Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

STASE BAITUL INSAN KAMIL

BIOTEKNOLOGI REKAYASA GENETIKA DIBIDANG MEDIS


DITINJAU DARI PERSPEKTIF KEISLAMAN-KEMUHAMMADIYAHAN

Disusun oleh:
Alfiana Kusuma Rahmawati J510 1650 19
Athiefah Qurrotul Aini J510 1650 79
Devi Van Mulyadi J510 1650 46
Fitka Romanda J510 1650 93
Pramudita Widiastuti J510 1650 56
Taufik Adi Susilo J510 1650 86

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018

i
MAKALAH
STASE BAITUL INSAN KAMIL

BIOTEKNOLOGI REKAYASA GENETIKA DIBIDANG MEDIS


DITINJAU DARI PERSPEKTIF KEISLAMAN-KEMUHAMMADIYAHAN

Diajukan oleh :
Alfiana Kusuma Rahmawati J510 1650 19
Athiefah Qurrotul Aini J510 1650 79
Devi Van Mulyadi J510 1650 46
Fitka Romanda J510 1650 93
Pramudita Widiastuti J510 1650 56
Taufik Adi Susilo J510 1650 86

Telah disetujui oleh pembimbing dan pengampu staseFakultas Kedokteran


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Surakarta, Februari 2018
Pembimbing I
Nama : dr. Safari Wahyu J., M.Msi, Med (…………………….)

Peembimbing II
Nama : Drs. Najmuddin Zuhdi, M.Ag (…………………….)

ii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam makalah ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memenuhi tugas, dan sepanjang pengetahuan Penulis juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka.

Surakarta,Februari 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman Depan. ..................................................................................................... i
Persetujuan. ........................................................................................................... ii
Pernyataan.............................................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
BAB II: ILUSTRASI KASUS ......................................................................................... 5
BAB III: PEMBAHASAN DARI PERSPEKTIF MEDIS ............................................. 6
A. Pengertian .............................................................................................................. 6
B. Macam-macam Rekayasa Genetika .................................................................... 7
C. Manfaat Rekayasa Genetika ................................................................................ 9
D. Tujuan Rekayasa Genetika ................................................................................ 10
E. Dampak Rekayasa Genetika .............................................................................. 11
F. Penerapan Rekayasa Genetika ........................................................................ 122
G. Gen Edit dalam Penyembuhan Penyakit ...................................................... 12
H. Masalah Etika mengenai Gen Edit ................................................................ 12
BAB IV: PEMBAHASAN DARI PERSPEKTIF KEISLAMAN DAN
KEMUHAMMADIYAHAN........................................................................................... 14
A. Gen Edit dalam Pandangan Islam ..................................................................... 14
B. Hukum Gen Edit dalam Islam ........................................................................... 19
BAB V: PENUTUP.......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 22
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Peran ilmu pengetahuan dan tekologi dalam segala sektor makin lama
makin besar. Dalam teorinya, Schumpeter, telah memprediksi bahwa inovasi ilmu
pengetahuan dan teknologi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sekarang
industri teknologi informasi telah membangun new economy dengan karakter dan
pasar yang berbeda dengan ekonomi kontemporer yang didukung oleh industri
otomotif, baja dan lain-lain. Demikian pula dalam sektor militer, kesehatandan
sebagainya, peran ilmu pengetahuan dan teknologi sangat menonjol dalam
memajukannya (Arief, 2015).
Menyangkut kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
kesehatan, dapat diketahui dari banyaknya penemuan obat-obatan di bidang farmasi
maupun terapi pengobatannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
medis yang bertumpu pada penelitian, sebagian besar harus didasarkan atas
percobaan pada manusia. Dalam bidang ilmu kedokteran, penelitian pada manusia
merupakan sesuatu yang tak dapat dihindarkan demi perbaikan, dalam diagnosis,
terapi, pencegahan, dan pemberantasan penyakit (Veronica, 2009).
Dalam bidang penelitian kesehatan ada dua macam penelitian yang
dibedakan secara mendasar, yaitu:
1. Penelitian yang tujuan utamanya adalah diagnostik atau terapeutik bagi pasien.
Penelitian ini adalah kombinasi antara penelitian dan perawatan profesional, atau
disebut riset klinis.
2. Penelitian yang tujuan utamanya adalah ilmiah murni tanpa nilai dianogstik dan
terapeutik bagi subyek yang diteliti sendiri. penelitian ini merupakan penelitian non
terapeutik, atau disebut riset biomedik non-klinis (Ratna, 2011)
Riset biomedik yang dilakukan saat ini, semakin menjadi aktual seiring
dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi biomedis. Lahirnya bioteknologi
modern ini ditandai dengan munculnya teknologi Rekombinan DNA (Deoxiribo
Nucleic Acid).Teknologi ini bukan hanya memberikan harapan dapat
disempurnakannya proses dan produk saat ini, tetapi diharapkan juga mampu

1
mengembangkan produk baru sama sekali. Produk yang sebelumnya diperkirakan
tidak mungkin dibuat, dapat dibuat bahkan memudahkan realisasi proses-proses
lain yang baru pula (Veronica, 2009)

Teknik-teknik di atas berkembang secara bertahap. Tiap tahapan yang ada


tidak pernah lepas dari sikap pro dan kontra. Bukan karena ilmu pengetahuan itu
sendiri yang dipermasalahkan, melainkan juga implikasi dan dampak yang
ditimbulkannya terhadap manusia dari segi pertimbangan moral, etika, sosial,
hukum, psikologi. Segala permasalahan dapat timbul dengan penerapan
bioteknologi medis yang meluas ini, misalnya masalah tentang status sebagai
subyek hukum dan status bagi orang tua yang melahirkan melalui proses rekayasa
genetik dengan piranti teknologi yang canggih dan juga hak-haknya dalam
lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat (Yuzo, 2013)
Baru-baru ini menjadi hal yang lumrah untuk dibahas sejauh mana
pengeditan genom telah mengubah penelitian biologis modern dan mungkin, di
masa depan, biomedis. Meskipun demikian, setiap kali lingkup kemajuan ilmiah
dan keadaan lapangan dinilai, hal itu diikuti dengan kesuksesan yang cepat oleh
gelombang perkembangan nampaknya lainnya. Masing-masing putaran kemajuan
ini mendorong batas-batas apa yang bisa dilakukan pada DNA di dalam sel dan
organisme, memperluas jumlah sistem yang dapat digunakan untuk merancang
genom, dan meningkatkan resolusi pemahaman kita tentang bagaimana sistem ini
bekerja. Kehadiran bioteknologi bukan hanya membawa perubahan sosial yang
cukup besar, tetapi juga memunculkan pemikiran baru dalam bidang etika, moral,
nilai dan hokum (Doudna, 2015).
Masalah etis akan segera timbul apabila bioteknologi medis ini diterapkan
kepada manusia, karena dalam proses pembuahan dengan teknologi bayi tabung,
biasanya banyak embrio dihasilkan, tetapi tidak semua dapat dipakai untuk ditanam
dalam rahim, maka oleh sebab itu sebagian lagi akan dimusnahkan atau dibuang.
Padahal secara etis embrio adalah mahkluk hidup. Apalagi jika kloning manusia
dilakukan dengan menggunakan jasa bank sel telur dan melibatkan pihak ketiga
yaitu ibu pengandung yang menyediakan jasa penyewaan rahimnya sampai pada

2
proses kelahiran. Tidak terbayangkan betapa kompleksnya permasalahan etis yang
akan timbul (Veronica, 2009)
Ketika manusia mengembangkan bioteknologi medis sebagian menjadi
optimis bahwa bioteknologi tersebut akan memberikan kemungkinan bagi manusia
untuk hidup lebih panjang, mengobati lebih banyak penyakit, mendapatkan
keturunan tanpa harus melalui lembaga perkawinan, dan memperkecil
kemungkinan kematian bayi saat dilahirkan. Karena itu bioteknologi telah
membawa manusia berada pada era sintetis dan diakui sebagai salah satu industri
kunci. Kehadiran bioteknologi akan menguasai kehidupan manusia dan memiliki
kekuatan besar untuk mengubah jalannya perkembangan organisme hidup. Orang
tidak hanya menemukan dan mengurai kehidupan, tetapi berusaha mengubah dan
menciptakan kehidupan. Dengan kemajuan pesat yang terjadi di bidang
bioteknologi medis, manusia berusaha menemukan hal-hal baru dalam pola dan
tujuan itu (Vandana, 2013).
Revolusi bioteknologi sebagai obyek kajian, bukan hanya penting dan
dibutuhkan dalam kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan kesejahteraannya
secara optimal, tetapi juga dapat menimbulkan pemikiran dan tantangan baru
khususnya tentang moralitas manusia dan kearifan hukum dalam berbagai
aspeknya.
Dampak percobaan revolusi rekayasa genetik belum dipikirkan terhadap
bentuk kehidupan yang dimodifikasi secara genetik dan interaksinya dengan
organisme lain, bioteknologi ini, tidak seperti bahan kimia berbahaya, misalnya
pestisida dan CFC yang tidak ramah lingkungan, dapat ditarik peredarannya dari
pasaran. Produk rekayasa gentik tidak dapat ditarik dari pasaran. Seperti
diungkapkan George Wald bahwa. Pada kasus rekayasa genetik, hasilnya mungkin
organisme penting yang berumur panjang dan sifatnya lebih permanen. Akan tetapi
sekali organisme itu diciptakan maka tidak dapat ditarik kembali (Yuzo, 2013).
Mengingat adanya perkembangan tuntutan kebutuhan dimasyarakat di satu
sisi, dan nuansa pro-kontra pengaturannya dalam instrumen internasional serta
kepentingan domestik negara pada sisi lain. Hal ini menciptakan suatu kondisi
faktual yang menarik untuk dikaji dan dianalisa bila dikaitkan dengan pengelolaan

3
bioteknologi medis yang aman lingkungan dan sesuai dengan martabat manusia
serta melindungi hak-hak asasi manusia. Setidaknya dari hasil kajian ini diharapkan
nantinya negara Indonesia perlu memiliki kriteria batas yang jelas antara teknologi
dan produk yang berbahaya dan yang tidak diperlukan dengan yang aman dan
diinginkan sesuai degan kepentingan bangsa Indonesia dan diatur dengan peraturan
perundang-undangan yang jelas. Pemikiran ini membutuhkan perbandingan dan
evaluasi diantara pilihan-pilihan dan perlakuan bioteknologi yang selayaknya,
tanpa mengabaikan rasa penghormatan yang tinggi terhadap martabat manusia,
Hukum dan hak-hak asasi manusia Indonesia (Arief, 2015).

4
BAB II
ILUSTRASI KASUS

Seorang pria dewasa telah didiagnosis dengan hipertrofik kardiomiopati,


dengan penyakit yang cukup berat yang dapat bertahan hanya dengan pemasangan
implan defibrilator cardioverter dan obat anti aritmia Setelah melakukan pengujian
genetik, ditemukan heterozigot untuk penghapusan 4 bp di gen MYBPC3 (protein
pengikat myosin C, tipe jantung). Berdasarkan penemuan ini, masing-masing
anaknya akan memiliki kesempatan 50% untuk mewarisi mutasigen MYBPC3 dan
beresiko terkena hipertrofi kardiomiopati berat. Untuk menghindari kemungkinan
ini, sperma pria digunakan untuk fertilisasi oosit in vitro. Pada saat bersamaan
sperma itu disuntikkan ke dalam oosit, secara teratur dikelompokkan antar-
pengulangan palindromis jarak pendek (CRISPR) -CRISPR- terkait 9 (Cas9) dan
sintesa asam deoksiribonukleat (DNA) yang mengandung MYBPC3 yang benar
(Musunuru, 2017).
Urutan gen yang disuntik bertujuan mengoreksi mutasi yang dilakukan pada
sperma. Hasil prosedur ini pada banyak embrio telah berhasil terjadi, tanpa efek
pada sisa genom. Embrio sudah siap untuk ditransfer ke rahim seorang ibu, dimana
anak yang akan dilahirkan dapat bebas dari penyakit ayah. Meskipun gambaran
kasus ini mungkin terasa fiksi ilmiah, sebenarnya ini merupakan urutan kejadian
yang telah terjadi dalam kehidupan nyata dan diterbitkan dalam laporan pada bulan
Agustus 2017 dan diumumkan secara luas di public (Musunuru, 2017).

5
BAB III
PEMBAHASAN DARI PERSPEKTIF MEDIS

A. Pengertian
Menurut Weismann, seorang ilmuan biologi dalam rekayasa genetika, yang
dimaksud rekayasa adalah sebuah teknologi untuk menciptakan organisme baru
dengan ketentuan-ketentuan genetik yang direncanakan. Tujuan teknologi ini
adalah untuk memindahkan gen-gen yang baik sehingga diperoleh spesies yang kita
inginkan, seperti tahan terhadap penyakit tertentu, dan sebagainya
(Gadjahnata,1997).
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen, yaitu faktor yang
menentukan sifat suatu organisme. Proses kehidupan secara biologi merupakan
proses metabolisme yang berlangsung di dalam sel. Di dalam genetika dipelajari
struktur, proses pembentukan dan pewarisan gen, serta mekanisme ekspresinya
dalam pengendalian sifat organisme. Di dalam genetika juga dipelajari perubahan
struktur atau mutasi gen dan pengaruh terhadap keragaman hayati (Muhamad,
2001).
Gen edit adalah metode yang memungkinkan ilmuwan mengubah DNA yang
di dalamnya meliputi manipulasi gen, cloning gen, DNA rekombinan, teknologi
modifikasi genetik, dan genetika modern dengan menggunakan berbagai
prosedur.Sebagian besar teknik yang banyak dilakukan adalah memanipulasi
langsung DNA dengan orientasi pada ekspresi gen tertentu. Mengedit DNA dapat
menyebabkan perubahan sifat fisik, seperti warna mata, dan risiko penyakit. Dalam
skala yang lebih luas, gen edit melibatkan penanda yang sering disebut Marker
Assisted Selection (MAS) yang bertujuan meningkatkan efisiensi suatu organisme
berdasarkan informasi fenotipnya. Hewan sering digunakan menjadi bahan
percobaan, yang serring digunakan adalah mamalia, karna mamalia memiliki
genom yang lebih besar dan kompleks dibandingkan dengan virus,
bakteri,dan tanaman. Dengan konsekunsinya untuk memodifikasi genetik dari
hewan mamalia harus menggunakan teknik genetika molekuler dan teknologi

6
rekombinasi DNA yang memiliki tingkat kerumitan yang kompleks dan mahalnya
biaya yang diperlukan dalam penelitian (NIH,2017).
Kemajuan terbaru dalam pengembangan teknologi pengarsipan genom
berdasarkan nukleases yang diprogramkansecara substansial meningkatkan
kemampuan kita untuk membuat perubahan yang tepat pada genom sel eukariotik.
Pengeditan genom sudah memperluas kemampuan kita untuk menjelaskan
kontribusi genetika terhadap penyakit dengan memfasilitasi terciptanya lebih
banyak model seluler dan hewan yang akurat dari proses patologis. Aplikasi yang
sangat menarik deprogram nukleases adalah potensi untuk secara langsung
memperbaiki mutasi genetik pada jaringan dan sel yang terkena untuk mengobati
penyakit yang ada tahan terhadap terapi tradisional.
Alat pengeditan genom semuanya bekerja dengan cara yang sama. Mereka
"menargetkan" sekuens DNA spesifik untuk gen individu atau daerah non-
pengkodean dengan teknik protein tertentu atau kompleks protein-RNA yang
kemudian dapat mengenali dan mengikat sekuens dan menghasilkan untaian DNA
untai tunggal atau untai ganda. (Ormon, 2017). Teknologi pengeditan genom
pertama dikembangkan pada akhir 1900-an. Baru-baru ini, alat pengedit genom
baru yang disebut CRISPR, ditemukan pada tahun 2009, telah mempermudah
mengedit DNA. CRISPR lebih sederhana, lebih cepat, lebih murah, dan lebih akurat
daripada metode pengeditan genom yang lebih tua. Banyak ilmuwan yang
melakukan editing genom sekarang menggunakan CRISPR (NIH,2017).

B. Macam-macam Rekayasa Genetika


1. Rekombinasi DNA
Hal yang mendasar dan sangat penting dalam makhluk hidup adalah jika
terjadi proses reproduksi secara seksual yang normal, maka akan
terjadipemisahan dan penggabungan kembali molekul-molekul DNA dari
kromosom. Teknik pemisahan dan penggabungan ini dijadikan oleh ilmuwan
untuk lebih dikembangkan. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai struktur
DNA yang sama, untuk itulah DNA dari satu spesies dapat disambungkan
dengan DNA dari spesies yang lain, dengan tujuan agar mendapatkan sifat yang

7
baru. Proses penyambungan ini dikenal dengan nama rekombinasi DNA dalam
rekayasa genetika.
Berikut ini produk-produk yang telah berhasil dalam rekombinasi gen:
a. Pembuatan Insulin
Saat ini banyak sekali orang yang menderita penyakit kencing manis
(diabetes mellitus). Penderita diabetes akan mengalami kekurangan
hormone insulin. Para ilmuwan telah berhasil mengatasi penyakit ini dengan
cara gen penghasil insulin manusia diambil dari DNA sel manusia, yaitu
dengan memotong DNA sel manusia dengan menggunakan enzim
pemotong. Gen yang menghasilkan insulin ini akan disambungkan pada
plasmid bakteri Escherichia coli. Hasil sambungan ini kemudian
dimasukkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri tersebut
sudah mengandung gen insulin manusia.
b. Pembuatan Vaksin Hepatitis
Saat ini vaksin hepatitis sudah tersedia, sehingga anak-anak maupun
orang dewasa dianjurkan untuk melakukan vaksinasi hepatitis.Hepatitis
merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus.Virus terdiri atas
selubung protein dan DNA-nya. Jika bagian selubung protein ini
dimasukkan dalam tubuh manusia, maka tubuh akan membentuk antibodi
sehingga tubuh dapat menangkal virus yang masuk.Caranya hampir sama
dengan pembuatan insulin, yaitu gen tersebut dimasukkan ke dalam sel ragi
Saccharomyces sehingga sel ragi ini akan menghasilkan protein virus yang
tidak berbahaya bagi tubuh kita. Jika protein tersebut disuntikkan ke dalam
tubuh, maka tubuh akan memproduksi antibodi, akibatnya orang yang
disuntik akan kebal dari serangan virus hepatitis.
c. Teknologi Hibridoma (Fusi Sel)
Teknologi hibridoma dikenal dengan fusi sel merupakan proses
rekayasa genetika, yaitu peleburan/fusi dua sel yang berbeda menjadi
kesatuan tunggal yang mengandung gen-gen dari kedua sel asli. Sel yang
dihasilkan dari fusi ini dinamakan hibridoma.Hibridoma ini sering
digunakan untuk memperoleh antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan

8
pengobatan. Apabila sel-sel sekali melebur menjadi satu, maka sel-sel ini
akan menghasilkan protein yang sangat baik. Misalnya, antibodi
monoklonal dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, tes kehamilan,
dan mengobati kanker.
d. Transfer Inti (Kloning)
Transfer inti merupakan salah satu proses rekayasa genetika yang
memindahkan inti sel tubuh ke dalam sel telur tanpa inti, sehingga sel telur
tersebut akan membelah diri dan menjadi embrio. Transfer inti sebenarnya
adalah kloning inti. Transfer inti pertama kali dilakukan oleh John Guardon
yang dicobakan pada katak. Pada mulanya ovum pada katak dirusak intinya
dengan radiasi, kemudian dimasukkan sel inti tubuh lainnya, yaitu sel
somatik usus katak lainnya, maka akan tumbuh zigot baru dan akan tumbuh
menjadi katak. Proses ini merupakan reproduksi paraseksual karena bukan
merupakan reproduksi seksual dan aseksual( Trevor, 2005).

C. Manfaat Rekayasa Genetika


Rekayasa genetika dalam bentuk yang sekarang telah sekitar 25 tahun.Hal ini
juga menjadi topik yang sangat diperdebatkan secara luas dari awal tahun 1970-an.
Ada banyak konsekuensi sosial yang berkaitan dengan rekayasa genetika, yang
membuat keseluruhan risiko atau penilaian manfaat yang sangat rumit. Manfaat
rekayasa genetika di bidang masing-masing disebutkan di bawah ini:
1. Pengobatan
Pada manusia, manfaat yang paling menjanjikan dari rekayasa genetika adalah
terapi gen yang merupakan pengobatan suatu penyakit dimana gen yang cacat
diperbaiki dan diganti atau gen terapeutik diperkenalkan untuk melawan penyakit.
Penyakit tertentu seperti penyakit Huntington, ALS dan cystic fibrosis disebabkan
oleh gen yang rusak. Ada harapan bahwa obat untuk penyakit seperti itu dapat
ditemukan dengan baik yaitu memasukkan gen dikoreksi atau memodifikasi gen
yang rusak
2. Farmasi

9
Berkat rekayasa genetika, produk farmasi yang tersedia saat ini jauh lebih
unggul dari para pendahulu mereka.Beberapa contoh menonjol adalah insulin bio-
rekayasa yang sebelumnya diperoleh dari domba atau sapi dan hormon
pertumbuhan manusia yang sebelumnya diperoleh dari mayat.Obat baru sedang
dilakukan dengan mengubah struktur genetik dari sel tanaman.
3. Kasus Kehamilan
Rekayasa genetika juga merupakan keuntungan bagi wanita hamil yang
dapat memilih untuk memiliki janin mereka diperiksa untuk cacat
genetik.Pemutaran ini dapat membantu orang tua dan dokter mempersiapkan
kedatangan anak yang mungkin memiliki kebutuhan khusus selama atau setelah
melahirkan. Satu manfaat masa depan kemungkinan rekayasa genetika yang sangat
ditunggu-tunggu adalah bahwa janin dengan cacat genetik dapat diobati dengan
terapi genetik bahkan sebelum lahir. Penelitian yang terjadi untuk terapi gen untuk
embrio sebelum ditanamkan ke ibu melalui fertilisasi in-vitro. Istilah terbaru
diciptakan adalah 'Designer Babies' dimana pasangan sebenarnya dapat memilih
fitur dari bayi yang akan dilahirkan.
4. Pertanian
Manfaat umum adalah peningkatan efisiensi fotosintesis,meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap salinitas, kekeringan dan virus dan juga mengurangi
kebutuhan tanaman untuk pupuk nitrogen.Rekayasa genetika bila digunakan pada
mikroorganisme membantu dalam penciptaan obat-obatan baru yang tidak dapat
dibuat dengan cara lain. Rekayasa genetika telah membantu menurunkan
penggunaan secara keseluruhan herbisida dan pestisida( Tanri, 2013).

D. Tujuan Rekayasa Genetika


Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam
menyimpan pascapanen, peningkatan kadungan gizi, tahan terhadap serangan hama
dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, virus), toleransi terhadap
pendinginan, penundaan, pematangan buah, kualitas, aroma, dan nutrisi, perubahan
pigmentasi.

10
Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektifitas
kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen
udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan
pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk
menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika (Anna, 2005).

E. Dampak Rekayasa Genetika


1. Dampak di bidang ekonomi
Dampak ekonomi yang tampak adalah produk biotektonogi dapat
merugikan petani kecil. Penggunaan hormon tumbuhan sapi dapat
meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan menggusur
peternak kecil.
2. Dampak di bidang kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang
menimbulkan masalah serius.Contohnya adalah penggunaan insulin hasil
rekayasa menyebabkan 31 orang meninggal di inggris. Tomat Flavr Savr
diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotic. Susu sapi yang disuntik
dengan hormon DGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya
potensi berbahaya bagi kesehatan.
3. Dampak di bidang etika dan moral
Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain memiliki
dampak etika yang serius. Menyisipkan gen makhluk hidup yang lain yang
tidak berkerabat dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit
diterima manusia. Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa
konsekuensi bagi penganut agama tertentu.Penerapan hak paten pada
organisme hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas organisme.
Hal ini bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai
intrinstik makhluk hidup( Anna, 2005).

11
F. Penerapan Rekayasa Genetika
1. Bidang pertanian dan bahan pangan
a. Ditemukannya sapi dengan produksi susu meningkat 20%.
b. Ditemukannya tanaman berpestisida.
c. Ditemukannya jagung dengan protein tinggi.
2. Bidang kesehatan dan farmasi
a. Diproduksinya insulin dengan cepat dan murah.
b. Adanya terapi genetik.
c. Diproduksinya interferon.
3. Bidang industri
a. Terciptanya bakteri yang mampu membersihkan lingkungan tercemar.
b. Bakteri yang dapat mengubah bahan tercemar menjadi bahan tidak
berbahaya.
c. Bakteri pembuat aspartanik (Jen, 2008).

G. Gen Edit dalam Penyembuhan Penyakit


Ilmuwan sedang mengembangkan terapi gen yang melibatkan pengeditan
genom untuk mencegah dan mengobati penyakit pada manusia. Alat pengeditan
genom memiliki potensi untuk membantu mengobati penyakit dengan dasar
genomik, seperti cystic fibrosis dan diabetes. Ada dua kategori terapi gen yang
berbeda: terapi germline dan terapi somatik. Terapi Germline mengubah DNA pada
sel reproduksi (seperti sperma dan telur). Perubahan pada DNA sel reproduksi
diturunkan dari generasi ke generasi. Terapi somatik, di sisi lain, menargetkan sel-
sel non-reproduksi, dan perubahan yang dilakukan pada sel-sel ini hanya
mempengaruhi orang yang menerima terapi gen (NIH,2017).

H. Masalah Etika mengenai Gen Edit


Para ilmuwan dan kita semua harus mempertimbangkan dengan hati-hati
banyak masalah etika yang dapat muncul dengan pengeditan genom, termasuk
keamanan. Pertama dan terutama, pengeditan genom harus aman sebelum
digunakan untuk merawat pasien. Kebanyakan orang setuju bahwa ilmuwan tidak

12
boleh mengedit genom sel germline saat ini karena keamanan dan keakuratan alat
pengeditan genom belum terbentuk. Komunitas ilmiah di seluruh dunia mendekati
penelitian terapi germline dengan hati-hati karena suntingan sel germline akan
diturunkan dari generasi ke generasi. Banyak negara dan organisasi memiliki
peraturan yang ketat untuk mencegah penyisipan germline karena alasan ini. NIH,
misalnya, tidak mendanai penelitian untuk mengedit embrio manusia (Ghareeb,
2011)

13
BAB IV
PEMBAHASAN DARI PERSPEKTIF
KEISLAMAN DAN KEMUHAMMADIYAHAN

A. Gen Edit dalam Pandangan Islam


Para pemimpin agama dan ahli bioetika telah memperdebatkan pengarsipan
genom selama beberapa dekade, namun sebagian besar merupakan pertimbangan
teoretis. CRISPR membuat konsep teoritis dalam mengedit gen embrio menajadi
nyata. Perubahan tersebut disebut "germline" dan akan diteruskan ke generasi
mendatang.) Ini adalah revolusi yang didorong oleh ilmuwan ahli genetika terkenal
dan Harvard Medical School (Joseph, 2016).
Bagi kebanyakan ilmuwan dalam tradisi Bioetika Islam, bahasa kewajiban,
tugas, dan keadilan interpersonal lebih diutamakan daripada bahasa privat dan hak
individu otonom. Dalam Islam, manusia diberi status khusus. Alquran menyediakan
penegasan yang tidak wajar atas martabat manusia sebagaimana diatur dalam
[17:70]:

"Kami telah menghormati Anak Adam dan membawa mereka ke darat dan
laut, dan Berikan mereka hal-hal yang baik, dan lebih diutamakan daripada
banyak dari Kami diciptakan. "

14
Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan
kosong pada mereka, dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga
binatang ternak, lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan kusuruh
mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar
mengubahnya)". Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain
Allah, maka sungguh dia menderita kerugian yang nyata. (An-Nisa: 119).

Martabat seperti itu tidak diperoleh dari perbuatan berjasa tetapi lebih
merupakan ekspresi dari tuhan nikmat dan anugerah. Dengan demikian intrinsik
dan tanpa batasan atau kualifikasi apapun jenis. Tidak diperbolehkan untuk
melanggar martabat pribadi siapapun, terlepas dari apakah orang itu saleh, atau
tidak beriman, Muslim atau non-Muslim. Penglihatan Alquran martabat manusia
diwujudkan dalam, namun tidak terbatas pada, hak untuk hidup, hak untuk
keselamatan pribadi, kebebasan hati nurani, otonomi moral dan penghakiman,
esensial kesetaraan setiap anggota umat manusia, dan hak untuk privasi pribadi.
Akademi Fiqih Islam Internasional (IIFA) dari Organisasi Kerjasama Islam
juga membahas masalah rekayasa genetika dan genom manusia di Indonesia
November 2013. Resolusi Akademi meliputi (MCB, 2016):
1. Diijinkan untuk menggunakan genom manusia, atau bagiannya, di bidang yang
bermanfaat karena ia menetapkan kepentingan pengadaan yang didorong oleh
syariah seperti pencegahan dan pengobatan penyakit.
2. Tidak diizinkan menggunakan genom manusia dengan cara yang berbahaya
atau masuk segala cara yang bertentangan dengan syariah Islam.

15
3. Tidak diperbolehkan melakukan penelitian atau melakukan perawatan atau
diagnosis terkait dengan genom manusia kecuali setelah melakukan
pendahuluan dan evaluasi yang tepat terhadap kemungkinan risiko dan manfaat
yang terkait dengan genetika tersebut kegiatan pengobatan sambil mengikuti
peraturan syariah Islam dalam hal ini menganggap.
4. Tidak diperkenankan melakukan penelitian klinis tentang genom manusia atau
salah satu aplikasinya, terutama di bidang biologi, genetika atau kedokteran, itu
bertentangan dengan peraturan syariah Islam atau yang tidak menghormati hak
asasi manusiaseperti yang diakui oleh Islam.

Lebih lanjut tentang DNA/RNA, Allah menjelaskan dalam surah ‘Abasa


(80) ayat 18-19 sebagai berikut :

Dari apakah Allah menciptakannya ? Dari setetes mani, Allah


menciptakannya lalu menentukannya (faqaddarahu)

Faqaddarahu memiliki arti “lalu meng-qadar-kannya”. Qadar dalam bahasa


arab berarti menentukan, merencanakan, men-setting, menyusun, dan dalam bahasa
kontemporer dapat diartikan sebagai “memprogram”. Seluruh informasi mengenai
fisik dan sifat manusia tersimpan di dalam DNA dan RNA. DNA dan RNA telah
memiliki informasi ini sejak tahapan zygote, ketika pembuahan terjadi. Informasi-
informasi inilah yang dalam tahapan awal, menjadi acuan bagi sel-sel janin untuk
berkembang membentuk organ-organ yang lengkap, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi keseluruhan bentuk fisik dan sifat-sifat dasar seorang manusia.
Semuanya telah diprogram dan ditentukan sejak pembuahan terjadi
dan zygote terbentuk.

16
yang dilaknati Allah dan setan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan
mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk
saya), dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan
angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka memotong telinga-
telinga binatang ternak (adzana l-an’ami), lalu mereka benar-benar memotongnya,
dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, lalu benar-benar
mereka mengubahnya“. Barang siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung
selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata Q.S An-Nisa:
118-119)

17
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya
isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari
binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu,
Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana
kamu dapat dipalingkan?

Dengan melihat al-an’am dalam surah Az-Zumar (39) ayat 6 dalam


kaitannya dengan “ciptaan Allah” dapat dikaitkan dengan DNA/RNA, maka di
dalam An-Nisaa (4) ayat 119 di atas adzana l-an’amidapat diartikan informasi dari
DNA/RNA. Adzan dalam bahasa arab, menurut Arabic-English Lane’s Lexicon
halaman 42, selain berarti telinga, dapat pula berarti informasi, pengumuman,
notifikasi atau memberikan pengetahuan. Dalam kaitannya dengan DNA/RNA,
maka padanan yang paling tepat adalah “informasi”.

Lihat bagaimana Allah telah memberitahukan manusia bahwa suatu saat


setan akan menyuruh dan menghasut manusia untuk memotong-motong informasi
dalam DNA/RNA dan dengan melakukan hal itu maka manusia akan mengubah
ciptaan Allah. Mutasi merupakan efek dari rekayasa genetika. Walaupun ada mutasi
yang membawa dampak baik, namun sebagian besar mutasi memberikan efek
negatif dan dalam banyak kasus mengubah bentuk fisik dan sifat asal dari makhluk
hidup yang direkayasa genetikanya.

Rekayasa genetika, apabila sampai mengubah ciptaan Allah, apalagi lebih


mengarah kepada merusaknya, maka hal tersebut tidak diperbolehkan.Rekayasa
genetika dengan tujuan mengobati penyakit, seperti kanker, selama tidak mengubah
ciptaan Allah, maka tentu saja hal tersebut diperbolehkan karena bagian dari ikhtiar
dan ilmu pengetahuan yang turunkan Allah kepada manusia. Tetapi Allah dalam
Al-Qur’an juga telah mengingatkan bahwa akan ada saatnya dimana manusia akan
melakukan rekayasa genetika yang akhirnya akan mengubah-ubah ciptaan Allah,
akibat bisikan setan yang terlaknat, yang tentu saja akan berakibat buruk dan efek

18
samping bagi manusia itu sendiri meskipun akibatnya tidak langsung saat itu pula
dirasakan.

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di


segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa
Al Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?(Q.S. Fushshilat: 53)

B. Hukum Gen Edit dalam Islam


Salah satu hasil hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
teknologi rekayasa genetika.Dalam kaitan itu, masyarakat mengharapkan
penjelasan hukum Islam tentang praktek rekayasa genetika serta pemanfaatan
produk yang dihasilkannya.

Rekayasa genetika adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia,


yakni penerapan teknik-teknik biologi molecular untuk mengubab susunan genetic
dalam kromosom atau mengubah system ekspresi genetic yang diarahkan pada
kemanfaatan tertentu, yang obyeknya mencakup hampir semua golongan
organisme, mulai dari bakteri, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga
tumbuh-tumbuhan.

MUI memutuskan dan menetapkan ketentuan hukum ihwal rekayasa


genetika dan produknya sebagai berikut:

1. Pertama, melakukan rekayasa genetika terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan


dan mikroba (jasad renik) adalah mubah (boleh) dengan syarat: 1) dilakukan
untuk kemaslahatan, 2) Tidak membahayakan (tidak menimbulkan

19
mudharat) baik pada manusia maupun lingkungan. 3) Tidak menggunakan
gen (DNA) atau bagian lain yang berasal dari tubuh manusia.
2. Kedua, tumbuh-tumbuhan hasil rekayasa genetika adalah halal dan boleh
digunakan, dengan syarat: bermanfaat dan tidak membahayakan.
3. Ketiga, hewan hasil rekayasa genetika adalah halal, dengan syarat: 1)
hewannya termasuk dalam kategorima’kul al-lahm (jenis hewan yang
dagingnya halal dikonsumsi), 2) bermanfaat, dan 3) tidak membahayakan.
4. Keempat, produk hasil rekayasa pada produk pangan, obat-obatan, dan
kosmetika adalah halal dengan syarat: bermanfaat, tidak membahayakan,
dan sumber asal gen pada produk rekayasa genetika bukan berasal dari yang
haram( MUI, 2013).

20
BAB V
PENUTUP

Pengeditan gen terhadap manusia dengan cara bagaimanapun hukumnya


adalah haram, kecuali untuk pencegahan dan pengobatan sebuah penyakit,
pengeditan gen terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah)
sepanjang dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkan
kemadharatan.
Perlu mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak melakukan atau
mengizinkan eksperimen atau praktik pengeditan gen terhadap manusia. Penting
untuk mewajibkan kepada semua pihak, terutama para ulama, untuk senantiasa
mengikuti perkembangan teknologi gen edit, meneliti peristilahan dan
permasalahannya, serta menyelenggarakan kajian-kajian ilmiah untuk menjelaskan
hukumnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anna Claybourne.2005. Pengantar Gen & DNA .Bandung: Usborne.


Arief B. Witarto, Kebebasan dan Etika Ilmu Pengetahuan, Harian Bisnis Indonesia,
21 Oktober 2005
Doudna, J.,Gersbach, C. 2015. Genome editing: the end of the beginning. Genome
Editing. Vol 16:292
Gadjahnata, Mukjizat Al-Qur’an & As-Sunnah Tentang IPTEK (Jakarta: Gema
Insani Press, 1997), 213.
Ghareeb, 2011.Human Genetics and Islam:Scientific and Medical Aspects. JIMA.
Volume 43
Jen Green.2008. Makanan Rekayasa Genetika. Bandung: Sygma Publishing.
Kiran. 2017. Genome Editing The Recent History and Perspective in
Cardiovascular Diseases. JACC. Volume 70: 22
Muhammad Jusuf. 2001.Genetika I Struktur & Ekspresi Gen . Jakarta: Sagung
Seto.
MUI,2013. Hukum Rekayasa Genetika. Jakarta
Muslim Council of Britain (MCB). 2016. Muslim Council of Britain Response to
the Nuffield Council on Bioethics with Respect to Genome Editing
NIH. 2017. Genome Editing. Diakses pada 11 Februari 2018.
https://www.genome.gov/27569222/genome-editing/
Ormon, K., Mortlock, D., Scholes, D. 2017. Human Germline Genome Editing.
AJHG. Volume 101: 2
Tanri Alim.2013. “Manfaat Rekayasa Genetika”, http://www.biologi-
sel.com/2013/05/manfaat-rekayasa-genetika.html
Trevor Day. 2005. Jejak Sejarah SAINS Genetik.Bandung: Pakar Raya.
Veronica Komalawati, Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapeutik
Suatu Tinjauan Yuridis Persetujuan Dalam Hubungan Dokter dan Pasien,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hlm 89-90.

Ratna Suprapti Samil, Etika Kedokteran Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2001, hlm 121

Veronica Komalawati, Membangun Hukum Yang Manusiawi Dalam Mencegah


Eksploitasi Bioteknologi, Informasi Genetik, Dan Bioterorisme di

22
Indonesia, Orasi Ilmiah Guru Besar Hukum Kesehatan, Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran, Bandung, 2009, hlm 9

Yuzo Adhinarta S.T., Syair dalam Teknologi Kontemporer Hari Ini Domba Besok
Gembala Sebuah Kritik Terhadap Kloning dan Semangat Zaman, Dalam
http://members.tripod.com /GKA_Gloria/feb98.htmab hlm 5

Vandana Shiva, Hati-hati Memilih Teknologi dari Negara Maju, dalam Hesty
Widayanti dan Ika N. Krishnayanti (ed), Bioteknologi Imperialisme Modal
& Kejahatan Global, Insist Press, Yogyakarta, 2003, hlm 128

23

Anda mungkin juga menyukai