Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA


KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS
KABINET TEKAD JUANG
Sekretariat: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas Lantai 2
Limau Manis, Padang, Kode Pos 25163 Email: bemkmunand@yahoo.com

PEREMPUAN DALAM BINGKAI DEMOKRASI

Ditinjau dari sejarah perjuangan kaum perempuan, partisipasi perempuan dalam


pembangunan telah banyak kemajuan terutama di bidang pendidikan, ekonomi, lembaga
negara dan pemerintahan. Dalam sejarah perjuangan kaum wanita Indonesia, terdapat tokoh-
tokoh perempuan seperti R.A Kartini, Dewi Sartika, Nyi Ageng Serang, dll.

Keterlibatan perempuan dalam urusan politik pada masa kini sangat berbeda dengan kondisi
perempuan dimasa lalu. Perbedaan itu bisa terjadi baik karena kondisi sosio-kultur maupun
perkembangan zaman..

Perempuan dan pemilu adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam mimbar demokrasi
Indonesia. Reformasi politik telah memberikan harapan yang besar bagi kaum perempuan,
gerakan yang sebelumya tidak memiliki energi muncul dengan berbagai usaha pemberdayaan
perempuan khususnya hak politik pada diri perempuan. Demokrasi sendiri telah diagungkan
dalam sejarah pemikiran manusia tentang tatanan sosio-politik yang ideal. Demokrasi adalah
bagian dari khasanah pembuatan keputusan kolektif,dan setiap anggota mempunyai hak yang
sama dalam pengambilan keputusan tersebut.

Berdasarkan hasil dari penyempurnaan DPT jilid dua sendiri jumlah pemilih secara
pastinya, baik di dalam maupun luar negeri adalah 192.828.520 jiwa. Dari jumlah itu,
2.058.191 pemilih merupakan pemilih dari luar negeri dan sisanya merupakan pemilih dari
dalam negeri. Sedangkan jika dibagi berdasarkan jenis kelamin, jumlah pemilih perempuan
cenderung lebih banyak yakni sebesar 96.557.044 orang. Sedangkan pemilih laki-laki
96.271.476 orang.

Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah pemilih perempuan yang relatif besar inilah
yang bisa digunakan oleh parpol dalam mendapatkan simpati dari pemilih perempuan.Tidak
hanya itu, banyaknya masalah yang belum terselesaikan di Indonesia yang melibatkan
perempuan baik perempuan sebagai korban kejahatan dan perempuan sebagai pelaku
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS
KABINET TEKAD JUANG
Sekretariat: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas Lantai 2
Limau Manis, Padang, Kode Pos 25163 Email: bemkmunand@yahoo.com

kejahatan, serta hal-hal terkait dengan kesejahteraan perempuan. Karena bagaimanapun


perempuan adalah salah satu kelompok rentan yang diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang No.
39 Tahun 1999 (UU HAM), sehingga membutuhkan perhatian khusus.

Di era reformasi suara perempuan dalam pemilu sangat bermakna, pesta demokrasi kelak
akan berujung dikotak suara, disanalah harapan besar para pembela hak-hak perempuan
menperjuangkan rancangan yang spesifik untuk melindungi perempuan. Partisipasi perempuan
didalam bidang politik mengalami perluasan peran menjadi anggota parlemen didalam
pemilihan umum, jumlah perolehan suara partai maupun perolehan perorangan dari calon
legislatif akan menentukan seberapa banyak kursi yang akan diraih , untuk menentukan
seseorang atau partai menduduki suatu kursi di DPRD maka setidaknya dia menbutuhkan
perolehan suara hingga mencapai ambang batas jumlah BPP.

Biasanya untuk DPRD dengan populasi sekitar 4000an lebih, maka seorang legislatif
setidaknya mengantongi suara sebanyak 1800-2000 untuk duduk sabagai anggota DPRD.

Melihat dari segi kuantitas, jumlah pemilih perempuan lebih dari lima puluh persen meleb]ihi
jumlah populasi pemilih laki-laki, proporsi ini tentu cukup berpengaruh pada hasil pemilu.
Masalah perwakilan perempuan dalam pemilu masih jauh dari target yang diinginkan..

Selain masalah keterwakilan perempuan hal lainnya yaitu tingginya tingkat golput yang
dilakukan oleh perempuan dalam setiap momen pemilu. Pada pemilu nasional, yaitu pemilu
1999 (92%), pemilu 2004 (84%), dan pemilu 2009 (71%) menjadi salah satu tantangan yang
dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan kesuksesan Pemilu 2019. Sementara tingkat golput
dalam pemilu 2009 sebesar 49.212.161 (29,1%) dari 176.411.434 pemilih tetap
(www.kpu.go.id). Golput merupakan singkatan dari golongan putih. Makna inti dari kata
golput adalah tidak menggunakan hak pilih dalam pemilu dengan berbagai faktor dan alasan.

Bagi kaum golput, memilih dalam pemilu sepenuhnya adalah hak. Kewajiban mereka dalam
kaitan dengan hak pilih adalah menggunakannya secara bertanggung jawab dengan
menyerahkan suara pada saat pemilu. Maka dari itu, kaum golput adalah mereka yang dengan
sengaja dan dengan suatu maksud dan tujuan yang jelas menolak memberikan suara dalam
pemilu. Dengan demikian, orang-orang yang berhalangan hadir di Tempat Pemungutan Suara
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS
KABINET TEKAD JUANG
Sekretariat: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas Lantai 2
Limau Manis, Padang, Kode Pos 25163 Email: bemkmunand@yahoo.com

(TPS) hanya karena alasan teknis, seperti tidak terdaftar, tidak termasuk dari kategori golput
(Dander, 2012).

Banyak faktor yang menjadikan tingkat partisipasi mengalami penurunan, antara lain
jenuh dengan frekuensi penyelenggaraan pemilu yang tinggi, ketidakpuasan atas kinerja sistem
politik yang tidak memberikan perbaikan kualitas hidup, kesalahan administratif
penyelenggaraan pemilu, adanya paham keagamaan anti demokrasi, dan melemahnya
kesadaran perempuan tentang pentingnya pemilu sebagai instrumen transformasi sosial.
Alasan lain sekarang ini karena banyaknya kasus yang membelit partai, minimnya figur
potensial yang dimiliki partai politik serta turunnya citra partai.

Sebenarnya mengingat jumlah perempuan indonesia yang potensial dalam lumbung suara
mereka seharusnya dirangkul agar tidak golput dengan membangun komunikasi dengan publik,
yaitu sosialisasi yang dilakukan oleh KPU dikalangan perempuan . Hal kedua untuk mengatasi
golput adalah melakukan perubahan yang signifikan dalam jangka waktu pendek untuk
menampilkan citra positif dengan kampanye kreatif sehingga menimbulkan minat perempuan
untuk berpartisipasi dalam pemilu.

Menurut data KPU ada 3 (tiga) faktor yang memengaruhi terjadinya golput. Penyebab
pertama adalah karena kesadaran politik yang membuat dirinya enggan memilih. Banyak
masyarakat yang menggunakan hati nuraninya untuk menilai visi dan misi seorang calon
legislatif. Salah satu warga yang golput pada pemilu 2009 lalu mengatakan tidak ada calon
legislatif yang cukup baik untuk menjadi wakil rakyat. Lebih lanjut, informan tersebut
menjelaskan bahwa legislatif yang terpilih tersebut tidak mampu berbuat banyak untuk
mengubah kehidupan masyarakat. Alasan lainnya dikemukakan juga oleh informan berikutnya
adalah dari sekian banyak legislatif, masih banyak terdapat wajah-wajah lama yang reputasinya
kurang baik di masyarakat sehingga hal itu menjadi alasan untuk tidak menggunakan hak
pilihnya. Alasan kedua menjadi golput karena kesalahan teknis seperti tidak terdaftar di daftar
pemilih atau letak TPS yang terlalu jauh. Alasan ketiga adalah karena masyarakat yang sudah
apatis.

Dari tiga alasan yang mempengaruhi terjadinya golput menurut KPU, yaitu (1) kesadaran
politik yang membuat seseorang enggan memilih, (2) kesalahan teknis, dan (3) masyarakat
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS
KABINET TEKAD JUANG
Sekretariat: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas Lantai 2
Limau Manis, Padang, Kode Pos 25163 Email: bemkmunand@yahoo.com

yang sudah apatis terhadap pemilu, seluruh upaya yang dilakukan KPU untuk menekan angka
golput hanya dapat fokus pada alasan kedua dan ketiga saja. KPU perlu membenahi Daftar
Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tetap (DPT), serta menyediakan logistik pemilu
sesuai dengan kebutuhan di lapangan, kedua hal ini vital untuk menekan angka golput yang
disebabkan oleh kesalahan teknis. Sedangkan untuk menggerakan masyarakat agar tidak apatis
diperlukan program sosialisasi secara massal, adanya penanaman kembali nilai-nilai demokrasi
dan penyadaran pentingnya pemilu bagi diri dan negara. KPU tidak dapat melakukan sosialisasi
saja tanpa membenahi persoalan teknis dan logistik pemilu.

Pemilu seharusnya merangkul bukan memisahkan ,tidak mempersalahkan siapa yang


kalah dan menang tetapi menjadi integritas dalam bingkai demokrasi , menjadi etalase ide
yang bermutu , menyiapakan calon pemilih yang tercerahkan ,kritis , dan jujur inilah tantangan
terberatnya. Butuh waktu yang panjang hingga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
menemukan jati dirinya sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, bangsa ini harus berbenah
untuk menghadirkan sistem pemilu yang tepat bagi negeri ini, oleh karena itu peran pakar dan
pengiat demokrasi sangat dibutuhkan untuk memperbaiki dan membuang stigma buruk
mengenai keterlibatan perempuan didalam politik dan demokrasi. Persamaan kedudukan antara
lelaki dan perempuan diharapkan akan menumbuhkan keyakinan rakyat terhadap pemilu,
sehingga last but least menjadikan momentum pemilu 2019 sebagai tahunnya kaum
perempuan serta menuju pemilu 2024 yang lebih baik.

Untuk itu kami dari Forum Perempuan Se – Sumatera Barat mengajak dan menghimbau untuk
:

1. Ikut serta dalam Aksi Pencerdasan yang diadakan BEM KM UNAND dengan tema
“Perempuan Anti GOLPUT”
2. Memberikan pencerdasan pada masyarakat sekitar khususnya perempuan akan
pentingnya peran perempuan dalam pemilu untuk menekan angka golput
3. KPU melaksanakan sosialisasi pemilu yang menperdayakan perempuan khususnya di
Sumatra Barat
4. Meluncurkan iklan pemilu baik di televisi maupun media massa lainnya yang lebih
persuasif untuk kaum perempuan agar terhindar dari golput
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS
KABINET TEKAD JUANG
Sekretariat: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas Lantai 2
Limau Manis, Padang, Kode Pos 25163 Email: bemkmunand@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai