Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KEMAH KERJA TEKNIK GEODESI

SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMI 2013/2014

PEMBUATAN PETA SITUASI


DESA KEDUNG GALIH KECAMATAN PENGASIH
KABUPATEN KULON PROGO

OLEH:
REGU 14
ANGGOTA REGU:
1. M. BAGAS LAIL R 11/320029/TK/38959
2. IMRON SYAIFULLAH 11/318959/TK/38109
3. ADITYA SAPUTRA 11/320252/TK/38991
4. DWI WAHYUNINGRUM 11/319256/TK/38386
5. DASITA MEYGAN PRATIWI 11/319442/TK/38570

JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

A. Latar Belakang ........................................................................................ 3


B. Maksud dan Tujuan ................................................................................. 3
C. Materi Pekerjaan ..................................................................................... 3
D. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan .............................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 5

A. Koreksi dan Penggunaan alat ukur ......................................................... 5


B. Kerangka Kontrol Horizontal ................................................................. 6
C. Kerangka Kontrol Vertikal ................................................................... 10
D. Penggambaran Detil ............................................................................. 12
BAB III PELAKSANAAN ................................................................................. 14

A. Alat dan Bahan ..................................................................................... 14


B. Langkah Kerja ...................................................................................... 14
C. Perhitungan data ................................................................................... 17
D. Penggambaran peta ................................................................................ 35
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 60

A. Evaluasi Waktu Kerja ........................................................................... 60


B. Evaluasi Perhitungan Data Kerangka Kontrol Horizontal (KKH) ....... 60
C. Evaluasi Perhitungan Data Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) ........... 63
D. Hambatan dan Solusi ............................................................................. 63

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65

LAMPIRAN

a. Tim Pengelola dan Pembimbing


b. Nama Regu dan Anggota
c. Deskripsi Titik-Titik Kerangka Peta
d. Data Lapangan dan Hasil Kerja

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, pekerjaan pemetaan semakin berkembang pesat.


Peralatan yang digunakan juga semakin canggih dan modern, yaitu dengan teknologi
digital.Tetapi pada kenyataanya ,banyak Wilayah Indonesia yang belum terpetakan.
Kemampuan mahasiswa yang terbatas pada praktikum-praktikum mingguan sangatlah
belum mencukupi untuk mendukung kemajuan teknologi pemetaan dewasa ini.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi tujuan tersebut adalah Kemah
Kerja. Kegiatan ini sebagai sarana untuk pengenalan lebih lanjut mahasiswa kepada
keadaan lapangan yang lebih nyata dibandingkan dengan praktikum di sekitar kampus.
Dengan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bekal pengalaman berharga bagi mahasiswa
Teknik Geodesi untuk dapat melakukan pekerjaan survey dan pemetaan dengan sebaik-
baiknya.
Kemah kerja Teknik Geodesi 2014 kali ini dalam pengukuran dan pemetaan situasi
skala besar wilayah kulonprogo tepatnya di kecamatan pengasihmerupakan kegiatan yang
bisa meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang pemetaan mulai dari
perencanaan sampai akhir pekerjaan hingga akhirnya benar-benar matang dalam bidang
pemetaan terutama pemetaan situasi skala besar.

B. Maksud dan Tujuan

Kegiatan Kemah Kerja (KK) ini dimaksudkan untuk meningkatkan penghayatan,


pengetahuan, kemampuan maupun keterampilan dalam melaksanakan semua kegiatan
pembuatan peta situasi skala besar secara menyeluruh mulai dari pemeriksaan dan koreksi
alat sampai diperoleh peta situasi yang teliti. Adapun tujuan Kemah Kerja ini adalah
membuat peta situasi skala 1:500.

C. Materi Pekerjaan
Pekerjaan regu dalam Kemah Kerja meliputi:
1. Pemeriksaan dan koreksi alat
2. Peninjauan lapangan
3. Pengukuran dan pengolahan jaring kontrol horizontal perapatan dengan metode
poligon

3
4. Pengukuran dan pengolahan jaring kontrol vertikal
5. Pengukuran dan perhitungan detil situasi
6. Penggambaran peta situasi secara digital
7. Pengujian peta
8. Editing dan finalisasi peta situasi

D. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi Kemah Kerja ini adalah di Desa Kedung Galih, Kecamatan Pengasih,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan waktu pelaksanaan
Kemah Kerja dimulai dari penyegaran pada tanggal 20 Januari 2014, pekerjaan lapangan
pada tanggal 27 Januari 2014, dan kegiatan studio pada tanggal 8 Februari 2014 sampai
pada tanggal 21 Februari 2014.

4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Koreksi dan penggunaan alat ukur

Total station adalah merupakan teknologi alat yang menggabungkan secara elektronik
antara teknologi theodolite dengan teknologi EDM (Electronic Distance Measurement).
EDM merupakan alat ukur jarak elektronik yang menggunakan gelombang
elektromagnetik sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan dibantu dengan
sebuah reflektor berupa prisma sebagai target (Alat pemantul Gelombang agar kembali ke
EDM)

1. Sentering
Sentering adalah sumbu I (sumbu vertikal) alat total station segaris dengan garis gaya
berat yang melalui titik tempat berdiri alat (paku atau titik silang diatas patok di tanah)
(Basuki, 2006).
2. Sumbu I vertikal
Komponen yang digunakan untuk mengatur sumbu I agar vertikal adalah nivo kotak,
nivo tabung dan ketiga sekrup penyetel ABC (levelling screw) (Basuki, 2006). Saat
pengukuran sumbu I harus benar-benar vertikal karena kesalahan ini tidak dapat
dihilangkan dengan merata-rata pengamatan biasa dan luar biasa. Cara mengaturnya dapat
dilakukan dengan :
a. Pendekatan dengan bantuan nivo kotak.
b. Penghalusan dengan mengatur gelembung nivo tabung.
Total station juga harus berada dalam kondisi yang baik agar tidak terjadi kesalahan
sistematik. Adapun syarat tersebut antara lain :
1. Sumbu II tegak lurus sumbu I atau sumbu II mendatar.
Pabrik membuat sumbu II tegak lurus sumbu I alat di pasaran sekarang. Walaupun
terdapat kesalahan tetapi akan tereliminir karena koreksi yang berlawanan tanda pada
pembidikan biasa dan luar biasa (Basuki, 2006).
2. Garis bidik/kolimasi tegak lurus sumbu II.
Kesalahan garis bidik yang tidak tegak lurus sumbu II disebut kesalahan kolimasi
(Basuki, 2006). Kesalahan ini akan hilang dengan merata-rata hasil pengamatan biasa dan
luar biasa yang dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
a. Bidikkan teropong pada posisi biasa ke sebuah titik yang telah dipasang reflektor
kemudian tekan Measure dan catat bacaan sudut horizontal, misal = B. Teropong

5
dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada titik semula dan baca sudut
horizontalnya, misal = LB.
b. Hitung besarnya kesalahan kolimasi dengan rumus :
(B-LB) /2 = 180⁰
c. Cara Koreksi : klik tombol Menu – Calibrate. Arahkan teropong pada kondisi biasa
(F1) ke titik yang sudah dipasang prisma reflektor. Kemudian tekan Measure.
Tunggu sampai tulisan “Do Not Touch!” berubah menjadi “ Turn To F2” kemudian
ubah teropong pada kondisi luar biasa kemudian bidik kembali titik , klik Measure.
Maka akan muncul ACV dan ACH, jika nilai ACH tersebut sudah lebih kecil atau
sama dengan nilai ketelitian alat maka dianggap sudah terkoreksi.
3. Kesalahan indeks vertikal sama dengan nol atau tidak ada kesalahan indeks vertikal.
Kesalahan indeks vertikal terjadi apabila saat garis bidik teropong betul-betul
mendatar, pembacaan lingkaran vertikal tidak tepat pada angka 0°/90°/180°/270°. Cara
mencari kesalahan indeks vertikal adalah sebagai berikut :
a. Bidikkan teropong pada posisi biasa ke sebuah titik dan baca lingkaran vertikal, misal
= B. Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada titik semula dan baca
lingkaran vertikalnya, misal = LB. Misal sudut miring yang terbentuk sebenarnya =
h.
b. Hitung besaran kesalahan indeks vertikal dengan rumus :
B-LB = 360
c. Cara mengkoreksi : Sama seperti koreksi kesalahan kolimasi, klik tombol Menu –
Calibrate. Arahkan teropong pada kondisi biasa (F1) ke titik yang sudah dipasang
prisma reflektor. Kemudian tekan Measure. Tunggu sampai tulisan “Do Not Touch!”
berubah menjadi “ Turn To F2” kemudian ubah teropong pada kondisi luar biasa
kemudian bidik kembali titik , klik Measure. Maka akan muncul ACV dan ACH, jika
nilai ACH tersebut sudah lebih kecil atau sama dengan nilai ketelitian alat maka
dianggap sudah terkoreksi.
B. Kerangka kontrol horizontal

Pengukuran awal dari pekerjaan pemetaan adalah pengadaan titik kerangka dasar
pemetaan (TKDP) yang cukup merata di daerah yang akan dipetakan. Titik ini akan
dijadikan ikatan dari detil yang merupakan obyek dari unsur permukaan bumi yang
digambarkan dalam peta.

6
Poligon berasal dari kata poli yang berarti banyak dan gonos yang berarti sudut (Basuki,
2006). Sehingga harfiah artinya “sudut banyak”. Namun arti yang sebenarnya adalah
rangkaian titik-titik secara berurutan, sebagai kerangka dasar pemetaan.
Rumus umum penentuan koordinat ;
misal titik 2 yang diikat pada titik 1 yang sudah diketahui αimuthnyadan diketahui
koordinatnya adalah :
𝑋2 = 𝑋1 + 𝑑12 sin 𝛼12 𝑌2 = 𝑌1 + 𝑑12 sin 𝛼12
dimana: X,Y = koordinat d = jarak α = αimut
Poligon dibagi menjadi dua jenis berdasarkan posisi titik awal dan titik akhir, yaitu poligon
terbuka dan poligon tertutup Poligon Terbuka. Poligon terbuka adalah poligon yang titik
awal dan akhirnya tidak menjadi satu atau terpisah. Poligon ini dibagi menjadi dua jenis,
yaitu Poligon Terbuka Terikat Sempurna dan Poligon Terbukat Terikat Sepihak.
a. Jenis-jenis poligon yang kami gunakan

1. Poligon Terbuka Terikat Sepihak


Dikatakan poligon terbuka terikat sepihak karena hanya awal poligon yang diikatkan
terhadap titik (gambar 2.3) yang telah diketahui koordinat dan αimutnya.

Gambar 2.3. Poligon Terbuka Terikat Sepihak (Basuki, 2006)


Keterangan Gambar
A : titik yang diketahui koordinatnya (x,y,z)
1, 2, 3, 4 : titik poligon
A1, 12, 23, 34 : Αimuth (sudut arah) titik – titik poligon
S1,S2,S3 : sudut ukuran
dA1’, d12’, d23’, d34’ : jarak ukuran
7
2. Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan akhirnya menjadi satu seperti pada
gambar 2.4 (Basuki, 2006). Poligon semacam ini banyak digunakan dalam pemetaan di
lapangan kaarena tidak membutuhkan titik ikat yang banyak yang memang sulit
didapatkan dilapangan. Pada dasarnya, poligon tertutup sama dengan poligon terbuka,
hanya perbedaannya adalah pada bentuk geometrinya yaitu titik awal dan titik akhir pada
poligon terbuka tidak berimpit, sedangkan pada poligon tertutup berimpit.

Gambar 2.4. Poligon Tertutup(Basuki, 2006)

Keterangan Gambar
A, B : titik yang diketahui koordinatnya (x,y,z)
1, 2, 3, 4 : titik poligon
AB : Αimuth (sudut arah) titik – titik poligon
S0, S1, S2, S3, S4 : sudut ukuran
dA1’, d12’, d23’, d34’, d4A : jarak ukuran

Syarat – syarat geometris poligon tertutup sebagai berikut:


1. Syarat sudut
∑β = ( n – 2 ) x 180°, apabila sudut dalam
∑β = ( n + 2 ) x 180°, apabila sudut luar

8
Dimana n adalah banyaknya poligon
2. Syarat absis
∑ d sin α = 0
∑ d cos α = 0

Proses penghitungannya sama dengan proses penghitungan poligon terbuka terikat


sempurna. Posisi titik-titik poligon yang ditentukan dengan cara menghitung koordinat-
koordinatnya dinamakan penyelesaian secara numeris atau poligon hitungan.
b. Pengukuran sudut
Sudut horizontal adalah selisih dari dua arah. Sudut horizontal pada suatu titik di
lapangan dapat dibagi ke dalam sudut tunggal dan sudut yang lebih dari satu sehingga
teknik pengukurannya juga berbeda (Basuki, 2006). Pengukuran sudut horizontal ada 4
cara, yaitu :
1. Cara Pengukuran Tunggal
2. Cara Pengukuran Seri (rangkap)
3. Cara Pengukuran Repetisi
4. Cara Pengukuran Reiterasi

1. Pengukuran Seri
Cara pengukuran seri adalah cara pengukuran sudut yang sering digunakan untuk
menentukan titik kontrol pemetaan dengan melakukan pengukuran lebih dari satu kali
(seri) dengan ilustrasi gambar 2.5. Untuk seri tunggal, pelaksanaannya seperti pengukuran
sudut tunggal yang dilakukan berulang-ulang. Sedangkan untuk seri rangkap, pengukuran
dilakukan dengan posisi teropong biasa dan luar biasa.

Gambar 2.6. Pengukuran sudut di B dengan target di A dan C (Basuki, 2006)

9
Maka dengan bacaan biasa dan luar biasa akan didapatkan 4 bacaan sudut dan 2 ukuran
sudut.
Besar sudut ukuran : β (B = biasa) = R2 – R1
β (LB = luar biasa ) = R2’ – R1’
𝛽 (𝐵) + 𝛽(𝐿𝐵)
𝛽=
2
Jika lebih dari satu seri rangkap maka cara tersebut tinggal diulang, tetapi pada seri
berikutnya posisi dari skala lingkaran horizontalnya diubah dengan menambah 90° atau
besaran lain.
C. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal
Beda tinggi titik-titik kerangka dasar pemetaan dapat ditentukan dengan pembuatan
Kerangka Kontrol Vertikal (KKV). Kerangka kontrol vertikal digunakan sebagai kontrol
pengukuran beda tinggi yang bertujuan untuk menggambarkan kenampakan situasi tinggi
permukaan tanah. Beda tinggi di atas permukaan bumi dapat ditentukan dengan berbagai
cara, antara lain:
1. Sipat datar (spirit levelling)
2. Takhimetrik (Tachymetric levelling)
3. Trigonometrik (Trigonometric levelling)
4. Barometrik (Barometric levelling)
Pada pengukuran kali ini yang digunakan adalah metode trigonometri.

1. Trigonometrik
Pada pengukuran ini untuk menghitung kerangka kontrol vertikal menggunakan
metode trigonometrik.
2. Metode Trigonometrik (target lebih tinggi)

SD tt

B
V
h

ta

D
Gambar 2.7. Pengukuran trigonometri teropong ke atas

10
∆H = ta +V-tt
VD = SD sinh
HB = HA +∆H
Keterangan :
SD : Slope Distance (jarak miring)
Z : Sudut Zenith
h : healing
ta : tinggi alat
tt : tinggi target
V : Vertical Distance ( jarak vertikal)

3. Metode Trigonometrik (target lebih rendah)

ta SD
V
A

∆H
tt

Gambar 2.8. Pengukuran trigonometri teropong ke atas

∆H = tt +V-ta
V = - SD sinh
HB = HA +∆H
Keterangan :
SD : Slope Distance (jarak miring)
Z : Sudut Zenith
h : healing
ta : tinggi alat
tt : tinggi target
V : Vertical Distance ( jarak vertikal)

11
D. Penggambaran detil

Peta situasi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi dalam bentuk
sebenarnya. Ciri utama peta ini adalah adanya penggambaran garis kontur sekaligus detil
planimetris pada peta. Peta situasi sering digunakan untuk perencanaan awal suatu proyek
seperti perencanaan dan pembangunan, pertambangan,dan lain sebagainya. Ketelitian yang
dibutuhkan untuk peta situasi relatif tinggi.

Kontur merupakan garis yang menerangkan ketinggian suatu daerah. Kontur terdiri
dari mayor dan minor. Garis antara kontur mayor lebih renggang dibanding garis antara
kontur minor. Hal ini dikarenakan intervalnya berbeda.

Detil planimetris merupakan bidang/titi/garis yang diukur dan digambarkan pada


peta. Detil ini bisa berupa rumah, jalan, selokan, dan lain sebagainya.

1. Surpac
Dengan software surpac maka editing peta akan dilakukan dengan mudah. Permukaan
tanah (DTM) akan dapat diketahui bentuknya, sehingga kita dapat mengetahui model
kontur yang ada di daerah yang kita ukur. Dalam sofware surpac juga dapat dilakukan
smoothing kontur, untuk membuat kontur terlihat lebih halus.

2. AutoCAD Land Development


Selain denganssoftware surpac penggambaran dapat dilakukan dengan software
Autocad Land Development. Dari software ini bisa langsung memasukkan data koordinat
melalui program Ms.Excel dalam format *.csv. Baik itu data poligon, kontur, maupun
detil. Penarikan garis kontur dilakukan dengan interpolasi linear, dikarenakan
menggunakan prinsip hitungan secara matematis. Keunggulan program ini adalah bisa
menampilkan id titik, elevasi, ataupun deskripsi sesuai dengan yang diinginkan. Software
ini dapat membuka file import dari software surpac yang berekstensi *.dxf. Kemudian file
tersebut dipisahkan per layernya untk kemudian memudahkan kita dalam menggunakan
software ArcGIS.

12
3. ArcGIS
Penggunaan software ArcGIS dalam hal ini untuk membuat tampilan peta agar terihat
lebih indah dan membuat layout peta. Fitur yang lengkap memudahkan kita dalam
penggambaran peta.

13
BAB III
PELAKSANAAN

A. Alat dan Bahan


Alat Jumlah Bahan Jumlah
Total Station Sokkia 1 set Patok kayu (2x3x20 cm) 20 buah
Set550x
dan kelengkapannya
Reflektor dengan tribach 2 buah Paku payung 20
Reflektor dengan tongkat 2 buah Palu 2
Rol meter 2 buah Tas lapangan 5
Pita ukur 1 buah Alat tulis 5
Statif 3 buah Papan alas 2
Tongkat reflector (pole) 2 buah Kertas dan formulir ukuran 30
Payung 3 buah Media penyimpan data 2
Laptop 5
Printer 2
Software aplikasi survei 3

B. Langkah Kerja
a. Pemeriksaan dan koreksi alat
1. Membuat surat peminjaman alat ke Laboratorium Ukur Tanah.
2. Memeriksa kondisi alat dan kelengkapannya.
3. Melakukan pengecekan lanjut meliputi:
i. Kevertikalan sumbu I
ii. Kondisi garis kolimasi
iii. Posisi indeks vertikal
iv. Kondisi konstanta jarak vertikal
b. Peninjauan lapangan
1. Melakukan survey pada area yang akan dipetakan.
2. Menentukan kedudukan titik-titik poligon perapatan.
3. Menentukan kedudukan titik-titik poligon cabang.
4. Memasang patok.

14
5. Membuat sketsa area pengukuran.
c. Pengukuran dan pengolahan jaring kontrol horizontal perapatan dengan metode
poligon
1. Melakukan pengukuran αimuth lokal pada titik poligon perapatan pertama.
2. Menggunakan koordinat lokal (1000, 1000, 100) pada titik poligon
perapatan pertama.
3. Melakukan pengukuran sudut horizontal dan jarak pada tiap-tiap titik
poligon perapatan dengan aturan satu seri rangkap.
4. Mencatat data ukuran yang dirasa perlu untuk backup pada formulir
ukuran.
5. Membuat sketsa pada setiap pengukuran.
6. Mendownload data hasil ukuran.
7. Mengolah data hasil ukuran titik poligon perapatan dengan
mengaplikasikan table boudith.
d. Pengukuran dan pengolahan jaring kontrol vertikal
1. Melakukan pengukuran sudut vertikal dan jarak (tegak maupun slope).
2. Membuat sketsa area pengukuran.
3. Mencatat data ukuran yang dirasa perlu untuk backup pada formulir
ukuran.
4. Mendownload data hasil ukuran.
5. Mengolah data hasil ukuran dengan cara menghitung beda tinggi dan
ketinggian dari setiap titik dengann metode trigonometrik
e. Pengukuran dan perhitungan detil situasi
1. Melakukan pengikatan poligon perapatan pada jaring kontrol utama.
2. Melakukan pengukuran detil pada setiap titik poligon perapatan.
3. Untuk detil yang sulit terlihat dari titik poligon perapatan, dilakukan
pengukuran dari titik poligon cabang.
4. Pengukuran detil meliputi pengukuran sudut, jarak, dan koordinat.
5. Pengukuran detil meliputi jalan, jembatan, bangunan, sawah, sungai, dan
spot height.
6. Membuat sketsa detil-detil yang di ukur di setiap pengukuran.
7. Mendownload data hasil pengukuran.
8. Mengolah data hasil ukuran dengan cara plotting pada program aplikasi
Surpac.

15
f. Penggambaran peta situasi secara digital
1. Merapikan keseluruhan data hasil pengukuran dengan aplikasi Microsoft
Excel.
2. Melakukan input data pada program aplikasi Surpac.
3. Melakukan pengolahan data-data hasil plotting.
i. Menampilkan titik untuk spot height.
ii. Menyambungkan garis untuk bangunan dan batas objek (jalan, sungai,
jembatan, dll).
iii. Menampilkan kontur mayor dan minor.
iv. Menghilangkan kontur yang berada di dalam objek datar (bangunan).
4. Membuat layout peta sederhana.
5. Mencetak peta hasil pengukuran untuk uji peta.
g. Pengujian peta
1. Mempersiapkan peta yang akan diuji dan peralatan pengukuran.
2. Menuju lokasi pengujian.
3. Mendirikan alat di salah satu titik poligon perapatan.
4. Mengukur beberapa jenis objek terpilih untuk pengujian, meliputi orientasi,
jarak dan ketinggian.
5. Melakukan pengolahan hasil pengukuran dengan cara plotting pada aplikasi
Surpac.
6. Mencocokkan hasil pengujian dengan hasil pengukuran awal.
7. Membuat laporan hasil pengujian.
h. Editing dan finalisasi peta situasi
1. Melengkapi kekurangan peta
2. Memperbaiki layout peta.
3. Membuat laporan akhir kemah kerja.
4. Menggunakan bantuan dengan software Surpac 62, AutoCAD 2009 dan
ArcGIS10

16
C. Perhitungan Data
a. KerangkaKontrol Horizontal
Dari hasilpengukuran di lapangan makadidapat data sudut horizontal, sudut vertikal,
jarak horizontal, jarak vertikal dan jarakmiring. Dengan data sudut dan jarak horizontal kita
dapat menghitungkoordinat 2D (X, Y) dari titik poligon perapatan.
Metodeperhitungannyadengan menggunakan tabel bowdithuntuk poligon tertutup.
Tahapan menghitung:
1) Memasukkan data suduthorizontal(sudut dalam)dan jarak horizontal.
2) Menghitungjumlah sudut horizontal (Σβ) dan jumlah jarak horizontal(Σd).
3) Menghitungsyarat sudut = (n-2) x180

4) Menghitung koreksi penutup sudut


Koreksi penutup sudut =Σβ – syarat sudut
Toleransi penutup sudut=2 xket.alat x√jumlah sudut

Membandingkankoreksipenutup dengan tolersnsi

𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡


Koreksi tiap sudut=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘(𝑛)

5) Sudut terkoreksi (β) terkoreksi =sudut horizontal + koreksi tiap sudut


6) Menghitungαimuth BM 1 ke BM 2 (α12)
Diketahui. Koordinat 4b(GPS Radial), 4(GPS)dan BM 1 (diukur dari GPS)
𝑋2−𝑋1
Αimuth = arctan maka diketahui α14b dan α14 dan sebaliknya
𝑌2−𝑌1

α12 = α14+ (360-(sdt 4b1 2+(α14–α14b)

Kontrol α12= α41 + 180 –(sdt 4b1 2+(α14–α14b) hasilnya wajib sama.

17
7) Menghitungdsin(α)danΣdsin(α)(Σdsin=Σfx) Menghitungfx(koreksidsin):
−∑𝑑𝑠𝑖𝑛α
fx = tanda – karena fx=positif
10

8)Menghitungdcos(α)dan Σdcos(α)(Σdcos(α)=Σfy)
Menghitungfy(koreksidcos(α)) :

−∑𝑑𝑐𝑜𝑠α
fy = tanda – karena fy=positif
10
9)Menghitungdsin(α)dan dcos(α)terkoreksi :

Dsinα = dsinα+fx

Dcosα = dcosα + fy

10) menghitung Σdsinα = 0 dan Σdcosα = 0

11)Menghitungkesalahan linear poligon(fs):

Fl = √𝑓𝑥 2 + 𝑓𝑦 2

Fs = fl : Σd

Toleransi 1 : 10.000
Membandingkan fs dengan toleransi.
12)Menghitungkoordinat 2D (X, Y) : Diketahui. KoordinatBM1(awal)
X = Xawal + dsinα terkoreksi
Y = Yawal + dcosα terkoreksi

Berikut kami sertakan tabel bowditch kkh :

PA
GE
3
Sudut Horizontal d sin a
Titik Jarak
D M S Asal Koreksi Terkoreksi αimuth(a) asal koreksi terkoreksi
radian D M S DD
1 93 37 7 93.61861111 -0.0004 93.6182 93 37 5.57
212.197556 147.856 -78.784 0.000 -78.784
2 155 14 57 155.2491667 -0.0007 155.249 155 14 54.63
187.446063 140.824 -18.250 0.000 -18.250
3 90 28 25 90.47361111 -0.0004 90.4732 90 28 23.62
97.9192906 77.876 77.133 0.000 77.133
4 88 16 22.5 88.27291667 -0.0004 88.2725 88 16 21.15
6.19183263 64.583 6.966 0.000 6.966
5 277 33 36.5 277.5601389 -0.0012 277.559 277 33 32.26
103.750794 81.2 78.873 0.000 78.873
6 165 45 48 165.7633333 -0.0007 165.763 165 45 45.47
89.5134235 89.724 89.721 0.000 89.721
7 60 49 12.5 60.82013889 -0.0003 60.8199 60 49 11.57
330.333304 70.745 -35.015 0.000 -35.016
8 168 10 16 168.1711111 -0.0007 168.17 168 10 13.43
318.503702 68.6335 -45.475 0.000 -45.475
9 211 22 20 211.3722222 -0.0009 211.371 211 22 16.77
349.875027 85.558 -15.041 0.000 -15.041
10 128 42 17.5 128.7048611 -0.0005 128.704 128 42 15.53
298.579342 68.47 -60.127 0.000 -60.127
1 93 37 7 93.61861111 -0.0004 93.6182 93 37 5.57
d cos a koordinat
titik
asal koreksi terkoreksi x y z

408835.789 9133315.487 51.132 1


-
125.118 -0.004 -125.122
408757.005 9133190.364 51.886 2
-
139.636 -0.004 -139.641
408738.755 9133050.724 54.571 3
-10.730 -0.004 -10.734
408815.889 9133039.990 53.782 4
64.206 -0.004 64.202
408822.854 9133104.192 53.065 5
-19.301 -0.004 -19.305
408901.727 9133084.887 50.247 6
0.762 -0.004 0.758
408991.448 9133085.645 49.395 7
61.472 -0.004 61.468
408956.432 9133147.112 50.011 8
51.406 -0.004 51.402
408910.957 9133198.515 50.577 9
84.226 -0.004 84.221
408895.916 9133282.736 50.512 10
32.754 -0.004 32.750
408835.789 9133315.487 51.132 1
b. KerangkaKontrol Vertikal
Dari hasilpengukuran di lapangan makadidapat data sudut horizontal, sudut
vertikal, jarak horizontal, jarak vertikal dan jarakmiring. Dengan data sudut dan jarak
vertikalsertajarakhorizontal kitadapat menghitungkoordinatZdari titik poligon perapatan.
Metode perhitungannyadengan menggunakan bedatinggi antarduatitik.

Tahapan menghitung:
1) Diketahui tinggialat(Ta), tinggi target(Tt),jarak vertikal (Va) dan
jarak horizontal (d) serta jarak miring = slope (s)
2) Menghitungbedatinggiantaratempat berdiri alat dengan tempat berdiri
target (untuk pulangdanpergi).
Δh = Va + Ta –Tt ( untuk target lebih tinggi )
Δh = Va - Ta + Tt ( untuk target lebih rendah )
Va= tan d atau Va = sin slope

Makaakan dihasilkan Δhpergi dan Δh pulang. MenghitungΣΔh pergi


dan ΣΔh pulang.
3) Menghitungtoleransi bedatinggipergi dan pulang.
Toleransi = 12mmx√Σd kilometer
Membandingkan ΣΔh pergi danΣΔh pulangdengantoleransi.
4) Menghitungselisih pergi-pulangdan rata-rata pergi-pulang.
Selisih = Δh pergi + Δh pulang

𝛥ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖± 𝛥ℎ 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔
Rerata =
2
𝑑
5) Menghitungtinggi koreksi beda tinggi (fh) = ∑𝑑 x rerata

6) Menghitung ∆h terkoreksi = rerata ∆h +fh


7) menghitung titik tinggi polygon perapatan
Diketahui z awal dari titik BM 1 yang dihitung dari koordinat GPS
Z = Zawal + ∆h terkoreksi

Berikut kami sertakan tabel bowditch kkv:

PA
GE
3
Pulang hasil
Titik target t alat HU RT2 DH va t target delta h koreksi Hasil Titik ∆H
-
10 9 1.424 0.057917 85.558 0.086485 1.417 0.093485 0.00095 0.092539362 1 ke 2 0.753712
-
9 8 1.448 -0.36903 68.634 -0.44206 1.547 -0.54106 0.00076 -0.54181926
- -
8 7 1.388 -0.41097 70.743 -0.50744 1.503 -0.62244 0.00078 0.623217439 2 ke 3 2.685037
-
7 6 1.508 0.543889 89.724 0.851744 1.507 0.852744 0.00099 0.851752408
6 5 1.513 1.949722 81.201 2.764262 1.462 2.815262 -0.0009 2.814364111 3 ke 4 -0.7889
-
5 4 1.473 0.594722 64.584 0.670397 1.42 0.723397 0.00071 0.722683056
-
4 3 1.428 0.569583 77.879 0.774229 1.416 0.786229 0.00086 0.785367855 4 ke 5 -0.7167
- -
3 2 1.599 -1.14944 140.824 -2.82553 1.471 -2.69753 0.00156 2.699089208
- -
2 1 1.466 -0.3175 147.858 -0.81935 1.403 -0.75635 0.00163 0.757986248 5 ke6 -2.81859
- -
1 10 1.494 -0.50861 68.472 -0.60784 1.53 -0.64384 0.00076 0.644594637
ketelitian pulang 0.009899 0 6 ke 7 -0.85203
Pergi
titik target t alat HELLING DH va t target delta h koreksi Hasil 7 ke 8 0.616051
-
1 2 1.416 0.305 147.857 0.787088 1.452 0.751088 0.00165 0.749438678
-
2 3 1.464 1.144167 140.824 2.812555 1.604 2.672555 0.00157 2.670984584 8 ke 9 0.566027
- -
3 4 1.599 -0.72139 77.876 -0.98056 1.41 -0.79156 0.00087 0.792426867
- -
4 5 1.415 -0.6025 64.581 -0.655 1.47 -0.71 0.00072 0.710720318 9 ke 10 -0.06426
- -
5 6 1.473 -1.97417 81.2 -2.79891 1.496 -2.82191 0.00091 2.822816903
-
6 7 1.513 -0.54361 89.724 -0.85131 1.513 -0.85131 -0.001 0.852310004 10 ke 1 0.619651
-
7 8 1.493 0.403056 70.745 0.497674 1.381 0.609674 0.00079 0.608885207 ∆H 0
-
8 9 1.434 0.486111 68.6335 0.579 1.422 0.591 0.00077 0.590234481
- -
9 10 1.448 0.003333 85.555 0.004977 1.488 -0.03502 0.00095 0.035976868
-
10 1 1.424 0.511667 68.47 0.611472 1.44 0.595472 0.00076 0.59470801
ketelitian pergi 0.009988 0
D. Penggambaran Peta
Membuat folder sebagai default directory.

Import file csv menjadi str.

PA
GE
3
Plot titik ke surpac.

Melakukan pemutusan garis garis pada detil spot high.

PA
GE
3
Editing

1. Penyambungan detil.

2. Penambahan titik pada jalan dan bangunan.

PA
GE
3
Pembuatan DTM (Digital Terrain Model)

1. Memilih menu Surface – DTM File Function – Create DTM from String File.
2. Memasukkan nama file berformat *.srt yang ingin dibuat DTM-nya.

3. Berikut ini hasilnya:

Sungai :

Jalan menuju jembatan:

PA
GE
3
Sawah:

Pembuatan kontur mayor dan minor

1. Memilih menu Surface – Contouring – Contour DTM File.

2. Kemudian memasukkan nama file DTM yang akan dibentuk konturnya.

PA
GE
3
Lokasi file layer kontur
minor

Interval kontur Label Interval kontur Layer kontur mayor

PA
GE
3
Smoothing contour

1. Memilih menu Contouring – Smooth String File.


2. Kemudian memilih file kontur yang akan dilakukan penghalusan.

3. Maka didapatkan hasil:

PA
GE
3
Mengubah string menjadi satu layer

1. Aktifkan layer kontur.

2. Memilih menu Edit – String – Renumber range, kemudian ketikkan nomor string yang
akan diganti.

3. Ulangi untuk kontur minor.


4. Hasil:

PA
GE
3
Save data
1. save str:

2. Save tiap detil:

3. Save dxf:

PA
GE
3
4. Save shp untuk melanjutkan di ArcGIS ( dari layer tiap string detil).

5. Lanjutkan untuk semua string kecuali string kontur.

PA
GE
3
6. Buka arcGIS.

7. Buka data dxf.

PA
GE
3
Ekstrak kontur

1.

2.

3.

4. Pilih layer sesuai string kontur mayor.

5. Ulangi untuk kontur minor.

PA
GE
3
6. Masukkan data shp per layer

7. Mengubah bangunan, jalan, jembatan, sawah, sungai menjadi polygon.

8. Ulangi untuk detil yang lain.


Hasil:

PA
GE
3
Mengganti warna dan ketebalan layer

Menampilkan label untuk kontur mayor

PA
GE
3
LAYOUT

GRID

PA
GE
3
PA
GE
3
PA
GE
3
FRAME

HASIL

PA
GE
3
Informasi tepi

1. Buat kotak informasi tepi sesuai ketentuan 15 cm x 50 cm

2. Insert legenda, arah utara, skala

PA
GE
3
Hasil

Membuat indeks

PA
GE
3
Menyesuaikan indeks

PA
GE
3
Membuat peta menjadi 4 bagian

PA
GE
3
PA
GE
3
Eksport map untuk di print

Hasil akhir

PA
GE
3
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Evaluasi Waktu Kerja


Timeline Kerja Kelompok 14
Tanggal 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
Hari ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Orientasi lapangan
Pengukuran Kerangka
2
Kontrol Horizontal
Pengukuran Kerangka
3
Kontrol Vertikal
4 Pengukuran Detil

5 Pengolahan

6 Penggambaran

7 Uji Peta
Waktu perencanaan
Keterangan:
Waktu realisasi

B. Evaluasi Perhitungan Data Kerangka Kontrol Horizontal (KKH)

 Perhitungan Αimuth Orientasi ( Untuk Gambar Α.1 Terlampir)

Hitungan Αimuth12 (α12) adalah sebagai berikut:

α12 = α14 + γ

γ = 3600 – (θ + β)

= 3600 – (θ + (α14 - α14b))

α12 = α14 + 1800 - Δ

= α14 + 1800 – (θ + β)

γ = 3600 – (1690 18’ 8.85” + (250 38’ 24.44” – 210 30’ 0.09”))

= 3600 – (1690 18’ 8.85” + (40 8’ 24.35”))

PA
GE
3
= 3600 – 1730 26’ 33.2”

= 1860 33’ 26.8”

α12 = 2120 11’ 51.2”

Kontrol:

α12 =α14 + 1800 - Δ

= 2050 38’ 24.4” + 1800 – (1690 18’ 8.85” + (40 8’ 24.35”))

= 2050 38’ 24.4” + 1800 – 1730 26’ 33.2”

= 2120 11’ 51.2”

Hitungan Αimuth Pengikatan (Αimuth14 dan Αimuth14b)dari data koordinat yang telah
diperoleh:

Koordinat 1 : 408835.7893 ; 9133315.487


Koordinat 4 : 408884.900 ; 9133417.805
Koordinat 4b : 408861.349 ; 9133380.375
< b = α14 - α14b

α14 = arc tan [(x2-x1) / (y2-y1)]

= arc tan [(408884.900-408835.7893) / (9133417.805-9133315.487)]

= 0.47998

= 250 38’ 24.44”

α14 = arc tan [(x3-x1) / (y3-y1)]

= arc tan [(408861.349-408835.7893) / (9133380.375-9133315.487)]

= 0.3939

= 210 30’ 0.09”

PA
GE
3
 Kesalahan Sudut
n = 10
Jumlah sudut = 1440 º 0’ 22’’
Syarat sudut = ( n-2 ) *180º
= (10 - 2) *180º
= 1440º
Kesalahan sudut (fα) = 1440º-1440º 0’ 22’’
= 0º 0’22”
Syarat kesalahan penutup sudut ≤ 2.k”√n
k = pembacaan terkecil piringan horizontal (2 sekon)
n = jumlah titik
2.k”√n = 2*2”√13
= 0º 0’31.62277”
Karena 0º 0’22” < 0º 0’31.62277”
maka pengukuran sudut horizontal poligon masuk toleransi
 Kesalahan linier Poligon
Absis (fx)
fx = (d∑d )*∑d Sin α
∑fx = 0.001

Ordinat (fy)
fy = (d∑d )*∑d Cos α
∑fy = 0.041

fl = √(𝑓𝑥 2 + 𝑓𝑦 2 )
= 0.0408783
∑d = 895.4695m
Kesalahan linear poligon = 1: ( ∑d/fl)
= 1 : 21905,74217
Toleransi = 1 : 10.000
Karena 1 : 21905,74217> 1 : 10.000 maka pengukuran kerangka kontrol horizontal
masuk toleransi.

PA
GE
3
C. Evaluasi Perhitungan Data Kerangka Kontrol Vertikal (KKV)

Toleransi = 12mm * √𝐷
= 11,3555 mm
Selisih jarak pergi = 9 mm , selisih jarak pulang= 9 mm
Selisih jarak pergi-pulang = 9mm
Karena 9mm <11,3555 mm maka data ukuran KKV masuk toleransi

D. Hambatan dan Solusi


1. Kesalahan indek vertikal yang cukup besar.
Solusi melakukan koreksi indek vertikal ulang.
2. Hasil pengukuran jarak horizontal dan slope memiliki selisih yang cukup besar.
Solusi  karena dicurigai kesalahan ada pada tribach, maka dilakukan koreksi pada
tribach dengan pen koreksi.
3. Terdapat beberapa titik poligon yang ketelitiannya minimum.
Solusi  melakukan pengukuran ulang pada titik tersebut.
4. Ketika dilakukan pengukuran foresight sebagai titik kontrol didapatkan hasil
koordinat yang tidak sesuai dengan hitungan boudith.
Solusi  melakukan pengukuran ulang sudut antar poligon.
5. Detil di area pemukiman cukup sulit diambil.
Solusi  membuat titik poligon cabang untuk detil yang sulit dijangkau.
6. Terdapat beberapa detil bangunan yang tidak dapat diambil sama sekali.
Solusi  melakukan pengukuran dimensi dengan pita ukur.
7. Detil sepanjang sungai yang sulit diambil karena lebat dan tingginya ilalang.
Solusi  membuat titik poligon cabang di atas jembatan dan poligon cabang
berantai di tepi sungai.
8. Lokasi Pengukuran yang cukup jauh, sehingga proses perpindahan dalam
pengukuran cukup menyita waktu.
Solusi  pengukuran dilakukan lebih awal dan mempercepat proses perpindahan.
9. Cuaca yang tidak dapat diprediksi, seperti turunnya hujan secara mendadak dan
relatif deras.
Solusi  menghentikan pengukuran sementara waktu kemudian melanjutkan sesuai
dengan SOP.
10. Kondisi kesehatan anggota regu yang menurun.

PA
GE
3
Solusi  menjaga kesehatan dengan istirahat cukup dan mengkonsumsi
multivitamin.

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
1. Pemetaan situasi memerlukan data yang akurat baik kkv maupun kkh.
2. Proses pengukuran membuthkan control yang lebih ekstra hati-hati dalam setiap
prosesnya, salah satu contoh yaitu dalam pengambilan cress dan toe serta spot high
harus memperhatikan kemiringan daerah agar ukurannya teliti sehingga terbentuk
kontur yang rapi dan mendekati benar.
3. Banyak hal yang mempengaruhi ketelitian ukuran termasuk kondisi alat yang masih
terdapat kesalahan sistematik. Maka hal yang terpenting adalah kesalahan tersebut
harus dikalibrasi dahulu sebelum alat tersebut digunakan.
4. Hasil perhitungan KKH didapat kesalahan penutup sudut 21” dengan toleransi
sebesar 30”, jadi kesalahan penutup sudut masuk toleransi. Untuk kesalahan linear
poligon fl sebesar 0.01535 m dan ∑d sebesar 1152.101 m sehingga hasil ketelitian
sebesai 1 : 75075.213 dengan toleransi sebesar 1:10000, maka KKH masuk toleransi.
5. Hasil perhitungan KKV didapat Δh rerata sebesar 9 mm dengan toleransi sebesar
12mm*√𝐷 sebesar 11 mm, maka KKV masuk toleransi

b. Saran
1. Untuk penentuan titik poligon perapatan harus memperhatikan jarak dan situasi detil
karena jika tidak akan banyak kendala yang akan mempengaruhi efisiensi waktu
pengukuran seperti banyaknya polygon cabang.
2. Perhitungan αimut orientasi harus 2 arah agar memiliki kontrol
3. Peralatan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu untuk meminimalisir kesalahan
yang terjadi saat melakukan pengukuran di lapangan.
4. Perlu adanya konsultasi yang teratur dengan dosen pembimbing supaya kegiatan
Kemah Kerja ini berjalan sesuai tujuan.
5. Kekompakan tim akan menjadi kunci keberhasilan

PA
GE
3
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Wongsotjitro,S. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.

Tim Kemah Kerja UGM. 2009. Buku Panduan Kemah Kerja. Jurusan Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Regu 5,2013. Laporan kemah kerja jurusan teknik geodesi semester ganjil tahun
akademik 2012/2013: Yogyakarta

PA
GE
3
LAMPIRAN

a. Tim Pengelola dan Pebimbing


Tim Dosen Pembimbing Kemah Kerja 2014 :
o Ir. Slamet Basuki, M.Si.
o Bilal Ma’ruf, ST., MT.
o Bambang Kun C, ST., M.Sc.
o Dedi Atunggal, ST., M.Sc.
o Abdul Basith ST, M.Si, Ph.D
o Ir. Untung Rahardjo, M.Sc.
o Ir. Parseno, MT.
o Dr. Ir. T. Aris Sunantyo, MT.
o Ir. Gondang Riyadi, Dipl.C, MT
o Diyono, ST., MT.
o Ruli Andaru, ST., M.Eng.
o Ir. Hadiman, M.Sc.
o Yulaikhah, ST., MT
o Ir. Nurrohmat Widjajanti, MT , Ph.D
o Purnama B. S., ST, M.App.Sc, Dr.Eng

Dosen Pembimbing Area 9:


o Pengukuran kerangka kontrol : Bambang Kun C, ST., M.Sc
o Pengukuran detil situasi : Ir. Gondang R., Dipl. C., MT
o Penggambaran peta dan uji lapangan : Heri Sutanta, S.T., M.Sc
o Studio dan responsi : Ir. Christine Nugroho K., SU. Pj

b. Nama Regu dan Anggota


Regu 14 Area 9
Anggota Regu:
1. M. Bagas Lail R 11/320029/Tk/38959
2. Imron Syaifullah 11/318959/Tk/38109
3. Aditya Saputra 11/320252/Tk/38991
4. Dwi Wahyuningrum 11/319256/Tk/38386
5. Dasita Meygan Pratiwi 11/319442/Tk/38570

PA
GE
3
c. Deskripsi Titik-Titik Kerangka Peta

Poligon Deskripsi Koordinat


Titik tersebut berada di tepi timur Jl. Purbowinoto X: 408835.789
1 dan selatan Jembatan Derwolo, tepatnya di depan Y: 9133315.487
rumah penduduk berwarna oranye. Z: 51.132
Titik tersebut berada di tepi barat Jl. Purbowinoto X: 408757.005
2 dan selatan Jembatan Derwolo, tepatnya di depan Y: 9133190.364
sebuah kebun ujung jalan setapak Desa Pengasih. Z: 51.886
Titik tersebut berada di selatan tikungan Jl. X: 408738.755
3 Purbowinoto, tepatnya di utara sebuah rumah Y: 9133050.724
putih berseberangan dengan Dinas Z: 54.571
Titik tersebut berada di Desa Kedung Galih, X: 408815.889
4 tepatnya di ujung pertigaan jalan setapak di depan Y: 9133039.990
kandang sapi yang terletak di tepi persawahan. Z: 53.782
Titik tersebut berada di Desa Kedung Galih, X: 408822.854
5 tepatnya di ujung pertigaan jalan setapak di depan Y: 9133104.192
pos keamanan kampong. Z: 53.065
Titik tersebut berada di Desa Kedung Galih, X: 408901.727
6 tepatnya di ujung jalan menuju Sungai Serang di Y: 9133084.887
depan rumah penduduk berwarna coklat. Z: 50.247

PA
GE
3
Titik tersebut berada di Desa Kedung Galih di X: 408991.448
7 ujung jalan setapak menuju Sungai Serang bagian Y: 9133085.645
selatan. Z: 49.395
Titik tersebut berada di Desa Kedung Galih di X: 408956.432
8 tengah perkebunan warga, kurang lebih 70 meter Y: 9133147.112
utara titik 7. Z: 50.011
Titik tersebut berada di Desa Kedung Galih di X: 408910.957
9 tengah perkebunan warga, kurang lebih 60 meter Y: 9133198.515
barat laut titik 7. Z: 50.577
Titik tersebut berada di Desa Kedung Galih di X: 408895.916
10 tengah perkebunan warga, kurang lebih 60 meter Y: 9133282.736
barat titik 7. Z: 50.512

PA
GE
3
d. Data Lapangan dan Hasil Kerja

PA
GE
3

Anda mungkin juga menyukai