Anda di halaman 1dari 2

Pendampingan Pemanfaatan Limbah Kopi Berupa Kulit Kopi Sebagai

Zat Pewarna Alami di Desa Jubelan Kecamatan Sumowono Kab.


Semarang
Kulit kopi merupakan bagian dari kopi yang sudah tidak terpakai lagi
atau bisa disebut sebagai limbah kopi. Pembuangan kulit kopi sangat
disayangkan dikarenakan banyak manfaat yang dapat diambil dan
dijadikan produk olahan salah satunya di desa Jubelan, Kec.
Sumowono, Kab. Semarang terdapat perkebunan kopi dan pada saat
musim panen terdapat banyak kulit kopi yang tidak terpakai atau
terbuang dan menjadi limbah, ini menjadi salah satu alasan untuk
mendasari tim peneliti untuk melakukan pendampingan pemanfaat
limbah kopi yaitu kulit kopi menjadi zat pewarna alami yang dapat
dipakai untuk mewarnai kain secara alami dan tanpa efek pencemaran
ke lingkungan sekitar (ramah lingkungan).
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan zat pewarna alami ini
terbilang cukup sederhana dan mudah diperoleh dipasaran, yaitu kulit
kopi yang sudah dikeringkan sekitar 3 – 4 hari, detergen bubuk, tawas
yang sudah dlarutkan, kapur yang sudah dilarutkan, air dan tentunya
kain putih yang akan dijadikan objek pewarnaan. Tahapan pertama
kain dicuci dan direndam dalam detergen kemudian dikeringkan dan
diangin – anginkan. Tahapan kedua yaitu mordenting dengan
direndamnya kain dalam tawas yang sudah dilarutkan dalam air
selama 1 jam. Tahap ketiga adalah pembuat pewarna dengan cara
kulit kopi direbus dengan air selama 3 jam kemudian setelah
mendapatkan warna yang diinginkan pisahkan dan saring kulit kopi
tersebut dan proses pewarnaan kain yaitu celupkan kain kedalam
pewarna yang sudah dibuat selama kurang lebih 2 jam lalu keringkan
dan ulangi tahapan ini beberapa kali sampai mendapatkan warna yang
diinginkan. Tahapan terakhir adalah fiksasi yang berguna untuk
mengunci warna tersebut supaya awet dan tahan lama yaitu kain
dicelupkan dalam air kapur selama 5 menit kemudian dikeringkan
dengan cara diangin – anginkan setelah kering bilas dengan air bersih
dan keringkan kembali.
Tim yang terdiri dari R.TD Wisnu Broto, Fahmi Arifan, Edi Supriyo
dan Isti Pudjihastuti beserta TIM KKN 1 UNDIP desa Jubelan Kec.
Sumowono, Kab. Semarang menjelaskan bahwa dengan adanya
pendampingan pembuatan pewarna alami dari kulit kopi diharapkan
mampu mengurangi limbah dari kopi dan dijadikan pewarna alami
yang ramah lingkungan dan mempunyai nilai ekonomis bagi limbah
kopi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai