Anda di halaman 1dari 7

UTS TEKNOLOGI FITOFARMASETIKA

“SUNBLOK SPRAY DARI AKAR BANDOTAN”

Disusun oleh :

Said

164820145020039

Program Studi S1 Farmasi

Universitas Harapan Bangsa

Purwokerto

2019
BANDOTAN (Ageratum conyzoides Linn)

Ageratum conyzoides Linn atau bandotan banyak digunakan sebagai obat


tradisional di daerah tropis dan sub-tropis, umumnya dikenal sebagai ‘Billy
goatweeds’ karena pada batang dan daun tanaman tertutup sepenuhnya dengan
rambut halus berwarna putih (Singh, et al., 2013). Ageratum conyzoides memiliki
banyak senyawa fitokimia yang bermanfaat. Setelah dilakukan pengujian dari
minyak essensial Ageratum conyzoides mengandung senyawa fitokimia seperti
fenol, fenolik ester, kumarin. Senyawa yang banyak terisolasi adalah terpenoid,
steroid, kromen, alkaloid pirolizidin, dan flavonoid (Galati, et al., 2009). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Agbafor tahun 2015 daun dan akar tanaman
diketahui mengandung senyawa alkaloid, flavonoid tannin, saponin, glikosida
jantung dan antrakuinon, mineral, vitamin serta senyawa lain yang memiliki
aktivitas farmakologi (Agbafor, et al., 2015).

Data empiris akar bandotan (A. conyzoides L.) digunakan sebagai bahan
ramuan bedak dingin dicampur dengan beras oleh masyarakat Indonesia termasuk
di Kalimantan Timur. Bedak dingin tersebut biasanya digunakan oleh para wanita
untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari di siang hari. Masyarakat
percaya bahwa bedak dingin tersebut dapat melindungi kulit dari sinar matahari
langsung dengan efektif sehingga kulit tidak terjadi perubahan warna. Radiasi
sinar matahari yang sampai ke bumi untuk wilayah Indonesia memang berlimpah
oleh garis khatulistiwa.

Klasifikasi Tanaman :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides Linn
(Cronquist, 1981)

KANDUNGAN KIMIA

Kumarin merupakan golongan senyawa fenilpropanoid yang memiliki


cincin lakton lingkar enam dan memiliki inti 2H-l-benzopiran2-on dengan rumus
molekul C9H5O2.2 Kumarin dan turunannya banyak memiliki aktifitas biologis
diantaranya dapat menstimulasi pembentukan pigmen kulit, mempengaruhi kerja
enzim, antikoagulan darah, antimikroba dan menunjukkan aktifitas menghambat
efek karsinogen. Di sisi lain senyawa turunan kumarin polisiklik aktif sebagai
antikarsinogen yang disebabkan hidrokarbon aromatik polisiklik karsinogen
seperti 6- metil (a) pira (Kusuma,TS., 1997).

PEMILIHAN BAHAN

Menurut Meilisa Athiyah,et al., 2015 . Tumbuhan bandotan (A. conyzoides


L.) Dipilih sampel akar secara acak dengan melihat fisik akar (masih segar atau
tidak layu, tidak terlalu tua atau terlalu muda). Setelah itu dicuci pada air,
diperkecil ukurannya dengan cara memotong atau menggunting sampel,
dikeringkan dengan cara diletakkan dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang
baik dan tidak terkena paparan matahari secara langsung. Kemudian, disortasi
kering yang siap diekstraksi.

METODE EKSTRAKSI

Simplisia akar bandotan dimaserasi dengan metanol teknik dengan


pergantian pelarut setiap 3-5 hari. Larutan ekstrak dengan pelarut metanol yang
diperoleh segera diuapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary evaporator,
hingga mendapatkan ekstrak akar bandotan. Sebagian ekstrak kasar metanol
tersebut difraksinasi dengan etil asetat yang diduga pada fraksi tersebut
mengandung sejumlah senyawa-senyawa kumarin.
PENGUJIAN

Ekstrak kasar metanol dan fraksi etil asetat masing-masing dibuat larutan
stok dengan konsentrasi 1000 ppm sebanyak 100 mL. Masing-masing larutan stok
tersebut diencerkan dalam beberapa variasi konsentrasi, yaitu untuk ekstrak
metanol: 150; 200; 250; 300; 350; 450; 500; 550; 600; 650; 700; 750; dan 800
ppm, dan untuk fraksi etil asetat dengan seri konsentrasi: 25; 50; 75; 100; 150;
dan 200 ppm. Penentuan seri: konsentrasi tersebut berdasarkan hasil-hasil uji
pendahuluan. Setiap konsentrasi tersebut dilakukan pengukuran absorbansi
dengan menggunakan Spektrometer UV-VIS Double Beam Double Beam
Dynamica Halo DB-20S pada panjang gelombang UV B yaitu 292,5-372,5 nm
dengan interval 5 nm dan UV A pada 322,5-372,5 nm. Setiap pengukuran
dilakukan triplo atau tiga kali ulangan.( Meilisa Athiyah,et al., 2015)

BENTUK SEDIAAN

Menurut Barel dalam buku yang berjudul Handbook of Cosmetic Science


and Technology (2009), radiasi sinar matahari pada kulit dikenal sebagai salah
satu penyebab utama penyakit kulit. Radiasi sinar matahari jika terpapar langsung
oleh kulit dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan terbakar surya,
eritema, pigmentasi, kanker kulit, dan kerusakan sistem imun.

Kosmetik tabir surya agar mampu melindungi kulit terhadap radiasi sinar
UV dengan baik, maka FDA merekomendasikan penetapan nilai SPF pada tabir
surya minimal 15, dimana SPF 15 tergolong pada perlindungan sedang. Tabir
surya dengan nilai SPF 15 mampu menyaring sinar UV B sekitar 93,3% dan untuk
SPF dengan nilai 30 mampu menyaring sinar UV B sekitar 96,7% (Draelos dan
Thaman, 2006). Nilai SPF hanya berlaku untuk perlindungan terhadap sinar UV B
saja. Perlindungan yang diberikan terhadap sinar UV A dalam sediaan tabir surya
kimia hanya sekitar 10% dari nilai sinar UV B (Kaidbey dan Gange, 1987).

Dengan itu saya tertarik membuat tabir surya dengan sediaan spray dimana
lebih mudah digunakan pada konsumen, Sunblock bentuk spray sangat baik untuk
alternatif kulit berminyak, kandungan air yang tinggi membuat sunblock ini
sangat cocok untuk jenis kulit berminyak. cara menggunakannya juga terbilang
gampang yaitu dengan menyemprotkan langsung ke bagian tubuh yang terkena
cahaya matahari tangan, wajah seperti dan leher.

Beberapa penelitian tabir surya dalam bentuk krim, terdapat penurunan


nilai SPF setelah ekstrak dibuat menjadi sediaan krim, hal ini dimungkinkan
karena pengaruh basis krim yang juga menghasilkan serapan ultraviolet yang
mempengaruhi nilai SPF sediaan, sehingga tabir surya pada penelitian ini dibuat
dalam bentuk sediaan sunscreen spray lotion yang lebih ringan. Sunscreen spray
lotion merupakan modifikasi dari lotion tabir surya yang pengaplikasiannya
dengan cara disemprot. Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi
yang digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk suspensi zat padat dalam
serbuk halus dengan ditambah bahan pensuspensi yang cocok, emulsi tipe o/w
dengan surfaktan yang cocok (Depkes RI, 1985). Sunscreen spray lotion
penggunaannya lebih praktis dibandingkan lotion biasa, kandungan air yang lebih
banyak membuat spray lotion lebih ringan dan nyaman saat diaplikasikan ke kulit,
serta memungkinkan pemakaian yang lebih merata. Tabir surya lotion atau
semprot terdiri dari agen tabir surya, aditif rheologi, agen pengatur pH, emulsifier,
emolien, agen pelembab, pengawet, waterproofing agent, dan air sekitar 50 – 75%
(Fuller et al., 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Agbafor, N., G, E. A. & I.K, O., 2015. Analysis of Chemical Composition


of Leaves and Roots of Ageratum conyzoides. Inter J Cu Res Acad Rev, 3(11).

Cronquist, A., 1981. An Integrated System of Classification of Flowering


Plants. New York: Columbia University Press.

Depkes, RI. 1985. Farmakope Indonesia. Jakarta: Ditjen POM.

Draelos Z.D. and Thaman L.A., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care
Products, Draelos, Z. D. & Thaman, L. A., eds., Taylor & Francis Group, New
York.

Epstein H., 2009, Skin Care Products, Dalam Barel, A. O. et al., eds.
Handbook of Cosmetic Science and Technology, Informa Healthcare USA, Inc.,
New York, p. 126.

Fuller, J., Mahwah, N. J., Sanogueira, J. & Suffern, N. Y., 2002,


Sunscreen lotion or spray composition, United State Patent, US 6,395,269 B1.

Galati, E. et al., 2009. Anti-Inflammatory and Antioxidant Activity of


Ageratum conyzoides. Pharmaceutical Biology, 39(5).,

Harry, R.G., Wilkinson, J.B. & Moore, R.J., 1982, Harry's Cosmeticology,
7th ed, 314-333, Chemical Publishing Company, New York.

Kaidbey, K., & Gange, R.W., 1987, Comparison of Methods of Assessing


Photoprotection Against Ultraviolet A in Vivo, J Am Acad Dermatol, 16 (2), 346-
53. [Pubmed]

Kusuma,TS., 1997, Mempelajari Sifat 14. Antikarsinogen Alamiah


Turunan Fenol, Kumarin, Kromon, Flavon dan Isokumarin, Jurnal Andalas No.
15, Januari Tahun VI
Lauffer, P.G.I., 1972, dalam Balsam, M.S. & Sagarin, E., Cosmetic
Science and Technology, 2nd Ed., 365-90, John W illey & Sons Inc., USA

Meilisa Athiyah,et al., 2015. AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR


BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.) Jurnal Sains dan Kesehatan.. Vol
1. No 4

Singh, S. et al., 2013. Ethnobotany, Phytochemistry and Pharmacology of


Ageratum conyzoides Linn (Asteraceae). Journal of Medicinal Plants Research,
7(8).

Anda mungkin juga menyukai