Pendapat:
kedua hal di atas saling berkaitan. karena, tujuan berkaitan dg fungsi. jika ada tujuan yg ingin
dicapai, maka fungsilah yg menggapainya.
Indonesia telah mempunyai bbrapa fungsi, tetapi fungsi” tersebut belum bekerja secara
maksimal.
3. Fungsi Pertahanan: apakah fungsi pertahanan ini hanya untuk menjaga apabila ada
serangan dr luar? bagaimana serangan dr dalam negri sendiri?
4. Fungsi Keadilan: contohnya dlam dunia hukum. masih banyak para hakim yg bisa disuap.
dalam arti, yg punya uang dapat menang walaupn dalam pihak yg salah.
TUJUAN DAN FUNGSI NEGARA
A. Tujuan Negara
Negara dapat dipandang sebagai persekutuan manusia yang hidup dan bekerjasama
untuk mengejar beberapa tujuan bersama. Pada umumnya tujuan akhir setiap negara adalah
menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Oleh karena itu bagi suatu negara, tujuan merupakan hal yang sangat penting sebab tujuan
akan sangat menentukan bagaimana suatu negara mengatur, menyusun, dan menyelenggara-
kan pemerintahannya guna mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Sejalan dengan banyaknya corak tujuan yang hendak diwujudkan oleh suatu negara,
banyak pemikir negara dan ahli hukum yang membahas dan mengemukakannya dalam
suatu teori. Beberapa di antaranya adalah :
Nama Tokoh
Tujuan Negara
a. Lord Shang Yang
Mencapai kekuasaan negara dengan cara rakyat dan negara harus berbanding terbalik. Bila negara
ingin kuat dan sejahtera, maka rakyat harus lemah, miskin, dan bodoh.
b. Niccolo Machiavelli
Mencapai kekuasaan negara dengan cara menitik-beratkan pada sifat pribadi raja, agar dapat cerdik
seperti kancil dan menakut-nakuti rakyatnya seperti singa .
c. Dante Alleghieri
Mencapai perdamaian dunia dengan cara membentuk satu negara di bawah satu imperium dunia
( raja atau kaisar ).
d. Immanuel Kant
Menjamin hak dan kebebasan warga negara .
e. Kranenburg
Mengupayakan kesejahteraan warga negaranya
(Welfare State)
Tujuan Negara Republik Indonesia terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
IV, yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial .
B. Fungsi Negara
Fungsi Negara perlu ditetapkan sebagai pengatur kehidupan dalam negara demi
tercapainya tujuan Negara.
Tokoh-tokoh yang pendapatnya tentang fungsi negara diterapkan oleh negara-negara di
dunia adalah :
* John Locke
John Locke membedakan fungsi negara menjadi tiga yaitu :
1. Fungsi Legislatif : membuat Undang-Undang.
2. Fungsi Eksekutif : melaksanakan Undang-Undang , termasuk mengadili pelanggar
Undang - Undang.
3. Fungsi Federatif : mengurusi urusan luar negeri dan perang serta damai
( Hubungan dengan negara lain ).
* Montesquieu
Montesquieu membedakan fungsi negara atas tiga tugas pokok yaitu :
1. Fungsi Legislatif : membuat Undang-Undang.
2. Fungsi Eksekutif : melaksanakan Undang-Undang , termasuk mengadakan
hubungan luar negeri, membuat perjanjian dengan negara lain,
dll.
3. Fungsi Yudikatif : mengawasi agar semua peraturan ditaati ( fungsi mengadili
terhadap pelanggar Undang-Undang ).
PATRIOTISME DAN NASIONALISME
Patriotisme adalah semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang sudi mengorbankan
segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri .
Nasionalisme menurut sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Nasionalisme dalam arti sempit
Nasionalisme dalam arti sempit adalah perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya
yang sangat tinggi dan berlebihan, namun terhadap bangsa lain memandang rendah. Hal ini sering
disamakan dengan Jingoisme atau Chauvinisme.
2. Nasionalisme dalam arti luas
Nasionalisme dalam arti luas adalah perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan
bangsanya yang tinggi, tetapi terhadap bangsa lain tidak memandang rendah.
Shang Yang, yang hidup di negeri China sekitar abad V-IV SM menyatakan bahwa tujuan negara
adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya. Menurut dia, perbedaan tajam
antara negara dengan rakyat akan membentuk kekuasaan negara. “A weak people means a strong
state and a strong state means a weak people. Therefore a country, which has the right way, is
concerned with weakening the people.” Sepintas ajaran Shang Yang sangat kontradiktif karena
menganggap upacara, musik, nyanyian, sejarah, kebajikan, kesusilaan, penghormatan kepada
orangtua, persaudaraan, kesetiaan, ilmu (kebudayaan, ten evils) sebagai penghambat pembentukan
kekuatan negara untuk dapat mengatasi kekacauan (yang sedang melanda China saat itu).
Kebudayaan rakyat harus dikorbankan untuk kepentingan kebesaran dan kekuasaan negara
- Niccolo Machiavelli, dalam bukunya Il Principe menganjurkan agar raja tidak menghiraukan
kesusilaan maupun agama. Untuk meraih, mempertahankan dan meningkatkan kekuasaannya, raja
harus licik, tak perlu menepati janji, dan berusaha selalu ditakuti rakyat. Di sebalik kesamaan
teorinya dengan ajaran Shang Yang, Machiavelli menegaskan bahwa penggunaan kekuasaan yang
sebesar-besarnya itu bertujuan luhur, yakni kebebasan, kehormatan dan kesejahteraan seluruh
bangsa.
- Dante Alleghiere (1265-1321) menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk mewujudkan
perdamaian dunia. Perdamaian dunia akan terwujud apabila semua negara merdeka meleburkan diri
dalam satu imperium di bawah kepemimpinan seorang penguasa tertinggi. Namun Dante menolak
kekuasaan Paus dalam urusan duniawi. Di bawah seorang mahakuat dan bijaksana, pembuat
undang-undang yang seragam bagi seluruh dunia, keadilan dan perdamaian akan terwujud di
seluruh dunia.
- Immanuel Kant (1724-1804) menyatakan bahwa tujuan negara adalah melindungi dan menjamin
ketertiban hukum agar hak dan kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara. Untuk itu
diperlukan undang-undang yang merupakan penjelmaan kehendak umum (volonte general), dan
karenanya harus ditaati oleh siapa pun, rakyat maupun pemerintah. Agar tujuan negara tersebut
dapat terpelihara, Kant menyetujui azas pemisahan kekuasaan menjadi tiga potestas (kekuasaan):
legislatoria, rectoria, iudiciaria (pembuat, pelaksana, dan pengawas hukum).
- Kranenburg termasuk penganut teori negara kesejahteraan. Menurut dia, tujuan negara bukan
sekadar memelihara ketertiban hukum, melainkan juga aktif mengupayakan kesejahteraan
warganya. Kesejahteran pun meliputi berbagai bidang yang luas cakupannya, sehingga selayaknya
tujuan negara itu disebut secara plural: tujuan-tujuan negara. Ia juga menyatakan bahwa upaya
pencapaian tujuan-tujuan negara itu dilandasi oleh keadilan secara merata, seimbang.
- Ajaran Plato: Negara bertujuan memajukan kesusilaan manusia sebagai individu dan makhluk
sosial.
- Ajaran Teokratis (Kedaulatan Tuhan): Negara bertujuan mencapai kehidupan yang aman dan
ternteram dengan taat kepada Tuhan. Penyelenggaraan negara oleh pemimpin semata-mata
berdasarkan kekuasaan Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Tokoh utamanya: Augustinus, Thomas
Aquino)
- Ajaran Negara Polisi: Negara bertujuan mengatur kemanan dan ketertiban masyarakat (Immanuel
Kant).
- Ajaran Negara Hukum: Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum dan berpedoman
pada hukum (Krabbe). Dalam negara hukum, segala kekuasaan alat-alat pemerintahannya
didasarkan pada hukum. Semua orang – tanpa kecuali – harus tunduk dan taat kepada hukum
(Government not by man, but by law = the rule of law). Rakyat tidak boleh bertindak semau gue dan
menentang hukum. Di dalam negara hukum, hak-hak rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara,
sebaliknya rakyat berkewajiban mematuhi seluruh peraturan pemerintah/ negaranya.
- Negara Kesejahteraan (Welfare State = Social Service State): Negara bertujuan mewujudkan
kesejahteraan umum. Negara adalah alat yang dibentuk rakyatnya untuk mencapai tujuan bersama,
yaitu kemakmuran dan keadilan sosial.
2) Teori Individualisme
Individualisme adalah suatu paham yang menempatkan kepentingan individual
sebagai pusat tujuan hidup manusia. Menurut paham ini, negara hanya berfungsi
sebagai sarana pemenuhan kebutuhan setiap individu. Negara hanya bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (penjaga malam), tidak usah ikut
campur dalam urusan individu, bahkan sebaliknya harus memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada setiap individu dalam kehidupannya. Individualisme berjalan
seiring dengan liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan perseorangan. Di
bidang ekonomi, liberalisme menghendaki persaingan bebas. Yang bermodal lebih
kuat/ besar layak memenangi persaingan. Sistem ekonomi liberal biasa disebut
kapitalisme.
B. TEORI-TEORI TUJUAN NEGARA
Tujuan negara menurut teori fasisme adalah imperium dunia. Pemimpin
bercita-cita untuk mempersatukan semua bangsa di dunia menjadi satu tenaga
atau kekuatan bersama. Beberapa negara yang pernah menganut fasisme antara
lain Italia ketika dipimpin oleh Benito Mussolini, Jerman ketika dipimpin Adolf
Hitler, dan Jepang ketika dipimpin Tenno Heika.
2. Teori Individualisme
3. Teori Sosialisme
4. Teori Integralistik
Menurut Lord Shang, didalam setiap nagara terdapat subyek yang selalu
berhadapan dan bertentangan, yaitu pemerintah dan rakyat. Kalau yang satu
kuat yang lainnya tentu lemah. Yang sebaliknya pihak pemerintah yang lebih
kuat daripada pihak rakyat, supaya jangan timbul kekacauan dan anarchis.
Karena itu pemerintah harus selalu berusaha supaya ia lebih kuat daripada
rakyat.
Menurut Lord Shang, kebudayaan adalah merugikan bagi negara. Jika
dalam suatu negara terdapat hal-hal yang berikut:
maka takkan dapatlah lagi raja mengerahkan tenaga rakyat dan bencanapun tak
dapat lagi dihindarkan. Tapi kalau negara tidak terdapat “ten evils” yang disebut
itu, tentu raja akan dapat mengendalikan rakyat dan negarapun kuat. Maka
sebaliknya, korbankanlah “kebudayaan rakyat”, untuk kepentingan kebesaran
negara. Penting adanya tentara yang unggul tapi tidak membiarkan rakyat tetap
bodoh. Tujuan yang utama ialah suatu pemerintah yang berkuasa penuh
terhadap rakyat.
Bagi kaum sosialis, dasar ialah bahwa semua manusia dilahirkan dengan
hak-hak yang sama dan berhak atas perlakuan yang sama. Karena itu tujuan
bernegara bagi kaum sosialis ialah: memberikan kebahagiaan yang sebesar-
besarnya dan merata bagi setiap manusia. Kebahagiaan itu hanya dapat
terwujud jikalau setiap manusia mempunyai mata pencarian yang memberi
penghasilan yang layak, dan adanya jaminan-jaminan bahwa hak-hak azasi dan
kebebasan manusia tidak dilanggar. Oleh karena manusia itu bersifat egois,
maka pemberian rezeki yang layak dan jaminan-jaminan atas hak dan
kebebasan itu tidak akan terwujud dengan sendirinya didalam masyarakat, jika
tidak diusahakan dan diatur dalam undang-undang. Karena itu dalam
ketatanegaraan harus diwujudkan sistem perekonomian yang memungkinkan
pembagian rezeki yang merata dikalangan rakyat itu dapat berakibat
mengurangi hak-hak azasi seorang atas hartanya yang berlebih-lebihan dan
yang menghalangi pembagian rezeki jauh merata itu.
Bagi kaum kapitalis, dasar ialah bahwa tiap-tiap orang lebih berbakti
kepada masyarakat jika masing-masing mencoba mencapai tujuannya sendiri-
sendiri. Kebahagian untuk semua orang hanya tercapai, kalau setiap orang
mencoba mencapai kebahagiannya sendiri-sendiri, sesuai dengan filsafah itu,
kaum kapitalis memperjuangkan gerak hidup yang bebas (liberal) dengan
persaingan yang bebas pula, dan sesuatu itu dalam rangka tatasusila yang
beradap dan undang-undang.
Negara kesatuan republik Indonesia Negara kesatuan yang meliputi persatuan seluruh wilayah
Indonesia dari sabang sampai merauke.
Tujuan negara Republik Indonesia adalah :
1.melindungi sgenap bangsa Indonesia
2.memajukan kesejahteraan umum
3.mencerdaskan kehidupan bangs
4.dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadil
lan sosial.
*Diluar itu, kita bisa membadingkan i Jerman dengan Indoensia. Di negara itu
pendidikan poltiknya jalan, dimana anggota parlemen menentukan masa depan
partai. Anggota partai poltik jelas, mereka memiliki keanggotaan dan
mebayaran iuran partai. Partai dihidupkan dari iuran partai. Untuk mejadi
calon legislatif harus mendapatkan suara sekurangnya (kalau tak salah 30%)
dalam pre-election. Bila tidak maka tidak boleh ikut menjadi kandidat
legislatif. Pengurus partai dibayar oleh partai untuk mengelola adminsitrasi
partai dan tidak punya hak di calon menjadi calon legislatif.*
*Saya sependapatan dengan bagian ini, tapi tidak semua. Untuk menjalankan
pembangunan lingkungan di Indonesia yang harus diutama lebih dulu adalah
kedaulatan. Bila tanpa kedaulatan, maka tidak ada jaminan bagi
penyelenggaraan keamanan di tanah air kita. Celakanya lagi, bila ketidak
amanan meningkat, maka hasil pembangunan yang sudah ada sebelumnya hancur
dan pembangunan tidak jalan dan sebagai bias rantai lebih lanjut adalah
menurunya tingka kesejahtraan masayrakat.*
*Ancaman di Indoensia saat ini dapat dibagai menadi dua bagian. Pertama
adalah ancaman non-tradisional, hal ini tumbuh setelah perang dingin
berakhir. Di Indonesia, ancaman ini yang dominan bersumber dari dalam
negara yang disebabkan oleh konflik identitas, kemiskinan, dan lainnya.
Rendah tingka keamanan Insani (human security) terutama keamanan individu,
keamanan komunitas, keamanan kesehatan, keamanan politik, keamanan ekonomi,
keamanan lingkungan, keamanan pangan, keaman sosial. **Wilayah-wilayah ini
yang menjadi acaman besar di Indonesia. Kedua adalah acaman non-tradisional,
agresi dari negara lain, seperti China telah mengkalim natuna sebagai laut
cina selatan, batas antara indonesia malaysia, yakni ambalat setelah sipadan
dan ligitan jatuh ke malaysia. Di Papua Barat, juga tensi ini meningkat.
Meskipun aceh telah selesai, bukan tidak mungkin, gerakan aceh merdeka yang
lain akan muncul, bila komponen-komponen keamanan itu tidak di perhatikan.*
*Semua ada kaitanya, namun saya percaya dengan memfokuskan pada keutamaan
aspek kedaulatan baru kita bisa menegakkan HAM, mengurangi kerusakan DAS dan
lainnya.*
Harusnya para Capres berkaca dari Papua. Papua adalah potret ambisi para
Capres menegakkan NKRI dan Otonomi daerah. Otonomi khusus yang memberi mandat
memajukan penduduk asli Papua menuju sia-sia, karena tidak diikuti
implementasi yang jelas. Akibatnya Otonomi KHusus malah diikuti
meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, juga pelanggaran HAM tak
yang nyaris tak kunjung berhenti, hingga Pemilu 2009 berlangsung.
*Sejak penerapan Otsus Papua tahun 2001, sampai dengan tahun 2008,
pemerintah pusat telah mengucurkan dana ke Papua sebesar Rp 15 Triliun, tapi
hanya sekiatr 40% diserap untuk pembangunan. Selebihnya dikembalikan ke
Pusat. Penyebabnya, tidak bisa jalan karena tidak ada payung hukum setingkat
perda. Selain itu, setelah penerapan Otsus konflik antara hukum adat dan
negara dalam pengelolaan Tanah di Papua. Dan masih banyak lagi. Selain itu,
masalah keamanan perbatasan wilayah ini juga cukup tinggi.*
*Untuk masalah ini, perlu ada evaluasi kembali Otsus di Papua, apakah
mervisi atau mencabut dengan melihat kesalahan masalah sebelumnya. Namun
masalah Otsus bukan sermerta presiden, ini juga ada hubungannya dengan
peran DPR D, DPR, DPD dan aspirasi yang berkembang di daerah.*
Pandangan sempit terhadap NKRI dan Otonomi daerah ini, juga terlihat pada
kinerja legislatif, yang didominasi partai berkuasa. Indonesian Parliamentary
Center (IPC) mencatat kinerja DPR Senayan, pada 2008 dalam mengesahkan 44
UU, dimana mayoritas terkait dengan pemekaran wilayah.
Hanya dua UU yang langsung berkaitan dengan pemenuhan hak-hak rakyat, yaitu
UU Keterbukaan Informasi Publik dan UU Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Belakangan, sejumlah UU Pemekaran Wilayah tersebut menjadi kran baru
pembalakan hutan liar, perusakan lingkungan dan pelanggaran HAM.
*Saya setuju dengan hal diatas, namun tidak hanya dialamatkan pada Capres
dan cawapres. Perlu diingat, fungsi-fungsi partai politik ada empat, yakni
melakukan **Peran dan fungsi partai politik di era modern menurut kajian
beberapa kajian): Pertama, Mengebangkan kebijakan dan program pembagunandan
mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia(liah pasal 10 point d
UU No.2/2008; IDEA 2008:3))*
**
*Kurangnya penekanan pada aspek diatas, karena proses rekruitmen yang tidak
baik jadinya anggota legislatif seperti yang anda lihat sekarang.***
Para Capres menyebut Otonomi daerah dan pembangunan demokrasi dilakukan untuk
mencapai cita-cita mulia, yakni sebuah NKRI. Tak satupun Capres yang
mengaitkan masalah NKRI dan Otonomi Daerah dengan keselamatan dan
produktifitas
rakyat. Jika melihat fakta-fakta lapang diatas, pandangan
tersebut jargonis, bagai jauh panggang dari api.
*Saya setuju, sekali lagi kenapa Capres memakai strategi ini, tidak lain
ingin mencari dukungan dari Swing Voter atau Floating mass. Karena masalah
yang dianggap sebagain orang adalah ancaman keamanan, maka issu
sekuler menjadi
jualan salah satunya manjur selain ekonomi melalui image building. Keutamaan
ini adalah kekuataam internal(alat kampanye, bahan kampanye, sisi dan
pengantar issi kampanye seperti -media dll) dan keutamaan public image.
Seperti juga perang, dalam total war, keutamaan kekuataan militer dan
keutamaan
politik(Karl Von **Clausawit, 1805) ***
*
*
Debat kali ini. Lagi-lagi belum dapat menjelaskan tentang visi dan misi para
Capres. Hal ini bisa diartikan dua hal, pertama; ketidakmampuan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan sebuah debat yang mampu membongkar
gagasan para capres serta kedua; lemahnya visi dan misi para
capres untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa untuk lima tahun yang
akan datang.
*Kalau ini yang dipakai sesungguhnya juga merupakan tujuan NKRI, namun harus
lebih teliti, lihat konstitusi Mukadimah UDD 1945, yakni memajukan
kesejahtraan umum(ekonomi), mencedaskan kehidupan bangsa(pendidikan);
melidungi segenap bangsa indonesia(Kemanan). Mestinya statmen diatas harus
bersumber dari konstitusi, supaya tidak kelihatan menjadi pikiran dan
harapan semua elem bangsa.*
**
*Kaitannya dengan ajakan. Kenapa tidak bersikap, memilih Golput saja bung.
Karena ketika terpilih jadi Capres tidak hanya mewakili kepentingan 43
Ornop, tapi mewakili semua elem bangsa indonesia. Menurut saya, belum tentu
merut 43 ornop itu, baik menurut elemen rakyat yang lain. Padahal presiden
harus mewakili semuanya. Maaf ya, saya bukan tim sukses, ini pendapat
pribadi mengundang debat.
Mungkin ulasan yang kocak ini, baik untuk mengebangkan debat yang lebih
detail dan menarik kita diskusikan terutama menghadapi Pilres.....saya juga
belum tau akan memilih siapa meski sudah didaftar jadi pemilih dalam Pilres
2009.*
Tujuan nkri secara umum
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia: (terdapat pd pembukaan UUD 1945 alenia ke-
empat):
Pendapat:
kedua hal di atas saling berkaitan. karena, tujuan berkaitan dg fungsi. jika ada tujuan yg ingin
dicapai, maka fungsilah yg menggapainya.
Indonesia telah mempunyai bbrapa fungsi, tetapi fungsi” tersebut belum bekerja secara
maksimal.
3. Fungsi Pertahanan: apakah fungsi pertahanan ini hanya untuk menjaga apabila ada
serangan dr luar? bagaimana serangan dr dalam negri sendiri?
4. Fungsi Keadilan: contohnya dlam dunia hukum. masih banyak para hakim yg bisa disuap.
dalam arti, yg punya uang dapat menang walaupn dalam pihak yg salah.