Anda di halaman 1dari 10

The South East Asian Journal of Midwifery Vol. 1, No.

1, Oktober 2015, Hal: 29-38


E-ISSN: 2476-9720 P-ISSN: 2476-9738

Peran Bidan dalam Parenting Education Sebagai Upaya Peningkatan


Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Tri Sunarsih1*
1
Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta, Indonesia

Informasi Artikel: ABSTRAK


Diterima: September, 2015
Disetujui: Oktober, 2015 Pelaksanaan promosi kesehatan melalui parenting education di PAUD holistik integratif
adalah wadah pendidikan orangtua untuk meningkatan pola asuh kepada anak, agar anak dapat
*Korespondensi penulis.
are_she79@yahoo.com
tumbuh dan berkembang secara optimal. Bidan memiliki tugas dalam promosi kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor peran bidan desa dalam
proses promosi kesehatan melalui parenting education di PAUD holistik integratif yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pola asuh orangtua secara
holistik di Kabupaten Karanganyar.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian ini
adalah penelitian survei dengan disain cross-sectional yang menggunakan kuesioner sebagai
instrumen utama pengumpulan data primer. Data sekunder diperoleh dari pencatatan di
instansi terkait di Kabupaten Karanganyar. Sampel yang diperoleh adalah sebanyak 108
orangtua, yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis penelitian adalah regresi
linier berganda dan model analisis jalur (path analysis).

Temuan-temuan pentingnya adalah bahwa secara bersama-sama (simultan) peran bidan desa,
peran pendidik PAUD, peran petugas PLKB, dan proses promosi kesehatan melalui parenting
education berpengaruh signifikan baik langsung maupun tidak langsung terhadap pola asuh
orangtua secara holistik. Secara parsial, peran bidan desa, peran pendidik PAUD, peran
petugas PLKB serta proses promosi kesehatan melalui parenting education berpengaruh
signifikan terhadap pola asuh orangtua secara holistik. Strategi promosi kesehatan melalui
parenting education yang tepat adalah dengan peningkatan kerjasama lintas sektor.
Kata kunci: peran bidan; parenting education; anak usia dini

ABSTRACT
Implementation of health promotion through parenting education in holistic integrative earcly childhood
education (PAUD) is a medium for parental education to improve parenting to children, so that children
can grow and develop optimally. Holistic integrative education in early childhood among Posyandu,
Education for Family with Toddler, and Early Childhood Education is a new paradigm; thus, there is a
need for a strategy that combines three aspects: nutrition, health, psychosocial, and education. This
research aimed to analyze the influence of the role of village midwife in health promotion process
through parenting education in holistic integrative PAUD that impacts directly or indirectly on parenting
parents holistically in Karanganyar District.

This research was conducted in the Region of Karanganyar District, Central Java. This was a survey
research with a cross-sectional design, using questionnaires as the main instrument to collect primary
data. Secondary data were obtained from records in the relevant agencies in Karanganyar District. The
sample size was 108 parents, taken by using purposive sampling technique. This research used multiple
linear regression analysis and path analysis model.

The findings were that, simultaneously and partially, the roles of village midwife, PAUD educator, and
family planning outreach worker as well as the process of health promotion through parenting education
had significant effects both directly and indirectly on holistic parenting. Strategy for health promotion
through appropriate parenting education can be done with the improvement of multi sectoral
cooperation.
Key words, Midwives’s roles; Parenting education, early childhood

Journal-aipkind.or.id 29
Tri Sunarsih
Peran Bidan dalam Parenting education….

PENDAHULUAN ditanamkan nilai-nilai moral sebagai pengatur sikap


dan perilaku individu dalam melakukan interaksi
Pilar utama kemajuan suatu bangsa sangatlah sosial di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun
ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manuasia bangsa.
(SDM) yang dimiliki, yaitu SDM yang memiliki
fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan Sering kali orangtua menghambat proses
yang prima di samping tingkat intelegensia, pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, dari
kematangan emosional, dan spiritual yang tinggi. akibat ketidaktahuan orangtua tentang cara mendidik
Makin berkembangnya era globalisasi yang anak yang baik. Ketidakmampuan untuk
mengikis kaidah-kaidah moral budaya bangsa menghadapi perubahan-perubahan tersebut
melengkapi kerumitan masalah mutu SDM di menghasilkan keluarga-keluarga yang tidak mampu
Indonesia. Kemudahan akses informasi membawa berfungsi sebagaimana mestinya (dysfunctional
terjadinya penetrasi global dari model-model gaya families). Program yang sedang digalakkan adalah
hidup yang sering tidak cocok dengan realita lokal pendidikan keorangtuaan (parenting education)
(Mursitho, 2014). Secara empirik, hampir setiap hari untuk memperkuat peran orang tua dan keluarga
kita disuguhkan pemandangan peristiwa yang dalam pendidikan di jalur informal. Program ini
mengerikan, seperti pembunuhan, perampokan, sangat populis dan berdampak langsung dalam
pemerkosaan, konflik antar kelompok, perkelahian dinamika sosial, ekonomi, politik, dan budaya serta
antar suku, tawuran pelajar/mahasiswa, peradaban, tetapi selama ini justru
penyalahgunaan obat terlarang narkotika, peredaran pemerintah mengabaikannya, dengan terlihatnya
foto dan video porno, dan lain-lain. Salah satu kasus dukungan anggaran yang terbatas. Kartu Indonesia
yang beredar luas sekarang ini adalah kasus sodomi Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) juga
maupun pelecehan seksual yang dilakukan oleh belum dapat menjangkau pendidikan nonformal dan
tenaga pendidik (Siregar, 2014). informal (Nomi, 2014).

Krisis ekonomi yang berkepanjangan dan Lingkungan asuhan terutama interaksi ibu-anak, pola
gelombang “reformasi total” membuat banyak ibu- asuh, dan stimulasi keluarga mempengaruhi
ibu untuk ikut bekerja di luar rumah. Anak menjadi pertumbuhan dan perkembangan anak, selain
kesepian karena sering ditinggal sendiri, dan asuhan karakteristik keluarga, ibu dan anak, serta konsumsi
diserahkan kepada orang lain, sehingga anak terlalu makanan (Satoto, 1990; Madanijah, 2005). Sejalan
banyak menonton TV, video, dan game online dengan pendapat Mulyasa (2012), keluarga adalah
(Sindhunata, 2003). “Defisit pendidikan lembaga pendidikan pertama dan utama dalam
informal” (pendidikan di lingkungan keluarga) membentuk jati diri anak. Watak-watak anak untuk
akhirnya tidak terelakkan untuk terjadi. Jadi, pertama kalinya berkembang dalam institusi
pendidikan informal (keluarga) ternyata kurang keluarga (Bronfenbrenner, 1979). Pendidikan dalam
dapat memberikan sahamnya baik dalam hal keluarga yang tepat dan benar merupakan modal
pembangunan watak, kepribadian, dan karakter, dasar bagi perkembangan kepribadian anak pada
serta tidak dapat membekali nilai-nilai hidup masa dewasanya. Dalam konteks inilah, pengasuhan
(Mursitho, 2014). anak menjadi sangat penting, karena melalui proses
pengasuhan, anak tumbuh dan berkembang menjadi
Upaya membangun SDM yang berkualitas tentu sosok individu dengan seperangkat karakteristik
harus lebih difokuskan pada kelompok sasaran yang yang sejalan dengan apa yang diterima selama
paling strategis, yaitu kelompok usia dini, karena proses pengasuhan berlangsung.
periode ini merupakan periode kritis (critical period)
bagi perkembangan otak balita. Para ahli menyebut Dari sisi kelembagaan penyelenggara pelayanan,
periode ini sebagai “masa emas” (golden ages), berbagai lembaga pelayanan sudah melakukan
“jendela kesempatan” (window of opportunity) pelayanan untuk pendidikan orangtua, seperti
(Depkes RI, 2005). Sejak dini, anak-anak perlu BKKBN dengan kelompok Bina Keluarga Balita

30
The South East Asian Journal of Midwifery Vol. 1, No.1, Oktober 2015, Hal: 29-38
E-ISSN: 2476-9720 P-ISSN: 2476-9738

(BKB), Kementrian Pendidikan Nasional dengan oleh Kitaoka dkk (2013) dengan hasil bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga, terdapat manfaat bagi orangtua dalam hal
Kementrian Kesehatan dengan Kelompok Ibu Balita, meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi
dan sebagainya. Baik BKB, PAUD berbasis stres. Penelitian tentang perbedaan persepsi orangtua
keluarga, maupun Kelompok Ibu Balita merupakan dan guru tentang strategi keterlibatan orangtua
program yang bertujuan untuk meningkatkan dalam pengasuhan berdasarkan faktor demografi
pengetahuan, sikap, keterampilan orangtua dan dilakukan oleh Morgan (2009) yang menunjukkan
anggota keluarga lainnya dalam mengasuh dan bahwa orangtua dan guru memiliki perbedaan yang
membina tumbuh kembang balita melalui signifikan dalam pandangan mereka dalam
rangsangan fisik, kecerdasan, emosional maupun mendefinisikan keterlibatan orangtua, dan perbedaan
sosial spiritual melalui interaksi efektif antara tersebut terlihat jelas ketika beberapa faktor
orangtua dan anaknya. demografi dipertimbangkan. Penelitian tentang
peran perilaku orangtua dalam transmisi antar
Hasil kajian tentang parenting education generasi dalam kehidupan sosial dilakukan oleh Hsin
menunjukkan bahwa keterampilan orangtua dalam (2008) yang menunjukkan bahwa waktu orangtua
menjalankan fungsi pengasuhan adalah masih tidak cukup untuk menghasilkan prestasi yang
rendah (Syakrani, 2004). Terdapat beberapa faktor positif dan penelitian tentang partisipasi dilakukan
penyebab tentang hal ini, antara lain, kurang siapnya oleh Larne (2009) menunjukkan bahwa identitas diri
calon orangtua untuk membina keluarga dan menjadi dan norma kelompok secara signifikan berpengaruh
orangtua, tidak ada program parenting, rendahnya pada niat untuk berpartisipasi dalam pendidikan
pemahaman dan kesadaran orangtua tentang arti orangtua.
penting dan pengaruh keayahbundaan terhadap
tumbuh kembang anak, rendahnya komitmen Walaupun sudah ada PAUD holistik integratif (LIPI,
komunitas khususnya pemerintah terhadap 1998; Madanijah, 2005), program parenting yang
pemberdayaan (institusi) keluarga, dan kurangnya merupakan bagian program PAUD belum
informasi tentang pentingnya pengasuhan terhadap dilaksanakan secara integrasi, terutama tentang
anak. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang pelaksanaan dan materi yang diberikan. Koordinasi
dilakukan oleh Shochib (2010) bahwa pengetahuan dalam rangka mengisi atau melengkapi kegiatannya
dan sikap orangtua dalam memberikan pola asuh hampir tidak pernah terjadi, sementara untuk materi
terhadap anaknya dipengaruhi oleh kurangnya yang diberikan mestinya harus terdapat sinkronisasi.
informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat Penelitian Handayani (2011) menambahkan bahwa
yang dapat menyebabkan penyimpangan pola asuh pemahaman akan pentingnya pengembangan anak
terhadap anak. Oleh karena itu, kajian tentang usia dini yang holistik-integratif dari para pemangku
pelaksanaan parenting education di PAUD Holistik kepentingan (stakeholder), baik dari para pengambil
Integratif sangat diperlukan, untuk mengetahui kebijakan, penyelenggara dan masyarakat termasuk
dampaknya terhadap pola asuh anak, agar anak dapat di dalamnya bidan desa, kader kesehatan adalah
tumbuh dan berkembang secara optimal serta untuk masih terbatas.
mewujudkan Anak Indonesia Harapan (AIH) yang
merupakan hadiah 100 tahun Indonesia merdeka Dimasukkannya faktor komunitas adalah sejalan
(2045) (Kemdiknas, 2011). dengan preskripsi tesis children of the universe dan
perhatian banyak kalangan terhadap pola asuh
Di pihak lain, penelitian tentang promosi kesehatan orangtua (Syakrani, 2004). Karena itu, kajian
saat ini lebih banyak melakukan intervensi pada tentang parenting education dalam kaitannya dengan
metode promosi kesehatan dan dihubungkan dengan pola asuh orangtua secara holistik bukan saja
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku individu mempertimbangkan faktor yang terdapat pada level
serta masih jarang penelitian yang mengaitkan individu dan keluarga, tetapi juga faktor komunitas.
dengan peran bidan. Penelitian program parenting Dukungan komunitas sangat dibutuhkan,
tentang stres pengasuhan dan self-efficacy dilakukan

Journal-aipkind.or.id 31
Tri Sunarsih
Peran Bidan dalam Parenting education….

terutama untuk menguatkan keterampilan pola asuh (Brannen, 2002). Pelaksanaan penelitian ini
orangtua. Dukungan komunitas dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan
adalah sebagai fasilitator atau agen perubahan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada PAUD
(change agent). Faktor ini mencakup peran bidan Holistik Integratif yang menyinergikan Pos PAUD,
desa, petugas PLKB, pendidik PAUD, dan kader. BKB, dan Posyandu, yaitu di lima lokasi terpilih: 1)
Semua faktor yang secara teoretik diduga PAUD Nakita Wetan Kali, Girilayu, Matesih; 2)
berpengaruh positif terhadap parenting education PAUD Kasih Bunda Panjang, Sepanjang,
dan pola asuh orangtua secara holistik digubah dan Tawangmangu; 3) PAUD Mawar Putih Krangean,
diseleksi untuk menjadi kerangka pemikiran Ngeblak, Tawangmangu; 4) PAUD Amanah Dagen,
penelitian. Dagen, Jaten; dan 5) PAUD Seruni Sehat Jl. Jeruk
03 Ngringo, Jaten.
Bidan desa, petugas PLKB, pendidik PAUD, dan
kader pemberdayaan masyarakat memiliki peran Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua dari
penting dalam memunculkan dan meningkatkan anak usia dini yang mengikuti PAUD Holistik
kesadaran masyarakat. Peran (role) merupakan pola Integratif satu atap yang berjumlah 108 orang.
perilaku dan sikap yang diharapkan dari seseorang Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
karena status ataupun kedudukannya (Robbins, purposive sampling. Teknik pengumpulan data
2002). Bidan desa, petugas PLKB, pendidik PAUD, dengan kuesioner, wawancara mendalam (in-depth
dan kader memiliki peran pula sebagai motivator interview), studi dokumentasi, dan observasi. Dalam
dan community organizers (Midgley, 1986). penelitian ini, analisa data menggunakan analisis
regresi linier berganda dan analisis jalur (path
Bidan desa, petugas PLKB, pendidik PAUD, dan analysis). Data diubah dengan menggunakan Metode
kader sebagai fasilitator pada hakekatnya memiliki Suksesive Interval (MSI) terlebih dahulu dan
peran ganda, yaitu sebagai guru, penganalisis, kemudian pengujian dilakukan terhadap asumsi
penasehat, dan organisator (Mardikanto, 2010). parametrik, yaitu normalitas, linieritas,
Lebih lanjut, fasilitator pemberdayaan masyarakat multikolinieritas, dan heteroskedastisitas, sehingga
secara singkat dapat disebut sebagai peran ‘edfikasi’, menghasilkan BLUE (Best Linear Unbiased
yaitu akronim dari peran edukasi, diseminasi Estimator) (Sandjojo, 2011).
inovasi, fasilitasi, konsultasi, advokasi, supervisi,
pemantau (monitoring) dan evaluasi. Peran-peran
stakeholder yang ada tersebut menurut Butterfield HASIL DAN PEMBAHASAN
dkk (2004) dibagi dalam 6 kelompok, yaitu Bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di
pemotivasi, pembentuk, moderator pembentuk, desa mempunyai tugas pokok dan fungsi
operasional, hasil atau outcomes, dan moderator meningkatkan peran serta masyarakat dalam
hasil atau moderator outcomes. Peran stakeholder pembinaan kesehatan ibu dan anak di wilayah
baik bidan desa, petugas PLKB, pendidik PAUD, kerjanya (Depkes, 1997). Peran bidan desa dalam
dan kader kesehatan yang dikaji dalam penelitian ini penelitian ini dilihat dari perannya sebagai
adalah peran sebagai fasilitator, dinamisator, motivator, dinamisator, fasilitator, maupun pembina
inovator, motivator, pembina, pengumpul, dan dalam program parenting education yang
penyebar informasi. difokuskan pada persoalan sejauh mana peran
masing-masing secara faktual memiliki nilai
fasilitatif bagi orangtua dalam menjalankan tugas
BAHAN DAN METODE pola asuhnya, yaitu penilaian subyektif kepuasan
Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian yang orangtua. Di samping peran bidan desa, karena
digunakan adalah penelitian kuantitatif jenis lokasi penelitian adalah di PAUD Holistik Integratif
explanatory study. Untuk mendukung dan untuk melihat sinergisitas tugas dan tanggungjawab
mempertajam analisis, penelitian ini dilengkapi stakeholder, peran kader kesehatan, peran PLKB dan
dengan informasi berdasarkan data kualitatif peran pendidik PAUD juga diteliti.

32
The South East Asian Journal of Midwifery Vol. 1, No.1, Oktober 2015, Hal: 29-38
E-ISSN: 2476-9720 P-ISSN: 2476-9738

Berdasarkan hasil analisis peran bidan desa, peran signifikan terhadap pola asuh orangtua secara
kader kesehatan, peran PLKB, dan peran pendidik holistik secara langsung terhadap pola asuh orangtua
PAUD dengan pola asuh orangtua secara holistik, di PAUD Holistik Integratif Kabupaten
nilai (rXY) yang didapat adalah sebesar 0,53 dan Karanganyar.
koefisien korelasi parsial (rParsial) adalah sebesar 0,20
dengan p<0,05. Hasil ini diperkuat dengan hasil Model keterpaduan belum mendukung tercapainya
analisis dengan koefisien beta (β) dari variabel peran tujuan PAUD Holistik Integratif, dalam arti belum
stakeholders yang sebesar 0,11 dan thitung 2,075 sinergis, karena masing-masing kegiatan hanya
dengan p<0,05. Nilai p<0,05 dapat disimpulkan fokus pada waktu pelaksanaan kegiatan, atau dengan
bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari kata lain hanya mempertimbangkan efisiensi waktu,
faktor peran stakeholders terhadap pola asuh yang belum memadukan materi penyuluhan. Salah
orangtua secara holistik di PAUD Holistik Integratif satu kader menyatakan bahwa untuk pelaksanaannya
Kabupaten Karanganyar. Pengaruh langsung dan agar lebih efektif sewaktu penimbangan, maka jika
tidak langsung masing-masing variabel eksogen ada masalah dengan anaknya, terutama tentang
(independent variable) terhadap variabel endogen pertumbuhannya, baru ibu-ibunya dikasih
(dependent variable) adalah sebagai berikut: pengarahan oleh kader BKB saja. Oleh karena itu,
dilihat dari angka pengaruh langsung terhadap pola
Tabel 1 asuh, peran petugas PLKB adalah lebih besar
Pengaruh Langsung (Direct) dan Tak dibanding dengan peran bidan desa. Pengaruh
Langsung (Indirect) Peran terhadap Pola langsung (direct effects) dari peran bidan desa
Asuh Anak Secara Holistik terhadap pola asuh anak secara holistik di PAUD
Holistik Integratif Kabupaten Karanganyar adalah
Variabel Variabel Pengaruh (%)
Endogen/ Eksogen/ sebesar 5,7%, sedangkan pengaruh langsung (direct
Langsung Tidak Total
Dependent Independent
Langsung
effects) dari peran petugas PLKB terhadap pola asuh
Proses Peran Bidan 12,3 -- 12,3 anak secara holistik di PAUD Holistik Integratif
Promosi Desa
Kesehatan Peran Kader -1,0 -- -1,0
Kabupaten Karanganyar adalah sebesar 20,0%.
Melalui
Parenting Peran Pendidik 47,9 -- 47,9
Education PAUD Selama ini bidan desa hanya memperhatikan pada
Peran Petugas 21,5 -- 21,5 kegiatan Posyandu saja, sedangkan program
PLKB
Pola Asuh Peran Bidan 5,7 6,6 12,3 parenting education di PAUD kurang tersentuh oleh
Anak Desa
Secara Peran Kader 5,7 -0,5 5,2
bidan desa. Bidan desa jarang atau bahkan ada yang
Holistik belum pernah menjadi fasilitator dalam program
Peran Pendidik 12,3 25,8 38,1
PAUD parenting education. Walaupun wilayah penelitian
Peran Petugas 20,0 11,6 31,6 merupakan PAUD Holistik Integratif, yang
PLKB
Proses 53,8 -- 53,8 seharusnya bidan mempunyai peran di dalamnya,
Promosi
Kesehatan
dari hasil wawancara dengan bidan desa di semua
Melalui wilayah penelitian, bidan desa belum mengetahui
Parenting
Education tentang konsep parenting education. Kerjasama
lintas sektor juga belum terlaksana secara maksimal.
Hasil analisis di atas membuktikan bahwa peran Hanya sewaktu-waktu, mereka mengadakan
bidan desa, peran pendidik PAUD, dan peran kegiatan Posyandu saja bersama-sama untuk
petugas PLKB berkontribusi secara signifikan mengevaluasi tentang pertumbuhan balita di wilayah
terhadap pola asuh orangtua secara holistik baik tersebut. Sejalan dengan penelitian Etzioni (1993)
langsung maupun tidak langsung melalui proses dalam Syakrani (2004) yang mengajukan preskripsi,
promosi kesehatan melalui parenting education di tumbuh kembang anak bukan hanya ditentukan oleh
PAUD Holistik Integratif Kabupaten Karanganyar. kekuatan yang ada dalam institusi keluarga.
Namun, peran kader hanya berkontribusi secara Stakeholders adalah pengambil keputusan yang
diharapkan bisa berperan sebagai pengembang

Journal-aipkind.or.id 33
Tri Sunarsih
Peran Bidan dalam Parenting education….

lingkungan tumbuh kembang anak. Namun, proses promosi kesehatan melalui parenting
kemampuannya sebagai agent of socialization akhir- education. Selain itu, kader jarang bahkan ada yang
akhir ini menurun. belum pernah menerima pelatihan/pembekalan
tentang program BKB maupun Posyandu apalagi
Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya membuat parenting education yang merupakan program baru
petugas PLKB kurang maksimal dalam dibanding program BKB dan Posyandu. Kondisi
melaksanakan perannya. Hal ini terlihat dari kader seperti ini menyebabkan kemampuan kader
pengaruh tak langsungnya (indirect effects) melalui menjadi terbatas. Pengetahuan kader BKB sendiri
proses promosi kesehatan melalui parenting hanya sebatas dari buku panduan, seperti ungkapan
education yang lebih kecil, yaitu 11,6%. Petugas beberapa kader yang disuruh belajar sendiri.
PLKB jarang datang di setiap kegiatan BKB. Hal
tersebut seperti dituturkan oleh salah satu kader Selain itu, permasalahan kader baik kader BKB
BKB bahwa PLKB sangat jarang datang, setengah maupun kader kesehatan lain terutama di daerah
tahun sekali, dan susah dihubungi lewat telepon. pedesaan mempunyai permasalahan yang hampir
Begitupula dengan peran bidan desa, pengaruh tak sama, antara lain, kelangkaan kader, sehingga tidak
langsung (indirect effects) melalui proses promosi jarang seorang kader memangku jabatan rangkap.
kesehatan melalui parenting education adalah sangat Kecenderungan posisi kader ini juga dijalankan
kecil, yaitu sebesar 6,6%. Peran bidan selama ini secara inklusif dengan istri-istri dari aparat desa, ibu
hanya pada kegiatan Posyandu saja dan terfokus RW, dan ibu RT. Oleh karena itu, figur ini sering
pada penimbangan. terlihat pada sejumlah program kegiatan, seperti
kegiatan PKK, Posyandu, Dasawisma, dan BKB.
Akibatnya, pembinaan terhadap kader dinilai kurang Terfokusnya para kader pada istri aparat desa
karena hanya dilaksanakan secara kolektif di tingkat (terutama Kepala Dusun), ibu RW ataupun ibu RT,
desa bahkan ada yang di tingkat kecamatan. Petugas dan rendahnya pendidikan yang mereka miliki,
PLKB maupun bidan desa melaksanakan pembinaan menjadikan kredibilitas fasilitator yang dijalankan
jika ada momentum tertentu, seperti lomba kader oleh para kader yang terbatas itu tidak memberi hasil
BKB telatan, lomba Balita, dan lomba-lomba yang memadai.
lainnya. Hal ini seperti yang diungkapkan salah satu
kader bahwa rakor PKK diadakan apabila ada Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
pembinaan khusus kader PKK, dan yang diundang kredibilitas kader ketika menyampaikan pesan
adalah, antara lain, ketua, bendahara, sekretaris, program tidak muncul dalam arti yang sebenarnya.
pokja 1-4, kader BKB, kader Posyandu, dan 7 orang Kredibilitas tersebut ada namun dalam arti secara
masing-masing desa. Mereka selalu mengklaim artificial, karena kepatuhan dan keinginan
bahwa BKB dan Posyandu tidak berjalan mendengar peserta terhadap materi kader dalam
sebagaimana yang diharapkan, dikarenakan faktor- program itu adalah atas pertimbangan “pakewuh”
faktor eksternal, misalnya kesadaran masyarakat karena kader adalah ibu RT atau RW setempat.
yang masih rendah, rendahnya kualitas kader, dan Bahkan, sedikit demi sedikit peserta meninggalkan
sebagainya. Akan tetapi, mereka tidak pernah kegiatan tersebut tanpa ada rasa “pakewuh” sama
berupaya mencari solusi berangkat dari dalam sekali karena memang yang menjadi fasilitator
dirinya, baru kemudian ke orang lain. adalah sesama warga.

Pemahaman kader terhadap materi penyuluhan Namun demikian, masalah kelangkaan kader yang
disimpulkan kurang optimal, sehingga peran kader disebabkan oleh minat yang rendah untuk menjadi
hanya memberikan pengaruh langsung (direct kader dan kredibilitas kader yang rata-rata belum
effects) saja terhadap pola asuh anak secara holistik seperti yang diharapkan bukan berarti mereka tidak
di PAUD Holistik Integratif Kabupaten Karanganyar mempunyai komitmen. Keberhasilan program-
yang hanya sebesar 5,7% dan tidak memberikan program yang dilaksanakan di desa selama ini juga
pengaruh tak langsungnya (indirect effects) melalui

34
The South East Asian Journal of Midwifery Vol. 1, No.1, Oktober 2015, Hal: 29-38
E-ISSN: 2476-9720 P-ISSN: 2476-9738

ditentukan oleh kader-kader yang militan. Sekalipun pada penelitian ini merupakan kajian strategi
pemerintah kurang berpartisipasi, kader-kader pemberdayaan (empowerment) orangtua dalam
militan ini tetap mau dan rela menggerakkan kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada
anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam faktor predisposisi dalam bentuk penyuluhan dengan
kegiatan. Bahkan, mereka rela untuk mengeluarkan pendekatan educational.
dananya sendiri agar kegiatan ini berjalan. Orientasi
penting mereka terhadap kegiatan ini adalah Pengaruh langsung (direct effects) dari proses
kebersamaan dan saling tukar informasi yang dapat promosi kesehatan melalui parenting education
dijalankan di masyarakat atau di desanya. Hal terhadap pola asuh anak secara holistik di PAUD
tersebut seperti penuturan salah seorang pendidik Holistik Integratif Kabupaten Karanganyar adalah
PAUD yang merangkap juga sebagai kader bahwa sebesar 53,8%. Hasil analisis di atas membuktikan
niatnya hanya ibadah, tidak ada imbalan lainnya. bahwa proses promosi kesehatan melalui parenting
education berkontribusi secara signifikan terhadap
Pengaruh langsung (direct effects) dari peran pola asuh orangtua secara holistik di PAUD Holistik
pendidik PAUD terhadap pola asuh anak secara Integratif Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut
holistik di PAUD Holistik Integratif Kabupaten menerangkan bahwa pola asuh orangtua secara
Karanganyar adalah sebesar 12,3%, sedangkan holistik akan sangat ditentukan oleh seberapa efektif
pengaruh tak langsungnya (indirect effects) melalui proses promosi kesehatan melalui parenting
proses promosi kesehatan melalui parenting education. Semakin besar dan baik proses promosi
education adalah sebesar 25,8%, yang tergolong kesehatan melalui parenting education, maka
besar dibanding dengan peran stakeholders yang semakin besar pola asuh orangtua secara holistik
lain. Hal ini juga dikarenakan sudah menjadi yang dijalankan. Hasil-hasil kajian menunjukkan
tanggungjawab pengelola/pendidik PAUD untuk bahwa lingkungan asuhan terutama interaksi ibu-
menyelenggarakan program parenting education anak, pola asuh, dan stimulasi keluarga
sesuai dengan Permendiknas RI. No. 31 tahun 2007 mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat anak, selain karakteristik keluarga, ibu dan anak,
Jenderal Pendidikan Non formal dan Informal. serta konsumsi makanan (Satoto, 1990; Madanijah,
2005).
Pendidik PAUD telah melaksanakan perannya baik
sebagai motivator, dinamisator, fasilitator, maupun Pemateri lebih sering disampaikan oleh pendidik
pembina. Dengan demikian, harapan mengenai PAUD yang berasal dari kader Posyandu ataupun
peran pendidik PAUD dapat terwujud, sebagaimana dari kader BKB yang tidak memiliki latar belakang
peran fasilitator yang disampaikan oleh Mardikanto pendidikan yang memadai, jarang atau bahkan
(2010) bahwa peran fasilitator tidak hanya terbatas belum pernah dari bidan desa ataupun petugas
pada fungsi menyampaikan inovasi dan PLKB secara langsung, sehingga pengetahuan yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang didapat adalah kurang, karena para kader tidak
dilakukan oleh penerima manfaat, tetapi harus pernah mempelajari baik metode maupun media
mampu mengorganisasikan, memotivasi, dan dalam memberikan penyuluhan. Metode dan sarana
menggerakkan termasuk juga melakukan peran prasarana memberikan pengaruh negatif karena
bantuan dan advokasi kebijakan yang diperlukan ketersediaan dan kelayakan sarana dan prasarana
penerima manfaat. (media) untuk menyampaikan materi juga tidak
tersedia. Padahal, pesan-pesan yang disampaikan
Program parenting education yang ditujukan untuk dengan menggunakan media pada umumnya tidak
pendidikan orangtua merupakan program strategis mudah hilang dari ingatan penerima (orangtua)
dalam upaya mendukung pertumbuhan dan (Ibrahim dkk, 2003). Berdasarkan hasil penelitian,
perkembangan anak. Program tersebut merupakan materi pola asuh orangtua secara holistik dengan
program pemberdayaan (empowerment) orangtua menggabungkan materi dari kegiatan BKB,
yang memuat kegiatan promosi kesehatan. Kajian Posyandu, PAUD berbasis keluarga serta

Journal-aipkind.or.id 35
Tri Sunarsih
Peran Bidan dalam Parenting education….

ditambahkan materi Dasa Citra Anak Indonesia menanamkan rasa cinta tanah air, mengajarkan
menjadi seperti berikut ini: pada anak bagaimana menghargai prestasi,
a. Kemampuan pemeliharaan kesehatan anak, yang berkomunikasi secara baik dengan anak,
meliputi: kemampuan orangtua untuk mengajarkan nilai kejujuran pada anak, mendidik
menyediakan P3K di rumah, dengan melakukan anak untuk kreatif, mengajarkan kemandirian
penanganan pertama kecelakaan pada anak, pada anak, mengajarkan pada anak bagaimana
melakukan deteksi dini jika anak sakit, menghargai prestasi, menanamkan rasa cinta
mengobatkan anak jika anak sakit, damai pada anak, mengajak anak untuk gemar
mengimunisasikan anak secara lengkap, dan membaca, mengajarkan anak untuk peduli
mengajak anak untuk berolahraga. lingkungan, dan mengajarkan anak untuk peduli
b. Kemampuan mengasuh anak, yang meliputi: sosial/bersahabat kepada/dengan anak lain.
kemampuan orangtua untuk menerapkan
stimulasi motorik pada anak sesuai tahap KESIMPULAN
perkembangan anak, menerapkan stimulasi Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan,
kognitif pada anak sesuai tahap perkembangan kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa secara
anak, dan menerapkan stimulasi bahasa dan bersama-sama (simultan) peran bidan desa, peran
interaksi sosial pada anak sesuai tahap kader kesehatan, peran pendidik PAUD, peran
perkembangan anak petugas PLKB, dan proses promosi kesehatan
c. Kemampuan pemenuhan gizi, yang meliputi: melalui parenting education berpengaruh signifikan
kemampuan orangtua untuk mengolah makanan baik langsung maupun tidak langsung terhadap pola
yang bergizi, mengatur makanan yang bergizi asuh orangtua secara holistik. Secara parsial, peran
dan pencegahan makanan yang tidak aman bagi bidan desa, peran pendidik PAUD, peran petugas
kesehatan anak, membuat rencana menu, PLKB serta proses promosi kesehatan melalui
membuat kreasi menu, menggunakan parenting education berpengaruh signifikan terhadap
sumberdaya yang ada disekitar rumah untuk pola asuh orangtua secara holistik.
memenuhi kebutuhan gizi, memantau
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, dan Dari temuan-temuan tersebut, peneliti menyarankan
memotivasi anak untuk makan jika anak tidak bahwa strategi parenting education yang tepat
mau makan. adalah penyediaan informasi yang memadai dan
d. Kemampuan perawatan anak, yang meliputi: peningkatan kompetensi pemateri, yang meliputi
kemampuan orangtua dalam melakukan penguasaan materi, kemampuan berkomunikasi,
perawatan kebersihan badan pada anak, merawat ketepatan metode, penggunaan berbagai teknik
anak ketika anak sakit, dan menyediakan rumah/ penyuluhan, dan penggunaan media yang tepat.
pemukiman yang layak pada anak. Peningkatan kerjasama lintas sektor yang sangat
e. Kemampuan perlindungan anak, yang meliputi: penting untuk dilaksanakan adalah kerjasama antara
kemampuan orangtua untuk menerapkan hak-hak Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Olahraga
anak dalam keluarga dan menerapkan lingkungan serta Kantor BP3AKB. Petugas PLKB, bidan desa,
rumah yang aman dan nyaman untuk bermain serta pendidik PAUD dapat berfungsi sebagai
anak di rumah. penanggungjawab operasional. Lembaga-lembaga
f. Kemampuan mendidik anak, yang meliputi: ini perlu menyusun sebuah kebijakan publik bersama
kemampuan orangtua untuk menerapkan perilaku tentang parenting education yang komprehensif,
mendidik di rumah, membuat jadwal sederhana sehingga program pelembagaan promosi kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari (bercerita, memasak melalui parenting education holistik integratif
bersama, dll), memberikan pendidikan religius memiliki basis kebijakan publik yang kuat dan
pada anak, mengajarkan toleransi pada anak, lembaga penanggunjawab dapat menjalankan tugas
mengajarkan kedisiplinan pada anak, atau fungsinya dengan landasan yang lebih pasti.
mengajarkan tentang demokratis pada anak,
menanamkan rasa ingin tahu pada anak,

36
The South East Asian Journal of Midwifery Vol. 1, No.1, Oktober 2015, Hal: 29-38
E-ISSN: 2476-9720 P-ISSN: 2476-9738

UCAPAN TERIMA KASIH Hsin. 2008. Parenting, Investments In Children, And


The Social Reproduction Of Skills And Status.
Ucapkan terima kasih dan penghargaan yang Dissertation Of University Of California. Los
Angeles.
setinggi-tingginya kepada Prof. Bhisma Murti, dr.
MPH., M.Sc., Ph.D, Dr. Sapja Anantanyu, SP, M.Si,
MS serta Dr. Mahendra Wijaya, M.S. Beliau bertiga Ibrahim, J. T,. A. Sudiyono Dan Harpowo. 2003.
dengan kepakaran yang melekat telah meluangkan Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian.
waktu dan memberikan kontribusi bimbingan bagi Malang: Bayu Media Publishing.
terwujudnya penelitian ini. Lembaga Penelitian dan Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Kerangka
Pengabdian Kepada Masyarakat, Dirjen Dikti yang Besar Pembangunan PAUD Indonesia 2011-
telah membantu pembiayaan penelitian ini lewat 2025. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
hibah disertasi doktor. Penelitian ini merupakan Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan
bagian dari disertasi doktor peneliti. Terima kasih Anak Usia Dini, Nonformal, Dan Informal.
pula kepada lembaga: (1) PAUD Nakita Wetan Kali, Kitaoka Dkk. 2013. Efficacy Of A Group-Based
Girilayu, Matesih; (2) PAUD Kasih Bunda Panjang, Parenting Program On Stress And Self-
Sepanjang, Tawangmangu; (3) PAUD Mawar Putih Efficacy Among Japanese Mothers: A Quasi-
Experimental Study. Journal Of Nursing And
Krangean, Ngeblak, Tawangmangu; (4) PAUD
Health Sciences (Nurs Health Sci) 2013 Jun 3.
Amanah Dagen, Dagen, Jaten; (5) PAUD Seruni Date Of Electronic Publication: 2013 Jun 3.
Sehat Jl. Jeruk 03 Ngringo, Jaten sebagai tempat
Larne Dkk .2009. Predicting Participation In Group
penelitian.
Parenting Education In An Australian Sample:
The Role Of Attitudes, Norms, And Control
DAFTAR PUSTAKA Factors. Journal Of Primary Prevention 30.2
(Mar 2009): 173-89.
Brannen, J. 2002. Memadu Metode Penelitian
Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta: LIPI. 1998. Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi.
Pustaka Pelajar. VI
Bronfenbrenner, U. 1979. The Ecology Of Human Madanijah, S. 2005. Model Pendidikan “GI-PSI-
Development. Harvard University Press, New SEHAT” Bagi Ibu Dan Dampaknya Terhadap
York. Perilaku Ibu Dan Lingkungan Pembelajaran
Anak Usia Dini. Disertasi Institut Pertanian
Butterfield KD., Reed R., and Lemak DJ. 2004. An Bogor. Bogor.
Inductive Model of Collaboration from the
Stakeholder’s Perspective. Business and Mardikanto. 2010. Komunikasi Pembangunan,
Society, Vol. 43 No. 2, p. 162-195 Acuan Bagi Akademisi, Praktisi, Dan Peminat
Washington State University: SAGE Komunikasi Pembangunan. Surakarta: UNS
Publications. Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Midgley, James. 1986. Community Participation,
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Social Development And The State. London:
Jakarta. Methuen.
1997. Buku Panduan Manajemen Penyuluhan Morgan, 2009. Parent And Teacher Perceptions Of
Kesehatan Masyarakat Tingkat Propinsi. Effective Parental Involvement. A Dissertation
Jakarta: Depkes RI. Presented To The Faculty And School Of
Education Liberty University In Partial
Etzioni, A. 1993. Children Of The Universe: Who Fulfillment Of The Requirements For The
Care About Kids. Dalam Utne Reader Degree Doctor Of Education.
Mei/Juni 1993.
Mulyasa, E. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter.
Handayani Dkk. 2011. Peningkatan Kualitas Pos Jakarta: Bumi Aksara.
PAUD Melalui Pengembangan Program
Holistik Integratif (Penelitian Tindakan Pada Mursitho. 2014. Karakter Bangsa Yang Hilang. Ka.
Pos PAUD Se-Kalurahan Penggaron Kidul). Pusdiklatnas Kwartir Nasional. Kompasiana.
Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No.1

Journal-aipkind.or.id 37
Tri Sunarsih
Peran Bidan dalam Parenting education….

Nomi, 2014. Kartu Indonesia Pintar (KIP) VS


Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Sekretaris Jenderal Barisan Nusantara Dan
Anggota Badan Akreditasi Pendidikan
Nonformal (BAN PNF). Jakarta
Permendiknas RI. No. 31 tahun 2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal
Pendidikan Non formal dan Informal.
Sandjojo, N. 2011. Metode Analisis Jalur Dan
Aplikasinya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Satoto. 1990. Pertumbuhan Dan Perkembangan
Anak. Pengamatan 0-18 Bulan Di Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Disertasi Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro. Semarang.
Shochib, M. 2010. Pola Asuh Orangtua. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Siregar YR. 2014. Perilaku Seksual Bebas Remaja
Di Kecamatan Medan. Jurnal Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara,
2014
Syakrani. 2004. Pengembangan Sumberdaya
Manusia Berbasis Keluarga : Telaah Pengaruh
Detrimental Pola “Keayahbundaan” Orangtua
Yang Tidak Sehat Terhadap Defisit Karakter Pada
Anak-Anak. Disertasi Program Pasca Sarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor

38

Anda mungkin juga menyukai