentuk kurva yang sama ,yang memebedakan dari metode-
metode trsebut berada pada cara pengolahan datanya.

12
4.3 Perbandingan Grafik Analisa Kedalaman dan Grafik AnalisaKecepatan

Gambar 4.2. Grafik Analisa Kedalaman

Gambar 4.3. Grafik Analisa Kecepatan

Gambar 4.2 adalah gambar dari grafik analisa kedalaman dimana grafik ini
dibentuk oleh dua komponen yaitu offset dan Tg .Grfik analisa kedalaman dibuat
berdasarkan bagian yang kasar atau bagian yang banyak undulasi sehingga informasi
tentang ketelitian undulasi dibawah permukaan dapat di hasilkan secara rinci.grafik
analisa kedalaman dapat menginterpretasikan ke dalaman bawah permukaan dengan cara
melihat nilai /lamanya waktu tiba gelombang yang diterima oleh geophone.apabila

13
semakin tinggi nilai pembacaan dalam grafik analisa kecepatan dan semakin lama
gelombang seismik diterima oleh geophone maka semakin panjang lintasan yang dilalui
oleh sebuah gelombang seismik dan semakin dalam lapisa batuan yang dideteksi.Pada
kurva analisis kedalaman didapatkan kedalaman maksimum lapisan batuan terdapat pada
offset30 meter dengan waktu tempuh gelombang seismik sebesar 10,64540313 ms dan
kedalaman minimum dideteksi pada offset 10 meter dengan waktu tempuh gelombang
seismik sebesar 8,695403125 ms.
Gambar 4.3 adalah grafik analisa kecepatan gelombang seismik yang menjalar
pada lapisan batuan ke dua.Grafik analisa kecepatan terdiri dari dua komponen yaitu
offset dan Tv.Dimana offset adalah jarak rangkaian geophone dan Tv adalah waktu
rambat gelombang seismik.Analisa kecepatan dalam pendeteksianya memanfaatkan
bagian yang halus dan teratur pada batas perlapisan ,agar kecepatan V2 Didapatkan yang
maksimal.Kurva analisis kecepatan dapat menganalisis tingkat kecepatan gelombang
seismik pada lapisan batuan kedua dengan cara melihat lamanya waktu tempuh
penjalaran gelombang seismik hingga di terima oleh sebuah geophone. Apabila semakin
bawah lokasi titik di kurva dan semakin kecil nilai waktu yang terbaca pada grafik analisa
kecepatan maka kecepatan gelombang yang merambat pada bidang perlapisan ke dua
semakin cepat pula,sebaliknya apabila semakin tinggi titik dan semakin besar nilai waktu
yang terbaca pada grafik analisa kecepatan maka semakin lambat pula cepat rambat di
lapisan ke dua.Pada grafik analsa kecepaan, bagian dengan kecepatan v2 tertinggi terletak
di offset 19,8 meter dengan waktu tempuh gelombang sebesar 11,95 ms dan bagian
dengan kecepatan v2 terendah terletak di offset 85 meter dengan waktu tempuh
gelombang sebesar 85,5 ms.

14
4.5 Profil Bawah Permukaan

Gambar 4.4. Profil Bawah Permukaan

Gamabar 4.4. adalah gambar yang mengambarkan keadaan bawah


permukaan line pengukuran metode seismik refraksi.penampang tersebut
diperoleh dari pengolahan dengan metode GRM,dimana metode GRM memiliki
kelebihan untuk mengambarkan kondisi bawah permukaan yang
berundulasi.Pengambilan data dilakukan secara forward dan reverse .Pengukuran
seismik refraksi metode GRM dilakukan dengan offset sejauh 93 meter namun
kedalaman di bawah permukaan yang bisa dideteksi hanya pada offset 5 sampai
85 meter dimana offset ini adalah zona dimana gelombang seismik dibiaskan.
didapatkan nilai kedalaman maksimal dibawah permukaan yaitu -7,924520229
yaitu terdapat pada offset 60 meter sedangkan nilai kedalaman minimal yang
berhasil terdeteksi sedalam -6,45915999 dibawah permukaan tanah pada offset 80
meter.
Pada hasil pengolahan didapatkan nilai kecepatan perambatan gelombang
seismik pada lapisan batuan pertama sebesar 618,2630007 m/s dimana menurut
Burger (1992) komposisi penyusun lapisan batuan tersebut terdiri dari litologi
soil. Sedangkan pada lapisan batuan kedua atau pada bidang batas perlapisan

15
kecepatan gelombang seismik yang menjalar sebesar 1087,695445 m/s dimana
menurut Burger (1992) Lapisan tersebut merupakan lapisan yang memiliki
komposisi litologi berupa Clay mineral.

Dengan jenis litologi pada lapisan pertama dan kedua maka pada
kedalaman persebut belum bisa dijadikan sebagai tempat pembuatan pondasi
dikarenakan jenis litologi masih memiliki kuat geser rendah,porositas besar
yangmana kemungkinan litolgi dapat mengembang ketika terjadi hujan air.Lokasi
memiliki komposisi litologi berupa soil dan clay dimana jenis litologi ini
memungkinkan dapat menimpan air dan udara dalam jumlah besar dikarenakan
volume void yang besar,volume void sendiri adalah volume air ditambah volume
udara dalam suatu tubuh batuan.Dimana apabila semakin besar volume void
sebuah tubuh batuan ,maka semakin lemah pula kuat geser tanah dan
memungkinkan terjadinya settlement dan consolidation (amblasan dan
kemampatan).

16
4.6 Perbandingan Peta Kecepatan V1 dan Peta V2 Semua Kelompok

Gambar 4.5. Peta Perbandingan kecepatan V1 dan V2

Gambar 4.5. adalah gambar yang menunjukkan persebaran variasi kecepatan


gelombang sismik yang merambat pada lapisan batuan pertama dan lapisan batuan kedua
Pengukuran dilakukan dengan jarak spasi antar line sejauh 5 meter dan jarak spasi antar
geophone 5 meter juga,Pengukuran dilakukan dengan panjang offset x sepanjang 35
meter dan offset y sepanjang 96 meter.Pada lapisan batuan pertama gelombang seismik
yang merambat memiliki kecepatan v1 dimana pada peta kecepatan v1 , Dibagi menjadi
zona-zona dengan skala kecepatan V1 yang bebeda.Pada petakecepatn v1 dibagi menjadi
3 zona dengan tingkat kecepatan v1 yang berbeda ,zona dengan kecepatan v1 terbesar
ditandai dengan kenampakan warna merah yang terletak pada bagian barat peta dengan
nilai kecepatan v1 pada rentang 690 m/s sampai 740 m/s, kemdian zona dengan nilai
kecepatan v1 sedang pada peta terletak pada bagian barat dan timur zona dengan
kecepatan v1 tinggi dimana zona dengan kecepatan V1 sedang ini ditandai dengan

17
kenampakan warna hijau pada peta dengan skala pembacaan mulai dari 650 m/s sampai
680 m/s ,Dan zona pada lapisan pertama dengan cepat rambat gelombang paling kecil
terletak pada bagian timur peta dengan kenampakan warna biru pada peta dengan skala
pembacaan kecepatan gelombang mulai dari 600 m/s sampai 640 m/s.Walupun pada peta
V1 dibagi menjadi 3 zona dengan tingkat kecepatan yang berbeda-beda namun sebenarya
ketiga zona tersebut terdiri dari satu komponn litologi yang sama,yang mana menurut
Burger lapisan dengan kecepatan gelombang seismik pada rentang nilai 200-900
merupakan sebuah benda yang terdiri dari komposisi litologi soil.

Peta kecepatan V2 adalah peta yang mengambarkan penyebaran kecepatan


gelombang seismik yang menjalar pada lapisan batuan ke dua.Pada peta V2 dibagi
menjadi 3 zona dengan skala niali kecepatan V2 yang berbeda-beda.zona dengan
kecepatan V2 tertingi ditandai dengan kenampakan warna merah pada peta yang terletak
pada bagian tengah peta dngan nilai pembacaan V2 gelombnag seismik pada skala
pemebacaan diantara 1120 m/s sampai 1136 m/s.zona dengan kecepatan V2 gelombang
seismik sedang di tandai dengan kenampakan warna hijau pada peta yang teletak di
bagian barat peta denga nilai pembacaan V2 sebesar 1104 m/s sampai 1116 m/s dan nilai
kecepatan V2 terkecil tedapat paa bagian timur peta yang ditandai warna biru dengan nlai
V2 yang terbaca berada pada kisaran 1086 m/s sampai 1102 m/s.Walaupun dalam
pengambran dipeta kecepatan V2 dibagi menjadi 3 zona namun sebenarnya ke 3 zona
tersebut merupakan sebuah zona dengan komposisi litologi yang sama ,dikarenakan nilai
kecepatan diantara 1000 m/s sampai 2500 m/s yang mana menurut Burger lapisan dengan
kecepatan tersebut masihlah terdiri dari litologi Clay.

Dari kedua peta dapat dilihat terdapat kesamaan lokasi keterdapatan kecepatan
V1 dan kecepatan rambat gelombang (v2) paling cepat erletak pada bagian barat peta
,dimana hal ini dimungkinkan pada lokasi tersebut terjadi penindihan masa sehingga
material memadat dan ketika gelombang sesmik melewatinya maka gelombang akan
bergerak lebih cepat.

18
4.7 Peta Kedalaman Semua Kelompok

Gambar 4.6. Peta Kedalaman

Gambar 4.6 adalah peta yang mengambarkan kedalaman lapisan lapisan


batuan pertama yang terletak dibawah permukaan lokasi pengukuran,lokasi
pengkuran dilakukan pada offset Y sejauh 96 meter dan offset Y sejauh 35
meter.Pada peta didapatkan bahwa lapisan batuan cendorong miring ke arah
tengah,Dan pada peta kedalaman tersebut terbagi menjadi 3 zona
kedalaman.Zona dengan kedlaman paling dalam terletak di bagian tengah peta
yang ditandai dengan kenampakan warna biru pada dimana zona ini memiliki
kedalaman mulai dari 7 meter dibawah permukaan tanah sampa 10 meter dibawah
permukaan tanah.Zona dengan kedalaman sedang terletak dibagian barat peta
yang ditandai dengan kenampakan warna hijau pada peta dengan pembacaan
kedalaman mulai dari 3,5 meter dibawah permukaan sampai 6,5 meter dibawah
permukaan.Dan zona dengan kedalman rendah terletak dibagian utara dan selatan
peta yang ditandai dengan kenampakan warna merah pada peta ,zona ini memiliki
kedalaman lapisan sebesar -1,5 meter sampai 0 meter.Nilai Plus 1 pada peta
adalah efek ekstrapolasi dari Software Surfer dan nilai Plus 1 bukanlah nilai
kedalaman bawah permukaan yang sebenarnaya. Bawah permukaan adalah
berjenis undulasi sehingga zona zona anatara zona dalam dan sedang berada pada
lokasi yang tidak berblok-blok.

19
4.8 Penampang Kecepatan Kelompok X

Gambar 4.7. Penampang kecepatan keclompok 7

Gambar 4.7 adalah gambar dari penampang bawah permukaan bumi pada
lapisan batuan 1 dan 2 dengan isi keterangan berupa zona kecepatan v1 dan v2
.Pada penampang keceptan terdiri dari 3 zona dengan kecepatan v1 yang
berbeda.zona dengan kecepatan rambat gelombang seismik Paling tingi terletak
pada bagian bawah lapisan yang ditandai dengan warna merah dengan kecepatan
geombang seismik pada skala 940 m/s sampai 1120 m/s zona ini merupakan zona
pada lapisan batuan kedua ,zona dengan kecepatan kecepatan sedang terletak
dibagian tengah peta yang ditandai dengan kenampakan warna hijau dengan skala
kecepatan gelombang seismik pada nilai 920 m/s sampai dengan 800 m/s zona ini
juga masih termasuk pada zona lapisan batuan kedua.Dan kecepatan gelombang
seismik dengan kecepatan terendah terletak di bagian paling atas dari tubuh
batuan yang ditandai dengan kenampakan warna biru pada peta dengan jangkauan
kecepatan diantara 800 m/s sampai dengan 640 m/s ,zona ini termasuk dalam zona
lapisan batuan pertama. Nilai kecepatan gelombang sesimik Semakin kebawah
permukaan tanah semakin cepat gelombang merambat,hal ini sesuai dengan
kaidah/hukum dasar bahwa semakin kedalam lapisan batuan akan semakin padat
dan gelombang seismik akan berjalan semakin cepat. Dimana komposisi pada

20
lapisan pertama berupa litologi soil dan komposisi lapisan batuan kedua berupa
litologi clay.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari kegiatan pengolahan data GRM yang telah dilakukan diperoleh


kesimpulan sebagai berikut :

 Pada kurva T-X ,saat pengukuran forward gelombang seismik bergerak


dari titik offset 0 meter hingga titik offset 5 meter dan dibiaskan pada
offset 5 meter dengan waktu terima gelombang pada 19.8 ms .Pada
pengukuran reverse gelombang seismik bergerak langusung pada titik
offset 93 meter hingga titik offset 85 meter dan gelombang seismik
dibiaskan pada titik offset 85 meter dengan waktu tiba gelombang yang
terbaca pada waktu 20.8 ms.
 kedalaman maksimal dibawah permukaan yaitu -7,924520229 meter yaitu
terdapat pada offset 60 meter sedangkan nilai kedalaman minimal yang
berhasil terdeteksi sedalam -6,45915999 meter dibawah permukaan tanah
pada offset 80 meter.Pada hasil pengolahan didapatkan nilai kecepatan
perambatan gelombang seismik pada lapisan batuan pertama sebesar
618,2630007 m/s dimana menurut Burger (1992) komposisi penyusun
lapisan batuan tersebut terdiri dari litologi soil. Sedangkan pada lapisan
batuan kedua atau pada bidang batas perlapisan kecepatan gelombang
seismik yang menjalar sebesar 1087,695445 m/s dimana menurut Burger
(1992) Lapisan tersebut merupakan lapisan yang memiliki komposisi
litologi berupa Clay mineral.Dengan jenis litologi pada lapisan pertama
dan kedua maka pada kedalaman tersebut belum bisa dijadikan sebagai
tempat pembuatan pondasi dikarenakan jenis litologi masih memiliki kuat

21
geser rendah,porositas besar yangmana kemungkinan litolgi dapat
mengembang ketika terjadi hujan air.

5.2 Saran

Dalam pengolahan data GRM dibutuhkan pemahan konsep mengenai


penjalaran gelombang dengan sangat matang,karena rumus-rumus yang digunkan
merupakan aplikasi dan turunan dari konsep penjalaran gelombang seismik
dibawah permukaan.

22

Anda mungkin juga menyukai