Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan telah terjadi dimana-mana bahkan di dunia pendidikan. Dunia

pendidikan secara terus menerus mengalami proses perubahan dan perkembangan.

Perkembangan ini berawal dari tidak ada menjadi ada, dari yang sudah ada menjadi

lebih baik, dari yang sudah baik menjadi lebih baik dan sempurna, dan seterusnya.

Proses perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan kita saat ini secara tidak

langsung menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dalam masyarakat.

Salah satu tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan kita adalah mampu

menciptakan manusia yang memiliki kemampuan dalam melakukan kerjasama

dengan orang lain. Keinginan ini tidak bisa diindahkan begitu saja oleh dunia

pendidikan kita, begitu pula oleh lembaga formal Taman Kanak-kanak. Taman

Kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan formal yang terendah juga harus mampu

menanamkan sikap kerjasama dengan orang lain dengan melakukan kreativitas dalam

melakukan proses pembelajaran di sekolah, namun juga tidak bisa melepaskan begitu

saja prinsip “Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar” dalam proses

pembelajaran yang dilakukan. Di samping itu perlu juga diperhatikan bahwa batasan

pembelajaran pada lembaga TK adalah tidak menargetkan pada suatu hasil tetapi

pada prosesnya. Jika prosesnya benar dan baik maka secara otomatis hasilnya akan

baik malah bahkan bisa diluar dugaan.

1
2

Berangkat dari persoalan yang ada dan berpatokan pada Kurikulum 2013,

yang didalamnya terdapat dua formula besar yang harus dikembangkan, yaitu:

pembentukan perilaku dan pembentukan kemampuan dasar. Pembentukan perilaku

dijabarkan ke dalam empat poin, diantaranya moral dan nilai-nilai agama, sosial,

emosional, dan kemandirian. Sedangkan kemampuan dasar juga dijabarkan ke dalam

empat poin juga, yaitu berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni. Peneliti melakukan

pengamatan terhadap permasalahan yang terjadi di TK Negeri Anakalang, Laisola,

desa Dewajara, Kecamatan Katikutana, kabupaten Sumba Tengah , bahwa salah satu

kecerdasan yang harus tergali oleh siswa TK, yaitu Kecerdasan Bahasa siswa

kelompok B yang berjumlah 38 anak pada TK Negeri Anakalang, Laisola, desa

Dewajara, Kecamatan Katikutana, kabupaten Sumba Tengah sangatlah rendah. Hal

ini bisa dilihat dari:

a. Kemampuan siswa untuk berbicara secara lancar, dimana hanya sekitar 35% atau

sekitar 13 siswa dari 38 siswa yang mampu berbicara secara lancar.

b. Kekayaan kosakata siswa yang masuk dalam kategori baik, dimana hanya sekitar

25% siswa atau sekitar 9 siswa dari 38 siswa yang memiliki kekayaan kosakata

dengan kategori baik.

c. Kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasan, dimana hanya

sekitar 20% siswa atau sekitar 8 siswa dari 38 siswa yang mampu

mengungkapkan ide atau gagasannya.

d. Kemampuan siswa dalam menceritakan isi cerita tentang gambar yang ada secara

berurutan, dimana hanya sekitar 20% siswa atau sekitar 8 siswa dari 38 siswa
3

yang memiliki kemampuan menceritakan isei cerita pada gambar secara

berurutan.

Permasalahan yang terjadi tidak terlepas dari kurangnya wawasan guru dalam

memilih dan menerapkan metode yang tepat untuk digunakan dalam mengembangkan

kecerdasan bahasa pada anak.

Kondisi seperti ini tidak bisa didiamkan begitu saja. Karena jika penerapan

proses awal salah maka sudah bisa dipastikan bahwa proses selanjutnya juga akan

mengalami kegagalan. Sehingga sangatlah penting perbaikan proses pembelajaran di

tingkat lembaga formal TK ini.

Berangkat dari permasalahan di atas maka peneliti mencoba untuk

menerapkan penggunaan metode cooperative learning tipe group investigation dalam

meningkatkan kecerdasan bahasa siswa kelompok B di TK Negeri Anakalang,

Laisola, desa Dewajara, Kecamatan Katikutana, kabupaten Sumba Tengah yang

berjumlah 38 anak. Dimana metode ini merupakan salah satu metode yang tidak

hanya mampu mengajak siswa untuk memiliki emosional yang baik dalam

berhubungan dengan temannya tetapi juga mampu menggali kemampuan

berkomunikasi yang dimiliki oleh anak.

Dapat disimpulkan bahwa akar permasalahan yang terjadi adalah penggunaan

metode yang kurang tepat dalam melakukan proses belajar mengajar dalam kegiatan

pengembangan kemampuan berbahasa, sekaligus memenuhi tuntutan masyarakat

dalam membekali anak untuk memiliki sikap kerjasama. Permasalahan ini dapat

diatasi dengan menggunakan metode cooperative learning tipe group investigation


4

yang tidak hanya melatih anak untuk mengasah emosionalnya tetapi juga menggali

kemampuan anak dalam berkomunikasi melalui kegiatan cerita bergambar.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengangkat judul “Peningkatan

Kecerdasan Bahasa melalui Metode Cooperative Learning Pada Siswa Kelompok B

di TK Negeri Anakalang, Laisola, desa Dewajara, Kecamatan Katikutana, kabupaten

Sumba Tengah ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka

masalah penelitian ini dapat dirumuskan “Bagaimanakah penerapan metode

cooperative learning dapat meningkatkan kecerdasan bahasa melalui proses kegiatan

cerita bergambar pada siswa kelompok B di TK Negeri Anakalang, Laisola, desa

Dewajara, Kecamatan Katikutana, kabupaten Sumba Tengah?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kecerdasan bahasa.

b. Menanamkan sikap emosional yang baik pada anak dalam melakukan kerjasama.

c. Menambah wawasan guru tentang metode pembelajaran yang bisa diterapakan di

Taman Kanak-kanak.
5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangat penting bagi siswa maupun guru, adapun manfaat yang

bisa diambil dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Bagi Siswa

1. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berbicara secara lancar.

2. Dapat meningkatkan kekayaan kosakata siswa.

3. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide atau

gagasan.

4. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan isi cerita tentang

gambar yang ada secara berurutan

5. Dapat meningkatkan kecerdasan bahasa.

b. Manfaat Bagi Guru

1. Dapat meningkatkan keterampilan dalam penggunaan metode yang tepat

dalam proses pembelajaran.

2. Dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memilih alat pembelajaran

yang tepat.

3. Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas profesional

guru dalam melakukan pembelajaran.

4. Dapat meningkatkan minat untuk melakukan penelitian.


6

C. Manfaat Bagi Guru lain

1. Dapat meningkatkan pemahaman tentang penelitian

2. Dapat meningkatkan makna kerjasama

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan pemahaman beberapa istilah yang digunakan

dalam judul dan pernyataan penelitian, perlu diberikan penjelasan sebagai berikut:

a. Kecerdasan bahasa adalah kecerdasan yang memuat kemampuan seseorang

untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan

dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-

gagasannya. Indikator peningkatan kecerdasan bahasa adalah pertambahan

perbendaharaan kosakata, kecakapan dalam mengolah kata dan bercerita.

b. Metode Cooperative Learning adalah pembelajaran dalam kelompok-kelompok

kecil dimana siswa belajar dan bekerjasama untuk mencapai tujuan seoptimal

mungkin.

c. Metode Cooperative Learning tipe Group Investigation adalah salah satu tipe

dari pembelajaran cooperative learning yang mengajak siswa untuk berperan

serta dalam penentuan topik, kebebasan dalam mengemukakan pendapat, dan

menuntut siswa untuk melakukan kerjasama dengan anggota kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai