Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakan
Air memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia diantaranya
yaitu untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian dan minuman
untuk ternak. Selain itu, air juga sangat diperlukan dalam kegiatan industri dan pengembangan
teknologi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup manusia. Air di alam umumnya tidak
tersedia dalam keadaan murni. Air murni hanya ada di Laboratorium berupa aquades. Menurut
Waluyo (2004), air di alam selalu ditambahi factor X, sehingga rumus kimianya menjadi H2O + X,
dimana factor X ini dapat berbentuk factor yang bersifat hidup atau biotik dan factor yang
bersifat tidak hidup atau abiotik.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, kebutuhan akan air
pun semakin meningkat. Sumber mata air yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya
adalah air tanah yang ketersediaannya juga semakin berkurang akibat pertambahan penduduk.
Saat ini banyak sekali perusahaan depot air minum yang menyediakan pasokan air bersih untuk
dikonsumsi oleh penduduk Indonesia khususnya untuk minum. Air isi ulang yang dipasarkan ini
biasanya berasal dari air pegunungan atau air alam. Kualitas air yang digunakan baik air tanah
maupun air depot isi ulang perlu diperhatikan dan dikaji lebih dalam guna memberikan
wawasan kepada masyarakat mengenai kualitas air minum yang baik dan layak untuk
dikonsumsi. Penentuan kualitas air juga berkaitan dengan pengurangan dampak negatif
terhadap kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh konsumsi air yang kualitasnya tidak layak
atau tidak sesuai dengan PERMENKES (Peraturan Menteri Kesehatan).
Air bersih dan air layak minum adalah dua hal yang tidak sama tetapi sering
dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak minum biasanya berasal
dari air bersih. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air
bersih perlu diolah dahulu agar menjadi air layak minum.
Menurut Madigan et. al. (1997), sebagian besar mikroba menggunakan air sebagai
habitatnya, sehingga air merupakan perantara yang baik bagi penyebaran suatu penyakit.
Pengujian kualitas air minum secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya mikroorganisme pathogen dalam air yang secara biologis umumnya ditunjukkan pada
adanya bakteri indicator (coliform). Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik,
biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan
Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yang biasanya dituangkan dalam bentuk
pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi agar
air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan
dalam segi estetika.
Dengan adanya standard kualitas air, masyarakat dapat mengukur kualitas dari
berbagai macam air. Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur yang
tercantum didalam standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat kualitasnya.
Dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur.

2. Rumusan masalah
a. bagaimanakah standar kualitas air menurut permenkes ?
b. bagaimana menentukan air yang baik untuk dikonsumsi ?
c. bagaimana dampak yang ditimbulkan dari penggunaan air yang tidak sesuai standar
dan bagaimana cara menanggulanginya ?

3. Tujuan
a. Mengetahui parameter untuk standar kualitas air menurut permenkes
b. Mengetahui cara penentuan air yang baik untuk dikonsumsi sesuai dengan standarnya
c. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan air tidak sesuai standar
kualitas dan cara menanggulanginya

4. Manfaat
Dengan disusunnya makalah mengenai standar kualitas air minum sesuai dengan
peraturan menteri kesehatan dan parameter kualitas air bersih ini tentunya memberikan
wawasan lebih kepada masyarakat mengenai cara menentukan air yang layak untuk
dikonsumsi sesuai standar pemerintah dan mengetahui dampak yang ditimbulkan terhadap
kesehatan tubuh akibat konsumsi air dengan kualitas yang kurang baik, serta bagaimana cara
menanggulanginya guna kelangsungan hidup manusia sendiri. Selain itu juga sebagai upaya
pelestarian sumber mata air yang digunakan oleh masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Air
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk keperluan
sehari-hari di lingkungan rumah tangga yang berbeda-beda di setiap tempat dan setiap tingkatan
kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan
air. Jumlah penduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air
bertambah (Suriawiria,1996: 3).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian
mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat
diminum apabila dimasak.
Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena zat
pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh.
Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang
penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya
mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996).
Selain itu air juga digunakan untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya.
Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang
sejenis dengan ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin
meningkat. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Air yang digunakan harus
bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun (Suripin, 2002).
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dilakukan dengan mengambil air dari dalam tanah,
air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling
banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya
antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui
air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru
membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai
berikut :
 Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air
laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
 Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini
akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu,
daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air
rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna,
mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Air
rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang
menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada
kedalaman tertentu di tengah-tengah.
 Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana
tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).
 Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam. Standar Kualitas
Air

2. Standar Kualitas Air


Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan
Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yang biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan
atau angka yang menunjukkan persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak
menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika.
Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai
peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan serta mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat. Dengan adanya standard kualitas air, orang dapat mengukur kualitas dari berbagai
macam air. Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur yang tercantum didalam
standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat kualitasnya
Saat ini dikenal beberapa jenis standar kualitas air minum, baik yang bersifat nasional maupun
internasional. Standar kualitas air minum bagi Indonesia terdapat dalam Peraturan Menteri
Kesehatan (PERMENKES) RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan
Kualitas Air Minum dan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553-1996.
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia sesuai dengan
Permenkes RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 haruslah air yang memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisik
2. Syarat kimia
3. Syarat Mikrobiologis
4. Syarat radioaktif.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990
DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
(table parameter)

Syarat Fisik kualitas air minum :


Suhu
Suhu air merupakan derajat panas air yang dinyatakan dalam satuan panas derajat celcius. Suhu
air akan mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahan dan penerimaan masyarakat akan air tersebut,
terutama jika suhunya terlalu tinggi. Suhu ideal air adalah 10-15°C, kedalaman pipa-pipa saluran air dan
jenis sumber air mempengaruhi suhu air. Suhu air dapat mempengaruhi secara langsung toksisitas
bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus (Sutrisno,2004)

Warna
Air minum yang baik diisyaratkan tidak berwarna atau bening dan jernih. Beberapa air memiliki
warna yang tampak sebagai akibat adanya substansi terlarut di dalam air tersebut. Warna yang
dihasilkan berasal dari ion Fe, ion Mn, humus, biota air, plankton dan limbah industri. (Sutrisno,2004)
Bau dan Rasa
Air minum yang baik diisyaratkan tidak berbau dan tidak berasa. Timbulnya rasa dan bau pada
air biasanya terjadi secara bersamaan. Dimana timbulnya rasa pada air berkaitan erat dengan bau pada
air tersebut. Bau dan rasa pada air dapat disebabkan oleh masuknya benda asing ke dalam perairan dan
adanya proses penguraian senyawa organic yang dilakukan oleh bakteri menghasilkan gas-gas berbau
menyengat.

Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang
diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan
organic dan anorganik baik tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus , bahan anorganik
dan bahan organik seperti plankton dan mikroorganisme lainnya. Menurut Permenkes RI No.
416/MEN.KES/PER/IX/1990, air yang baik memiliki nilai kekeruhan tidak lebih dari 5 NTU (Nephelometric
Turbidity Unit)

Dilanjut table bae

3. Dampak dan cara penanggulangannya

4. Cara memperbaiki kualitas air minum

a. Memanfaatkan dan membangun sumber mata air.


Walaupun memiliki kekayaan sumber daya alam yang fantastis, sampai saat ini
kekayaan tersebut belum dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat Indonesia.
"Untuk itu, pembangunan bendungan untuk air irigasi, air baku industri, dan rumah tangga
dilakukan pemerintah di berbagai lokasi. ( Sumber:
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/349396-sumber-daya-air-indonesia-nomor-lima-
dunia ). Bisa kita lihat bahwa kita kaya akan sumber mata air, apalagi sumber mata air
pegunungan yang jernih untuk itu mari kita manfaaatkan sumber daya alam yang kita miliki.
b. Melestarikan Sumber Mata Air
c. Mengolah air biasa menjadi air yang bersih, sehat, dan layak konsumsi.
Untuk memastikan bahwa air yang kita konsumsi bebas dari bakteri maka air yang
berasal dari sumber mata air harus kita olah sedemikian rupa sehingga layak untuk
dikonsumsi yaitu dengan cara:
 Memasak / Proses Boiling.
Para ahli menyarakan bahwa, untuk mendapatkan kualitas air yang layak minum
maka proses boiling atau dimasak terlebih dahulu.
 Memakai Alat Pemurni Air/ Water purifier.
Tanpa penanganan yang tepat, bahkan setelah direbus, sumber air tersebut
seringkali masih belum aman sepenuhnya dari kuman untuk diminumUntuk itu kita
dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengatasi masalah ini. Salah satu
teknologi pemurnian air adalah dengan menggunakan water purifier.

d. Membuat Sistem Rainwater Harvesting.


Sistem ini cukup mudah dibuat, yaitu dengan membuat penangkap air, yang
kemudian diberi beberapa filter penyaring air, seperti pasir, kerikil, sabut kelapa, dan
sebagainya. Lalu, air yang telah disaring dapat ditampung untuk selanjutnya
digunakan untuk beberapa kegiatan yang telah disebutkan tadi. Sangat efektif untuk
menghemat air tanah yang semakin lama semakin langka.

Anda mungkin juga menyukai