PEMBAHASAN
Kelebihan dari penerapan SNI ISO 9001:2008 yang diadopsi dari ISO 9001:2008 adalah
penerapan yang setara dengan organisasi lain manapun di dunia sehingga organisasi yang
menerapkannya diketahui sistem apa yang dimiliknya untuk menjalankan proses bisnisnya.
Masa berlaku sertifikat ISO selama 3 Tahun, namun setiap 6 atau 12 bulan badan
sertifikasi akan melakukan audit survailance untuk memastikan apakah implementasi ISO
9001 masih berjalan dengan baik dan apakah perusahaan masih dapat mempertahankan
Sertifikat ISO 9001 nya. Jika organisasi yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 namun
tidak melakukan audit survailance setiap 6 atau 12 bulan sekali, maka konsekuensi dari
organisasi tersebut adalah sertifikat ISO yang telah didapatkan tidak dapat berlaku lagi dan
organisasi juga dilarang menggunakan logo ISO tersebut.
Memandang perlu atau tidaknya sertifikasi ISO dilakukan di rumah sakit memang sangat
tergantung dari sasaran pelayanan itu. Sejatinya pelayanan terhadap public yang diberikan
oleh rumah sakit kepada masyarakat haruslah yang terbaik dan dapat memberikan rasa puas
pada customer. Jadi tidak ada salahnya apabila suatu rumah sakit itu melengkapi diri dengan
memiliki sertifikat ISO. Namun apabila ia tidak memilikinya, bukan menjadi persoalan yang
patut untuk terlalu dirisaukan sebab ia telah memperoleh akreditasi dari pemerintah. Hanya
saja, manfaat yang diperoleh dari ISO itu selain untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat, juga berdampak positif bagi citra rumah sakit itu sehingga akan semakin
mendapatkan kepercayaan di mata masyarakat.
Prinsip manajemen mutu dapat digunakan sebagai dasar un tuk memandu peningkatan
kinerja organisasi. Prinsip ini dikembangkan dan diperbarui oleh para ahli inernasional ISO /
TC 176, yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mempertahankan standar
manajemen mutu ISO.
Dokumen prinsip manajemen mutu ISO 9001 menyediakan untuk setiap PMM:
1. Pernyataan, berisi deskripsi prinsip
2. Alasan, penjelasan mengapa prinsip penting bagi organisasi
3. Manfaat utama, contoh manfaat yang terkait dengan prinsip
4. Tindakan yang dapat diambil, yaitu contoh tindakan khas untuk meningkatkan kinerja
organisasi ketika menerapkan prinsip.
Prinsip ini tidak termasuk dalam urutan prioritas. Kepentingan relatif masing-masing prinsip
akan bervariasi dari organisasi ke organisasi dan dapat berubah seiring berjalannya waktu.
Contoh tindakan khas yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja organisasi ketika
menerapkan prinsip ini , berupa :
1. Mengenali pelanggan langsung dan tidak langsung sebagai orang-orang yang
menerima value dari organisasi
2. Memahami kebutuhan dan harapan sekarang dan masa depan pelanggan
3. Hubungan tujuan organisasi dengan kebutuhan dan harapan pelanggan
4. Komunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh organisasi
5. Rencana, desain, pengembangan, produksi, penyampaian barang dan jasa dan
dukungan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan
6. Mengukur dan memantau kepuasan pelanggan dan mengambil tindakan yang tepat
7. Menentukan dan mengambil tindakan pada kebutuhan dan harapan pihak yang
berkepentingan yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan
8. Secara aktif mengelola hubungan dengan pelanggan untuk mencapai kesuksesan yang
berkelanjutan
Contoh tindakan khas yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja organisasi ketika
menerapkan prinsip ini , berupa :
1. Berkomunikasi dengan orang-orang untuk mempromosikan pemahaman tentang
pentingnya kontribusi masing-masing
2. Mempromosikan kolaborasi di seluruh organisasi
3. Memfasilitasi diskusi terbuka dan berbagai pengetahuan dan pengalaman
4. Memberdayakan orang untuk menentukan kendala untuk kinerja dan mengambil
inisiatif untuk tanpa rasa takut
5. Mengenali dan mengakui kontribusi orang, belajar dan perbaikan
6. Aktifkan evaluasi diri kinerja terhadap tujuan pribadi
7. Melakukan survei untuk menilai kepuasan masyarakat, mengkomunikasikan hasil,
dan mengambil tindakan yang tepat
Contoh tindakan khas yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja organisasi ketika
menerapkan prinsip ini , berupa :
1. Tentukan tujuan dari sistem dan proses yang diperlukan untuk mencapainya
2. Menetapkan wewenang, tanggung jawab dan akuntabilatas untuk mengelola proses
3. Memahami kemampuan organisasi dan menentukan kendala sumber daya sebelum
tindakan
4. Tentukan saling ketergantungan proses dan menganalisis pengaruh modifikasi proses
individu pada sistem secara keseluruhan
5. Mengelola proses dan keterkaitan mereka sebagai sistem untuk mencapai sasaran
mutu organisasi secara efektif dan efisien
6. Pastikan informasi yang diperlukan tersedia untuk mengoperasikan dan meningkatkan
proses dan untuk memantau, menganalisis dan mengevaluasi kinerja sistem secara
keseluruhan
7. Mengelola resiko yang dapat mempengaruhi output dari proses dan hasil keseluruhan
dari sistem manajemen mutu
Manfaat utama:
1. Peningkatan kinerja proses, kemampuan organisasi dan kepuasan pelanggan
2. Peningkatan fokus pada penyelidikan dan penentuan akar-masalah, diikuti oleh
pencegahan dan tindakan korektif
3. Peningkatan kemampuan untuk mengantisipasi dan bereaksi terhadap resiko dan
peluang intrnal dan eksternal
4. Pertimbangan peningkatan baik perbaikan inkremental dan terobosan
5. Peningkatan penggunaan pembelajaran untuk perbaikan
6. Peningkatan drive untuk inovasi
Contoh tindakan khas yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja organisasi ketika
menerapkan prinsip ini , berupa :
1. Mempromosikan pembentukan tujuan perbaikan disemua tingkatan organisasi
2. Mendidik dan melatih orang-orang disemua tindakan pada bagaimana menerapkan
alat dasar dan metodologi untuk mencapai tujuan perbaikan
3. Pastikan orang yang kompeten untuk berhasil mempromosikan dan proyek-proyek
perbaikan men yeluruh
4. Mengembangkan dan menyebarkan proses untuk melaksanakan proyek-proyek
perbaikan diseluruh organisasi
5. Telusuri, review dan audit perencanaan, pelaksanaan, penyelesaian dan hasil proyek
perbaikan
6. Mengintegrasikan pertimbangan perbaikan kedalam pengembangan baru atau
pengubahan barang, jasa, dan proses
7. Mengenali dan mengakui perbaikan
Manfaat utamanya :
1. Peningkatan kinerja organisasi dan pihak berkepentingan melalui merespon peluang
dan hambatan yang terkait dengan masing-masing pihak yang berkepentingan
2. Pemahaman umum tuhjuan dan nilai-nilai diantara pihak yang berkepentingan
3. Peningkatan kemampuan untuk meningkatkan nilai bagi pihak yang tertarik dengan
berbagai sumber daya dan kompetensi dan mengelola resiko kualitas yang
berhubungan
4. Sebuah rantai pasokan yang dikelola dengan baik yang menyediakan aliran stabil
barang dan jasa
Contoh tindakan khas yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja organisasi ketika
menerapkan prinsip ini , berupa :
1. Tentukan pihak yang berkepentingan terkait (seperti pemasok, miktra, pelangan,
investor, karyawan, dan masyarakat secara keseluruhan) dan hubungan mereka
dengan organisasi
2. Menentukan dan memprioritaskan hubungan pihak yang berkepentingan yang perlu
dikelola
3. Membangun hubungan yang menyeimnbangkan keuntungan jangka pendek dengan
pertimbangan jangka panjang
4. Mengumpulkan dan berbagi informasi, keahlian dan sumber daya dengan pihak
terkait yang berkepentingan
5. Mengukur kinerja dan memberilkan umpan balik kinerja untuk pihak yang
berkepentingan. Yang sesuai untuk meningkatkan inisiatif perbaikan
6. Membangun pengembangan dan peningkatan kegiatan kolaboratif fengan para
pemasok, mitra dan pihak berkepentingan lainnya
7. Mendorong dan mengakui perbaikan dan prestasi oleh pemaso dan mitra
Hal yang perlu dipahami adalah baik itu akreditasi maupun sertifikasi keduanya mengacu
pada peningkatan mutu melalui implementasi standar pelayanan agar tercapai pelayanan
prima yang memuaskan bagi pelanggan (customer). Hanya saja perbedaan dari keduanya
yaitu akreditasi bersifat wajib, sedangkan sertifikasi ISO bersifat sukarela. Suatu organisasi
yang sudah terakreditasi tidak serta merta mengantongi sertifikat ISO. Sedangkan organisasi
yang sudah tersertifikasi biasanya sudah terakreditasi. Kalau belum terakreditasi, pada
umumnya mereka lebih mudah menjalani proses akreditasi.
Organisasi yang sudah tersertifikasi (ISO) terdapat jaminan bahwa standar pelayanan yang
tertuang dalam Manual Mutu telah dilaksanakan di organisasi tersebut. Kelebihan suatu
sistem manajemen mutu ISO adalah ia memiliki kemampuan telusur sehingga mudah
melakukan audit manajemen. Hal ini tidak ditemukan pada perangkat akreditasi. Itulah
sebabnya beberapa unit pelayanan kesehatan yang sudah terakreditasi, namun tidak sunyi
komplain pengguna layanan (customer). Mengapa ? Karena memang tidak ada jaminan
bahwa semua anggota organisasi (pegawai) telah melaksanakan standar-standar yang telah
ditetapkan pada instrumen akreditasi. Hal inilah yang membedakannya dengan sertifikasi
(ISO), sesuai dengan prinsip utama ISO, yaitu “Tuliskan apa yang anda kerjakan dan
kerjakan apa yang anda tulis”.
Sumber :