Konsep naturalistik adalah konsep yang terlihat di alam atau dalam praktik keperawatan
seperti berat badan, termoregulasi, komplikasi hematologis, depresi, nyeri, dan spiritualitas. Ini
mungkin pada kontinum dari beton ke abstrak dan beberapa mungkin dapat diukur pada
kenyataannya (mis., Berat badan, suhu) dan lainnya (mis., Rasa sakit atau spiritualitas) diukur
hanya secara tidak langsung dan hanya pada prinsipnya.
1. Natural World
Naatural world atau naturalistik merupakan suatu pandangan yang menganut faham
bahwa di dunia ini terdapat berbagai realitas yang sifatnya lentur, dapat berubah-ubah.
Seorang perawat yang meyakini faham ini akan melihat bahwa pengetahuan klien akan
berbeda-beda dan akan bertambah apabila klien aktif menggalinya serta lingkungan
memfasilitasinya.
a.
2. Penelitian
Contoh:
b. Sosiologi
1) Cultural Diversity and Cultural Bias
Ketertarikan pada keanekaragaman budaya dan bias budaya bukanlah fenomena
yang aneh pada ilmu sosial atau sosiologi. Budaya, sebagai pola pikir manusia
dan perilaku manusia adalah komponen integral dan sangat berpengaruh dari
interaksi antara manusia dan lingkungan sosial mereka.
Ada sedikit konsensus di antara para sosiolog di bidang studi khusus tentang
apa arti konsep budaya. Dari perspektif sosiologis budaya dapat dipahami
secara luas sebagai dimensi simbolik / ekspresif dari kehidupan sosial.
Meskipun ada perbedaan pendapat tentang definisi, sosiolog setuju pada
prinsip-prinsip penting budaya. Prinsip-prinsip ini adalah bahwa (1) budaya
terdiri dari komponen berwujud (materi) dan tidak berwujud (nonmaterial); (2)
seseorang mewarisi dan mempelajari suatu budaya; (3) kekuatan biologis,
lingkungan, dan historis membentuk dan mengubah budaya; dan (4) budaya
adalah alat yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi masyarakat lain dan
untuk beradaptasi dengan masalah kehidupan. Kata bias merujuk pada
kecenderungan untuk atau terhadap beberapa fenomena yang menghambat
penilaian yang objektif dan tidak memihak yang secara ekstrem dapat
membentuk prasangka. Bias budaya, menafsirkan dan menilai fenomena dalam
kaitannya dengan budaya sendiri adalah bahaya yang selalu ada dan menjadi
pusat dalam masyarakat.
2) Aplikasi
Penelitian keperawatan telah menunjukkan bahwa kepercayaan budaya,
termasuk yang terkait dengan usia, kelas, jenis kelamin, dan ras / etnis,
menimbulkan bias yang mungkin menjadi faktor yang berkontribusi dalam
kesenjangan kesehatan. Ini termasuk kesenjangan dalam akses, praktik
diagnostik yang dipertanyakan, dan penyediaan intervensi optimal yang
terbatas. Studi-studi lain telah menunjukkan bahwa variasi-variasi etnokultural
dalam gejala-gejalanya dapat mengatur tahapan untuk bias diagnostik yang
dapat mengakibatkan intervensi yang tidak tepat dan ekspresi mereka.
Menghargai kekayaan latar belakang budaya, agama, dan etnis di antara pasien
atau klien lanjut usia dan memberikan interpretasi bagi mereka yang memiliki
bahasa terbatas dapat membantu mempromosikan perawatan kesehatan yang
baik. Ketika kita memahami bagaimana perbedaan budaya dalam memandang
perawatan kesehatan, kita lebih mampu menyesuaikan pertanyaan dan rencana
perawatan dengan kebutuhan pasien. Meskipun kita tidak bisa menjadi ahli
dalam norma dan tradisi setiap budaya, menjadi peka terhadap perbedaan umum
dapat memperkuat hubungan kita dengan pasien kita. Penggunaan obat-obatan
alternatif, perawatan herbal, dan obat tradisional adalah umum di banyak
budaya terutama pada lanjut usia.
4. Praktik Keperawatan
a. Teori Cognitive-Field (Gestalt)
Terobosan dengan behaviorisme terjadi ketika konsep pembelajaran "wawasan"
diperkenalkan ke dalam teori gestalt. Pandangan gestalt pembelajaran berfokus
pada pengorganisasian bidang perseptual seseorang untuk mengatur dan memahami
banyak bagian. Pandangan ilmiah yang mendasari prinsip-prinsip dasar adalah teori
lapangan. Teori medan mengandaikan bahwa "bidang" adalah sistem yang dinamis
dan saling terkait di mana setiap bagian dapat mempengaruhi semua bagian lainnya,
dan bahwa keseluruhannya adalah lebih dari jumlah bagian (Olson & Hergenhahn,
2009). Teori Gestalt dan teori medan telah menjadi sangat erat terkait sehingga
mereka sering disebut sebagai teori bidang-kognitif.
b. Information-Processing Models
Teori pemrosesan informasi muncul pada tahun 1970-an. Mereka muncul dari
bidang kecerdasan buatan ketika para peneliti berusaha untuk menciptakan sistem
komputer untuk mensimulasikan keterampilan kognitif manusia (Byrnes, 2001;
Vandeveer & Norton, 2005). Mempelajari teori yang menggunakan model-model
ini berkaitan dengan proses memperoleh informasi, mengingatnya, dan
menggunakannya untuk pemecahan masalah. Teori-teori ini mengusulkan
serangkaian proses internal untuk menjelaskan bagaimana pembelajaran dan retensi
terjadi (Ormrod, 2004).
1) Belajar terkait dengan persepsi
2) Persepsi tentang realitas dan pengalaman adalah unik dan didasarkan pada
kehidupan pengalaman
3) Pikiran memengaruhi tindakan
4) Motivasi adalah kunci untuk belajar
5) Aktualisasi diri adalah kekuatan pendorong utama