Anda di halaman 1dari 1

1.

Tujuan negara menurut “teori perdamaian dunia”, bahwa keamanan dan ketentraman manusia dalam negara
dapat tercapai apabila ada perdamaian dunia yang bukan terletak pada masing-masing penguasa atau raja.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh Dante Aliegheri.

Lord Shang Yang (Teori Kekuasaan Negara): Dia hidup di negeri China sekitar abad V-IV SM menyatakan
bahwa tujuan negara adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya. Menurut dia, perbedaan
tajam antara negara dengan rakyat akan membentuk kekuasaan negara. “A weak people means a strong state
and a strong state means a weak people. Therefore a country, which has the right way, is concerned with
weakening the people.” Sepintas ajaran Shang Yang sangat kontradiktif karena menganggap upacara, musik,
nyanyian, sejarah, kebajikan, kesusilaan, penghormatan kepada orangtua, persaudaraan, kesetiaan, ilmu
(kebudayaan, ten evils) sebagai penghambat pembentukan kekuatan negara untuk dapat mengatasi kekacauan
(yang sedang melanda China saat itu). Kebudayaan rakyat harus dikorbankan untuk kepentingan kebesaran dan
kekuasaan negara.

Niccolo Machiavelli (Teori Kekuasaan Negara) dalam bukunya Il Principe menganjurkan agar raja tidak
menghiraukan kesusilaan maupun agama. Untuk meraih, mempertahankan dan meningkatkan kekuasaannya,
raja harus licik, tak perlu menepati janji, dan berusaha selalu ditakuti rakyat. Di sebalik kesamaan teorinya
dengan ajaran Shang Yang, Machiavelli menegaskan bahwa penggunaan kekuasaan yang sebesar-besarnya itu
bertujuan luhur, yakni kebebasan, kehormatan dan kesejahteraan seluruh bangsa.

Immanuel Kant (Teori Jaminan atas hak dan kebebasan manusia) – (1724-1804) adalah penganut teori
Perjanjian Masyarakat karena menurutnya setiap orang adalah merdeka dan sederajat sejak lahir. Maka Kant
menyatakan bahwa tujuan negara adalah melindungi dan menjamin ketertiban hukum agar hak dan
kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara. Untuk itu diperlukan undang-undang yang merupakan
penjelmaan kehendak umum (volonte general), dan karenanya harus ditaati oleh siapa pun, rakyat maupun
pemerintah. Agar tujuan negara tersebut dapat terpelihara, Kant menyetujui azas pemisahan kekuasaan menjadi
tiga potestas (kekuasaan): legislatoria, rectoria, iudiciaria (pembuat, pelaksana, dan pengawas hukum).

Kranenburg (Teori negara kesejahteraan). Menurut dia, tujuan negara bukan sekadar memelihara ketertiban
hukum, melainkan juga aktif mengupayakan kesejahteraan warganya. Kesejahteran pun meliputi berbagai
bidang yang luas cakupannya, sehingga selayaknya tujuan negara itu disebut secara plural: tujuan-tujuan
negara. Ia juga menyatakan bahwa upaya pencapaian tujuan-tujuan negara itu dilandasi oleh keadilan secara
merata, seimbang.

Anda mungkin juga menyukai