Anda di halaman 1dari 3

REVIEW ARTIKEL

METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG UNTUK MENENTUKAN


HARGA POKOK PENJUALAN PADA UD. NN KEDIRI

Masalah

UD. NN Kediri sebuah perusahaan dagang yang mempunyai aktifitas utama yaitu menjual beras.
Usaha ini melakukan penjualan tunai dan kredit sebagai usaha menarik pelanggan sebanyak
mungkin. Sebagai sebuah perusahaan dagang, UD. NN Kediri juga menghadapi masalah-
masalah yang berkaitan dengan harga perolehan. Harga perolehan meliputi semua pengeluaran
yang diperlukan untuk mendapat barang dan menempatkannya dalam kondisi yang siap untuk
dijual.

Tujuan

Untuk mengetahui apakah hasil perhitungan yang dilakukan sudah menggunakan metode
persediaan barang dagang untuk menentukan harga pokok penjualan.

Metodelogi
Oleh karena itu untuk memperoleh data peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan
data yaitu Instrumren atau wawancara dan dokumentasi.

Teori yang digunakan

1. Metode Penilaian FIFO (first in first out)


metode FIFO mengasumsikan bahwa barang yang lebih dahulu dibeli, akan dijual lebih dahulu”.
Dengan kata lain, metode ini mengasumsikan bahwa barang yang dikeluarkan. Karena itu
perusahaan yang tersisa barang yang dibeli paling terakhir.

2. Metode Penilaian AVERAGE


Metode AVERAGE didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia untuk dijual adalah
homogin. Harga persediaan (barang terjual) dengan demikian ditetapkan berdasarkan harga rata-
rata yang dibayarkan untuk barang tersebut, yang ditimbang menurut jumlah yang dibeli.

Hasil
Harga pokok penjualan tahun 2013 Harga pokok penjualan tahun 2014

Keterangan FIFO AVERAGE Keterangan FIFO AVERAGE


Persediaan 1.200.000 1.200.000
Persediaan 2.040.000 2.040.000
Awal
Awal
Pembelian 6.120.000 + 6.120.000 +
Pembelian 10.500.000 + 10.500.000 +
Barang Siap 7.320.000 7.320.000 Barang Siap 12.540.000 12.540.000
Untuk Dijual Untuk Dijual
Persediaan 2.040.000 − 2.026.500 − Persediaan 4.200.000 − 4.184.400 −
Akhir Akhir
Harga Pokok 5.280.000 5.293.500 Harga Pokok 8.340.000 8.355.600
Penjualan Penjualan

Harga pokok penjualan tahun 2015 Harga pokok penjualan tahun 2016

Keterangan FIFO AVERAGE


Persediaan 4.200.000 4.200.000 Keterangan FIFO AVERAGE
Awal Persediaan 2.880.000 2.880.000
Awal
Pembelian 22.000.000 22.000.000
Pembelian 57.850.000 + 57.850.000
+ +
+
Barang Siap 26.200.000 26.200.000
Barang Siap 60.730.000 60.730.000
Untuk Untuk Dijual
Dijual Persediaan 7.885.000 − 7.906.850 −
Persediaan 2.880.000 − 2.893.200 − Akhir
Akhir Harga Pokok 52.845.000 52.823.150
Harga 23.320.000 23.306.800 Penjualan
Pokok
Penjualan
Harga pokok penjualan tahun 2017

Keterangan FIFO AVERAGE


Persediaan 7.885.000 7.885.000
Awal
Pembelian 60.400.000 60.400.000
+ +
Barang Siap 68.285.000 68.285.000
Untuk
Dijual
Persediaan 9.960.000 − 10.185.000
Akhir −
Harga 58.325.000 58.100.000
Pokok
Penjualan

Kesimpulan
1. Pada tahun 2013, dan 2014, metode AVERAGE menghasilkan persediaan akhir lebih
rendah yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp 2.026.500, dan pada tahun 2014 sebesar Rp
4.184.400, dan metode AVERAGE menghasilkan harga pokok penjualan lebih rendah
pada tahun 2015, 2016 dan 2017, pada tahun 2015 sebesar Rp 23.306.800, tahun 2016
sebesar Rp 52.823.150, dan pada tahun 2017 sebesar Rp 58.100.000.

2. Pada tahun 2016 dan 2017, metode FIFO menghasilkan persediaan akhir lebih tinggi,
pada tahun 2013 sebesar RP 2.040.000, dan pada tahun 2014 sebesar 4.200.000. dan
metode FIFO menghasilkan harga pokok penjualan lebih tinggi pada tahun 2015, 2016,
dan 2017, pada tahun 2015 sebesar Rp 23.320.000, pada tahun 2016 sebesar Rp
52.845.000, dan pada tahun 2017 sebesar Rp 58.325.000.

Saran
Diharapkan perusahaan menggunakan metode persediaan barang dagangan agar dapat mengelola
keluar masuk barang dagangan.

Anda mungkin juga menyukai