Anda di halaman 1dari 14

NAMA-NAMA OBAT EMERGENCY

DISUSUN OLEH:

SELVIDA BETARIA MASUKU

STIKES HUSADA MANDIRI POSO

S1 KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha kuasa berkat rahmat
dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan tugas Nama-nama Obat Emergency ini
tanpa halangan suatu apapun. Adapun maksud kami dalam pembuatan Nama-nama
Obat Emergency ini adalah sebagai salah satu tugas individu mata kuliah
Keperawatan Kritis.Nama-nama Obat Emergency ini tentu saja masih banyak
kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan dan kemampuan kami baik dalam
pengumpulan data maupun dalam menyusun kata yang masih janggal oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Kami
berharap agar Nama-nama Obat Emergency ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
yang membacanya sehingga kami tidak sia-sia dalam melaksanakan kerja keras ini
guna terselesainya.

Poso,17 oktober 2019


NAMA-NAMA OBAT EMERGENCY

A. AntiKoagulan
1) Heparin
2) Warfarin
B. AntiDisritmia
1) Quinidin Sulfat (Cin-Quin)
2) Prokainamid (Pronestyl,Procan)
3) Disopiramid (Norpace)
C. Bedah Saraf
1) Manitol
2) Metilprednisolon (Solu-Medrol)
D. Jantung
1) Adenosin (Adenocard)
2) Atropin Sulfat
3) Bretilium Tosilat (Bretylol)
4) Epinefrin
5) Isoproterenol (Isuprel)
6) Lidokain
7) Morfin Sulfat
8) Natrium Bikarbonat
9) Nitrogliserin (Nitrostat, Tridil)
10) Prokainamid (Pronestyl)
11) Verapamil ( (Isoptin, Calan)
E. Keracunan
1) Arang Aktif
2) Digosin Immune Fab (Digibind)
3) Magnesium Sulfat
4) Nalokson (Narcan)
5) Sirup Ipekak
F. Krisis hipertensi
1) Diazoksid (Hyperstat)
2) Natrium Nitroprusid (Nipride)
G. Syok
1) Dekstrose 5%
2) Difenhidramin (Benadryl)
3) Dobutamin (Dobutrex)
4) Dopamin (Itropin)
5) Epinefrin
6) Glukagon
7) Norepinefrin (Levarterenol, Levophed)
PEMBAHASAN

A. AntiKoagulan

1) Heparin (Lipo-Hepin, Panheprin) Heparin adalah substansi alami


yangerasal dari hati yang berfungsi untuk mencegah pembentukan
pembekuan darah. Mula-mula dipakai dalam transfusi darah untuk mecegah
pembentukan bekuan darah. Farmakokinetik: Heparin tidak diabsorpsi
dengan baik oleh mukosa gastrointestinal, dan banyak yang dihancurkan
oleh heparinase (suatu enzim hepar) Farmakodinamik: Heparin diberikan
untuk ganguan tromboembolik akut, mencegah pembentukan trombus dan
embolisme Dosis : D:SK: 5000 U per6-8 jam IV : U/bolus IV A:Infus IV: U
per 4 jam Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk tromboembolisme, tidak
diberikan IM karena dapat menimbulkan nyeri dan hematoma Efek Samping
: Trombositopenia

2) Warfarin (Coumadin, Panwarfin) Warfarin merupakan


antikoagulan yang menghambat sintesis vitamin K pada hati, sehingga
mempengaruhi faktor-faktor pembekuan II, VII, IX, dan X, Obta ini
terutama dipakai untuk mencegah keadaan troboembolik, seperti
tromboflebitis, emboli paru-paru, dan pembentukan emboli akibat firilasi
atrial. Farmakokinetik: Waktu paruh warfarin adalah ½ sampai 3 hari dan
sangat mudah berikatan dengan protein, obat ini memiliki efek
kumulatif.Farmakodinamik: Warfarin efektif untuk terapi antikoagulan
jangka panjang kadar PT (Prothrombin Time) harus berada 1,5-2x dari nilai
normal untuk berfungsi sebagai terapeutik. Dosis :D:PO: 2-10 mg/hari
IM:IV: Jarang diberikan Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk
tromboembolisme untuk pencegahan jangka panjang setelah heparin
diberikan Efek Samping :

B.AntiDisritmia

1) Quinidin Sulfat (Cin-Quin) Dosis: D: PO: mg A: PO: 30 mg/kg


atau mg/m 2 dalam dosis terbagi 5 Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk
disritmia atrium, ventrikel dan supraventrikel. Efek Samping : Mual,
muntah, diare, kekacauan mental, dan hipotensi

2) Prokainamid (Pronestyl,Procan) Dosis: D: O: mg, setiap 4-6 jam


SR*: 250 mg-1 g, setiap 6 jam atau 50 mg/kg dalam dosis terbagi 4 SR*:
Sustained-Releas Pemakaian Dan Pertimbangan : Hipotensi ringan,
peningkatan protein. Efek Samping : Depresi jantung ringan, diare

3) Disopiramid (Norpace) Dosis : D: PO: mg, setiap 6 jam A (4-12


thn): PO: mg/kg Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk disritmia ventrikel,
kadar terapeutik serum: 3-8 µg/ml Efek Samping: Letih, sakit kepala, pusing

C. Bedah saraf

1) Manitol Manitol adalah suatu diuretik osmotik dipakai pada


keadaan kegawatdaruratan dan bedah saraf untuk mengobati peningkatan
takanan intrakranial, yang bisa timbul setelah suatu trauma kepala, bedah
saraf, dan jenis0jenis patologi intrakranial lain. Dosis : IV : 12,5-50 g
Pemakaian Dan Pertimbangan : Meningkatkan tekanan intrakranial Efek
Samping :

2) Metilprednisolon (Solu-Medrol) Metilprednisolon adalah suatu


obat yang dapat memperbaiki fungsi sensorik dan motorik pada pasien yang
mengalami cedera traumatik medula spinalis dari 6 minggu sampai 6 bulan
setelah cidera. Dosis : IV : Dosis pembebanan: 30mg/kb dlm 100 ml
LNS/RL* ; kemudian 5,4 mg/jam x 23 jam LNS*:Larutan Normal Salin,
RL*:Ringer Laktat Pemakaian Dan Pertimbangan : Cedera medula spinalis
akut (dalam 8 jam setelah cedera) Efek Samping : Hipertensi sementara,
Peningkatan tekanan gula darah

D. Jantung

1) Adenosin (Adenocard) Adenosin adalah obat untuk mengobati


takikardi supraventrikular paroksimal (TSVP), irama yang cepat dan tidak
terkendalikan yang terjadinya tiba-tiba. adenosin memperlambat hantaran
impuls melalui atrioventricular (AV) node pada jantung, memutuskan
distritmia sehingga memulihkan irama jantungpada klien yang mengalami
TSVP. Dosis : IV : Mula-mula 6 mg, 12 mg dalam 1-2 menit; dapat diulangi
12 mg 1x Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi Supraventrikular
Paroksismal Efek Samping :

2) Atropin Sulfat Atropin Sulfat menjadi indikasi untuk pengobatan


asistole, blok jantung (mis, curah jantung rendah, hipotensi), dan bradikardi
(denyut jantung lambat) yang mengganggu hemodinamika jantung. Atropin
bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dengan menghambat kerja dari
saraf vagus (efek parasimtolitik). Atropin dipakai juga sebagai obat
kegawatdaruratan untuk melawan efek-efek toksik yang timbul akibat
keracunan pestisida organofosfat, yang mencakup bradikardi, dan sekresi
berlebihan. Dosis : IV : SET*: 0,5-1 mg; dapat diulang sampai 2 mg (maks)
SET* : Selang EndoTrakeal Pemakaian Dan Pertimbangan : Bradikardi
Simtimatik, Asistolik Efek Samping : disritmia jantung, takikardi, iskemia
miokardium, gelisah, cemas, midriasis, rasa haus, dan retensi urin.

3) Bretilium Tosilat (Bretylol) Bretilium (Bretylol) adalah suatu agen


antidisritmia yang dipakai untuk mengobati takikardi ventrikel dan fibrilasi
ventrikel. setelah pemberian bretilium perawat harus memantau apakah
fibrilasi ventrikel klien telah kembali ke keadaan normal, Dosis : IV : Mula-
mula 5 mg/kg, 10 mg/kg setiap menit-30 mg/kg Pemakaian Dan
Pertimbangan : Takikardi Ventrikel, Fibrilasi Ventrikel Efek Samping :
peningkatan tekanan darah dan kecepatan denyut jantung diikuti dengan
hipotensi ortostatik.

4) Epinefrin Epinefrin ini merupakan hormon yang sebenarnya sudah


disintesis sendiri oleh tubuh yaitu oleh kelenjar suprarenalis bagian medula,
akan tetapi pada keadaan tertentu membutuhkan epinefrin sintesis.
Kemasannya adalah ampul 1mg/cc. Adrenalin sangat berguna pada pasien
dengan syok anafilaktik yang ditandai bronkospasme atau eksaserbasi asma
yang hebat; dengan dosis 0,3-0,5mg = 0,3-0,5 ml adrenalin 1:1000; pada
anak-anak dosisnya 0,01mg/kgBB. Di evaluasi tiap 5 menit, pemberian
epinefrin dapat diulangi 3 kali. Kemudian jika sudah diulang 3 kali tapi tidak
ada respon/ asistole maka lihat pupil, jika sudah dilatasi maksimal maka
usaha dihentikan. Tapi jika miosis maka lanjutkan dengan VTP dan RJP,
jika sudah muncul tensi tapi masih rendah maka dapat dilanjutkan dengan
obat-obatan inotropik. Dosis : IV:SET: 0,5-1 mg; dapat diulangi setiap 5
menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Asistole, Fibrilasi Ventrikel Efek
Samping : Iskemia miokardium dan disritmia jantung

5) Isoproterenol (Isuprel) Isoproterenol (Isuprel) adalah suatu obat


adrenergik beta diberikan untuk meningkatkan denyut jantung pada klien
yang menunjukkan bradikardi simtomatik refrakter. Dosis : IV: Drip: 2-10
µg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Bradikardi simtomatik yang tidak
berespons terhadap atropin sulfat Efek Samping : iskemia miokardium,
takikardi, dan disritmia.

6) Lidokain Lidokain adalah obat utma yang dipakai untuk


mengobatidisritmia ventrikel (denyut jantung yang tidak teratur), seperti
kontraksi ventrikel prematur, takikardi ventrikel, dan fibrilasi ventrikel.
Lidokain mempunyai efek anastesi lokal pada jantung, sehingga
menurunkan iritabilitas miokardium. Dosis : IV:SET: 1 mg/kg, dapat
diulangi 0,5 mg/kg setiap 8 menit-3 mg/kg Drip: 1-4 mg/menit Pemakaian
Dan Pertimbangan : Kontraksi ventrikel prematur, takikardi ventrikel,
fibrilasi ventrikel Efek Samping:

7) Morfin Sulfat Suatu analgesik narkotik, biasanya dipakai untuk


mengobati sakit dada yang berkaitan dengan infark miokardium akut. Juga
merupakan indikasi untuk mengobati edema paru-paru akut. Morfin
menghilangkan sakit, memperlebar pembuluh vena, mengurangi beban
jantung. Dosis standar morfin sulfat 2-5 mg intravena diulang setiap 5-30
menit sampai sakit dada hilang. Perawat harus waspada akan depresi
pernafasan dan hipotensi yang merupakan reaksi yang merugikan yang
sering timbul; pemantauan yang ketat perlu dijalankan. Bisa diberikan
antagonis narkotik nalaxon (narcan) untuk melawan kerja morfin jika reaksi
merugikan yang timbul membahayakan klien. Dosisnya 0,1-0,2 mg setiap 2-
3menit seperti indikasi. Dosis : IV : 2-5 mg setiap 5-30 menit Pemakaian
Dan Pertimbangan : Nyeri dada, angina tidak stabil, edema paruparu Efek
Samping :
8) Natrium Bikarbonat Natrium Bikarbonat diberikan untuk
mengobati asidosis metabolik yang sering kali timbul bersama henti jantung.
Standar yang sekarang dipakai menganjurkan pemberian natrium bikarbonat
setelah klien diberikan ventilasi yang memadai, kompresi dada, dan terapi
obat telah gagal memperbaiki keadaan asidosis. Dosis : IV : Mula-Mula: 1
meq/kg, kemudian 0,5 meq/kg jika perlu Pemakaian Dan Pertimbangan :
Asidosis metabolik Efek Samping : Alkalosis metabolik

9) Nitrogliserin (Nitrostat, Tridil) Mendilatasi arteri koronaria dan


memperbaiki aliran darah ke miokardium yang mengalami iskemia. Karena
itu obat ini menjadi obat pilihan untuk mengobati angina pektoris (sakit
dada) dan infark miokardium (serangan jantung). Nitrogliserin tersedia
dalam bentuk sublingual, oral, topikal, dan intravena. Nitrogliserin
sublingual (nitrostat) (0,3-0,4 mg) merupakan indikasi bagi bagi klien yang
sedang mengalami serangan angina akut. Klien diajari cara meletakkan satu
tablet nitrogliserin sublingual dibawah lidah dan membiarkannya melarut
pelan-pelan. Jika nyeri dada tidak menghilang, tablet sublingual boleh
diulang dengan interval 5 menit saampai total 3 tablet. Jika nyeri menetap,
perlu dilakukan intervensi kegawatdaruratan yang lebih lanjut. Nitrogliserin
intravena (tridil) disimpan untuk klien yang datang dengan angina yang
tidak stabil atau infark miokardium akut. Infus biasanya dimulai dengan
kecepatan 10-20 ug/menit dan ditingkatkan dengan 5-10 ug/menit setiap 5-
10 menit berdasarkan pada respon nyeri dada dan tekanan darah. Dosis : SL:
0,3-0,4 mg (dititrasi) IV : Drip : µg/menit, dinaikkan 5-10 µg/menit setipa 5-
10 menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Nyeri dada, angina, angina tidak
stabil, infark miokardium Efek Samping :

10) Prokainamid (Pronestyl) Prokainamid (Pronestyl) adalah suatu


agen disritmia yang sering diberikan jika lidokain gagal mencapai respon
klinik yang diinginkan. pemberian prokainamid dapat menyebabkan
hipotensi berat. Dosis : IV : 100 mg setiap 5 menit pada 20 mg/menit-1 g
(maks) Drip: 1-4 mg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Kontraksi
ventrikel prematur, takikardi ventrikel, disritmia atrium Efek Samping : 11)
Verapamil ( (Isoptin, Calan) Verpamil (isoptin), suatu penghambat saluran
kalsium, diberikan untuk mengobati takikardi (denyut jantung yang cepat)
yang berasal dari atas ventrikel (takikardi supra ventrikular). Pada keadaan
ini biasanya denyut jantung melampaui 150 denyut per menit. Verapamil
memperlambat hantaran melalui jantung dan memiliki efek inotropik negatif
dan vasodilatasi pada keadaan gawat kegawatdaruratan, verapamil diberikan
sebagai bolus melalui intravena dengan dosis yang bervariasi tergantung
pada usia dan berat badan, tetapi tidak boleh melebihi 10 mg dalam satu
menit. Boleh diberikan dosis ulangan. Perawat harus memantau denyut
jantung dan iramanya serta tekanan darah dengan cermat. Gangguan
hantaran jantung dan hipotensi yang berat dapat timbul. Dosis : IV : Dosis
tergantung dari usia dan berat badan; tidak boleh melebihi 10 mg; ulangi
dosis jika perlu Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi Supraventrikular
Paroksismal Efek Samping : hipotensi, gangguan hantaran jantung

E. Keracunan

1) Arang Aktif Arang aktif diresepkan untuk keracunan karena dapat


mengabsorpsi toksin-toksin dalam saluran gastrointestinal dan mencegah
absorpsi racun kedalam tubuh. Pada kasus-kasus keracunan yang telah
diketahui atau dicurigai arang aktif dipersiapkan untuk pemberian oral atau
melalui serang lambung. Dosis : PO*: 30 g (dosis minimum) PO*: Per Oral
Pemakaian Dan Pertimbangan : keracunan Efek Samping : tinja berwarna
hitam

2) Digosin Immune Fab (Digibind) Digosin Immune Fab (Digibind)


adalah antidotum untuk overdosis digoksik. Obat ini bekerja dengan
mengikat digoksik dalam aliran darah sehingga mencegah dan memulihkan
efek toksiknya. Dosis dari Digosin Immune Fab (Digibind) tergantung dari
berat badan klien dan jumlah digoksin yang dimakan. Dosis : IV : Sangat
tergantung pada individual menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Takar
lajak digoksin Efek Samping: Disritmia jantung, alergik, dan hipokalemia

3) Magnesium Sulfat Pada keracunan, magnesium sulfat diberikan


secara oral atau melalui selang lambun sebagai suatu katartik, Suatu agen
yang mempercepat eliminasi tinja dan evakuasi usus. Magnesium sulfat
adalah kontra indikasi pada klien dengan obstruksi usus, sakit perut, mual,
atau muntah. Dosis : PO : 5-15 g Pemakaian Dan Pertimbangan : Katartik;
keracunan Efek Samping : Dehidrasi, Ketidakseimbangan elektrolit

4) Nalokson (Narcan) Nalokson (Narcan) digolongkan sebagai


antagonis opiat. Obat ini memulihkan efek semua obat-obat opiat (ex:
morfin, meperidin, kodein, propoksifren, dan heroin).
Naloksondiindikasikan pada individu yang memakai obat-obat opiat dalam
overdosis, mereka yang mengalami depresi pernapasan dan kardiovaskuler
pada pemakaian opiat dalam dosis terapeutik dalam lingkup pelayanan
kesehatan, dam pada mereka yang dibawa kebagian kegawatdaruratan dalam
keadaan koma yang sebabnya tidak diketahui. Dosis : IV : 0,4-2 mg, setiap
2-3 menit (juga dapat diberikan melalui SET) Pemakaian Dan Pertimbangan
: Takar lajak opiat; depresi kardiovaskuler atau pernapasan karena opiat;
koma karena sebab yang tidak jelas Efek Samping : Depresi Pernapasan,
Hipotensi 5) Sirup Ipekak Sirup Ipekak merupakan suatu emetik (suatu agen
yang dipakai untuk menginduksi muntah dari racun-racun yang tertelan).
Obat ini berupa cairan yang dapat dibeli bebas dan dipaki secara oral. Dosis
: PO: 15 ml; dapat diulang dalam 20 menit x1 Pemakaian Dan Pertimbangan
: Agen emetik; keracunan Efek Samping : muntah yang berkepanjangan,
diare, dan depresi

F. Krisis hipertensi

1) Diazoksid (Hyperstat) Diazoksid (Hyperstat) adalah suatu agen


hipertensi intravena yang diberikan untuk krisis hipertensi. Walaupun
mekanisme kerjanya tidak jelas. Dosis : IV : 1-3 mg/kg (maks 15 mg) bolus
setiap 5-15 menit sampai tekanan darah memuaskan Pemakaian Dan
Pertimbangan : Krisis hipertensi Efek Samping : Sakit kepala, pusing,
hipotensi ortostatik, iskemia miokardium, disritmia, gangguan
gastrointestinal, dan hiperglikemia.

2) Natrium Nitroprusid (Nipride) Natrium nitroprusid (Nipride)


adalah suatu agen intravena yang dipakai untuk menurunkan tekanan darah
arteri pada kegawatdaruratan hipertensi. Mekanisme kerjanya adalah dengan
mendilatasi pembuluh darah arteri dan vena secara langsung. Dosis :
IV:Drip: 0,5-10 µg/kg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Krisis
hipertensi Efek Samping : Asidosis metabolik, Hipotensi berat, pusing, dan
muntah

G. Syok

1) Dekstrose 5% Dekstrose 5% adalah suatu larutan pekat karbohidrat


tinggi yang dipakai untuk mengobati hipoglikemia yang diinduksi oleh
insulin atau syok karena insulin. Apabila diketahui adanya syok insulin atau
bila diduga terjadi syok insulin dan kesadaran klien terganggu pemberian
larutan gula secara oral merupakan kontraindikasi. Dosis : IV : 50 ml
Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok insulin; Hipoglikemia berat Efek
Samping : Hiperglikemia

2) Difenhidramin (Benadryl) Hifenhidramin (Benadryl) adalah suatu


antihistamin yang sering diberikan bersamasama epinefrin pada syok
anafilaktit. Agen ini efektif untuk mengobati pembengkakan jaringan yang
diinduksi oleh histamin dan pruritusyang sering timbul akibat reaksi alergi
berat. Dosis : IV/IM : mg Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok anafilaktik;
reaksi alergi akut Efek Samping : Mengantuk, sedasi, kekacauan mental,
vertigo, emosi labil, hipotensi, takikardi, gangguan gastrointestinal, dan
mulut kering.

3) Dobutamin (Dobutrex) Dobutamin (Dobutrex) adalah suatu obat


simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik. Efek beta 1 termasuk
meningkatkan kekuatan kontraksi mokardium (efek inotropin positif) dan
meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif). Dobutamin
merupakan indikasi pada keadaan syok apabila ingin didapatkan perbaikan
curah jantung dan kemampuna curah jantung secara menyeluruh. Dosis :
IV:Drip: 2,5-20,0 µg/kg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Curah
jantung rendah Efek Samping : Iskemia Miokardium, Takikardi, Disritmia,
sakit kepala, mual, dan tremor

4) Dopamin (Itropin) Dopamin (Itropin) adalah suatu agen


simpathomimetik yang sering dipakai untuk mengobati hipotensi dalam
keadaan syok yang bukan disebabkan oleh hipovolemin. Dopamin juga
dapat dipakai untuk meningkatkan denyut jantung (efe beta 1 ) pada keadaan
bradikardi disaat atropin tidak menghasilkan kerja yang efektif. Dosis :
IV:Drip: 1-2 µg/kg/menit (mungkin diinstruksikan >10 µg/kg/menit jika
dosis yang lebih rendah tidak efektif)Pemakaian Dan Pertimbangan :
Keluaran urin rendah (dosis rendah); curah jantung rendah; hipotensi yang
bukan karena hipovolemia Efek Samping : Takikardi, Disritmia, Iskemia
miokardium, mual, dan muntah

5) Epinefrin Epinefrin adalah obat pilihan dalam mengobati syok


anafilaktik, respon alergi yang paling gawat yang ditimbulkan oleh adanya
reaksi antigen-antibodi. Epinefrin juga merupakan indikasi untuk serangan
asma akut berat. Dosis : SK/IM: 0,1-05 mg (1:1000 larutan IV : 0,1-0,25 mg
(1: larutan) Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok anafilaktik; serangan asma
akut yang hebat Efek Samping : Bronkidilatasi, meningkatkan kemampuan
jantung, vasokontriksi pembuluh darah, emosi labil, cemas, takut, gelisah

6) Glukagon Glukagon adalah suatu hormon yang diproduksi oleh


pankreas yang bekerja meningkatkan gula darah dengan merangsang
pemecahan glikogen (glikogenolisis), Glukagon merupakan indikasi dalam
pengobatan hiperglikemia berat yang diinduksi oleh insulin atau syok
insulin. Dosis : SK/IV/IM: 0,5-1 mg; dapat diulang x1 Pemakaian Dan
Pertimbangan : Syok insulin; hipoglikemia berat Efek Samping : Mual dan
muntah (jarang terjadi)

7) Norepinefrin (Levarterenol, Levophed) Norepinefrin (Levarterenol,


Levophed) adalah suatu ketokelamin dengan kerja vasokontriksi yang sangat
kuat (efek alfa-adrenergik). Obat ini dipakai pada keadaan syok, sering
dipakai sebagai obat terakhir pada saat obat-obat seperti dopamin dan
dobutamin gagal menghasilkan tekanan darah yang memadai. Norepinefrin
tidak boleh dipakai untuk mengobati hipotensi pada klien yang mengalami
hipovolemik; pada klien ini harus terlebih dahulu diberikan cairan, darah
atau keduanya untuk memulihkan volume cairan tubuh. Dosis : IV:Drip: 2-
12 µg/menit Pemakaian Dan Pertimbangan : Hipotensi yang tidak responsif
terhadap terapi lain Efek Samping : Iskemia miokardium, Disritmia, dan
gangguan perfusi organ
DAFTAR PUSTAKA

Kee, Joyce L.2006.Farmakologi pendekatan proses keperawatan EGC: Jakarta


American Heart Association (1992). Guidelines for emergency cardiac care. Jurnal
of the American Medical Association, 268, 16, October 28 American Journal of
Nursing (1992). OSHA stiffens blood borne rules, decrees free hepatitis B vaccine.
American Journal of Nursing 92 (1), 82-84

Anda mungkin juga menyukai