Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


PASIEN HIPERTENSI DALAM MELAKUKAN TERAPI DI PUSKESMAS
PANDANARAN KOTA SEMARANG

Amira Noor Sukma, Bagoes Widjanarko, Emmy Riyanti


Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro
Email: amiranoors067@gmail.com

Abstract: Hypertension is a condition where somebody’s blood pressure in


artery, is over 140 mmHg (systolic) and over 90 mmHg (diastolic). The purpose of
this research is to get to know about the factors that are related to patient of
hypertension’s obedience to do therapy in Puskesmas Pandanaran Semarang.
This is a descriptive-analytic research, with cross sectional approach and using
simple random sampling so that there are 90 respondents. The results of this
research are showing that there are relations between education level (p=0,008),
knowledge (p=0,007), belief (p=0,017), motivation (p=0,04), and family support
(p=0,006) with patient’s obedience. And there are no relations between age
(p=0,129), gender (p=0,309), job (p=0,063), health workers support (p=0,528),
and access to health services (p=1,0) with patient’s obedience. The conclusion is
that the factors that are related to patient of hypertension’s obedience to do
therapy in Puskesmas Pandanaran Semarang are education level, knowledge,
belief, motivation, and family support.

Keywords: hypertension, obedience


Bibliographies: 75

PENDAHULUAN menjadi sebanyak 943.927 kasus.


Latar Belakang Hipertensi masih tetap menempati
Hipertensi adalah keadaan ketika proporsi terbesar dari seluruh PTM,
pembuluh darah mengalami meningkat dari tahun 2015, menjadi
peningkatan tekanan yang terus 60%.3 Berdasarkan Profil Kesehatan
menerus. Semakin tinggi tekanan Kota Semarang 2016, kasus PTM
darah, maka semakin keras jantung tertinggi di Semarang adalah kasus
harus memompa darah.1 hipertensi, yaitu sebanyak 46.670
Meenurut American Heart kasus. Banyak terjadi pada usia 45-
Association (AHA), penduduk 56 tahun.
Amerika Serikat dengan usia di atas Menurut data yang didapat dari
20 tahun yang menderita hipertensi Dinas Kesehatan Kota Semarang,
mencapai angka hingga 74,5 juta tahun 2013, jumlah kasus hipertensi
jiwa. Namun, sekitar 90-95% tidak sebanyak 33.440 kasus. Pada tahun
diketahui penyebabnya. Gambaran 2014, jumlah kasus hipertensi
tahun 2013 menunjukkan bahwa adalah sebanyak 34.956 kasus. Di
secara nasional, 25,8% penduduk tahun 2015, terdapat 32.335 kasus
Indonesia menderita penyakit hipertensi. Dan pada tahun 2016,
hipertensi..2 kasus hipertensi meningkat menjadi
Berdasarkan data tahun 2016, 46.670 kasus.
jumlah kasus hipertensi meningkat

687
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan data dari studi dalam melakukan terapi. Maka


pendahuluan di Puskesmas peneliti tertarik untuk melakukan
Pandanaran, penyakit hipertensi penelitian mengenai faktor-faktor
menempati peringkat pertama kasus apa saja yang berhubungan dengan
penyakit tidak menular terbanyak. kepatuhan pasien hipertensi dalam
Jumlah kasus hipertensi dari tahun melakukan terapi di Puskesmas
2015 hingga 2017 mengalami Pandanaran Kota Semarang.
peningkatan yang cukup tajam.
Pada tahun 2015, kasus hipertensi METODE PENELITIAN
adalah sejumlah 572 kasus. Tahun Penelitian ini menggunakan jenis
2016, jumlah kasus meningkat deskriptif analitik, dengan metode
menjadi 1047 kasus. Dan pada kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif
tahun 2017 meningkat lagi menjadi merupakan penelitian yang terpusat
1193 kasus. pada masalah aktual apa adanya,
Untuk melakukan penatalaksanaan ketika sedang melaksanakan
pada hipertensi, terdapat 2 jenis penelitian. Untuk pengumpulan data
terapi, yaitu terapi non farmakologis, yaitu menggunakan cara cross
dan terapi farmakologis. Keefektifan sectional. Penelitian ini
terapi ditentukan oleh kepatuhan menggunakan teknik kuantitatif.
dari pasien tersebut. Dari beberapa Populasi dalam penelitian ini
studi, terungkap bahwa tingkat berjumlah 1193 pasien hipertensi di
kepatuhan minum obat pada Puskesmas Pandanaran Semarang.
penderita hipertensi hanya berkisar Besar sampel dihitung dengan
antara 50-60% (Almas A. dkk, 2006). rumus Lemeshow, dengan proporsi
Berdasarkan penelitian Ketut Gama, 0,5 dan tingkat kepercayaan 95%
tingkat kepatuhan berobat dan serta derajat penyimpangan 0,1.
tingkat kepatuhan kontrol pada Berdasarkan perhitungan sampel,
pasien hipertensi di Indonesia cukup didapatkan hasil 89. Maka sampel
rendah, yaitu tidak sampai 50%.4 minimal dari penelitian ini adalah 89
Ketidakpatuhan adalah hal yang pasien hipertensi Puskesmas
dapat membuat terapi berpotensi Pandanaran Semarang. Peneliti
untuk gagal. Yaitu munculnya mengambil sample sebanyak 90.
komplikasi serta organ tubuh bisa Pengambilan sampel dalam
menjadi rusak. Komplikasi yang penelitian ini menggunakan teknik
dapat terjadi yaitu stroke, gagal simple random sampling.
ginjal, dan penyakit jantung koroner.
Angka komplikasi sendiri masih HASIL PENELITIAN
meningkat setiap tahunnya. Di Jawa Analisis Univariat
Tengah, jumlah kasus gagal ginjal 1. Usia
akibat hipertensi adalah sebanyak Tabel Distribusi Frekuensi Usia
1184. Berdasarkan data yang Responden
didapat dari Profil Kesehatan Jawa Usia F %
Tengah, jumlah kasus stroke dan
penyakit jantung mengalami tren < 46 tahun 24 26,7
yang cenderung meningkat. ≥ 46 tahun 66 73,3
Berdasarkan uraian di atas, dapat Total 90 100
diketahui bahwa tingkat kepatuhan
dapat diketahui bahwa sebanyak 24
pasien masih rendah. Perlu diselidiki
responden berusia kurang dari 46
faktor apa saja yang menyebabkan
tahun (26,7%), dan sebanyak 66
rendahnya tingkat kepatuhan pasien

688
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

responden berusia lebih dari dan sebanyak 72 responden memiliki


sama dengan 46 tahun (73,3%). pekerjaan (80%).

2. Jenis Kelamin 5. Pengetahuan


Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Tabel Distribusi Frekuensi
Kelamin Responden Pengetahuan Responden
Jenis Kelamin F % Pengetahuan F %

Kurang Baik 43 47,8


Laki – laki 31 34,4 Baik 47 52,2
Perempuan 59 65,6 Total 90 100
Total 90 100 dapat diketahui bahwa sebanyak 43
responden memiliki pengetahuan
yang kurang baik (47,8%), dan
dapat diketahui bahwa sebanyak 31
sebanyak 47 responden memiliki
responden berjenis kelamin laki-laki
pengetahuan yang baik (52,2%).
(34,4%), dan sebanyak 59
responden berjenis kelamin
6. Keyakinan
perempuan (65,6%).
Tabel Distribusi Frekuensi
Keyakinan Responden
3. Tingkat Pendidikan
Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Keyakinan F %
Pendidikan Responden Kurang Baik 36 40,0
Tingkat F % Baik 54 60,0
Pendidikan Total 90 100
dapat diketahui bahwa sebanyak 36
Pendidikan 39 43,3 responden memiliki keyakinan yang
Rendah 51 56,7 kurang baik (40%), dan sebanyak 54
Pendidikan 90 100 responden memiliki keyakinan yang
Tinggi baik (60%).
Total
dapat diketahui bahwa sebanyak 39 7. Motivasi
responden tingkat pendidikan Tabel Distribusi Frekuensi Motivasi
akhirnya ialah rendah (43,3%), serta Responden
sebanyak 51 responden tingkat Motivasi F %
pendidikan akhirnya ialah tinggi
(56,7%). Kurang Baik 44 48,9
Baik 46 51,1
4. Pekerjaan Total 90 100
Tabel Distribusi Frekuensi Pekerjaan dapat diketahui bahwa 44 responden
Responden memiliki motivasi yang kurang baik
Pekerjaan F % (48,9%), dan sebanyak 46
responden memiliki motivasi yang
baik (51,1%).
Tidak Bekerja 18 20,0
8. Dukungan Tenaga Kesehatan
Bekerja 72 80,0
Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan
Total 90 100
Tenaga Kesehatan

dapat diketahui bahwa sebanyak 18


responden tidak bekerja (20%), dan

689
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Dukungan F % 11. Kepatuhan Pasien Hipertensi


Tenaga Tabel Distribusi Frekuensi
Kesehatan Kepatuhan Pasien Hipertensi
Kurang Baik 22 24,4 Kepatuhan F %
Baik 68 75,6 Kurang Patuh 40 44,4
Total 90 100 Patuh 50 55,6
dapat diketahui bahwa sebanyak 22 Total 90 100
responden menilai bahwa dukungan dapat diketahui bahwa sebanyak 40
dari tenaga kesehatan kurang baik responden kurang patuh (44,4%),
(24,4%), dan sebanyak 68 sedangkan sebanyak 50 responden
responden menilai bahwa dukungan patuh (55,6%).
dari tenaga kesehatan baik (75,6%)
. Analisis Bivariat
9. Dukungan Keluarga 1. Tabel Hubungan Antara Usia
Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan Responden dengan Kepatuhan
Keluarga Terapi
Dukungan F % Kepatuhan
Keluarga Kuran Jumla
Kurang Baik 30 33,3 Usia Patuh g h
Baik 60 66,7 Patuh
Total 90 100 F % F % F %
< 46 2 10
dapat diketahui bahwa sebanyak 30 Tah 1 4 0
70, 7 29,
responden menilai bahwa dukungan un 7 6 10
8 3 2
dari keluarga kurang baik (33,3%), ≥ 46 3 6 0
50 3 50
dan sebanyak 60 responden menilai Tah 3 9 10
55, 4 44,
bahwa dukungan dari keluarga baik un 5 0 0
6 0 4
(66,7%). Tota 0
l
10. Akses Menuju Pelayanan α = 0,05 p = H0 =
Kesehatan 0,129 diterima
Tabel Distribusi Frekuensi Akses dapat diketahui bahwa tidak terdapat
Menuju Pelayanan Kesehatan hubungan antara usia responden
Akses Menuju F % dengan kepatuhan dalam melakukan
Pelayanan terapi hipertensi (p = 0,129).
Kesehatan Responden dengan usia ≥ 46 tahun,
terdapat 50% yang masuk kategori
Kurang Mudah 31 34,4
patuh. Sedangkan responden
Mudah 59 65,6
dengan usia < 46 tahun, terdapat
Total 90 100
70,8% yang masuk kategori patuh.
dapat diketahui bahwa sebanyak 31 Hal ini sejalan dengan penelitian
responden memiliki akses menuju Iche dkk5 yang menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan yang kurang tidak terdapat hubungan antara usia
mudah (34,4%), sedangkan dengan kepatuhan minum obat (p=
sebanyak 59 responden memiliki 0,55).
akses menuju pelayanan kesehatan
yang mudah (65,6%). 2. Tabel Hubungan Antara Jenis
Kelamin Responden dengan
Kepatuhan Terapi

690
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kepatuhan dapat diketahui bahwa terdapat


Jenis Kuran Juml hubungan antara tingkat pendidikan
Kelam Patuh g ah responden dengan kepatuhan dalam
in Patuh melakukan terapi hipertensi (p =
F % F % F % 0,008). Responden dengan tingkat
Laki- 3 1 pendidikan rendah, terdapat 38,5%
laki 1 0 yang masuk kategori patuh.
2 64 1 35 Sedangkan responden dengan
Perem 5 0
0 ,5 1 ,5 tingkat pendidikan tinggi, terdapat
puan 9 1
3 50 2 49 68,6% yang masuk kategori patuh.
Total 9 0
0 ,8 9 ,2 Hal ini sejalan dengan penelitian
0 0
5 55 4 44 Hasvian7 yang menunjukkan bahwa
1
0 ,6 0 ,4 terdapat hubungan antara tingkat
0
0 pendidikan dengan kepatuhan
α = 0,05 p= H0 = minum obat (p= 0,000).
0,309 diterima
dapat diketahui bahwa tidak terdapat 4. Tabel Hubungan Antara
hubungan antara jenis kelamin Pekerjaan Responden dengan
responden dengan kepatuhan dalam Kepatuhan Terapi
melakukan terapi hipertensi (p = Kepatuhan
0,309). Responden dengan jenis Kuran Juml
Pekerj
kelamin perempuan, terdapat 50,8% Patuh g ah
aan
yang masuk kategori patuh. Patuh
Sedangkan responden dengan jenis F % F % F %
kelamin laki-laki, terdapat 64,5% Tidak 1 1
yang masuk kategori patuh. Bekerj 8 0
33 1 66
Hal ini sejalan dengan penelitian Exa a 6 7 0
,3 2 ,7
Puspita6 yang menunjukkan bahwa Bekerj 4 2 1
61 2 38
tidak terdapat hubungan antara jenis a 4 9 0
,1 8 ,9
kelamin dengan kepatuhan Total 5 0 0
55 4 44
menjalani pengobatan (p= 0,366). 0 1
,6 0 ,4
0
3. Tabel Hubungan Antara Tingkat 0
Pendidikan Responden dengan α = 0,05 p = 0,063 H0 =
Kepauhan Terapi diteri
Tingkat kepatuhan Jumla ma
pendidik patuh Kurang h dapat diketahui bahwa tidak terdapat
an patuh hubungan antara pekerjaan
f % f % f % responden dengan kepatuhan dalam
Pendidi 1 38, 2 61, 3 10 melakukan terapi hipertensi (p =
kan 5 5 4 5 9 0 0,063). Responden yang memiliki
Tinggi pekerjaan, terdapat 61,1% yang
Pendidi 3 68, 1 31, 5 10 masuk kategori patuh. Sedangkan
kan 5 6 6 4 1 0 responden yang tidak memiliki
Rendah pekerjaan, terdapat 33,3% yang
Total 5 55, 4 44, 9 10 masuk kategori patuh.
0 6 0 4 0 0 Hal ini sejalan dengan penelitian
α = 0,05 p = Ho = ditolak Priska8 dkk, yang menunjukkan
0,008 pekerjaan tidak memiliki hubungan

691
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan kepatuhan berobat. (p = Kepatuhan


0,326) Kuran Juml
Keyak
Patuh g ah
inan
5. Tabel Hubungan Antara Patuh
Pengetahuan Responden dengan F % F % F %
Kepatuhan Terapi Kuran 3 1
Kepatuhan g Baik 6 0
1 38 2 61
Kura Baik 5 0
Juml 4 ,9 2 ,1
Penget Patu ng Total 4 1
ah 3 66 1 33
ahuan h Patu 9 0
6 ,7 8 ,3
h 0 0
5 55 4 44
F % F % F % 1
0 ,6 0 ,4
Kurang 4 1 0
Baik 3 0 0
1 39 2 60 α = 0,05 p = 0,017 H0 =
Baik 4 0
7 ,5 6 ,5 ditola
Total 7 1
3 70 1 29 k
9 0
3 ,2 4 ,8
0 0 dapat diketahui bahwa terdapat
5 55 4 44
1 hubungan antara keyakinan
0 ,6 0 ,4
0 responden dengan kepatuhan dalam
0 melakukan terapi hipertensi (p =
α = 0,05 p = 0,007 H0 = 0,017). Responden dengan
ditolak keyakinan yang baik, terdapat 66,7%
dapat diketahui bahwa terdapat yang masuk kategori patuh.
hubungan antara pengetahuan Sedangkan responden dengan
responden dengan kepatuhan dalam keyakinan yang kurang baik,
melakukan terapi hipertensi (p = terdapat 38,9% yang masuk kategori
0,007). Responden dengan patuh.
pengetahuan yang baik, terdapat Hal ini sejalan dengan penelitian
70,2% yang masuk kategori patuh. Riris10 yang menunjukkan kepatuhan
Sedangkan responden dengan berobat dipengaruhi oleh keyakinan
pengetahuan yang kurang baik,
terdapat 39,5% yang masuk kategori 7. Tabel Hubungan Antara
patuh. Motivasi Responden dengan
Hal ini sejalan dengan penelitian Kepatuhan Terapi
Runtukahu9 dkk yang menunjukkan Kepatuhan
bahwa terdapat hubungan antara Kuran Jumla
Motiv
pengetahuan dengan kepatuhan Patuh g h
asi
melaksanakan diet (p= 0,026). Patuh
F % F % F %
6. Tabel Hubungan Antara Kuran 1 42 2 57 4 10
Keyakinan Responden dengan g 8 ,9 4 ,1 2 0
Kepatuhan Terapi Baik 3 66 1 33 4 10
Baik 2 ,7 6 ,3 8 0
Total 5 55 4 44 9 10
0 ,6 0 ,4 0 0
α = 0,05 p = 0,040 H0 =
ditolak
dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan antara motivasi

692
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

responden dengan kepatuhan dalam tenaga kesehatan berhubungan


melakukan terapi hipertensi (p = dengan kepatuhan berobat pasien (p
0,04). Responden dengan motivasi = 0,048).
yang baik, terdapat 66,7% yang
masuk kategori patuh. Sedangkan 9. Tabel Hubungan Antara
responden dengan motivasi yang Dukungan Keluarga dengan
kurang baik, terdapat 42,9% yang Kepatuhan Terapi
masuk kategori patuh. Kepatuhan
Hal ini sejalan dengan penelitian Dukun
Kuran Juml
gan
Yossi dkk11 yang menunjukkan Patuh g ah
bahwa motivasi berhubungan Keluar
Patuh
dengan kepatuhan berobat pasien (p ga
F % F % F %
= 0,000). Kuran 3 1
g Baik 0 0
8. Tabel Hubungan Antara 1 33 2 66
Baik 6 0
Dukungan Tenaga Kesehatan 0 ,3 0 ,7
Total 0 1
dengan Kepatuhan Terapi 4 66 2 33
9 0
Dukun Kepatuhan 0 ,7 0 ,3
0 0
gan Kuran Juml 5 55 4 44
1
Tenag Patuh g ah 0 ,6 0 ,4
0
a Patuh 0
Keseh α = 0,05 p = 0,006 H0 =
F % F % F %
atan ditola
Kurang 2 1 k
Baik 2 0 dapat diketahui bahwa terdapat
1 63 36
Baik 8 6 0 hubungan antara dukungan keluarga
4 ,6 ,4
Total 3 8 1 responden dengan kepatuhan dalam
3 52 47
2 9 0 melakukan terapi hipertensi (p =
6 ,9 ,1
4 0 0 0,006). Responden dengan
5 55 44
0 1 dukungan keluarga yang baik,
0 ,6 ,4
0 terdapat 66,7% yang masuk kategori
0 patuh. Sedangkan responden
α = 0,05 p = 0,528 H0 = dengan dukungan keluarga yang
diteri kurang baik, terdapat 33,3% yang
ma masuk kategori patuh.
dapat diketahui bahwa tidak terdapat Hal ini sejalan dengan penelitian
hubungan antara dukungan tenaga Suariyanti13 yang menunjukkan
kesehatan untuk responden dengan bahwa dukungan keluarga
kepatuhan dalam melakukan terapi berhubungan dengan kepatuhan
hipertensi (p = 0,528). Responden berobat pasien (p = 0,000).
yang mendapat dukungan tenaga
kesehatan baik, terdapat 52,9%
yang masuk kategori patuh.
Sedangkan responden yang
mendapat dukungan tenaga
kesehatan kurang baik, terdapat
63,6% yang masuk kategori patuh.
Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian Gede Wahyu dkk12 yang
menunjukkan bahwa dukungan

693
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

10. Tabel Hubungan Antara Akses Responden (p=0,04), e.) Dukungan


Menuju Pelayanan Kesehatan keluarga responden (p=0,006)
dengan Kepatuhan Terapi 3. Variabel yang tidak berhubungan
dengan kepatuhan pasien hipertensi
Kepatuhan dalam melakukan terapi antara lain:
Kuran Jumla a.) Usia Responden (p=0,129), b.)
Aks
Patuh g h Jenis Kelamin responden (p=0,309),
es
Patuh c.) Pekerjaan responden (p=0,063),
F % F % F % d.) Dukungan tenaga kesehatan
Kura 3 10 (p=0,528), e.) Akses menuju
1 54, 1 45, pelayanan kesehatan (p=1,0).
ng 1 0
7 8 4 2
mud 5 10
3 55, 2 44, Saran
ah 9 0
3 9 6 1 1. Bagi Pasien Hipertensi
Mud 9 10
5 55, 4 44, Diperlukan peningkatan kesadaran
ah 0 0
0 6 0 4 pasien untuk melakukan terapi, yang
Total
α = 0,05 p = 1,0 H0 = bisa dibangun lebih oleh dukungan
diterim orang terdekat serta dukungan dari
a tenaga kesehatan yang menangani
dapat diketahui bahwa tidak terdapat terapi.
hubungan antara akses menuju 2. Bagi Puskesmas Pandanaran
pelayanan kesehatan dengan Semarang
kepatuhan dalam melakukan terapi Diperlukan pendekatan yang lebih
hipertensi (p = 1,0). Responden dalam serta lebih hati-hati kepada
dengan akses yang mudah, terdapat para pasien hipertensi sehingga
55,9% yang masuk kategori patuh. pasien dapat semakin patuh
Sedangkan responden dengan melakukan terapi.
akses yang kurang mudah, terdapat 3. Bagi Peneliti Lain
54,8% yang masuk kategori patuh. Perlu dilakukan penelitian yang lebih
Hal ini sejalan dengan penelitian dalam terkait faktor-faktor yang
Wenny14 yang menunjukkan bahwa berhubungan dengan kepatuhan
akses menuju pelayanan kesehatan terapi pasien hipertensi. Bisa
tidak berhubungan dengan dilakukan di tempat dan waktu yang
kepatuhan berobat pasien (p = lain, sehingga penelitian ini bisa
0,151). dikembangkan.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan 1. Hypertension. World Health
1. Sebagian besar responden masuk Organization (WHO).
kategori patuh dalam melakukan 2. Pusat Data dan Informasi
terapi hipertensi, yaitu sebanyak 50 Kementerian Kesehatan RI 2013.
dari 90 responden (55,6%). 3. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
2. Variabel yang berhubungan Tengah 2016.
dengan kepatuhan pasien hipertensi 4. Gama, Ketut. Faktor Penyebab
dalam melakukan terapi antara lain: Ketidakpatuhan Kontrol Penderita
a.) Tingkat pendidikan responden Hipertensi. 2012.
(p=0,008), b.) Pengetahuan 5. Iche. Determinan Kepatuhan
responden (p=0,007), c.) Keyakinan Berobat Pasien Hipertensi pada
responden (p=0,017), d.) Motivasi Fasilitas Kesehatan Tingkat I. 2017.

694
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

6. Puspita, Exa. Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Kepatuhan
Penderita Hipertensi Dalam
Menjalani Pengobatan. FIK UNNES:
2016.
7. Hasvian, Pengaruh Tingkat
Pendidikan dan Dukungan Keluarga
Terhadap Tingkat Kepatuhan Minum
Obat Pada Pasien Hipertensi di
RSUD Kajen. FK UNIMUS: 2016.
8. Kondoy, Priska; Rombot, Dina.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Berobat Pasien
Tuberkulosis Paru di Lima
Puskesmas di Kota Manado. FK
Unsrat: 2014.
9. Runtukahu, Rifinda Finny. Analisis
Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kepatuhan Melaksanakan
Diet Pada Penderita Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolaang
Kecamatan Langowan Timur. 2015.
10. Andriati, Riris. Studi
Fenomenologi; Kepatuhan Minum
Obat Pada Pasien Hipertensi di
Kabupaten Tangerang: 2015.
11. Fitrina, Yossi; Harysko, Ryan;
Hubungan Karakteristik dan Motivasi
Pasien Hipertensi Terhadap
Kepatuhan dalam Menjalani
Pengobatan di Puskesmas Talang
Kabupaten Solok Tahun 2014.
STIKes YARSI: 2014.
12. Wahyu, Gede. Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Pengobatan Hipertensi Pada Lansia
Binaan Puskesmas Klungkung 1. FK
Unud: 2016.
13. Susriyanti. Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Perilaku
Perawatan Hipertensi pada Lansia di
Gamping Sleman Yogyakarta. 2014.
14. Widyastuti, Wenny. (2017).
Faktor yang Memengaruhi
Kepatuhan Pengobatan Pasien
Hipertensi di Puskesmas Jetis Kota
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada, 2017.

695

Anda mungkin juga menyukai