Anda di halaman 1dari 23

STABILITAS OBAT

UJI DIPERCEPAT DAN


STRESS STUDY
SEDIAAN SISTEM
TERDISPERSI
Dosen : Prof .Dr. Apt. Henny Lucida

Kelompok III :
1. Khiky Dwinatrana (1921012012)
PRODI MAGISTER
2. Anugrah Putra Pharmaheri FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
(1921012013) ANDALAS
3. Saafrida (1921012015) 2020
UJI STABILITAS
Uji Stabilitas adalah Metoda pengujian yang bertujuan untuk
menjamin stabilitas suatu produk tetap, dalam batas yang ditentukan,
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaannya, mempunyai
sifat dan karakteristik yang sama pada saat pengemasannya sampai
penggunaan.

pengujian stabilitas mengevaluasi pengaruh faktor lingkungan terhadap


kualitas zat obat atau produk yang diformulasikan yang digunakan untuk
prediksi masa simpannya, menentukan kondisi penyimpanan yang tepat dan
menyarankan instruksi pemberian label.
2
Faktor-faktor yang diperhatikan
Sstabilitas API

Jens Martensson
interaksi API –eksipien

Formulasi dan bentuk


sediaan

Wadah dan Pengemesan

Cahaya, panas dan kondisi kelembaban yang


ditemui selama pengiriman, penyimpanan, dan
penanganan

3
UJI DIPERCEPAT
Defenisi : Suatu yang didisain untuk mempercepat penguraian kimia
atau fisika suatu bahan obat atau produk obat dengan menggunakan
kondisi penyimpanan yang berlebihan (exaggerated)

Jens Martensson
Tujuan : Untuk menentukan parameter kinetika dan memperkirakan
tanggal daluwarsa sementara (tentative expriration date )

Expired Date : Waktu yang tertera pada label kemasan suatu produk
obat yang menunjukkan waktu dimana obat masih bertahan dalam
batas spesifikasinya

4
Perubahan2 yang mempengaruhi Stabilitas
Produk
Tumbukan, solvolisis, Pertumbuhan

Mikrobiologi
Fisika

KImia
getaran, abrasi, oksidasi, mikroorganisme

Jens Martensson
dan fluktuasi reduksi, dalam produk
suhu seperti rasemisasi , yang tidak steril
pembekuan, hidrolisis. dan perubahan
pencairan atau dalam efikasi
pemotongan, dll. pengawet.

5
METODA STABILITAS SISTEM TERDISPERSI :

SERBUK ORAL
EMULSI : SUSPENSI : YANG
DIREKONSTITUSI
• Pemerian • Pemerian, warna, • pemerian, warna,

Jens Martensson
(pemisahan Fasa), bau, kadar API, bau, kadar air,
PARAMETE warna, bau, Kadar hasil penguraian, waktu rekonstitusi,
R UJI API, Hasil pH Viskositas, hasil rekonstitusi
MENURUT penguraian, pH, Kandungan ( sesuai parameter
ASEAN viskositas, Batasan Pengawet, batasan suspensi)
GUIDELINE mikroba, mikroba,
S (ANNEX Kandungan redipersibilitas,
V) : pengawet, ukuran rheology, ukuran
rata-rata dan rata-rata dan
distribusi globul dsitribusi ukuran
partake

6
Insert or Drag and Drop your Image

Jens Martensson
7
FEKUENSI UJI
Pengujian Stabilitas Waktu Sebenarnya (Uji Jangka Panjang)

Periode pengujian

Jens Martensson
tergantung pada stabilitas Selama pengujian, Keandalan
produk yang harus cukup data dikumpulkan interpretasi data
Frekuensi uji harus
lama untuk menunjukkan pada frekuensi yang dapat ditingkatkan
sedemikian rupa
dengan jelas bahwa tidak sesuai sehingga tren dengan memasukkan
sehingga dapat
ada degradasi terukur analisis dapat satu batch bahan
menggambarkan
yang terjadi dan harus membedakan referensi yang
profil stabilitas zat
memungkinkan seseorang ketidakstabilan dari karakteristik
aktif.
untuk membedakan ambiguitas sehari- kestabilannya telah
degradasi dari variasi hari. teruji (establish)
antar-pengujian

8
FEKUENSI UJI
Pengujian Stabilitas Dipercepat (Accelerated Study)

Informasi ini kemudian


Pengujian produk
diproyeksikan untuk

Jens Martensson
ditekankan pada Selain suhu, kondisi
memprediksi umur
beberapa suhu tinggi Uji ini biasanya stres diterapkan
simpan atau digunakan
(lebih hangat dari memberikan indikasi selama pengujian
untuk membandingkan
sekitar) dan jumlah awal masa simpan stabilitas dipercepat
stabilitas relatif dari
input panas yang produk dan dengan adalah kelembaban,
formulasi alternatif. •
diperlukan untuk demikian cahaya, agitasi,
(Dibandingkan antara
menyebabkan mempersingkat gravitasi, pH dan
perlakuan dibawah
kegagalan produk jadwal pengemasan
tekanan dengan tanpa
yang diuji pengembangan (Penyimpanan
tekanan, diperoleh persen
(memepercepat uji terbalik)
recovery sampel yang
degradasi)
tidak bertekanan.)

9
Tabel Frekuensi uji stabilitas menurut ASEAN Guideline

Kondisi Penyimpanan Jenis Sediaan Frekuensi Uji


Uji Real Time NCE , generic dan variasinya 0,3,6,9,12,18,24 bulan dan tiap
(maV dan MiV) tahun selama usia pakai
Uji dipercepat NCE , generic dan variasinya 0,3 dan 6 bulan

Jens Martensson
(maV dan MiV)

Uji Dipercepat alternative (uji NCE , generic dan variasinya 0,1 dan 3 bulan
Antara) (maV dan MiV)

10
Insert or Drag and Drop your Image

Jens Martensson
11
Persamaan Arrhenius
   ∆𝐸
ln 𝐾 =ln 𝐴 −
𝑅𝑇

Jens Martensson
K = laju degradasi, Persamaan ini menggambarkan hubungan
A = faktor frekuensi, (Khusus terkait dengan
tumbukan molekul, berkaitan dengan frekuensi antara suhu penyimpanan dan laju
molekul yang bertabrakan dalam orientasi degradasi.
yang benar dan dengan energi yang cukup
untuk memulai suatu reaksi. Ini adalah faktor Ketika energi aktivasi diketahui, laju
yang ditentukan secara eksperimental, karena degradasi pada suhu rendah dapat
nilainya bervariasi dengan reaksi yang diproyeksikan dari hasil pengamatan pada
berbeda)
ΔE = energi aktivasi (kJ / mol),
suhu uji dipercepat
R = konstanta gas universal (0,00831kJ / mol),
T = suhu absolut (K) 12
Estimasi nilai k
• Reaksi • Dari
• Konsentrasi • Grafik yang
dilakukan pada • Data diproses kemiringan
reaktan sesuai diambil • Urutan reaksi
beberapa suhu. untuk semua garis, nilai k
ditentukan (log untuk data diidentifikasi.
(40ºC, 50 ºC perlakuan dihitung untuk
(a-x). kinetik.
and 60ºC) semua suhu

Jens Martensson
13
Menentukan Umur Simpan (Shelf-Life)

• Dengan substitusi nilai k26 dalam persamaan, umur simpan dari produk dihitung;

   2,303 100
𝑡 90= log

Jens Martensson
𝑘 90
• Umur simpan didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk obat bertahan hingga 90%
dari konsentrasi aslinya

14
PENENTUAN SHELF LIFE BERDASARKAN
PENGUJIAN REAL TIME
1. Simpan tiga batch untuk studi stabilitas
setidaknya selama 1 tahun pada satu suhu tetap.
2. Uji kandungan zat aktif pada 0, 1, 3, 6, 9 dan 12
bulan. Pada setiap waktu pengujian, uji sejumlah

Jens Martensson
sampel, sehingga memiliki nilai mean dan
standar deviasi dari hasilnya.
3. plot grafik dari % konten obat pada sumbu Y dan
waktu pada sumbu X bersama dengan interval
kepercayaan. Di mana kurva kepercayaan <95%
memotong potensi minimum, menunjukkan i
mur simpan

15
Kondisi Penyimpanan
• Secara umum, produk obat harus dievaluasi dalam kondisi penyimpanan (dengan toleransi yang
sesuai) yang menguji stabilitas termal dan, jika dapat diberlakukan, sensitivitasnya terhadap
kelembaban atau potensi hilangnya pelarut. Kondisi penyimpanan dan lamanya studi yang
dipilih harus memadai untuk mencakup penyimpanan, pengiriman, dan penggunaan selanjutnya
(mis., Setelah rekonstitusi atau pengenceran seperti yang direkomendasikan dalam labeling).

Jens Martensson
Jenis wadah /Uji Kondisi penyimpanan

Sediaan dengan wadah primer bersifat permeable 30°C ±2°C /7 5%RH ±5% RH
terhadap uap air

Sediaan dengan wadah primer bersifat tiadak 30°C ±2°C


permeable terhadap uap air

Uji Dipercepat 40°C ±2°C /7 5%RH ±5% RH

Uji Stress (Stress study untuk metoda analisis, 40°C ±2°C /7 5%RH ±5% RH
deteksi hasil urai) 16
Stress Studi
Studi degradasi
paksa

Senyawa Obat Produk Obat

Solid Solution/suspension Solid Semisolid

Acid / Base Photolytic, Thermal,


Photolytic, Thermal, Photolytic, Thermal,
Hydrolysis Thermal Humidity,
Thermal Humidity Thermal Humidity
Oxidative oksidative

Larutan/suspensi

Diagram alir ilustratif yang menggambarkan


berbagai kondisi stres yang digunakan untuk
degradasi zat obat dan produk obat Photolytic, Thermal, 17
okidative
Kondisi Uji Stress
HCl atau H2SO4 (0,1 M - 1 M)
HIDROLISIS
• Hidrolisis adalah salah satu reaksi kimia
degradasi yang paling umum terjadi pada
rentang pH yang luas. Hidrolisis adalah proses suhu kamar dan jika tidak ada

Jens Martensson
degradasi, dilakukan pada suhu
kimia yang mencakup dekomposisi senyawa tinggi (50-70 ° C
kimia melalui reaksi dengan air.
• Untuk suspensi dan emulsi, sistemnya terdiri
dari dua fase (obat padat dan larutan atau obat
dalam larutan minyak dan cairan suspensi Lama perlakuan tidak lebih 7 hari
cair). Umumnya, tingkat hidrolisis obat dalam
larutan air akan menjadi lebih tinggi daripada
obat dalam fase padat atau minyak. Karena itu, Sampel yang terdegradasi
obat dalam larutan air bisa menjadi faktor kemudian dinetralkan
utama dalam menentukan laju hidrolisis. menggunakan asam, basa atau
buffer yang sesuai, untuk
menghindari penguraian lebih
lanjut.
OKSIDASI
• Degradasi oksidatif dari zat obat melibatkan
mekanisme transfer elektron untuk
membentuk anion dan kation reaktif.
Amina, sulfida dan fenol rentan terhadap
oksidasi transfer elektron untuk
menghasilkan N-oksida, hidroksilamin,

Jens Martensson
sulonat dan sulfoksida
• Pemilihan zat pengoksidasi, konsentrasi,
dan kondisinya tergantung pada zat obat.
Dilaporkan bahwa menggunakan larutan
hidrogen peroksida 0,1% -3% pada pH
netral dan suhu kamar selama tujuh hari
atau hingga maksimum 20% degradasi
dapat berpotensi menghasilkan produk
degradasi yang relevan

19
PHOTOLITIK

• Sampel zat obat dan produk obat padat / cair harus terpapar minimal 1,2 juta lux dan 200 watt
per cahaya meter persegi. Panjang gelombang cahaya yang paling umum diterima adalah
dalam kisaran 300-800 nm untuk menyebabkan degradasi fotolitik
• Kondisi stres cahaya dapat menyebabkan oksidasi foto oleh mekanisme radikal bebas.
Kelompok fungsional seperti karbonil, nitro aromatik, N-Oksida, alkena, aril klorida, ikatan C-

Jens Martensson
H dan O-H yang lemah, sulfida dan poliena cenderung memperkenalkan fotosensitifitas obat

KONDISI TERMAL
• Studi dapat dilakukan pada suhu yang lebih tinggi untuk periode yang lebih singkat
Pengaruh suhu pada degradasi termal suatu bahan dipelajari melalui persamaan Arrhenius:
•  Studi degradasi termal dilakukan pada suhu 40 ° C hingga 80 ° C.

20
Jens Martensson
21
PUSTAKA
1. ASEAN Guidelines on Stability Study of Drug Product,2013
(https://www.npra.gov.my/images/Guidelines_Central/ASEAN_Common_Technical_Requirements_ACT
R/ASEAN-Guideline-on-Stability-Study-of-Drug-Produc-2013-2820th-ACCSQ-PPWG29.pdf)
2. ICH. Harmonized tripartite guideline. Stability testing of new drug substances and Products Q1A (R2).

Jens Martensson
February 2003.
3. Waterman, K. C., & Adami, R. C. (2005). Accelerated aging: prediction of chemical stability of
pharmaceuticals. International Journal of Pharmaceutics, 293(1-2), 101-125.
4. Blessy, M. R. D. P., Patel, R. D., Prajapati, P. N., & Agrawal, Y. K. (2014). Development of forced
degradation and stability indicating studies of drugs—A review. Journal of pharmaceutical analysis, 4(3),
159-165.
5. Bakshi, M., & Singh, S. (2002). Development of validated stability-indicating assay methods—critical
review. Journal of pharmaceutical and biomedical analysis, 28(6), 1011-1040.
6. Bhuyian, M. H. U., Rasyid, D. H., Mohsin, M., & Tahera, K. T. (2015). An overview: stability study of
pharmaceutical product and shelf life prediction. European of Biomedical Sciences, 2(6), 30-40.
7. Klick, S., Muijselaar, P. G., Waterval, J., Eichinger, T., Korn, C., Gerding, T. K., ... & De Jong, G. J.
(2005). Stress testing of drug substances and drug products. Pharm Technol, 29(2), 48-66.
22
Thank
You
saafrida
jsaafridamagid@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai