Modul 1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Pembukaan UUD 1945, Pancasila dinyatakan sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia yg secara resmi ditetapkan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) pada tanggal 18 Agustus 1945, yg diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun
II No. 7 tanggal 15 Februari 1946.
Dalam perjalanan sejarah, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik
Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dgn kepentingan
penguasa. Dengan kata lain dalam kedudukannya sebagai pandangan hidup dan dasar negara
seringkali direduksi, dibatasi, dan manipulasi demi kepentingan politik penguasa saat itu.
Dampak yg cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pd masa lampau,
dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan bahwa Pancasila
merupakan label politik orde baru. Pandangan demikian akan melemahkan peranan Ideologi
Pancasila. Pandangan tersebut akan melemahkan peranan Ideologi Pancasila pada masa Reformasi
dan akan berakibat sangat fatal bagi bangsa Indonesia, yaitu lemahnya kepercayaan rakyat
terhadap Ideologi Pancasila, yg pd gilirannya akan mengancam semangat persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia yg telah lama dibina, dipelihara dan dikembangkan bangsa Indonesia sejak
dahulu.
Pancasila merupakan roh kehidupan yang menjiwai semangat bangsa Indonesia. Dengan
adanya reformasi, jangan sampai kita alergi dan mengabaikan Pancasila sebagai sumber demokrasi
dan kekuatan pemersatu bangsa. Meskipun pada kenyataannya reformasi yg terjadi justru
menimbulkan kebencian, konflik antar elite politik, memilih ideologi sendiri yg menguntungkan
kekuasaannya, adanya kebebasan yg “kebablasan”, penegakkan HAM yg tdk sesuai.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga
negara untuk mengembangkan serta mengkaji Pancasila sebagai karya bangsa yang setingkat
dengan ideologi-ideologi besar dunia lainnya seperti Liberalisme, Sosialisme dan Komunisme.
1. Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui sejarah yg sangat panjang sejak jaman kerajaan Kutai,
Pajajaran, Kalingga, Sriwijaya, Majapahit, sampai datangnya bangsa lain yg menjajah serta
menguasai bangsa Indonesia selama 4,5 abad. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam
perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka,
mandiri serta memiliki suatu prinsip yang terkristalisasi dalam pandangan hidup serta filsafat
hidup bangsa.
Setelah melalui proses yg cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia menemukan jati
dirinya, yg didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa yg berbeda dengan bangsa
lain, oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yg sederhana namun
mendalam yg meliputi 5 prinsip, yg kemudian diberi nama Pancasila.
Secara historis, nilai-nilai yg terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan
dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri. Dengan demikian asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa
Indonesia sendiri. (Bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila)
Pancasila sebagai sebagai dasar filsafat negara serta ideologi bangsa dan negara bukannya
suatu ideologi yg menguasai bangsa Indonesia, namun justru nilai-nilai dari sila Pancasila itu
melekat dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Dapat didefinisikan, bahwa Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai yg dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak nenek moyang, yg
diyakini kebenarannya dan yg menimbulkan tekad untuk mewujudkannya.
2. Landasan Kultural
Setiap bangsa di dunia, dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa
memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang-
ambing dalam kancah pergaulan Internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan
hidup yang berbeda dengan bangsa lain.
3. Landasan Filosofis
Pancasila merupakan dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia. Maka
secara moral bangsa Indonesia dapat mewujudkannya.
Dalam realisasi kenegaraan, nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Dalam
proses reformasi dewasa ini, Pancasila merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan,
baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan
keamanan.
1.3. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
d. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-
nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia
Resume :
Pancasila : dasar filsafat negara RI yg disahkan oleh PPKI tgl 18 Agustus 1945 dlm
Pembukaan UUD 1945
Dlm sejarahnya, Pancasila sbg dasar filsafat negara mengalami macam2 interprestasi dan
manipulasi politik sesuai dgn kepentingan penguasa demi tegaknya kekuasaaan yg
berlindung dibalik legitimasi ideologi Pancasila
Pandangan sinis ini berakibat fatal : melemahkan peranan ideologi Pancasila, lemahnya
kepercayaan masy shg mengancam persatuan & kesatuan
- Pencabutan P4
- Mencabut mandat MPR kpd Presiden utk membudayakan Pancasila melalui P4 dan asas
tunggal Pancasila
Bukti objektif hasil reformasi : belum tampak hasilnya utk dinikmati rakyat, nasionalisme
rapuh, shg martabat bangsa di pandang rendah di masy Intr
Berdasarkan kenyataan tsb, tanggung jawab kita, WN utk mengkaji Pancasila stingkat dgn
paham –isme2 yg lain
Reformasi yg terjadi : kebencian, konflik antar elite politik, memilih ideologi sendiri yg
menguntungkan kekuasaannya, kebebasan yg “kebablasan”, penegakkan HAM yg tdk
sesuai.
Landasan Historis
Ratusan tahun bangsa Ind mencari dan menemukan jati diri bangsa sbg pandangan hidup
bangsa hingga akhirnya tersimpul ciri khas, sifat & karakter bangsa yg dirumuskan lima
prinsip (5 sila) yaitu Pancasila
Landasan Kultural
Bangsa Ind mendasarkan pandangan hidup dlm bermasyarakat, berbangsa & bernegara pd
asas/nilai-nilai kultural yg dimiliki bangsa Ind sendiri
2. Pancasila sbg kesadaran berbangsa & bernegara berakar pd nilai-nilai kultural yg dimiliki
bangsa Ind
3. Kalangan intelektual kampus hrs mendalami & mengembangkan sesuai tuntutan zaman
Landasan Yuridis
Pendidikan Pancasila di PT tertuang dlm UU No. 20 Thn 2003 ttg Sistem Pend. Nasional
Pasal 1 ayat 2 : bhw sistem pend. Nasional berdasarkan Pancasila. Jadi scr material
Pancasila mrpkn sumber hukum pend. Nasional
Misinya utk memantapkan kepribadian mhsw agar konsisten mewujudkan nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dlm mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Landasan Filosofis
Pancasila sbg dasar filsafat negara & pandangan filosofis bangsa Ind, maka secara moral
bangsa Ind hrs konsisten merealisasikan dlm tiap aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa & bernegara
Scr filosofis, sebelum mendirikan negara, manusia sbg makhluk Tuhan hrs membentuk
persatuan oleh rakyat sbg syarat mutlak.
1. Filosofisnya : dlm hidup bernegara nilai2 Pancasila mrpkn dasar filsafat negara (prinsip
hidup)
Pancasila berasal dari bhs Sansekerta (India, kasta Brahmana), Panca : lima, syila :
alas/dasar
Pancasila : berbatu sendi lima, scr harfiah : dasar yg memiliki lima unsur
Ajaran Pancasyiila menurut Budha : lima aturan/larangan (five moral principles) yg hrs
ditaati & dilaksanakan oleh para penganut
Pancasyiila berisi lima larangan : dilarang membunuh, mencuri, berzina, berdusta &
minum minuman keras
Kebudayaan India masuk ke Ind melalui penyebaran agama Budha & Hindu (Sriwijaya &
Majapahit)
Perumusan Pancasila diawali pd sidang BPUPKI mengenai dasar negara Ind yg dibentuk
(dgn pembicara M. Yamin, Soepomo, Soekarno)
1 Juni 1945 dibacakan rumusan dasar negara : dikenal dgn lahirnya Pancasila
UUD 1945 terdiri dua bagian : Pembukaan & pasal2 berisi : 37 pasal, 1 aturan peralihan (4
pasal), 1 aturan tambahan (2 ayat)
Dalam konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) tgl 29 Des 1949- 17 Agustus 1950 dan
UUD sementara 1950: Ketuhanan YME, Peri kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan,
keadilan sosial
Rumusan Pancasila yg sah & benar scr konstitusional terdapat dlm Pembukaan UUD 1945
PANCASILA
Modul 2
LANDASAN DAN TUJUAN
PENDIDIKAN PANCASILA
1. VISI
Pendidikan Pancasila di PT mrpk sumber nilai & pedoman penyelenggaraan dlm
mengantarkan mhs mengembangkan kepribadiannya selaku warga negara yg pancasilais
2. MISI
Pendidikan Pancasila di PT membantu mhs agar mampu mewujudkan nilai’s dasar PS
serta kesadaran bermasyarakat, berbangsa & bernegara dlm menerapkan ilmunya serta
bertanggungjawab thd kemanusiaan dan tanah air
3. Kompetensi
Pendidikan Pancasila bertujuan utk menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional &
dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual serta mengantarkan mahasiswa
memiliki kemampuan untuk :
a. Mengambil sikap bertanggungjawab sesuai dgn hati nuraninya
b. Mengenali masalah hidup & kesejahteraan serta cara’s pemecahannya
c. Mengenali perubahan’s & perkembangan Iptek
d. Memaknai peristiwa sejarah & nilai’s budaya bangsa guna menggalang persatuan
Indonesia
1. Landasan historis
a. Prinsip yg tersimpul dlm pandangan hidup & filsafat BI
b. Para pendiri bangsa 5 prinsip PS
c. Nasionalisme & rasa kebangsaan yg kuat
d. Konsekuensi secara historis, sbg falsafah negara & ideologi bangsa & negara,
nilai’s PS melekat & berasal dr BI sendiri.
2. Landasan Kultural
a. Setiap bangsa mempunyai filsafat, pandangan hidup & pegangan hidup masing’s
b. Azas kultural yg melekat
c. PS mrpk karya besar BI yg diangkat dr nilai kultural melalui proses refleksi
filosofis
d. Prinsip nilai tertuang dlm PS
e. Upaya pelestarian secara dinamis
3. Landasan Yuridis
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
b. Keputusan Dirjen Dikti Dep Diknas RI No. 38/DIKTI/Kep/2003 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Keperibadian di Perguruan
Tinggi
4. Landasan Filosofis
a. PS sbg dasar filsafat & pandangan filosofis BI
b. Pelaksanaan kehidupan kenegaraan & pembangunan dlm berbagai aspek
kehidupan, bersumber pd nilai’s PS
• Pancasila tergolong kepada nilai kerohanian yakni yang di dalamnya terkandung nilai-nilai secara
lengkap dan harmonis, baik nilai materiil, nilai vital maupun nilai kebenaran.
2. Klasifikasi Nilai:
a). Nilai Dasar, yaitu nilai yang sifatnya tetap, tidak beru bah sepanjang masa, abstrak, umum, tidak
terikat waktu maupun tempat. Nilai ini mencakup: cita-cita; tujuan; tatanan dasar dan ciri khas yang
dianut bangsa Indonesia, yaitu kebersamaan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan yang menolak
paham individualisme serta egoisme.
1. Ideologi Pancasila.
a). Ideologi bangsa memiliki ciri khas serta karakteristiksesuai dengan sifat dan ciri
khas bangsanya.
b). Ideologi juga bisa datang dari luar dan dipaksanakan p=berlakunya kepada
bangsa tersebut.
c). Ideologi Pancasila berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang.
Bersumber dari nilai yang dimiliki bangsa Indonesia (adat istiadat, agama,
budaya, kebiasaan-kebiasaan).
d). Ideologi Pancaila ada pada kehidupan bangsa dan terlekat pada kelangsungan
hidup bangsa dalam rangka bermaysarakat, berbangsa dan bernegara.
e). Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai
mahluk individu dan mahluk sosial.
f). Ideologi Pancasila mengakui dan menghormati atas kebebasan dan
kemerdekaan individu namun dalam kehidupan bersama harus pula mengakui
hak-hak masyarakat.
g). Kebebasan manusia dalam rangka demokrasi, menurut Ideologi Pancasila tidak
harus melampaui hakikat nilai-nilai ketuhanan.
2. Ideologi Liberal.
a). Paham liberalisme berkembang dari akar rasionalisme, yaitu paham yang
meletakan rasio sebagai nilai kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakan
materi sebagai nilai tertinggi , empirisme sebagai yang mendasarkan atas
kebenaran fakta empiris, serta individualisme yang meletakan nilai dan
kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupann masyarakat dan
negara.
b). Kideologi Liberal berp[angkal dari dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya
adalah sebagai mahluk individu yang bebas.
c). Menurut paham Liberalisme, manusia adalah manusia pribadi yang utuh dan lengkap
dan terlepas dari manusia lainnya.
d). Negara menurut paham liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu dan
untuk itu manusia secara bersama mengatur negara.
e). Loiberalisme tetap pada suatu prinsip bahwa rakyat adalah merupakan sebuah
ikatan dari individu-individu yang bebas, dan ikatan hukumlah yang mendasari
kehidupan bersama dalam negara.
f). Paham liberalisme tumbuh dari sintesa dari beberapa paham sebelumnya, seperti
paham materialisme, rasionalisme, empirisme dan individualisme.
g). Kebebasan manusia dalam realisasi demokrasi senantiasa mendasarkan atas
kebebasan individu di atas segala-galanya.
h). Rasio merupakan nhakikat tingkatan tertinggi dalam kehidupan bernegara, sehingga
dimungkinkan akan berkeududjukan lebih tinggi dari nilai religius.
i). Negara yang menganut paham ideologi liberal, hakikatnya mendasarkan pada kebebasan individu.
Negara merupakan alat atau sarana individu, sehingga masalah agama dalam negara sangat
ditentukan oleh kebebasan indvidu.
j). Paham liberalisme dalam perkembangannya sangat dipengaruhi oleh paham2 rasionalisme yang
mendasarkan atas kebebasan rasio, Materialisme yang mendasarkan kepada hakikat materi,
empirisme yang mendasarkan kepada kebenaran pengalaman indra, serta paham individu yang
mendasarkan kepada kebebasan individu.
k). Negara memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan
perintah agamanya. Namun juga diberi kebebasan untuk tidak percaya kepada tuhan atau atheis.
l). Nilai-nilai agama dalam negara dipisahkan dan dibedakan dengan negara. Keputusan dan
ketentuan kenegaraan ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai norma agama.
m). Dalam sistem negara liberal, membedakan dan memisahkan antara negara dengan agama sangat
dimungkinkan atau disebut dengan negara sekuler.
3. Ideologi Komunis.
a). Sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis
sebagai hasil dari ideologi liberal.
b). Paham komunis menilai, paham liberal menyebebkan timbulnya
penderitaan rakyat dan penindasan rakyat kecil oleh kaum
kapitalis.
c). Paham komunis beranggapan bahwa hakikat kebebasan dan hak
individu itu tidak ada. Paham ini berkeyakinan bahwa manusia
hanyalah mahluk sosial saja.
d). Manusia pada hakikatnya adalah merupakan kumpulan relasi.
Sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualistis.
e). Hak milik pribadi tidak ada karena hal ini akan menimbulkan kapitalisme
yang ujungnya akan melakukan penindasan kepada kaum proletar.
f). Negara berpaham komunis bersifat atheis bahkan antitheis, melarang
dan menekan kehidupan beragama. Nilai tertinggi dalam mnegara adalah
meteri, sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi.