Anda di halaman 1dari 3

A.

DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya
(Black & Hawks, 2015, hlm. 2357)
Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan baik yang
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

Fraktur adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang
disebabkan oleh kekerasan

B. ETIOLOGI
1. Fraktur Traumatik
Disebabkan oleh trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan kekuatan besar.
Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut sehingga terjadi fraktur,
2. Fraktur Patologis
Disebabkan oleh kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis didalam
tulang. Fraktur patologis terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi
lemah karena tumor atau proses patologis lainnya. Penyebab yang paling sering
dari fraktir-fraktur semacam ini adalah tumor, baik primer maupun metastatis.
3. Fraktur Stress
Disebabkan oleh trauma yang terus-menerus pada suatu tempat tertentu,

C. PATOFISIOLOGI
Terjadinya trauma langsung atau tidak langsung, kondisi tulang yang patologis serta
trauma yang terus-menerus pada suatu tempat tertentu menyebabkan fraktur. Fraktur
tersebut mengakibatkan pergeseran fragmen tulang atau diskontinuitas tulang. Jika
terjadi diskontuitas tulang maka akan terjadi perubahan jaringan sekitar seperti
pergeseran fragmen tulang yang dapat mengakibatkan deformitas atau perubahan
bentuk, spasme otot yang dapat meningkatkan tekanan kapiler sehingga memacu
pelepasan histamin dan menyebabkan protein plasma hilang yang berakibat terjadi
edema serta menyebabkan laserasi kulit yang tidak diatasi dapat mengakibatkan
perdarahan. Selain perubahan jaringan sekitar diskontinuitas tulang juga
menyebabkan kerusakan fragmen tulang.
D. PATWAYS
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Deformitas
Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya,
perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :
a. Rotasi pemendekan tulang
b. Penekanan tulang
2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam
jaringan yang berdekatan dengan fraktur.
3. Echimosis dari perdarahan subculaneous
4. Spasme otot spasma involunters dekat fraktur
5. Tenderness / keempukan
6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur didaerah yang berdekatan
7. Kehilangan sensasi ( mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya syaraf/pendarahan)
8. Pergeseran abnormal
9. Krepitasi

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan rongten
2. MRI
3. CT-SCAN
4. Angiografi
5. Venogram
6. Mielografi
7. Artrografi
8. Artrostop
9. Artrosentesis
10. Biopsi
11. Pemeriksaan laboratorium
G. KOMPLIKASI
1. Komplikasi Awal
a. Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT
menurun, sianosis bagian distal, hematoma yang lebar dan dingin pada
ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan
posisi pada yang sakit, tindakan reduksi dan pembedahan.
b. Kompartement Syndrom
Komplikasi yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf dan pembuluh
darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh oedema aau perdarahan yang
menekan otot, saraf dan pembuluh darah.
c. FES
Fat Embolism Syndrom yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang.
FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning masuk
ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendan yang
ditandai dengan gangguan pernafasan, takikardi, hipertensi, takipnea dan
demam
d. Infeksi
e. Avaskuler Nekrosis
AVN terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa
menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya volkman’s ischemia.

2. Komplikasi Dalam Waktu Lama


a. Delayed Union
Kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang
untuk menyambung. Ini disebabkan karena penurunan suplai darah ke tulang.
b. Nonunion
Kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang lengkap,
kuat dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai dengan adanya
pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau
pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang kurang.
c. Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya
tingkat kekuatan dan perubahan bentuk.

H. PENATALAKSANAAN
a. Medis
- Debridement : bedah perbaikan dilakukan jaringan lunak yang mengalami
kerusakan
- Reduksi terbuka : pemasangan fiksasi interna dengan redukti terbuka
b. Non Medis
- Obervasi adanya perdarahan, syok dan penurunan kesadaran, baru periksa
patah tulang.
- Atur posisi, tujuannya untuk menimbulkan rasa nyaman mencegah komplikasi.
- Pertahankan kekuatan dan pergerakan
- Mempertahankan kekuatan kulit
- Meningkatkan gizi, makanan-makanan yang tinggi serat, anjurkan intake
protein 150-300 gr/hari
- Memperhatikan immobilisasi fraktur yang telah direduksi dengan tujuan untuk
mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya
sampai sembuh

Anda mungkin juga menyukai