Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SILVY ALDILA

NIM : 1921012003

RESUME PERKULIAHAN METODOLOGI FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI

Uji metode farmakologi dilakukan bertujuan untuk meneliti farmakodinamik dari


obat/calon obat. Sedangkan uji toksikologi bertujuan untuk meneliti toksisitas akut, kronis dan
juga untuk keadaan-keadaan khusus (contoh, mtagen, teratogen, karsinogen).

Hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dibiakkan dan dipelihara untuk tujuan
pembelajaran dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam bidang penelitian atau
pengamatan laboratorium. Hewan yang sering digunakan adalah mencit, tikus, kelinci,
hamster,guinea pig, burung, dan kera. Hewan percobaan yang digunakan tidak boleh langsung
digunakan begitu saja dalam penelitian. Hewan percobaan tersebut harus diaklimatisasi terlebih
dahulu.

Aklimatisasi upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi terhadap suatu lingkungan baru
yang akan dimasuki. Tujuan aklimatisasi untuk mengecek apakah hewan uji tersebut layak atau
tidak digunakan dalam penelitian. Aklimatisasi biasanya dilakukan antara 8-10 hari. Hal ini
disebabkan untuk melihat pertambahan berat badan pada hewan uji. Syarat aklimatisasi terpenuhi
adalah perbedaan berat badan hewan uji sebelum dan sesudah aklimatisasi adalah 10%.
Selanjutnya, hewan akan dikelompokkan sesuai dengan parameter uji dalam penelitian.

Setelah aklimatisasi dilakukan uji penelitian. Uji spesifik dari calon obat dapat dilakukan
secara in-vivo dan in-vitro. Pada uji in-vitro, organ akan dipisah dan diisolasi. Tujuannya untuk
mencari reaksi antara obat dan tempat kerja obat. Contoh – contoh organ tersebut adalah ileum,
jantung, uterus, trakea dan organ-organ lainnya. Selain itu juga ada pengujian in-situ dan in-ovo.
Pengujian in-situ dilakukan pada hewan yang sudah dipaparkan penyakit, tetapi organ tetap
berada dalam tubuh hewan, tidak dipisah/diisolasi. Pengujian in-ovo dilakukan pada fetus atau
sel telur. Pengujian in-ovo terkait dengan uji teratologi atau mutagen.

Prinsip dari setiap pengujian/penelitian adalah hewan uji akan dipaparkan dengan
penyakit. Hewan akan kita induksi dengan inducer agar terkena penyakit. Selain itu, juga ada
preventive test, yaitu calon obat akan diberikan terlebih dahulu sebelum hewan dipaparkan
penyakit. Tujuannya untuk melihat apakah calon obat berfungsi dengan baik sebagai proteksi
dari paparan penyakit tersebut.

Jenis – jenis inducer yag sering digunakan :

1. Memberi makanan dengan kandungan purin yang tinggi  inducer asam urat
2. Memberi makanan dengan kandungan kolesterol murni  inducer kolesterol
3. Asam sitrat (diberikan dengan nebulizer)  inducer batuk
4. Plat besi yang dipanaskan  inducer luka bakar
5. Pemberian NaCl 8-10% continues  inducer hipertensi
6. Pemberian CCl4  inducer kerusakan hati
7. Pemberian alkohol secara per oral  tukak

Selain pengujian obat/calon obat, penelitian juga dilakukan untuk melihat efek
fraksi/ekstrak. Uji ekstrak/fraksi dapat dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap saluran
cerna, saluran nafas, saluran kemih, peredaran darah dan lain-lain.

Uji fraksi dilakukan untuk efek :

 Akut
 Sub akut
 Sub kronis
 Kronis

Contoh – contoh fraksi :

 Polar  etil asetat


 Non-polar  hexan
 Semi polar  butanol

Dosis pemberian setiap fraksi yaitu 10% dari dosis ekstrak.

Penyesuaian dosis dilakukan pada hewan uji untuk nanti dikonversikan ke dosis manusia.
Konversi dosis ini harus berdasarkan literature resmi. Pengalaman turun temurun tanpa literature
untuk konversi dosis ini sangat tidak dianjurkan, karena akan mengganggu hasil penelitian yang
sebenarnya. Penyesuaian dosis bertujuan untuk melihat gangguan/disfungsi organ dan pengujian
penyakit penyerta (contoh diabetes).

Dosis obat juga harus diperhatikan. Dosis obat yang berbeda akan memberikan efek
farmakologi yang berbeda juga.

Contoh : aspirin 80 mg  antitrombositopenia

aspirin 500 mg  antiagregasi

aspirin 650 mg  antiinflamasi

Anda mungkin juga menyukai