Anda di halaman 1dari 13

1

OSCE IKM
Soal : Seorang laki-laki usia x mengeluh sakit pinggang
1. MEMBUKA WAWANCARA DAN SAMBUNG RASA
2. Selamat pagi bapak, perkenalkan saya dr Intan yang bertugas di klinik pada pagi hari ini
a. Bapak ada keluhan apa datang ke sini?
b. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keluhan bapak, saya akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait
keluhan, saya harap bapak bisa terbuka dan jawab dengan jujur ya pak, bapak tenang saja karena informasi yg
bapak berikan akan dijaga kerahasiaannya, apakah bapak bersedia?
3. Bapak apakah duduknya sudah nyaman? Atau ingin tiduran di bed jika nyeri sangat mengganggu?
4. ANAMNESIS ASPEK KLINIS à 7sacred & fundamental four
a. Maaf sebelumnya, bapak namanya siapa? Usia berapa? Pekerjaan apa? Alamatnya? Datang ke sini dengan siapa?
b. bapak tadi mengeluhkan …… ya pak?
c. Sebelah mana? Bisa ditunjuk?
d. Sejak kapan? Bisa diceritakan bagaimana awalnya?
e. Sakitnya seperti apa?
f. Apakah sampai mengganggu aktivitas? Sehari berapa kali?
g. Sudah minum obat? Apakah keluhan berkurang? Untuk beraktivitas makin sakit pak?
h. Ada keluhan lain tidak pak?
i. RPD à sebelumnya apakah pernah mengalami keluhan yang sama? Apakah bapak memiliki riwayat diabetes?
Hipertensi? Merokok? Penggunaan obat2 an? NAPZA? Sebelumnya apakah pernah opname? Pernah operasi? Ada
alergi thd makanan/obat?
j. RPK à di keluarga bapak ada yang memiliki keluhan seperti ini? Di keluarga ada yang punya sakit seperti
hipertensi? DM? asma? Alergi? Stroke?
k. RPSEà apakah bapak ada BPJS? Pasangan bekerja ato tidak? Apakah penghasilan bapak mencukupi untuk
kebutuhan sehari-hari? Pola makan teratur tidak pak? Apakah rutin olahraga?
5. ANAMNESIS ASPEK PERSONAL
a. Bapak datang ke klinik hari ini karena keluhan yang mana pak?
Kalau home visit à kami/saya datang kemari karena mendengar keluhan dan kondisi bapak…..
b. Menurut bapak, bapak sakit apa pak? Kira-kira bapak tau penyebabnya apa?
c. Menurut bapak ini merupakan penyakit menular/turunan?
d. Bagaimana perasaan bapak sekarang? Kalau keluarga menanggapi keluhan bapak ini bagaimana?
e. Apakah bapak ada kekhawatiran berlebihan karena keluhan ini?
f. Harapan bapak setelah dilakukan pengobatan apa?
g. Sejak sakit apakah bapak masih bisa keluar rumah? Ada yang berubah tidak pak sejak bapak mengalami keluhan
seperti ini? Aktivitasnya bagaimana? Apakah keluarga bisa menerima?
6. ANAMNESIS PSIKODINAMIKA KELUARGA
a. Bapak dirumah tinggal dengan siapa saja? Siapa saja namanya? Hubungan dengan bapak? Pekerjaan? Status
kesehatan
b. Apakah bapak Sudah menikah? Sudah punya anak? Umurnya berapa saja? Sudah punya cucu? Sudah pensiun?
c. Apakah semua anggota keluarga memiliki BPJS?
d. Apakah jarak rumah bapak dengan puskesmas jauh? Kalau sakit biasanya periksa kemana?
FUNGSI FISIOLOGIS GROWTH
ADAPTASI Bagaimana hubungan antar anggota keluarga? Apakah keluarga selalu men dukung keinginan bapak?
Komunikasi antar keluarga apakah lancar? Tentang AFFECTION
PARTNERSHIP sakit bapak ini apakah anggota keluarga tau? Kalau Apakah sudah saling perhatian satu sama lain? Kalau
ada masalah keluarga apakah diselesaikan ada yang sedih/marah apakah sudah saling peduli?

berdiskusi? Jika ada masalah apakah antar keluarga RESOLVE


saling mendukung dan saling berbagi? Apakah Menurut bapak apakah sudah cukup kebersamaan
mendapat solusi dari keluarga? yang dibangun dalam keluarga? Apakah sering kumpul
bersama?


FUNGSI PSIKOLOGIS ECONOMY
SOCIAL Kalau di lingkungan rumah apakah masih Maaf sebelumnya juga pak, kira-kira sebulan bapak dapatuang
rutin mengikuti kegiatan seperti ronda/kerja berapa dari bekerja?
bakti/kumpul-kumpul? Apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga selama
CULTURE Apakah bapak pernah minum obat ini?
herbal/jamu? EDUCATION
Apakah di lingkungan rumah bapak ada yang Pendidikan terakhir bapak apa? Pendidikan terakhir istri dan
jual ramuan jamu? Rutin konsumsi? anak?
RELIGION Mohon maaf sebelumnya, keyakinan bapak MEDICAL
apa? Apakah rutin ikut kegiataan Biasanya kalau sakit bapak selalu minum obat tidak?
keagamaan? Apakah langsung berobat ke puskesmas/klinik?
7. ANAMNESIS LINGKUNGAN
a. Rumah bapak ukurannya berapa? Dindingnya sudah tembok? Lantainya keramik/semen? Sudah ada plafonnya?
Di rumah dihuni berapa orang? Apakah dibersihkan tiap hari? Nyapu? Ngepel? Ada berapa jendela? Lampu?
Sumber air darimana?
b. Di kamar bapak ada jendela? Apakah sering dibuka? Jarak rumah bapak sm tetangga berapa meter?
c. Apakah di rumah bapak sudah menggunakan septic tank? Buang sampah di mana? Dibuang tiap hari?
d. Tinggal di lingkungan rumah yang seperti apa? Perkampungan? Padat penduduk? Pinggir jalan?
8. STRATEGI ANAMNESIS à intinya bahasa mudah, pertanyaan terbuka tertutup, logis, sesuai waktu
Apakah nyeri lagi pak punggungnya? Apakah bapak mau tiduran saja agar lebih nyaman?
9. TERAPI DAN EDUKASI
Jadi keluhan bapak ini…….(jelasin aja definisi, penyebab, dan tatalaksana)
Edukasi
Apakah ada yang ingin ditanyakan?
*tambahan
HIPERTENSI & STROKE PASIEN ANAK DIABETES
• Selama ini apakah rutin • Apakah dulu lahir secara normal? • Pola makan selama ini bagaimana?
kontrol? Apakah cukup bulan/prematur? • Apakah masih sering konsumsi yang manis2?
• Jika iya kontrol di mana? • Berat badan saat lahir berapa? • Apakah keluarga selalu mengingatkan tentang
• Tensi terakhir berapa? • Apakah selama hamil tensi selalu pantangan makan?
• Minum obat kapan saja? normal? • Apakah rutin kontrol?
• Apakah teratur minum obat? • Anaknya sekarang sudah bisa apa? • Gula darah terakhir berapa?
10. MENUTUP WAWANCARA
a. Jadi tanya-tanyanya sudah selesai ya pak, terimakasih sudah menjawab pertanyaan saya. Kalau boleh saran,
setiap ada keluhan sebaiknya bapak segera ke dokter dan kalau bisa jangan berganti-ganti dokter agar
perkembangan keluhan bapak dapat dipantau. Hindari yang menjadi penyebab dan faktor risiko. Obatnya harus
selalu diminum ya pak dan rutin kontrol, jangan lupa istirahat cukup dan semoga lekas sembuh bapak.
Terimakasih (Kasih masukan mengenai masalah keluarga dan ekonomi juga boleh)
11. PERILAKU PROFESIONAL
Ada yang terlewat tidak?
Ada yang ingin ditanyakan?
Sign posting: selanjutnya, kemudian, dll
Pertanyaan terbuka tertutu
APGAR
0-3 à kurang
4-7 à cukup

3

8-10 à baik


4
FOME à family medicine à dokter keluarga
Pertanyaan yang ditanyakan pas osce/home visit sebenernya gaakan ditanyain dalam 1 tatap muka kalo di
realitanya.
LINGKUNGAN à jangan lupa ditanyain, banyak yg lupa dulu

STATION OSCE
1. FOME
2. Sistem kesehatan
3. PSC à langkah2 dan cara masing2 langkah à harus dipraktekkan saat di lapangan dan ujian jg ditanyakan
a. Analisis situasi/ Identifikasi masalah à UKM (program), UKP(penyakit) à dua-duanya dicek
DATA yang harus dicari : data program, data penyakit, data masalah, sumber daya
i. Data masalah
1. Data pasien
2. Data dampak à berapa yg meninggal,berapa yang kena dampak
3. Data program à cakupan posyandu misalnya
ii. Harus tau sumber daya puskesmas, karakteristik penduduk à mempengaruhi intervensi yang akan
diberikan, pendekatannya akan berbeda à standardnya tiap2 kota beda berdasarkan Kemenkes
b. Prioritas pemecahan masalah
Misal lihat kondisi à ANC cakupan kurang tapi masalah lain ada penyakit lain, anti vaksin, penyakit tidak
menular à diidentifikasi dari fase sebelumnnya
i. Kualitatif à yg paling banyak dipake yg mana
1. Delphi
2. Delberg
ii. Kuantitatif
Puskesmas paling banyak pake --> Urgency Seriousness Growth (USG)
a. Urgency à kepentingan penting atau tidak ditentukan dari :
i. Dampak à prevalensi
b. Seriousness à dilihat dari
i. Case fatality rate à keparahan suatu kondisi
ii. Dampak program jika tidak dilakukan misal vaksin à kalo coverage tidak tercapai dampak ke
masyarakat apa
c. Growth
i. Rate pertumbuhan à meningkat cepat/lambat, menurun
Posbindu à sasaran usia produktif à skrining dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular
Posyandu lansia à sasaran lansia à skrining sama terapi
c. Penyebab masalah
- Misal penyakit tidak menular à harus tau penyebabnya à misal masyarakat tau tp gapunya uang/gaada
fasilitas
d. Alternatif pemecahan masalah à intervensi dan evaluasi solusi
Misal à kasus penyakit tidak menular
PLAN OF ACTION PLAN OF EVALUATION
Bikin posbindu Berapa yang terbentuk (jumlah), kualitas dan efektifitas seperti apa, berapa
persen orang yang ke sana dan yg dideteksi ptm à berapa banyak yg bisa
dirujuk


5
IDENTIFIKASI MASALAH
METODE HANLON à metode penentuan prioritas masalah menggunakan skoring yg memperhitungkan :
A. Besar masalah
B. Tingkat kegawatan
C. Kemudahan penanggulangan
D. Pearl factor à faktor yang menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan
Rumus : (A+B)C x D à maksimal nilai 100
Dianggap
2
1x1x1x1x1
Contoh hasil metode hanlon :
A B C NPD D NPT
No Masalah Ranking
0-10 0-20 0-10 (A+B)C 0-1 (Rumus)
1 Kurangnya cakupan bayi 7 12 6 114 38 3
dengan asi eks 11111
2 Kurangnya balita dgn 5 14 4 76 11111 25 4
berat badan naik
3 Tingginya kasus DBD 9 15 5 120 11111 40 2
4 Tingginya AKB 8 15 7 161 11111 54 1

NPD : Nilai prioritas dasar (A+B)xC x D Makin besar
NPT : Nilai prioritas total à Rumus à 2 makin penting

P : Prioritas à kesesuaian masalah dengan prioritas program instansi terkait
E : Economic feasibility à kemampuan pembiayaan
Contoh hasil Metode Delphi dan Delbeq
A : Acceptability à penerimaan masyarakat dan instansi terkait
R : Resource availability à ketersediaan sumber daya u/ solusi No Masalah Peringkat Total Prioritas
L : Legality à dukungan aspek hukum
1 Rendahnya cakupan 1,2,1,1,2,1 8 1
kunjungan ibu hamil
METODE NON SKORING
Stase OSCE PSC 2 Rendahnya cakupan 2,1,2,2,1,2 10 2
Masalah di Soal : imunisasi dasar
1. Rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil 3 Meningkatnya 4,3,3,3,4,3 20 3
2. Rendahnya cakupan imunisasi dasar angka TB paru
3. Meningkatnya angka TB paru 4 Rendahnya jumlah 3,4,4,4,3,4 22 4
desa posbindu
4. Desa posbindu masih rendah

METODE DELPHI METODE DELBEQ
Teknik menentukan prioritas masalah dimana peserta tidak Teknik di mana para ahli dengan keahlian berbeda
harus bertemu dengan langkah sbb: dikumpulkan untuk menyusun prioritas masalah dengan
1. Identifikasi masalah langkah sbb:
2. Membuat instrumen dan menetapkan ahli-ahli dengan 1. Sekelompok ahli membuat peringkat masalah
keahlian yang sama yang menguasai permasalahan 2. Masalah ditulis di papan tulis
3. Mengirim instrumen pada peserta/ahli à terima ide, saran 3. Peserta diminta menulis prioritas dalam kertas yang
4. Mendapat jawaban dan merangkum hasil dan respon dibagikan dan dikumpulkan
seluruh peserta (tim khusus) 4. Nilai untuk tiap masalah dijumlahkan
5. Mengirim kembali hasil rangkuman kepada seluruh peserta 5. Jumlah terkecil adalah peringkat prioritas masalah tertinggi
6. Peserta mereview rangkungan dan menetapkan kembali 6. Disarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat,
skala prioritas tidak ada diskusi dalam metode ini


7
PRIORITAS MASALAH à TEKNIK SKORING DAN NON SKORING
SKORING
PAHO à (1-10) à dikalikan Hasil paling tinggi merupakan prioritas
M Seberapa besar masalah (prevalensi)/ kejadian (-) sulit mengetahui yang mampu menjadi ahli
S Keparahan (CFR) karena subjektivitas tinggi
V Seberapa besar teknologi untuk mengatasi itu Ex: vaksin (-) Bias tinggi, misal: ahli proker PHBS, PHBS>>
C Seberapa hits di masyarakat Ex: HIV à >>
BRYANT à (1-5) à dijumlahkan (-) HANLON
P Besar masalah Sulit menentukan tim ahli terlibat
S Seriousness Subjektivitas
M Manage ability >>minat daripada fakta
C Community concern
HANLON à menentukan prioritas jalan keluar à dikalikan P Priority
A Besar masalah (A+B)xC x D E Economy feasibility
2
B Tingkat kegawatan A Acceptability
C Kemudahan penanggulangan R Resource availability
D Faktor PEARL à menentukan probabilitas bisa dilaksanakan atau tidak L Legality
NON SKORING
DELPHI à bertatap muka, bila kirim profesi/sekelompok DELBEQ à keahlian berbeda, harus bertatap muka, tidak
memiliki keahlian yang sama ada diskusi karena keahlian tidak seimbang à supaya
7 langkah : tidak ada yang mempengaruhi dann dipengaruhi
1. Identifikasi masalah 6 langkah :
2. Membuat instrumen/kuesioner kemudian menentukan 1. Sekelompok 6-8 orang menentukan masalah
ahli 2. Ditulis di papan tulis
3. Mengirimkan instrumen/ kuesioner kepada peserta ahli 3. Peserta menulis prioritas masalah dalam kertas
4. Para ahli mengisi à dikirim kembali ke tim khusus kemudian dikumpulkan (penulisan bersifat tertutup
5. Tim khusus merangkum respon dan mengirim kembali ke dan rahasia)
peserta 4. Nilai tiap masalah dijumlahkan
6. Peserta menelaah ulang hasil rangkuman dan 5. Jumlah terkecil merupakan prioritas masalah tertinggi
menetapkan skala prioritas dari masalah tersebut Disarankan 1x lagi untuk pemberian peringkat namun
7. Proses kembali diulang sampai mendapat solusi terbaik tidak ada diskusi
CARA PRIORITAS MASALAH
U Urgency Mendesaknya waktu USG
S Seriousness Pengaruh kehasil proses lain, dampak masalah terhadap produktivitas Dijumlah
G Growth Tingkat perkembangan masalah ke depan, parah/tidak Paling banyak
C Capability SDM mampu/tidak
A Accesibility Akses bisa/tidak, teknologi ada/tidak
CARL
R Readiness Kesiapan
L Leverage Daya ungkit/pengaruh

+ Standar Operasional Prosedur à
Analisis SWOT à
Dalam à Strength, Weakness
Luar à Opportunity, Threat


8

Strategi SWOT à


9
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
• Muncul kasus baru • ­ rata-rata
• ­ angka kesakitan dalam 3 periode berurutan • ­ CFR > 50%
• ­ angka kesakitan 2x lipat dari periode sebelumnya • ­ proporsional rate > 2x lipat
• ­ angka kasus baru dari periode sebelumnya

STASE K3L
HIRADC (Hazard Identification Risk Assesment and Determine Control)
memiliki 3 langkah :
1. Identifikasi bahaya
2. Penilaian risiko
3. Pengendalian bahaya
Penilaian risiko dinilai dari :
KEMUNGKINAN X KEPARAHAN à (PROBABILITAS) X (SEVERITY)
PROBABILITY SEVERITY
1 Sangat jarang terjadi pd kondisi khusus 1 Tidak signifikan à tidak ada cidera/g3 kesehatan, kerugian
material kecil
2 Kecil kemungkinan terjadi 2 Minor à cidera ringan, perlu perawatan, g3 kesehatan ringan,
dapat langsung ditangani, kerugian material sedang
3 Mungkin dapat terjadi pd bbrp kondisi 3 Sedang à perlu perawatan medis, mengganggu pekerjaan, dapat
ditangani bantuan pihak luar, kerugian material cukup besar
4 Cenderung dapat terjadi à 4 Mayor à bisa cacat tubuh total, perlu penanganan khusus,
kerugian material besar
5 Hampir pasti akan terjadi pada semua 5 Bencana à kematian, efek merusak/ketergantungan perawatan
kondisi medis intensif& khusus, kerugian material sangat besar

Matriks penilaian risiko
E 20-25 Extreme risk Memerlukan penanganan segera
H 10-16 High risk Memerlukan perhatian pihak senior manajemen
M 5-9 Medium Harus ditentukan tanggung jawab manajemen terkait
L 1-4 Low risk Kendalikan dengan prosedur rutin
Pengendalian risiko bahaya terdapat hierarki :

Contoh: Bed pasien tanpa pengaman


Bed pasien tanpa pengaman à risiko jatuh pada pasien Pengendalia bahaya dilakukan dengan metode
penilaian risiko bahaya ini adalah eliminasi (bed tanpa pengaman tidak dipakai),
probabilitas: 3 subsitusi (bed diganti),
severity: 3 teknik (pemberian pengaman tambahan)
sehingga tingkat risiko medium. administrasi (edukasi ke pasien)
APD tidak dibutuhkan pasien


10

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
- Hafal peraturan, kalau naik kelas gimana, pasal berapa, di mana, tercover BPJS/tidak, PMK 28 th 2014, 4 thn 2017
- kasus : pasien dengan acne ? tidak masuk BPJS à termasuk 17 pelayanan yang tidak tercover BPJS
- kasus yang masuk dan tidak masuk di INA-CBG
- 9 prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional
Gotong royong Kehati-hatian Kepesertaan wajib
Nirlaba Akuntabilitas Dana amanat
Keterbukaan Portabilitas Hasil pengelolaan
dana
Peserta à Perpres No 101 tahun 2011
PBI Fakir miskin à kelas III, orang tidak mampu à kelas III
Non PBI Pekerja penerima upah à kelas I, II; pekerja bukan penerima upah à I, II,III; bukan pekerja : I,II,III
Asing Domisili Indonesia minimal 6 bulan & bayar iuran
Peserta kelas III tidak bisa naik kelas, tidak perlu memiliki virtual account
Peserta kelas I,II bisa naik kelas, harus punya rekening bank ketika mendaftar
Pekerja penerima upah Pekerja bukan penerima upah Bukan Pekerja
PNS, TNI/POLRI, pejabat negara, Pekerja di luar hub Investor, pemilik perusahaan, pensiunan
WNA bekerja min 6 bulan, pegawai kerja/pekerja mandiri, pekerja veteran perang, perintis kemerdekaan,
pemerintah non pns, pegawai tapi bukan pekerja penerima janda/duda/yatim piatu dari veteran,
swasta, pekerja yang dapat upah upah bukan pekerja dan mampu bayar upah
Penerima PBI à ditentukan oleh kemenkes à validasi dinas kota/kab à musyawarah desa à verifikasi à BPJS
kab/kota à validasi data tiap 6 bulan
Yang ditanggung BPJS TINGKAT PERTAMAà
Administrasi pelayanan Tindaka medis non spesialis (op/non Pelayanan darah
Pelayanan promotif, preventif op) Pmx penunjang tingkat pertama
Pemeriksaan, pengobatan, konsultasi Pelayanan obat dan bahan habis Ranap sesuai indikasi
medis pakai
Yang ditanggung BPJS TINGKAT LANJUTANà
Administrasi pelayanan Pelayanan obat dan bahan habis Kedokteran forensik
Pemeriksaan, pengobatan, pakai Pelayanan jenazah setelah ranap
konsultasi spesialis Pmx penunjang sesuai indikasi (pemulasaran jenazah), bukan
Tindakan medis spesialis Rehabilitasi medik peti/mobil jenazah
(bedah/non) Pelayanan darah Ranap non/ intensif
Persalinan à di tingkat pertama/lanjutan sampai anak ketiga baik bayi hidup/meninggal
Ambulan à fasilitas primer rujukan ke fasiltas kesehatan lebih tinggi
Yang tidak ditanggung à Perpres 12 Tahun 2013, Peraturan BPJS Kesehatan No.1 tahun 2014
Kesalahan prosedur Kosmetik, infertilitas, prwtn gigi Luar negeri, ketergantungan NAPZA
Tindakan self harm KLB/wabah, bencana Alternatif, komplementer,
KLL à jasa raharja Kontrasepsi, estetik, makanan bayi tradisional
Kecelakaan kerjaàBPJStenaga kerja susu, klaim perorangan Eksperimental
Permenkes No 28 thn 2014 à JKN
Permenkes No 71 tahun 2013 à prosedur pelayanan kesehatan peserta
Berjenjang sesuai kebutuhan medis dari tingkat pertama, tidak berlaku di luar wilayah fasker primer terdaftar
Permenkes No 51 Thn 2018 à Urun Biaya; PMK no. 76 Thn 2016 à INA CBGs, naik kelas à PMK No 4 Thn 2017
Program rujuk balik à Kondisi stabil sesuai rekomendasi dr Sp à kontrol ke RS tiap 3 bulan


11
DM Asma Epilepsi Stroke Obat HIV/AIDS Kusta
HT PPOK Skizofren SLE Program TBC Kemoterapi
Jantung Peny paru Sirosis hepatis Pemerintah Malaria hemofila
Pasien pindah kelas perawatan à bayar selisih INA CBG à dari kelas 1 ke VIP à bayar maks 75% dari tarif INA CBG
kelas 1 (kemenkes No 51 Tahun 2018)
Rawat jalan eksekutip bayar maks 250.000 per episode rawat jalan
Kenaikan kelas :
Kelas 1 à VIP à tambahan bayar maks 75% dari tarif INA CBG kelas 1
Kelas 2 à VIP à selisif tarif INA CBG kelas 1,2 + biaya tambahan kelas 1->VIP (maks 75% tarif)
Kelas 3 à VIP selisih tarif INA CBG kelas 1,3 + tambahan 75% tarif INA CBGs

Penjamin Kecelakaan tunggal penjamin BPJS kesehatan
kecelakaan Kecelakaan ganda penjamin pertama PT Jasa Raharja sampai 20 jt→penjamin kedua BPJS
lalu lintas kesehatan
Klaim Jasa Keterangan dari polisi Identitas korban dan ahi waris (KTP,KK)
Raharja Keterangan medis/kematian Formulir pengajuan klaim jasa raharja
dari polisi Pengajuan HARUS <6 bulan pasca kecelakaan
Jaminan Bayar iuran 3%/bulan Kecelakaan perjalanan sesuai rute kerja, jaminan kematian, jaminan
Ketenaga 2 % dari pemberi kerja pensiun, jaminan hari tua
kerjaan 1% dari gaji pekerja
Kecelakaan Penjamin 1 Jasa Raharja à laporan polisi, keterangan jasa raharja
Lalu lintas Penjamin 2 BPJS tenaga kerja
saat PT.Taspen
bekerja ASABRI
Penjamin 3 BPJS Kesehatan


EPIDEMIOLOGI
TEKNIK SAMPLING TANPA RETRIKSI RETRIKSI (menyingkirkan variabel perancu subjek penelitian)
Randomized Simpe Random - Sistematis (kelipatan), misal kelipatan 8
Sampling (diberi - Stratified (berstrata)àada tingkatannya:pend tinggi/sedang/ rendah
nomor diambil - Cluster (berkelompok) à setara tapi ada beberapa, misal : ambil SD di
acak) kecamatana
Non Randomized Convenient - Purposive à sudah ditentukan peneliti yg dianggap dapat memberi
(terserah peneliti) informasi
- Consecutive à dikumpulkan sampai jumlah memenuhi sesuai kriteria
- Quota à ada strata sesuai representasi subjek dan diambil sejumlah
orang secara subjektif sampai sampel terpenuhi
- Snowball à dari yang sedikit terus jadi banyak

DESAIN PENELITIAN
Eksperimental Random Controlled Trial Random + intervensi
(Perlakuan) Non-Randomized Pretest Pretest postes + control Hanya post test
(Quasi experimental) postest

Observasional Deskriptif à tidak melihat ada Analitik à u/ melihat ada tidaknya Cohort
tidaknya hubungan hubungan RR Relative Risk


12
Tidak ada Case series à pasien2 dgn Cross sectional Case control Retrospective à butuh
perlakuan karakteristik mirip à patofis, Prevalence Ratio u/ menilai faktor RM lengkap, melihat ke
tx, dx à kasus unik (PR) risiko dgn kontrol belakang ada FR/tidak
Deskriptif à Case study à u/ dapat Sampel harus OR (odd Prospective à
karakteristik, informasi mendalam dalam banyak kasus/odd kontrol) FR + dan - à diikutin
gaada waktu spesifik FR tidak bisa (-) bias à untuk lihat ada kasus
pembanding Case report à laporan detail diukur akurat makanya pake apa
Analitik à ada ttg dx, tx, foll up pasien dan nested case
pembanding, kondisi demografis control
uji hipotesis
DIAGNOSIS TEST
DISEASE Cross sectional à PR = A X (C+D) Case control à OR = AD
EXPOSURE (A+B) C BC
+ -
+ A B Cohort à RR == A X (C+D) =1 à tidak ada hubungan
- C D (A+B) C >1 à hubungan berbanding lurus
<1 à hubungan berbanding terbalik
Disease/Gold Standar Sensitivitas = A
Hasil Tes
+ - (A+C) Sensitivitas à proporsi hasil
+ A (positif) B (positif palsu) Spesifisitas = D +dari grup disease
Spesifistas à proporsi hasil -
- C (negatif palsu) D (negatif) (B+D)
dari grup non disease
PPV à kemungkinan penyakit
dari hasil tes (+)
NPV à kemungkingan tidak
sakit dari hasil tes (-)
LRà bermakna ³10

UJI KLINIS
Fase 1à preclinical testing à uji keamanan (safety)
Fase 2 à pada orang sehat <50 à uji ES, dosis
Fase 3 à pada orang sakit hingga 500 à efikasi (ideal setting, keparahan penyakit, kepatuhan obat dikendalikan)
Fase 4 à grub besar à penggunaan jangka panjang

Number nedded to harm (NNH) à semakin besar angka, semakin aman à “H”UGE
Number needed to treat (NNT) à semakin kecil angka, semakin efektif à “T”INY

SKALA VARIABEL
SIFAT CONTOH
KATEGORIKAL
NOMINAL Bukan Peringkat Gol darah, jenis kelamin, ya/tidak
ORDINAL Peringkat Derajat penyakit, status sosial
NUMERIK
INTERVAL Tidak ada 0 mutlak Suhu, Ketinggian
RASIO Ada 0 mutlak Kadar Hb, Penghasilan

UJI STATISTIKA
VARIABEL METODE
Distribusi tidak normal à
Berpasangan )Paired t-test)
Independen
Bebas Terikat
Uji Kolmogorov Smirnov
Pre – post intervnsi
Kelompok berbeda
Nominal Nominal Chi square, Uji Fisher


13
Nominal/numerik ³ 2 Nominal Regresi Logistik
Nominal 2 kelompok Numerik T-test : berpasangan/independen
Ordinal Wilcoxon / Mann Whitney
Nominal >2 Numerik ANOVA (berpasangan/tidak)
Ordinal Friedman/ Kruskal-Wallis
Numerik Numerik Regresi linear (AàB)
Korelasi pearson (A¨B)
Ordinal Korelasi Spearman
Numerik ³2 Numerik Regresi multipel

UJI PROPORCHI à Nominal – Nominal
Syarat Chi Square à sampel >40 / sampel 20-40 dengan expected count>5 / bila tidak terpenuhi à Fisher
Variabel bebas > 2 à REGRESI LOGISTIK
UJI RERATI à Nominal – Numerik à Harus distribusi normal
Variabel bebas > 2 à ANOVA
One way Anova à menguji perbedaan ³ dua kelompok yang tidak berhubungan
menilai beda nilai ujian yang dipengaruhi tingkat kecemasan (rendah, sedang, tinggi)
Two way Anova à perbedaan dari 2 variabel bebas
Hubungan jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap ketertarikan politik
Three way Anova à melihat efek interaksi dari 3 variabel bebas
Hubungan jenis jelamin, risiko, dan jenis obat thd kadar kolesterol

CONTOH SOAL SUPSEN
PSC à menentukan priortias masalah dengan metode delbegue/ dephi/ + hasilnya
JKN à naik kelas, yang ditanggung dan tidak ditanggung, kecelakaan kerja
Epidemiologi à jenis penelitian yang sesuai, metode sampling
K3L à tahapan manajemen risiko, pengelolaan + contoh di puskesmas

Anda mungkin juga menyukai