Anda di halaman 1dari 29

PANCASILA

Modul 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 DASAR PEMIKIRAN PENDIDIKAN PANCASILA

Dalam Pembukaan UUD 1945, Pancasila dinyatakan sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia yg secara resmi ditetapkan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) pada tanggal 18 Agustus 1945, yg diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun
II No. 7 tanggal 15 Februari 1946.

Dalam perjalanan sejarah, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik
Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dgn kepentingan
penguasa. Dengan kata lain dalam kedudukannya sebagai pandangan hidup dan dasar negara
seringkali direduksi, dibatasi, dan manipulasi demi kepentingan politik penguasa saat itu.

Dampak yg cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pd masa lampau,
dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan bahwa Pancasila
merupakan label politik orde baru. Pandangan demikian akan melemahkan peranan Ideologi
Pancasila. Pandangan tersebut akan melemahkan peranan Ideologi Pancasila pada masa Reformasi
dan akan berakibat sangat fatal bagi bangsa Indonesia, yaitu lemahnya kepercayaan rakyat
terhadap Ideologi Pancasila, yg pd gilirannya akan mengancam semangat persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia yg telah lama dibina, dipelihara dan dikembangkan bangsa Indonesia sejak
dahulu.

Pancasila merupakan roh kehidupan yang menjiwai semangat bangsa Indonesia. Dengan
adanya reformasi, jangan sampai kita alergi dan mengabaikan Pancasila sebagai sumber demokrasi
dan kekuatan pemersatu bangsa. Meskipun pada kenyataannya reformasi yg terjadi justru
menimbulkan kebencian, konflik antar elite politik, memilih ideologi sendiri yg menguntungkan
kekuasaannya, adanya kebebasan yg “kebablasan”, penegakkan HAM yg tdk sesuai.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga
negara untuk mengembangkan serta mengkaji Pancasila sebagai karya bangsa yang setingkat
dengan ideologi-ideologi besar dunia lainnya seperti Liberalisme, Sosialisme dan Komunisme.

 Reformasi berupaya mengembalikan kedudukan Pancasila sbg dasar negara RI,


realisasinya:

- Ketetapan sidang Istimewa MPR thn 1998 N0. XVIII/MPR/1998


- Pencabutan P4
- Pencabutan Pancasila sbg satu2nya asas bagi Orsospol
- Mencabut mandat MPR kpd Presiden utk membudayakan Pancasila melalui P4 dan asas
tunggal Pancasila

1.2. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

1. Landasan Historis

Bangsa Indonesia terbentuk melalui sejarah yg sangat panjang sejak jaman kerajaan Kutai,
Pajajaran, Kalingga, Sriwijaya, Majapahit, sampai datangnya bangsa lain yg menjajah serta
menguasai bangsa Indonesia selama 4,5 abad. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam
perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka,
mandiri serta memiliki suatu prinsip yang terkristalisasi dalam pandangan hidup serta filsafat
hidup bangsa.

Setelah melalui proses yg cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia menemukan jati
dirinya, yg didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa yg berbeda dengan bangsa
lain, oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yg sederhana namun
mendalam yg meliputi 5 prinsip, yg kemudian diberi nama Pancasila.

Secara historis, nilai-nilai yg terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan
dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri. Dengan demikian asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa
Indonesia sendiri. (Bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila)

Pancasila sebagai sebagai dasar filsafat negara serta ideologi bangsa dan negara bukannya
suatu ideologi yg menguasai bangsa Indonesia, namun justru nilai-nilai dari sila Pancasila itu
melekat dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Dapat didefinisikan, bahwa Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai yg dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak nenek moyang, yg
diyakini kebenarannya dan yg menimbulkan tekad untuk mewujudkannya.

2. Landasan Kultural

Setiap bangsa di dunia, dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa
memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang-
ambing dalam kancah pergaulan Internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan
hidup yang berbeda dengan bangsa lain.

Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya


dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada satu asas kultural yang dimiliki dan melekat
pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila diangkat dari nilai-
nilai kultural yg dimiliki oleh bangsa Indonesia, oleh karena itu para generasi penerus bangsa
terutama kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami serta
mengembangkannya sesuai dengan tuntutan jaman.

3. Landasan Filosofis

Pancasila merupakan dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia. Maka
secara moral bangsa Indonesia dapat mewujudkannya.

Dalam realisasi kenegaraan, nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Dalam
proses reformasi dewasa ini, Pancasila merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan,
baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan
keamanan.
1.3. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Tujuan Pendidikan Pancasila adalah :

a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung


jawab sesuai dengan hati nuraninya;

b. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan


kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;

c. Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu


pengetahuan, teknologi, dan seni;

d. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-
nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia

Pendidikan Pancasila yang berhasil akan membuahkan sikap mental yg cerdas,


bertanggungjawab dari peserta didik dengan perilaku :

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Berperikemanusiaan yg adil dan beradab

3. Mendukung persatuan bangsa

4. Mendukung kerakyatan yg mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan

5. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial

Resume :

 Pancasila : dasar filsafat negara RI yg disahkan oleh PPKI tgl 18 Agustus 1945 dlm
Pembukaan UUD 1945

 Dlm sejarahnya, Pancasila sbg dasar filsafat negara mengalami macam2 interprestasi dan
manipulasi politik sesuai dgn kepentingan penguasa demi tegaknya kekuasaaan yg
berlindung dibalik legitimasi ideologi Pancasila

 Pancasila tidak lagi diletakkan sbg pandangan hidup ttp dimanipulasi


 Dampak manipulasi Pancasila : kalangan elite & masy menganggap sbg label politik orde
baru. Shg dgn mengkaji Pancasila berarti mengembalikan Orba

 Pandangan sinis ini berakibat fatal : melemahkan peranan ideologi Pancasila, lemahnya
kepercayaan masy shg mengancam persatuan & kesatuan

 Reformasi berupaya mengembalikan kedudukan Pancasila sbg dasar negara RI,


realisasinya:

- Ketetapan sidang Istimewa MPR thn 1998 N0. XVIII/MPR/1998

- Pencabutan P4

- Pencabutan Pancasila sbg satu2nya asas bagi Orsospol

- Mencabut mandat MPR kpd Presiden utk membudayakan Pancasila melalui P4 dan asas
tunggal Pancasila

 Bukti objektif hasil reformasi : belum tampak hasilnya utk dinikmati rakyat, nasionalisme
rapuh, shg martabat bangsa di pandang rendah di masy Intr

 Berdasarkan kenyataan tsb, tanggung jawab kita, WN utk mengkaji Pancasila stingkat dgn
paham –isme2 yg lain

 Reformasi yg terjadi : kebencian, konflik antar elite politik, memilih ideologi sendiri yg
menguntungkan kekuasaannya, kebebasan yg “kebablasan”, penegakkan HAM yg tdk
sesuai.
Landasan Historis

 Ratusan tahun bangsa Ind mencari dan menemukan jati diri bangsa sbg pandangan hidup
bangsa hingga akhirnya tersimpul ciri khas, sifat & karakter bangsa yg dirumuskan lima
prinsip (5 sila) yaitu Pancasila

1. Pandangan hidup diperlukan agar bermartabat di dunia Internasional

2. Pancasila sbg kesadaran berbangsa & bernegara berakar pd sejarah

3. Nilai2 Pancasila berasal dari historis bangsa Ind (kausa materialis)

Landasan Kultural

 Bangsa Ind mendasarkan pandangan hidup dlm bermasyarakat, berbangsa & bernegara pd
asas/nilai-nilai kultural yg dimiliki bangsa Ind sendiri

 Nilai-nilai kultural diangkat & direfleksikan scr filosofis ke dlm Pancasila

1. Pandangan hidup diperlukan agar bermartabat di dunia Internasional

2. Pancasila sbg kesadaran berbangsa & bernegara berakar pd nilai-nilai kultural yg dimiliki
bangsa Ind

3. Kalangan intelektual kampus hrs mendalami & mengembangkan sesuai tuntutan zaman

Landasan Yuridis

 Pendidikan Pancasila di PT tertuang dlm UU No. 20 Thn 2003 ttg Sistem Pend. Nasional

 Pasal 1 ayat 2 : bhw sistem pend. Nasional berdasarkan Pancasila. Jadi scr material
Pancasila mrpkn sumber hukum pend. Nasional

 Mata Kuliah Pancasila bertujuan :


Mendidik WN agar mengetahui dasar filsafat negara, nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan
thd tanah air

Misinya utk memantapkan kepribadian mhsw agar konsisten mewujudkan nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dlm mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi

Landasan Filosofis

 Pancasila sbg dasar filsafat negara & pandangan filosofis bangsa Ind, maka secara moral
bangsa Ind hrs konsisten merealisasikan dlm tiap aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa & bernegara

 Scr filosofis, sebelum mendirikan negara, manusia sbg makhluk Tuhan hrs membentuk
persatuan oleh rakyat sbg syarat mutlak.

1. Filosofisnya : dlm hidup bernegara nilai2 Pancasila mrpkn dasar filsafat negara (prinsip
hidup)

2. Konsekuensinya: setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pd nilai-nilai


Pancasila termasuk sistem peraturan perundang-undangan

Pancasila secara Etimologi

 Pancasila berasal dari bhs Sansekerta (India, kasta Brahmana), Panca : lima, syila :
alas/dasar

 Dlm bhs Ind, syila : susila

 Pancasila : berbatu sendi lima, scr harfiah : dasar yg memiliki lima unsur

 Ajaran Pancasyiila menurut Budha : lima aturan/larangan (five moral principles) yg hrs
ditaati & dilaksanakan oleh para penganut
 Pancasyiila berisi lima larangan : dilarang membunuh, mencuri, berzina, berdusta &
minum minuman keras

 Kebudayaan India masuk ke Ind melalui penyebaran agama Budha & Hindu (Sriwijaya &
Majapahit)

Pancasila secara Historis

 Perumusan Pancasila diawali pd sidang BPUPKI mengenai dasar negara Ind yg dibentuk
(dgn pembicara M. Yamin, Soepomo, Soekarno)

 1 Juni 1945 dibacakan rumusan dasar negara : dikenal dgn lahirnya Pancasila

 22 Juni 1945 sembilan tokoh Dokoritsu Zumbi Choosakai (panitia 9) mengadakan


pertemuan menyusun Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yg memuat Pancasila

 18 Agustus setelah hari kemerdekaan, disahkan Pembukaan UUD termasuk Pancasila di


dlmnya

Pancasila secara Terminologi

 18 Agustus setelah hari kemerdekaan, disahkan Pembukaan UUD termasuk Pancasila di


dlmnya

 UUD 1945 terdiri dua bagian : Pembukaan & pasal2 berisi : 37 pasal, 1 aturan peralihan (4
pasal), 1 aturan tambahan (2 ayat)

 Dalam konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) tgl 29 Des 1949- 17 Agustus 1950 dan
UUD sementara 1950: Ketuhanan YME, Peri kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan,
keadilan sosial

Rumusan Pancasila yg sah & benar scr konstitusional terdapat dlm Pembukaan UUD 1945
PANCASILA
Modul 2
LANDASAN DAN TUJUAN
PENDIDIKAN PANCASILA
1. VISI
Pendidikan Pancasila di PT mrpk sumber nilai & pedoman penyelenggaraan dlm
mengantarkan mhs mengembangkan kepribadiannya selaku warga negara yg pancasilais
2. MISI
Pendidikan Pancasila di PT membantu mhs agar mampu mewujudkan nilai’s dasar PS
serta kesadaran bermasyarakat, berbangsa & bernegara dlm menerapkan ilmunya serta
bertanggungjawab thd kemanusiaan dan tanah air
3. Kompetensi
Pendidikan Pancasila bertujuan utk menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional &
dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual serta mengantarkan mahasiswa
memiliki kemampuan untuk :
a. Mengambil sikap bertanggungjawab sesuai dgn hati nuraninya
b. Mengenali masalah hidup & kesejahteraan serta cara’s pemecahannya
c. Mengenali perubahan’s & perkembangan Iptek
d. Memaknai peristiwa sejarah & nilai’s budaya bangsa guna menggalang persatuan
Indonesia

LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

1. Landasan historis
a. Prinsip yg tersimpul dlm pandangan hidup & filsafat BI
b. Para pendiri bangsa  5 prinsip PS
c. Nasionalisme & rasa kebangsaan yg kuat
d. Konsekuensi secara historis, sbg falsafah negara & ideologi bangsa & negara,
nilai’s PS melekat & berasal dr BI sendiri.
2. Landasan Kultural
a. Setiap bangsa mempunyai filsafat, pandangan hidup & pegangan hidup masing’s
b. Azas kultural yg melekat
c. PS mrpk karya besar BI yg diangkat dr nilai kultural melalui proses refleksi
filosofis
d. Prinsip nilai tertuang dlm PS
e. Upaya pelestarian secara dinamis
3. Landasan Yuridis
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
b. Keputusan Dirjen Dikti Dep Diknas RI No. 38/DIKTI/Kep/2003 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Keperibadian di Perguruan
Tinggi
4. Landasan Filosofis
a. PS sbg dasar filsafat & pandangan filosofis BI
b. Pelaksanaan kehidupan kenegaraan & pembangunan dlm berbagai aspek
kehidupan, bersumber pd nilai’s PS

TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


1. Tujuan Nasional
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencedaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia…. (Pembukaan UUD’45 alinea ke 4)
2. Tujuan Pendidikan Nasional
Diknas berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dlm rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab
3. Tujuan Pendidikan Pancasila
(kompetensi yang diharapkan)
Menghasilkan peserta didik dengan sikap dan perilaku :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
b. Berperikemanusiaan yang adil dan beradab
c. Mendukung persatuan bangsa
d. Mendukung kerekatan yg mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan individu maupun golongan
e. Mendukung upaya mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.
PANCASILA
Modul 3
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

1. Pengertian, Obyek dan Cabang Filsafat:


a). Secara estimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani berarti “Philosophia”
(hilipen = mencintai, philia = cinta dan sophia = kebijaksanaan).
b). Philosophia juga digunakan oleh Inggris dengan kata “philosophy” dan kata
dalam bahasa Arab “falsafah” dengan terjemahan bebas berarti “cinta
kebijaksanaan”.
c). Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang berbunyi “Pancasyila” atau
berarti Lima Dasar.
d). Dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular, Pancasila selain mengandung arti
“Berbatu Sendi yang Lima”, juga dalam pelaksanaan kesusilaan disebut “Pancasila
Krama”:
1). Tidak boleh melakukan kekerasan
2). Tidak boleh mencuri
3). Tidak boleh berjiwa dengki
4). Tidak boleh berbohong
5). Tidak boleh mabuk minuman keras
e). Kedua istilah diatas (Philosophia dan Pancasila Krama) digabungkan menjadi
Filsafat Pancasila yang secara estimologis berarti Cinta Kebijaksanaan
berlandaskan lima dasar atau cinta kebijaksanaan dengan berpedoman kepada
lima prinsip.
• Menurut Prof. Dardji Darmodihardjo, Filsafat ialah: pemikiran manusia dalam usahanya
mencari kebijaksanaan dan kebenaran yang sedalam-dalamnya sampai ke akar-akarnya,
teratur (sistematis) dan menyeluruh (universal).
• Objek Filsafat:
a). Objek Materia: mengenai segala sesuatu yang ada dan mungkin, dianggap dan
diyakini ada , seperti adanya manusia, dunia dan Tuhan.
b). Objek Forma: untuk mengerti tentang segala sesuatu yang ada sedalam-
dalamnya dan makna dari hakikatnya.
• Cabang/Bidang Filsafat:
a). Ontologi, yaitu cabang filsafat yang menyelidiki hakikat dari realita yang ada.
b). Epistemologi, yaitu cabang filsafat yang membahas sumber, batas, proses
hakikat dan validitas pengetahuan.
c). Aksiologis, yaitu cabang filsafat yang menyelidiki nilai, diantaranya nilai
normatif, ialah parameter apa yang disebut kebenaran dan kenyataan.
2. Tujuan dan Kegunaan Filsafat:
a). Tujuan Teoritis: berusaha mencapai kenyataan, atau untuk mencapai hal yang
nyata.
b). Tujuan Praktis: dari filsafat yang teoritis diperoleh pedoman hidup, guna
dipraktekan dan dijadikan pedoman dalam praktek kehidupan
sehari-hari.
c). Kegunaan Filsafat: memberikan ketekunan dan dinamika dalam mencari
kebenaran, arti dan makna hidup.
3. Pancasila sebagai Falsafah Bangsa Indonesia:
a). Berfungsi dan berperan sebagai pandangan dan pedoman hidup dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatan.
b). Sebagai falsafah hidup, tumbuh dan berkembang sejalan dengan tumbuh dan
berkembangnya bangsa Indonesia.
c). Berprinsip bahwa Pancasila bersumber pada budaya dan pengalaman bangsa
Indonesia dalam mencari jawaban atas persoalan yang esensial, yaitu makna dan
hakikat sesuau dalam kehidupan bangsa.
d). Pancasila merupakan hasil berfikir yang mendalam yang diyakini sebagai norma
atau nilai hidup yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan
cocok bagi bangsa Indonesia sebagai nilai-nilai dasar.
e). Nilai-nilai dasar kehidupan bangsa Indonesia dimaksud meliputi: nilai
Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan dan nilai
Keadilan Sosial.
f). Nilai-nilai dasar dimaksud merupakan satu kesatuan nilai yang bulat dan utuh
serta tersusun secara sistematis hirarkis.
g). Pancasila sebagai kristalisasi kehidupan dan falsafah bangsa Indonesia tidak
sekedar untuk diketahui, melainkan untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Kefilsafatan Pancasila:
a). Aspek Ontologi:
-. Berlandaskan kepada Tuhan, manusia, rakyat dan adil telah mengandung
kepastian tentang “ada” dalam kenyataan.
b). Aspek Epistemologi:
-. Mengandung unsur-unsur metode perkembangan ilmu pengetahuan serta
substansi ilmu pengetahuan, yaitu memiliki tujuan, metode tersendiri, ruang
lingkup kajian dan manfaat.
c). Aspek Axiologis:
-. Sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta moral dan tanggung jawab
ilmuwan yang Pancasilais.
5. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila:
a). Majemuk tunggal bersifat organis:
-. Isi sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh.
-. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan saling bertentangan (majemuk tunggal).
-. Kesatuan sila-sila itu secara filosofis bersumber kepada hakikat dasar ontologis manusia
sebagai pendudkung inti dan isi dari Pancasila:
Hakikat manusia yang monopluralis:
1). Unsur Susunan Kodrat: Jasmani-rohani.
2). Unsur Sifat Kodrat: Individu-mahluk sosial
3). Unsur Kedudukan Kodrat: Pribadi berdiri sendiri-Mahluk Tuhan YME
6. Bersifat Hirarkies dan Berbentuk Piramidal:
a). Berbentuk Piramidal artinya hubungan urut-urutan antar Sila secara luas
(kuantitas) dan isi sifatnya (kualitas).
b). Hirarkies Piramidal mendandakan bahwa Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi
basis dari sila Kemanusiaan yang dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permuyawaratan/perwakilan dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c). Secara Ontologis, hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan sila-sila
Pancasila: Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil. (Notonagoro, 1975:49).
d). Hakikat dan inti sila-sila pada Pancasila:
-. Sila Ketuhanan ialah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan.
-. Sila Kemanusiaan, ialah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat manusia.
-. Sila Persatuan, ialah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat kata “Satu”.
-. Sila Kerakyatan, ialah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat “Rakyat”.
-. Sila Keadilan, ialah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat kata “adil”.
2). Keseimbangan Sistem Kemasyarakatan:
a). Menyatukan aliran induvidualism dengan aliran kolektifism dengan melalui jalan
tengah yang disebut dengan “monodualism” atau disebut sebagai paham
“integralistik”.
b). Uraian ketiga aliran itu adalah:
1. Aliran pikiran individualis atau teori peroangan:
-. Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak
seluruh individu dalam masyarakat (contract social).
-. Mengandung kebebasan individu yang diutamakan
Contoh: Negara Eropa Barat dan Amerika.
2. Aliran pikiran kolektif atau teori golongan atau teori kelas (clase theory):
-. Negara adalah alat suatu golongan yang dapat menindas golongan lain.
Contoh: Negara Sosialis Komunis
3. Aliran Integralistik:
-. Negara ialah suatu masyarakat yang integral menjamin kepentingan seluruh
rakyat sebagai persatuan dalam mengatasi kepentingan golongan dan
perorangan.
-. Merupakan suatu persatuan masyarakat yang organis.
Contoh: Indonesia
3). Kesimbangan Sistem Kenegaraan:
a). Pancasila merupakan sintesis antara dasar-dasar negara modern dengan tradisi
lama kehidupan bangsa Indonesia, yaitu mjusyawarah mufakat. Ini sintesis ide
negara modern dengan nilai kehidupan budaya bangsa Indonesia.
b). Sistem kenegaraan yang dipakai ialah Negara Dialektik, yaitu selalu
menyesuaikan diri dengan pola pikiran bangsa Indonesia dalam bermasyarakat
dan bernegara dengan landasan Pancasila.
c). Pancasila sebagai dasar filsafat negara ialah ideologi dinamik, terbuka untuk
hal-hal baru asal tetap berasaskan kepada kondrat manusia.
PANCASILA
MODUL 4
Sistem Nilai, Etika dan Moral

1. Pengertian, Nilai, Norma dan Moral


Nilai = kualitas dari sesuatu
Contoh:
Benar = Nilai kebenaran; Indah = nilai estetis; Baik = nilai moral dan etika; nilai agama =
religius.
a). Prof. Notonegoro membedakan nilai menjadi 3 macam:
1). Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia
2). Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna untuk dapat
melakukan kegiatan atau aktifitas
3). Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia:
-. Nilai kebenaran (kenyataan), bersumber kepada akal manusia (rasio)
-. Nilai keindahan, bersumber pada rasa manusia (perasaan/intuisi)
-. Nilai kebaikan/nilai moral, bersumber pada unsur kehendak/kemauan
manusia.
-. Nilai religi, nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi.

• Pancasila tergolong kepada nilai kerohanian yakni yang di dalamnya terkandung nilai-nilai secara
lengkap dan harmonis, baik nilai materiil, nilai vital maupun nilai kebenaran.
2. Klasifikasi Nilai:
a). Nilai Dasar, yaitu nilai yang sifatnya tetap, tidak beru bah sepanjang masa, abstrak, umum, tidak
terikat waktu maupun tempat. Nilai ini mencakup: cita-cita; tujuan; tatanan dasar dan ciri khas yang
dianut bangsa Indonesia, yaitu kebersamaan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan yang menolak
paham individualisme serta egoisme.

b). Nilai instrumental, yaitu:


-. penjabaran dari nilai dasar, berupa arahan kinerja untuk waktu dan kondisi
-. Bersifat dinamis kontekstual
-. Mengikuti perkembangan jaman
Nilai ini merupakan kebijakan, strateggi, organisasi, sistdem, rencana dan
program yang dipengaruhi oleh waktu, keadaan dan gtempat.
c). Nilai Praksis, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental, bersifat dinamis.

3. Norma/Etika dan Moral:


a). Norma/etika adalah penjabaran dari nilai hidup manusia sebagai:
.) Penuntutn perilaku seseorangara,
.) Kebiasaan, tata kelakuan dan custom/adat istiadat.
b). Moral adalah nilai dan norma sebagai pegangan seseorang/kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya.
Tiga prinsip daar moral:
1). Sikap baik,
2). Keadilan,
3). Hormat terhadap diri sendiri dan orang lain.

4. Makna Nilai setiap Sila:


a). Nilai-nilai pada yang nterkandung pada Pancasila dibagi menjadi:
1). Nilai Religius (Ketuhanan):
-. Percaya kepada Tuhan YME
-. Kebebasan memeluk agama sesuai kepercayaan masing-masing
2). Nilai Kemanusiaan
-. Manusia sebagai mahluk yang berbudi
-. Adil berdasarkan kepada putusan dan tindakan obyektif
-. Beradab sebahgai manusia yang berbudaya
3). Nilai Persatuan
-. Utuh dan tidak terpecah belah
-. Berbagai coak menjadi satu kesatuan
4). Nilai Kerakyatan
-. Kuasaan ntertinggi ada di tangan rakyat
-. Hikmah kebijaksanaan yaitu penggunaan pikiran dan rasio
-. Perwakilan adalah sebuah sistem keikutsertaan rakyat
5). Nilai Keadilan Sosial
-. Keadilan berarti semua orang mendapatkan hal yang sama
-. Keadilan sosial berarti menempatkan keadilan dalam struktur dan sistem
masyarakat.
PANCASILA
MODUL 5
Pancasila sebagai Ideologi:
• Ideologi berasal dari kata Idea dan Logos, yaitu ilmu tentang gagasan.
• Ideologi ialah seperangkat ide atau gagasan atau pemikiran berorentasi pada tindakan yang
diorganisir menjadi sebuah sistem yang teratur .
• Pancasila sebagai sebuah ideologi karena merupakan tata nilai yang bersumber dari gagasan yang
timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
A. Pancasila adalah ideologi terbuka dengan ciri-ciri:
a). Mengandung nilai-nilai dasar yang bersifat tetap
b). Mengandung nilai-nilai instrumental yan memiliki sifat dinamis
c). Mengandung nilai-nilai praksis, yaitu adanya interaksi antara nilai instrumental
dengan situasi yang konkrit
B. Kekuatan Pancasila sebagai ideologi terbuka:
a). Dimenjsi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang riel berakar dalam hidup, budaya dan
pepengalaman sejarah bangsa.
b). Dimensi iedalisme, yaitu nilai dasar ideologi yang mengandung idealisme harapan
masa depan
c). Dimensi fleksibilitas, yaitu keluwesan yang memungkinkan pengembanan
pemikiran baru.

C. Pancasila sebagai Ideologi Nasional:


a). Sebagai dasar filsafat dan ideologi, tidak terbentuk secara instan dan oleh hanya
seorang saja.
b). Sumber Pancasila berasal dari aspek kehidupan bangsa Indonesia sendiri
c). Mengalami pembahasan panjang pada sidng-sidang BPUPKI dan PPKI sampai
akhirnya ditetapkan sebagai filsafat dasar bangsa Indonesia pada tgl. 18 Agustus
1945 oleh sidang PPKI.
PANCASILA
MODUL 6
Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lain

1. Ideologi Pancasila.
a). Ideologi bangsa memiliki ciri khas serta karakteristiksesuai dengan sifat dan ciri
khas bangsanya.
b). Ideologi juga bisa datang dari luar dan dipaksanakan p=berlakunya kepada
bangsa tersebut.
c). Ideologi Pancasila berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang.
Bersumber dari nilai yang dimiliki bangsa Indonesia (adat istiadat, agama,
budaya, kebiasaan-kebiasaan).
d). Ideologi Pancaila ada pada kehidupan bangsa dan terlekat pada kelangsungan
hidup bangsa dalam rangka bermaysarakat, berbangsa dan bernegara.
e). Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai
mahluk individu dan mahluk sosial.
f). Ideologi Pancasila mengakui dan menghormati atas kebebasan dan
kemerdekaan individu namun dalam kehidupan bersama harus pula mengakui
hak-hak masyarakat.
g). Kebebasan manusia dalam rangka demokrasi, menurut Ideologi Pancasila tidak
harus melampaui hakikat nilai-nilai ketuhanan.

2. Ideologi Liberal.
a). Paham liberalisme berkembang dari akar rasionalisme, yaitu paham yang
meletakan rasio sebagai nilai kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakan
materi sebagai nilai tertinggi , empirisme sebagai yang mendasarkan atas
kebenaran fakta empiris, serta individualisme yang meletakan nilai dan
kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupann masyarakat dan
negara.
b). Kideologi Liberal berp[angkal dari dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya
adalah sebagai mahluk individu yang bebas.
c). Menurut paham Liberalisme, manusia adalah manusia pribadi yang utuh dan lengkap
dan terlepas dari manusia lainnya.
d). Negara menurut paham liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu dan
untuk itu manusia secara bersama mengatur negara.
e). Loiberalisme tetap pada suatu prinsip bahwa rakyat adalah merupakan sebuah
ikatan dari individu-individu yang bebas, dan ikatan hukumlah yang mendasari
kehidupan bersama dalam negara.
f). Paham liberalisme tumbuh dari sintesa dari beberapa paham sebelumnya, seperti
paham materialisme, rasionalisme, empirisme dan individualisme.
g). Kebebasan manusia dalam realisasi demokrasi senantiasa mendasarkan atas
kebebasan individu di atas segala-galanya.
h). Rasio merupakan nhakikat tingkatan tertinggi dalam kehidupan bernegara, sehingga
dimungkinkan akan berkeududjukan lebih tinggi dari nilai religius.
i). Negara yang menganut paham ideologi liberal, hakikatnya mendasarkan pada kebebasan individu.
Negara merupakan alat atau sarana individu, sehingga masalah agama dalam negara sangat
ditentukan oleh kebebasan indvidu.
j). Paham liberalisme dalam perkembangannya sangat dipengaruhi oleh paham2 rasionalisme yang
mendasarkan atas kebebasan rasio, Materialisme yang mendasarkan kepada hakikat materi,
empirisme yang mendasarkan kepada kebenaran pengalaman indra, serta paham individu yang
mendasarkan kepada kebebasan individu.
k). Negara memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan
perintah agamanya. Namun juga diberi kebebasan untuk tidak percaya kepada tuhan atau atheis.
l). Nilai-nilai agama dalam negara dipisahkan dan dibedakan dengan negara. Keputusan dan
ketentuan kenegaraan ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai norma agama.
m). Dalam sistem negara liberal, membedakan dan memisahkan antara negara dengan agama sangat
dimungkinkan atau disebut dengan negara sekuler.

3. Ideologi Komunis.
a). Sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis
sebagai hasil dari ideologi liberal.
b). Paham komunis menilai, paham liberal menyebebkan timbulnya
penderitaan rakyat dan penindasan rakyat kecil oleh kaum
kapitalis.
c). Paham komunis beranggapan bahwa hakikat kebebasan dan hak
individu itu tidak ada. Paham ini berkeyakinan bahwa manusia
hanyalah mahluk sosial saja.
d). Manusia pada hakikatnya adalah merupakan kumpulan relasi.
Sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualistis.
e). Hak milik pribadi tidak ada karena hal ini akan menimbulkan kapitalisme
yang ujungnya akan melakukan penindasan kepada kaum proletar.
f). Negara berpaham komunis bersifat atheis bahkan antitheis, melarang
dan menekan kehidupan beragama. Nilai tertinggi dalam mnegara adalah
meteri, sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi.

Anda mungkin juga menyukai