Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

Febris Akut
Di Ruang kencana
RST. Ciremai

Nama : Dwi Septiadi


NIM : CKR0180200

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2020
DOKUMENTASI LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Penyakit

I. Definisi

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu


tubuh secara abnormal. Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi
sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi
yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999). Demam adalah
keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.Ada juga yang
yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari
400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2000). Demam adalah
kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi hipotalamus
(Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas
37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :

a. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada


malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.

b. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
demam septik.
c. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam


dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.

II. Etiologi

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam


dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam
dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak
atau dehidrasi.

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan


toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan
pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya
untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,
observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta
penunjang lain secara tepat dan holistik.

Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang
menyertai demam.

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien


mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3
derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti
selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium
dan penunjang medis lainnya.
III. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala demam antara lain :


a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung,
anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi
dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik
minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman
pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan
sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan,
kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).
IV. Penatalaksanaan

a. Secara Fisik

Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara


berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering
terkejut, atau mengigau.Perhatikan pula apakah mata anak cenderung
melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam
yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa
rusaknya fungsi intelektual tertentu.
 Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

 Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

 Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai


oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.

 Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –


banyaknyaMinuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu
(anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah
agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh
memperoleh gantinya.

 Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

 Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya


untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya
suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh
digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan
menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah
menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol
dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).

 Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-
suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di
luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu
diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan
kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur
suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan
membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami
vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga
akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.

b. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat
pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah
pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal
dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian
antipiretik:

 Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol

 Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh


sirup parasetamol

 Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the


sirup parasetamol.

 Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan


dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali
sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap
sendoknya.

V. Komplikasi

a. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh


b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam
dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayan otak
VI. Diagnosa Banding
a. Gastroenteritis : diare,mual dan muntah mendahului rasa sakit perut .hiperemesis
. nyeri perut tidak tegas
b. Demam Dengue : dimulai sakit perut mirip peritonitis, Test Rumpel Leede
+,thrombo- sitopenia, Ht meningkat
c. Limfadenitis mesenterika : didahului oleh enteritis /gastroenteritis,nyeri perut
,mual dan nyeri sering berpindah pindah
VI. Diagnosa Banding
Diagnosis tifoid : Lihat di Diagnosis Banding untuk demam tanpa disertai tanda lokal
TB (Milier) :
 Demam tinggi
 BB Turun
 Anoreksia
 Pembesaran hati dan/atau limfa
 Batuk
 Tes tuberculin dapat positif atau negatif (bila alergi)
 Riwayat TB dan keluarga
 Poli milier yang halus pada foto polos dada
Endokarditis :
 BB turun
 Pucat
 Jari tabuh
 Bising usus
 Pembesaran limfa
 Petekie
 Splinter haemorrhages in nail neds
 Hematuri mikroskopis
Demam dan rematik akut :
 Bising jantung yang dapat berubah sewaktu-waktu
 Athritis/artralgia
 Gagal jantung
 Denyut nadi cepat
 Pericaldial friction rub
 Diketahui baru terinfeksi streptokoal
Abses cdalam (deep abses) :
 Demam tanpa fokus infeksi yang jelas
 Radang setempat atau nyeri
 Tanda-tanda spesifik yang tergantung tempatnya :
paru,hati,otak,subfrenik,ginjal,dsb .

B. Pengkajian
I. Wawancara
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain
yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi,
nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik
atau tidak)
II. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran (baik, gelisah, apatis / koma), badan lemahm frekuensi
pernafasan tinggi, suhu badan meningkat dan nadi meningkat
b. Kepala dan leher
Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
c. Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan.
d. Mata
Umumnya mulai terlihat cowong atau tidak.
e. Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut
Bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau tidak.
f. Thorak dan abdomen
Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri dan ada
peningkatan bising usus.
g. Sistem respirasi
Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam.
h. Sistem kardiovaskuler
Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya meningkat
i. Sistem muskuloskeletal
Terjadi gangguan apa tidak.
j. Sistem pernafasan
Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal / gerakan nafas dan
biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma
III. Pemeriksaan Diagnostik
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakan sepertiultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
uji coba darah, pembiakan kuman daricairan tubuh/lesi permukaan atau sinar
tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempatyang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau
limfangiografi
IV. Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Pasien mengeluh panas dingin Agen infeksius Hipertermi
sudah 2 hari mediator infamasi
DO: TD: 110/70 mmHg Monosit/makrofag
RR:20x/menit Sitokin perogen
N:75X/MENIT Mempengaruhi
S:38OC hipotalamus anterior

Demam

Hipertermi
2 DS: Klien mengatakan tidak nafsu Peningkatan suhu Nutrisi kurang dari
makan tubuh kebutuhan
DO:-Klien tampak lemas Intake makanan
-Mukosa bibir kering berkurang
-muka tampak pucat
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
3 DS: Klien mengatakan tidak dapat Demam Intoleransi aktivitas
beraktivitas secara mandiri

Meningkatnya
DO: -Klien tampak lemah metabolik tubuh

- Aktivitas pasien dibantu

Anoreksia

Kelemahan

Intoleransi
aktivitas

C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Hipertemia berdasarkan proses penyakit
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

D. Rencana Asuhan Keperawatan


NO DIAGNOA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
KEPERAWATAN

1 Hiprtermia - Suhu tubuh - Monitor suhu - Untuk S: Pasien


berdasarka proses dalam rentang sesering mungkin mengetahui mengatakan
penyakit normal kondisi sudah tidak
- Monitor
- Nadi dan
pasien demam
TD,Nadi,
respirasi
sebelum dan
respirasi
dalam rentang
normal sesudah
- Tidak ada - Monitor
diberi
perubahan penurunan O: TD:120/80
tindakan
warna kulit tingkat kesadaran - Mengetahui
N: 80x/mnt
dan tidak ada tingkat
pusing kesadaran R:20x/mnt

pasien S:37OC

A: Masalah
teratasi

P: Lakukan
pengobatan
lebih lanjut
dan lanjutkan
intervensi

2 Nutrisi kurang dari - Menunukan - Anjurkan pasien - Agar nutrisi S:Klien


kebutuhan fungsi untuk memakan klien mengatakan
berhubungan pengecapan & sedikit tapi sering terpenuhi nafsu makan
dengan intake yang menelaln sedikit
- Berikan - Agar pasien
- Mampu
tidak adekuat bertambah
informasi tentang mengetahui
menidentifikas
kebutuhan nutrisi informasi
i kebutuhan
tentang
nutrisi - Kaji kemampuan
O:Klien
- Adanya kebutuhan
pasien untuk
tampak
peningkatan nutrisi
mendapatkan
- Memenuhi menghabiska
berat badban
nutrisi yang
kebutuhan n porsi
sesuai dengan
dibutuhkan
dan makan
tujuan
meningkatka
n pemasukan
A:Masalah
teratasi

P:Lanjutkan
intervensi

3 Intoleransi - Melakukan - Bantu klien untuk - Agar pasien S:Klien


aktivitas aktivitas fisik memilih aktivitas mampu mengatakan
berhubungan tanpa disertai sesuai kemampuan melakukan dapat
- Bantu klien untuk
dengan kelemahan penekanan aktifitas beraktivitas
- Mampu mengidentifikasi
secara secara
melakukan aktivitas yang
mandiri mandiri
aktivitas dapat dilakukan
- Monitor respon
sehari-hari
- TTV klien fisik,emosi,spiritua
O:Klien
normal l,sosial
tampak
beraktifitas
secara
mandiri

A:Masalah
teratasi

P:Intervensi
dihentikan

E. Daftar Pustaka
Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta
Doenges, M.E, Marry
F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai