Anda di halaman 1dari 3

Proses Fisioterapi pada Kelainan Muskuloskeletal pada Masyarakat

1. Iqbal Ismail 1710702019


2. Viola Arsita 1710702020
3. Risha Aulia Putri A 1710702021
Padatnya pekerjaan atau aktivitas fisik seseorang dapat menyebabkan permasalahan pada
otot, tulang dan sendi atau disebut sistem muskoleskeletal. Nyeri otot, tulang, sendi dan saraf
terjepit adalah keluhan yang paling sering dijumpai di masyarakat kita dan hampir 80 persen
dari masyarakat perkotaan pernah mengalami gangguan pada sistem muskoleskeletalnya.
Mulai dari derajatnya yang ringan hingga sampai yang berat dan mengganggu aktivitas
sehari-hari serta dapat menyebabkan kecacatan.

Kasus gangguan muskuloskeletal hingga saat ini merupakan penyakit kedua terbanyak di
seluruh dunia setelah flu atau influenza.

Gangguan ini disebabkan faktor aktivitas berlebihan, cedera olah raga, trauma, postur yang
kurang baik, pekerjaan berulang-ulang dengan posisi tubuh yang tidak tepat, stress,
pemakaian sendi berlebihan, faktor genetik, penyakit rematik dan masih banyak sebab
lainnya.

Di Indonesia, masyarakat biasanya mengatasi gangguan muskuloskeletal hanya dengan pergi


ketukang pijat atau urut, maka perlunya peran fisioterapi sebagai tindakan preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitative untuk kasus muskuloskeletal

Kategori diagnose musculoskeletal

a. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja system muskuloskeletal/ demineralisasi

b. Gangguan Sikap

c. Gangguan Kinerja otot

d. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
connective tissue

e. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
inflamasi lokal.

f. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
kerusakan spinal.

g. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
fraktur.
h. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
Arthroplasti sendi.

i. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
bedah tulang atau jaringan lunak.

j. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, ROM, gait, locomotion, balance
yang berkaitan dengan amputasi

2. Kategori diagnose musculoskeletal

a. Pencegahan dini/pengurangan resiko terhadap kehilangan balance and jatuh

b. Gangguan Perkembangan Neuromotor

c. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan dengan Non progressive
disorder CNS – congenital atau pada bayi dan masa anak.

d. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan dengan Non progressive
disorder CNS – pada usia dewasa

e. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan dengan progressive
disorder CNS

f. Gangguan Peripheral nerve integrity dan motor function yang berkaitan dengan Peripheral
Nerve Injury.

g. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan dengan Acute atau
Chronic Polyneuropathies.

h. Gangguan motor function dan Peripheral nerve integration yang berkaitan dengan Non
progressive disorder Spinal Cord.

i. Gangguan kesadaran , ROM, Motor Control yang berkaitan dengan Coma, Near coma, atau
status vegetative.

Di Indonesia, masyarakat biasanya mengatasi gangguan muskuloskeletal hanya dengan pergi


ketukang pijat atau urut

Anda mungkin juga menyukai