DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………..……….… i
Internasional …………………………………………………………….. 7
Indonesia…………………………………………………………………… 16
Perjanjian ………………………………………………………… 17
atau Konsuler…………………………………………………………….. 45
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA
MELALUI HUBUNGAN INTERNASIONAL
1.1. Hubungan Internasional
1.1.1. Pengertian Hubungan Internasional
Hubungan internasional adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang baru serta
mempelajari sejarah dari plitik internasional.
1. Asas teritorial,yaitu asas yang didasarkan pada asas kebangsaan Negara atas
daerahnya.
2. Asas kebangsaan, yaitu asas yang didasarkan pada kekuasaasan Negara untuk
warga negaranya.
3. Asas kepentingan umum, yaitu asas yang didasarkan pada wewenang Negara
untuk melindungi dan mengatur kepentingan kepentingan dalam kehidupan
bermasyarakat.
1.2. Makna Hubungan Internasional
Menurut kalian apa yang akan terjadi jika seandainya negara kita tidak menjalin
hubungan dengan negara lain? Tentu semuanya pasti sepakat, kita akan dikucilkan
dari pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Hal ini tentunya akan merugikan seluruh
kehidupan bangsa. Bangsa Indonesia tidak bisa berinteraksi dengan sesamanya yang
berada di negara lain. Selain itu, kita akan buta terhadap hal-hal yang terjadi di negara
lain yang pada hakikatnya merupakan sumber pengetahuan bagi kita. Hubungan
internasional merupakan salah satu jawaban bagi persoalan yang dialami oleh suatu
negara. Ketika suatu negara mengalami kekurangan dalam suatu bidang, misalnya
kekurangan tenaga ahli untuk membangun negerinya maka melalui hubungan
internasional negara tersebut mampu mengatasi persoalan tersebut dengan meminta
bantuan dari negara lain. Oleh karena itu hubungan internasional mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan suatu negara yang beradab.
Berkaitan dengan hal tersebut apa sebenarnya hubungan internasional itu? Mencakup
apa saja hubungan tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kalian
kaji uraian pada bagian ini yang akan mengupas makna dari hubungan internasional.
1. Politik luar negeri adalah seperangkat cara/kebijakan yang dilakukan oleh suatu
negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain dengan tujuan untuk
tercapainya tujuan negara serta kepentingan nasional negara yang bersangkutan.
2. Hubungan luar negeri adalah keseluruhan hubungan yang dijalankan oleh suatu
negara dengan semua pihak yang tidak tunduk pada kedaulatannya.
3. Politik internasional adalah politik antarnegara yang mencakup
kepentingan dan tindakan beberapa atau semua negara serta proses interaksi
antarnegara maupun antarnegara dengan organisasi
1.3. Pentingnya Hubungan Internasional bagi Suatu Negara
Suatu Negara dapat melakukan hubungan internasional manakala kemerdekaan dan
kedaulatannya, baik secara de facto maupun de jure, telah diakui oleh Negara lain.
Fatkor-faktor dalam hubungan internasional, antar lain :
2. Faktor eksternal, yaitu kekuaatan hakum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa
suatu Negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa batuan dan kerja sama dengan
Negara lain. Kegantungan tersebut terutama upaya memecahkan masalah-masalah
ekonomi, politik, hukum, social,budaya,pertahanan, keamanan dan untuk
membangun komunukasi lintas bangsa guna mewujudkan kerja sama yang
produktif untuk memenuhi kebutuhan yang menyangkut kepentingan Negara
masing-masing.
Dalam membina hubungan internasional diperlukan adanya taktik dan prosedur
tertentu yang diperlukan agar kepentingan nasional suatu bangsa dapat
diperjuangna.taktik dan prosedur tersebut, antara lain:
1. Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dan mencapai
tujuan.
Suatu negara dapat menjalin hubungan dengan negara lain manakala kemerdekaan
dan kedaulatannya telah diakui secara de facto dan de jure oleh negara lain. Perlunya
kerja sama dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor
berikut.
2. Faktor ekternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa
suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan
negara lain. Ketergantungan tersebut terutama dalam upaya memecahkan masalah-
masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
Bagaimana hubungan internasional yang dibangun oleh bangsa Indonesia? Apa arti
penting hubungan internasional bagi bangsa Indonesia? Pola hubungan internasional
yang dibangun oleh bangsa Indonesia dapat dilihat dari kebijakan politik luar negeri
Indonesia. Bangsa Indonesia dalam membina hubungan dengan negara lain
menerapkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif dan diabdikan bagi
kepentingan nasional, terutama kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
2. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun
spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua
negara di dunia, dasar kerja sama adalah membentuk satu dunia baru yang bersih
dari imperialisme dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang sempurna .
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan yang
diharapkan dari pelaksanaan hubungan internasional, bangsa Indonesia harus
senantiasa meningkatkan kualitas kerja sama internasional yang dibangun dengan
negara lain. Untuk mencapai hal tersebut, bangsa Indonesia harus mampu
meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan
diplomasi yang pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif
Indonesia di dunia internasional. Selain itu, juga harus mampu memberikan
perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta
memanfaatkan setiap peluang bagi kepentingan nasional.
Berkaitan dengan hal tersebut, bentuk kerja sama dan perjanjian internasional yang
dilakukan oleh bangsa Indonesia merupakan perwujudan dari politik luar negeri
Indonesia. Selain itu, politik luar negeri juga memberikan corak atau warna tersendiri
bagi kerja sama dan perjanjian internasional yang dilakukan oleh suatu negara. Apa
sebenarnya politik luar negeri bangsa Indonesia?
Untuk mengetahui corak politik luar negeri Indonesia, coba kalian perhatikan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
alinea keempat, tentang tujuan negara, “…ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Pernyataan
tersebut mengindikasikan bahwa politik luar negeri kita memiliki corak tertentu.
Pemikiran para pendiri negara (founding fathrers) yang dituangkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut didasari oleh
kenyataan bahwa sebagai negara yang baru merdeka, kita dihadapkan pada
lingkungan pergaulan dunia yang dilematis.
Pada awal pendirian negara Republik Indonesia, kita dihadapkan pada satu situasi
dunia yang dikuasai oleh dua kekuatan negara adidaya sebagai akibat dari Perang
Dunia II. Dua kekuatan tersebut adalah Blok Barat di bawah kendali Amerika Serikat
dengan mengusung ideologi liberal. Kekuatan lainnya dikuasai oleh Blok Timur yang
dipimpin oleh Uni Soviet dengan mengusung ideologi komunis. Kenyataan ini sangat
berpengaruh kepada negara Indonesia yang baru saja merdeka dan tengah berupaya
keras mempertahankan kemerdekaanya dari rongrongan Belanda yang ingin
kembali menjajah Indonesia. Kondisi demikian mau tidak mau memaksa bangsa
Indonesia untuk menentukan sikap, walaupun usianya masih sangat muda. Sikap
bangsa Indonesia tersebut tertuang dalam rumusan politik luar negri Indonesia.
Pemerintah Indonesia yang pada wakttu itu dipimpin oleh Ir. Soekarno sebagai
Presiden dan Drs. Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden pada tanggal 2
September 1948 di hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
mengumumkan pendirian politik luar negri Indonesia yang antara lain berbunyi “…
tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa
dan negara kita hanya harus memilih antara pro-Rusia atau pro-Amerika? Apakah
tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita?”.
Pemerintah Indonesia pada waktu itu berpendapat bahwa pendirian yang harus
diambil tidak menjadikan negara kita terjebak dalam kepentingan dua blok tersebut.
Negara kita tidak mau menjadi objek dalam pertarungan politik antara dua blok
tersebut. Negara kita harus menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan
memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu merdeka seutuhnya tanpa ada rongrongan dari
negara lain. Dalam kesempatan itu Drs. Muhammad Hatta menyampaikan pidatonya
dengan judul yang sangat menarik, yaitu Mendayung antara Dua Karang. Pidato
tersebut kemudian dirumuskan lagi secara eksplisit sebagai prinsip bebas aktif, yang
kemudian menjadi corak politik luar negeri Indonesia sampai sekarang. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri Indonesia bersifat bebas aktif.
Sifat politik luar negeri inilah yang mewarnai pola kerja sama bangsa Indonesia
dengan negara lain. Dengan kata lain, Indonesia selalu menitikberatkan pada peran
atau kontribusi yang dapat diberikan oleh bangsa Indonesia bagi kemajuan peradaban
dan perdamaian dunia.
Hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa di bawah ini yang dengan jelas
menggambarkan bentuk kerja sama yang dikembangkan bangsa Indonesia.
1952. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) pada
tahun 1961, bahkan pada tahun 1992 dalam Konferensi Negara- Negara Non-Blok
yang berlangsung di Jakarta, Indonesia ditunjuk menjadi Ketua Melalui GNB ini
secara langsung Indonesia telah turut serta meredakan ketegangan perang dingin
antara Blok Barat dan Blok Timur.
1953. Terlibat langsung dalam misi perdamaian Dewan Keamanan PBB dengan
mengirimkan Pasukan *aruda ke negara-negara yang dilanda kRnflik seperti
Konggo, Vietnam, Kamboja, Bosnia, dan Bahkan pada tahun 2007, Indonesia
ditetapkan menjadi anggota tidak tetap Dewan Kemanan PBB.
1954. Indonesia menjadi salah satu pendiri ASEAN (Assosiaciation of South-
East Asian Nation) yaitu organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara,
bahkan Sekretariat Jenderal ASEAN berada di Jakarta.
1955. Ikut serta dalam setiap pesta olah raga internasional mulai dari SEA Games,
Asian Games, Olimpiade, dan sebagainya.
1956. Indonesia aktif juga dalam beberapa organisasi internasional lainnya, misalnya
Organisasi Konferensi Islam (OKI), Organisasi Negara-Negara Pengekspor
Minyak (OPEC), dan Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC)
2. Alat perlengkapan Negara di luar negeri, terdiri dari berbagai utusan yang
mempunyai tugas melakukan hubungan internasional antara satu Negara dengan
Negara lain.
Utusan-utusan alat perlengkapan Negara di luar Negara adalah sebagai berikut:
Perutusan diplomatik adalah petugas Negara yang berada dinegara lain untuk menjalin
hubungan resmi antarnegara. Petugas diplomatik merupakan salah satu sarana utama
dalam menjalin hubungan internasional.
2).Konsul
Konsul merupakan salah satu sarana hubungan internasional yang tidak mempunyai
hak melaksanakan tugas diplomatik di mana ia ditempatkan. Akan tetapi, konsul dapat
menjalankan tugas jika negaranya tidak mempunyai utusan diplomatik. Sebelum
melaksanakan tugasanya, konsul harus mempunyai persetujuan dari Negara yang
ditempatinya terlebih dahulu.
Adapun tugas konsul adalah melindungi kepentingan komersial Negara yang
menugaskan dan melayani kepentingan untuk warga Negara dari Negara yang
menugaskannya di Negara tersebut.
1. Putusan khusus di Negara yang ditempatkan akan diberi hak istimewa yaitu,
kekebalan untuk berpergian, bergerak sejauh yang diperlukan untuk menjalankan
tugas, dan kekebalan yuridis.
2. Perwakilan lain.
BAB II
PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA MELALUI
ORGANISASI INTERNASIONAL
Sebagai salah satu negara yang mencintai perdamaian, Indonesia turut mendukung
terciptanya perdamaian dengan bergabung dalam organisasi internasional. Hal
tersebut sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa salah
satu tujuan dari Indonesia adalah okut serta dalam menjaga perdamaian dunia hal
tersebut sebagaimana tertuang dalam alinea keempat. Berikut dipaparkan mengenai
andil Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia dalam masyarakat
Internasional.
2.1. Makna Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan
hubungan internasional. Biasanya negara-negara yang menjalin hubungan atau kerja
sama internasional selalu menyatakan ikatan hubungan tersebut dalam suatu
perjanjian internasional. Didalam perjanjian internasional, diatur hal-hal yang
menyangkut hak dan kewajiban antarnegara yang mengadakan perjanjian dalam
rangka hubungan internasional.
Dari beberapa batasan perjanjian internasional di ats maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pihak-pihak yang dapat masuk di dalam perjanjian internasional, yaitu:
1. Perjanjian anatarnegara.
1. Pacta Sunt Servada, yaitu asas yang menyatakan bahwa setiap perjanjian yang
telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya.
2. Egality Rights, yaitu asas yang menyatakan bahwa pihak yang saling mengadakan
hubungan atau perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang sama.
3. Reciprositas, yaitu asas yang menyatakan bahwa tindakan suatu negara terhadap
negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun
positif.
4. Bonafides, yaitu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang dilakukan harus
didasari oleh itikad baik dari kedua belah pihak agar dalam perjanjian tersebut
tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
5. Courtesy, yaitu asas yang saling menghormati dan saling menjaga kehormatan
negara.
6. Rebus sig Stantibus, yaitu asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang
mendasar dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu.
Perjanjian internasional mempunyai istilah yang beragam. Pemberian istilah
perjanjian internasional didasarkan pada tingkat pentingnya suatu perjanjian
internasional serta keharusan untuk mendapatkan ratifikasi dari setiap kepala negara
yang mengadakan suatu perjanjian. Dalam perjanjian internasioanal,terdapat beberapa
istilah yang sering digunakan, antar lain:
Apa saja bentuk perjanjian internasional yang sudah negara kita lakukan? Negara kita
tentu saja banyak mengadakan perjanjian internasional. Secara formal perjanjian
internasional yang dilakukan oleh negara kita tidak mengenal penggolongan. Namun
demikian, suatu perjanjian internasional dapat dikelompokkan dalam bermacam-
macam penggolongan yang didasarkan atas hal-hal tertentu. Adapun klasifikasi dari
perjanjian internasional adalah sebagai berikut.
Perjanjian antarnegara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek
hukum internasional.
1. Segi politis, seperti Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian. Contoh; NATO,
ANZUS, dan SEATO.
Indonesia telah banyak sekali melakukan perjanjian internasional dengan pihak asing
baik berupa perjanjian bilateral maupun multilateral. Berdasarkan catatan
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, sejak awal kemerdekaan sampai
dengan tahun 2014 Pemerintah Negara Republik Indonesia sudah melakukan 4.485
perjanjian internasional dalam berbagai bentuk, mulai traktat, agreement, sampai
dengan nota kesepahaman. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya peran
indonesia dalam pergaulan internasional. Selain itu, semakin menegaskan keberadaan
negara lain atau organisasi internasional dalam membantu perwujudan cita-cita dan
tujuan negara kita melalui proses pembangunan yang sedang dilakukan.
2.3. Peran Indonesia dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBB banyak memberikan bantuan dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya
melalui IMF, IBRD, UNESCO, WHO dan sebagainya.
Ketika konfrontasi Indonesia dan Malaysia berlangsung, Malaysia dicalonkan sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Indonesia jelas menolak pencalonan
tersebut. Selanjutnya, Malaysia terpilih sebagai anggota tidak tetep Dewan Keamanan
PBB. Akhirnya, sebagai protes sejak Pada tanggal 7 Januari 1965 presiden Soekarno
menyatakan Indonesia keluar dari PBB. Peristiwa keluarnya Indonesia dari PBB
merupakan puncak keterkucilan Indonesia dari pergaulan Internasional.
Sejak keluar dari keanggotaan PBB, Indonesia praktis terkucil dari pergaulan
Internasional. Menyadari adanya kerugian itu, maka Indonesia memutuskan
bergabung kembali menjadi keanggotaan PBB. Pada tanggal 28 September 1966
kembali masuk menjadi anggota PBB juga sebagai anggota yang ke-60. Tindakan
Indonesia mendapat dukungan dari Aljazair, Filipina, Jepang, Mesir, Pakistan dan
Thailand.
Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau kemerdekaan
fundamental tanpa membedakan warna, kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama yang
harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
Tujuan PBB tercantum dalam pasal 1 Piagam PBB tersebut dapat di singkat “to
maintain international peace and security”. Tujuan PBB juga bukan hanya untuk
menyelesaikan perselisihan namun juga sebagai promoting the common interest of
members in peace, security, and well being. Guna mencapai tujuan yang tercantum
dalam pasal 1, PBB menganut tujuh asas seperti tertung dalam pasal 2 piagam
perdamaian berikut:
PBB akan menjaga agar negara-negara bukan anggota bertindak sesuai dengan
asas-asas yang ditetapkan oleh PBB.
PBB tidak akan mengadakan campur tangan dalam masalah-masalah dalam negeri
dari setiap anggota atau mengharuskan penyelesain masalah itu menurut ketentuan
piagam.
2.3.3. Struktur Organisasi PBB
Berikut dipaparka mengenai tugas dan wewenang struktur organisasi PBB.
Organisasi utama
1. Majelis umum (General Assembly)
1. Dewan keamanan
1. Dewan perwakilan
Tugas pokok dewan perwakilan adalah mengadakan pengawasan dan melalui negara
yang ditunggu secara aktif memajukan pemerintahan daerah sesuai dengan tujuan.
1. Mahkamah internasional
1. Sekertariat
Memimpin aktivitas ketatausahaan PBB.
Menyusun laporan tahunan PBB yang dibahas dalam sidang Majelis Umum.
1. United Nations Funds for Population Activities (UNFPA), dana PBB untuk
kegiatan kependudukan.
2. Food and Agriculture Organization (FAO), orgnisasi yang menangani masalah
pangan, pertanian, perikanan, peternakan dan pekerjaan.
3. World Health Organization (WHO), menangani masalah kemiskinan, kelaparan
dan kesehatan.
4. United Nations Environment Programmed (UNEP), menangani dampak negatif
perkembangan industri dan eksploitasi sumber daya alam.
5. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO),
menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
6. International Monetary Fund (IMF), menangani dana keuangan internasioanl yang
menyediakan kredit bagi negara-negara miskin.
7. International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) atau Word Bank,
menyediakan kredit bagi negara-negara miskin.
8. Asia Development Bank (ADB), bank pembangunan Asia.
9. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), konferensi
PBB tentang perdagangan dan pembangunan.
10. General Agreement on Tariff Trade (GATT), persetujuan umum mengenai tarif
dan perdagangan. GATT berubah nama menjadi World Trade
Organization (WTO), organisasi perdagangan dunia.
11. European Economic Community (EEC), masyarakat ekonomi Eropa.
12. Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), kerja sama ekonomi Asia Pasifik.
13. European Free Trade Association (EPTA), kerja sama perdagangan bebas Eropa.
14. ASEAN Free Trade Areas (AFTA), kawasan perdagangan bebas ASEAN.
15. Noth American Free Trade Association (NAFTA), kerja sama perdagangan bebas
Amerika Utara (AS, Kanada dan Mexico).
16. Latin American Free Trade Association (LAFTA), kerja sama perdagangan bebas
Amerika Latin.
2.3.4. Peran Indonesia dalam PBB
Hubungan antara Indonesia mengalami pasang surut dari masa ke masa. Bahkan pada
masa Orde Lama, Presiden Soekarno memutuskan untuk keluar dari keanggotaan
PBB. Akan tetapi, Pemerintah Indonesia melalui Presidan Soekarno memutuskan
untuk kembali menjadi salah satu anggota PBB. Berikut peran Indonesia sebagai salah
satu anggota aktif PBB.
1. Pengiriman Pasukan Garuda, untuk pertama kali ke Timur Tengah, yaitu Pasukan
Garuda I pada bulan Januari 1957 dalam rangka membantu menyelesaikan konflik
di wilayah tersebut.
3. Pengiriman pasukan Garuda IV, V, VI, VII dan VIII ke negara Vietnam pada
bulan Januari 1973.
6. Prestasi gemilang menteri Luar Negeri Adam Malik yang berhasil menjabat
sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa tahun 1974.
2.4. Peran Indonesia dalam ASEAN
Seperti halnya negara lainnya, ASEAN juga mempunyai lambang. Adapun lambang
ASEAN yang dilukiskan atau digambarkan sebagai berikut.
Lingkaran, mengandung arti kesatuan. Dalam logo ASEAN terdapat dua buag
lingkaran, yaitu limgkaran luar dan dalam. Lingkaran luar berwarna biru
melambangkan perdamaian dan stabilitas. Lingkaran dalam berwarna putih
melambangkan kesucian dan ketulusan.
Setia pada perdamaian dan stabilitas kawasan ASEAN dan dunia umumnya.
2.4.5. Anggota ASEAN
Anggota ASEAN yang dulunya hanya lima negara di Asia Tenggara, sekarang telah
menjadi 11 negara, yaitu sebagai berikut.
Kata Non Blok dipaparkan pertama kali oleh Pandit Jawaharial Nehru ( Perdana
Mentri India ) dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri langka, dalam pidato
tersebut Nehru menjabarkan 5 pilar yang dapat di terapkan sebagai pedoman untuk
membentuk relasi sino-india yang di sebut dengan Panchesheel ( lima pengendali ),
prinsip ini kemudian di pakai sebagai basis dari geraka non blok. Lima prinsip
tersebut ialah sebagai berikut.
5. Menjaga perdamaian
Gerakan Non Blok sendiri berawal dari sebuah konverensi tingkat tinggi Asia Afrika /
konferensi asia afrika yaitu sebuah konferensi yang di adakan di bandung. Pada tahun
1955, di sana Negara-negara yang tidak berpihak pada blok manapun
mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideology
blok barat dan blok timur. Pendiri / tokoh Gerakan Non Blok ini ada 5 pemimpin
dunia, yaitu sebagai berikut :
Sejak pertemuan bladgre tahun 1961, serangkaian tingkat tinggi gerakan non blok
telah di selenggarakan yaitu di kairo, mesir ( 1964 ) diikuti oleh 46 negara dengan
anggota yang hadir kebanyakan dari Negara-negara afrika yang baru meraih
kemerdekaan, kemudian di Lusaka Zambia (1970) , Algiers, Aljazair, (1973),
kolombo srilanka ( 1976 ), havania, cuba ( 1979 ), new delhi, india ( 1983) Harare
Zimbabwe (1986), Jakarta Indonesia ( 1992), Cartagena theindias kolombia (1995),
Durban afrika selatan (1998), kuala lumpur malesia ( 2003) Havena Kuba ( 2006 ),
sharem elshikh mesir ( 2009 ) , Teheran, iran ( 2012 ) dan terakhir karakas, Vanazuela
pada tahun 2015.
Gerakan ini sempat kehilangan kreadibilitasnya pada tahun 1960-an ketika anggota-
anggotanya mulai terpecah dan bergabung pada salah satu blok, terutama blok timur,
dengan demikian muncul pertanyaan bagaimana sebuah Negara yang bersekutu
dengan uni soviet seperti bisa mengklime dirinya sebagai Negara non blok, Negara
adapun kasus dimana india yang bersekutu dengan uni sioviet melawan tiongkok
selama beberapa tahun, lebih buruk lagi, beberapa anggota non blok terlibat dengan
anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara iran dengan irak dan Pakistan dengan
india.
Gerakan ini kemudian terpecah pada tahun 1959 ketika terjadi invasi uni soviet
terhadap Afghanistan, saat itu seluruh uni soviet mendukung invasi sementara anggota
GNB, trutama Negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan hal yang
sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.
Adapun tujuan dari Gerakan Non Blok dapat di jabarkan dalam poin utama, yaitu
sebagai berikut :
2. Membendung pengaruh dampak negatif baik dari blok barat maupun blok timur ke
Negara-negara anggota Gerakan Non Blok.
Selain peran yang serta di jelaskan tersebut, berbagai peran serta Indonesia di dalam
gerakan non blok dapat di jelaskan beberapa poin berikut ini.
1. Sebagai salah satu Negara premarkarsa, hal tersebut karena Gerakan Non Blok
sendiri bermula dari sebuah konferensi asia afrika yang di gelar di bandung, pada
tahun 1955.
2. Sebagai salah satu Negara pengundang dalam konferensi Tingkat Tinggi GNB
yang pertama, hal ini karena Indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan
berperan besar mengundang / mengajak Negara lain untuk bergabung ke dalam
GNB.
3. Peran menjadi ketua GNB pada tahun 1992-1995 pada saat itu (1-6 september
1992) Indonesia menjadi tuan rumah KTT X GNB berjumlah 106 negara.
Dalam pelaksanaan KAA Indonesia berperan penting, karena selain menjadi tempat
berlangsungnya Konferensi tersebut Indonesia juga salah satu negara yang ingin
bangsanya hidup setara, maju di berbagai bidang dan tidak ingin tertindas oleh Negara
barat, yang paling penting adalah mengutamakan kerjasama.
KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan
mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika.
Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah
mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat
diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua keuntungan. Pertama pemerintah
Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai masalah RRC
dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan
diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua,
RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat. Berikut ini
makna dan arti penting terselenggaranya KAA.
BAB III
KEDUDUKAN PERWAKILAN DIPLOMATIK INDONESIA
3.1. Pengertian Perwakilan Diplomatik
Kalian pernah mendengar istilah duta besar atau konsul jenderal? Atau pernah melihat
kantor kedutaan besar negara asing di negara kita? Mengapa mereka berada di negara
kita? Pertanyaan tersebut akan dikupas jawabannya dalam materi pembelajaran pada
bagian ini.
Duta besar dan konsul jenderal merupakan dua unsur yang ada dalam perwakilan
suatu negara di negara lain. Hal tersebut merupakan instrumen atau sarana yang
melaksanakan hubungan internasional yang berkedudukan di negara lain. Perwakilan
suatu negara di negara lain dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perwakilan dalam arti
politik dan perwakilan dalam arti non-politik. Perwakilan dalam arti politik sering
disebut perwakilan diplomatik, sedangkan perwakilan non-politik sering disebut
dengan istilah konsuler. Nah, pada bagian ini kalian akan diajak untuk mengkaji
terlebih dahulu tentang perwakilan diplomatik.
1. Setelah ada persetujuan kedua belah pihak untuk saling menempatkan diplomat,
maka diplomat tersebut menerima surat kepercayaan (letter of credence) dari
departemen luar negeri masing-masing yang telah ditandatangani oleh kepala
negara. Surat kepercayaan tersebut menerangkan kebenaran identitas calon
diplomat tersebut.
3. Observasi, yaitu menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di negara
penerima yang mungkin dapat mempengaruhi kepentingan negaranya.
6. Apabila dianggap perlu dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian
paspor,dan sebagainya.
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang diplomat dapat berfungsi sebagai lambang
prestise nasional negaranya di luar negeri dan mewakili kepala negaranya di negara
penerima. Selain itu, dia dapat berfungsi sebagai perwakilan yuridis dari pemerintah
negaranya. Misalnya, dia dapat menandatangani perjanjian, meratifikasi dokumen,
mengumumkan pernyataan dan lain-lain. Dia juga dapat berfungsi sebagai perwakilan
politik. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, seorang diplomat dapat menjadi alat
penghubung timbal balik antara kepentingan negaranya dengan kepentingan negara
penerimanya.
6. Menciptakan persahabatan yang baik antara negara Republik Indonesia dan semua
negara guna menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik.
1. Kuasa Usaha
Kuasa usaha adalah pejabat dinas luar negeri dan pegawai negeri lainnya yang
ditunjuk oleh menteri luar negeri untuk bertindak sebagai kepala perwakilan
diplomatik. Hal ini dilakukan selama duta besar luar biasa dan berkuasa penuh tidak
berada di wilayah kerjanya, atau sama sekali berhalangan dalam menjalankan
tugasnya.
Kuasa Usaha tidak ditempatkan oleh kepala negara kepada kepala negara, tetapi kuasa
usaha ini ditempatkan oleh Menteri Luar Negeri RI kepada menteri luar negeri pihak
negara penerima.
Atase pertahanan
Atase pertahanan adalah perwira TNI/POLRI dari kementerian luar negeri. Perwira ini
ditempatkan di perwakilan luar negeri dengan status sebagai unsur korps diplomatik.
Mereka melaksanakan tugas-tugas perwakilan luar negeri di bidang pertahanan dan
keamanan.
Atase Teknis
Atase teknis adalah pegawai negeri RI dari kementerian luar negeri atau pegawai
negeri dari kementerian lain atau dari lembaga pemerintahan non-kementerian.
Mereka diperbantukan kepada kementerian luar negeri untuk melaksanakan tugas-
tugas teknis sesuai dengan tugas pokok kementerian yang mengirimkan atau sesuai
dengan tugas pokok lembaga pemerintah.
Atase teknis diangkat dan diberhentikan oleh menteri luar negeri atas usul menteri dan
pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian yang bersangkutan.
1. Harus ada kesepakatan antar kedua belah pihak (mutual conceat) yang akan
mengadakan pembukaan atau pertukaran diplomatik ataupun konsuler.
Kesepakatan tersebut berdasarkan pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan dalam
bentuk persetujuan bersama (joint agreement) dan komunikasi bersama (joint
declaration).
2. Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap negara dapat
melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan prinsip-
prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbal balik (resipprositas).
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2015. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2017. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan
Modul Pengayaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Edisi Revisi 2016.
Kelas XI Semester 2