Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi karena tubuh tidak

mampu menggunakan dan melepaskan insulin secara adekuat (Irianto, 2015).

Di sebabkan karena faktor keturunan, obesitas, makan secara berlebihan,

kurang olahraga, serta perubahan gaya hidup (Kusnanto, 2013). Dengan

demikian keadaan tersebut diakibatkan ketidakstabilan kadar glukosa darah

yang pertama melakukan cara edukasi, penderita harus memahami betul-betul

menganai Diabetes Mellitus (DM), cara yang kedua yaitu tentang pembatasan

diet makanan, penderita harus memahami dan mengikuti pola diet yang di

jalani tidak boleh melebihi batasan diet yang disesuaikan, selanjutnya dengan

berolahraga atau gerak badan sangat diperlukan untuk membakar kadar gula

dalam darah yang sudah berlebih, yang terakhir dengan terapi-terapi seperti

farmakologis (Santoso, 2011). Tujuan ini untuk mempertahankan kadar gula

darah dalam tubuh agar tetap dalam batas normal serta mengatasi berbagai

macam keluhan yang sering dialami oleh penderita Diabetes seperti

kesemutan dengan gangguan pada penglihatan (FKUI, 2007).

World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah penderita

Diabetes Mellitus di dunia mencapai 200 juta jiwa. Indonesia menepati urutan

ke empat terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Menurut

Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, Provinsi Jawa

Timur merupakan salah satu wilayah di Indonesia dengan prevelensi penderita

Diabetes Mellitus sebasar 2,1% (Riskesdas, 2013).


Berdasarkan hasil studi pendahuluan di didapatkan data 10 penyakit

terbanyak di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun

2017, 2018 dan 2019 yang mana data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 1.1 Distribusi 10 penyakit terbanyak di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2017

No Nama peyakit Jumlah


1 Diabetes militus non dependen insulin tanpa komplikasi 241
2 DM non-dependen insulin dng komplikasi sirkulasi perifer 84
(ganggrene diabetik)
3 Encephalitis, myelitis and encephalomyelitis, unsp 81
4 Chf/congestive heart failur 26
5 Anemia, unspesified 25
6 Chronic tonsilitis 23
7 Encephalitis, myelitis and encephalomyelitis, unsp 19
8 Hipertensi esensial (primer) 19
9 Sirosis hati lainnya dan tidak terspesifikasi 18
10 Dyspepsia 17
Jumlah 553
Sumber : Rekam medic Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun
2017

Tabel 1.2 Distribusi 10 penyakit terbanyak di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2018

No Nama peyakit Jumlah


1 Demam berdarah dengue (DHF) 134
2 Diabetes militus non dependen insulin tanpa komplikasi 126
3 Chronic ischemic heart disease unspecified 115
4 Epilepsy unspecified 102
5 DM non-dependen insulin dng komplikasi sirkulasi perifer 99
(ganggrene diabetik)
6 Chf/congestive heart failur 96
7 Intracerebral haemorrhage unspecified 51
8 Tuberculosis of lugng, without mention of bacteriological or 43
histological
9 Pneumonia 39
10 Dyspepsia 37
Jumlah 842
Sumber : Rekam medic Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun
2018

Tabel 1.3 Distribusi 10 penyakit terbanyak di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2019

No Nama peyakit Jumlah


1 DM non-dependen insulin dng komplikasi sirkulasi perifer 331
(ganggrene diabetik)
2 Demam berdarah dengue (DHF) 120
3 Diabetes militus non dependen insulin tanpa komplikasi 67
4 Pneumonia 48
5 Dyspepsia 48
6 Tuberculosis of lugng, without mention of bacteriological or 21
histological
7 Chf/congestive heart failur 18
8 Asma B/asthma 18
9 Chf/congestive heart failur 17
10 Septicaemia / sepsis 14
Jumlah 702
Sumber : Rekam medic Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun

2019

Dari data di atas diketahui bahwa pada tahun 2017, 2018 dan 2019 klien

dengan Diabetes militus termasuk dalam kategori 10 penyakit terbanyak.

Diaman pada tahun 2017 penyakit Diabetes militus menempati peringkat 1

dengan jumlah 241 kasus. Pada tahun 2018 penyakit Diabetes militus

menempati peringkat 2 dengan jumlah 126 kasus dan di tahun 2019 penyakit

Diabetes militus menempati peringkat 3 dengan jumlah 67 kasus

Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah sebabkan oleh obesitas,

kurang berolahraga, pola makan yang buruk dan gaya hidup yang tidak sehat

menjadi faktor utama Pada Diabetes Mellitus tipe 2 terdapat terdapat dua

masalah yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan

gangguan retensi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor

khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi suatu rangakain reaksi dalam metabolisme glukosa didalam

sel. Resistensi insulin pada Diabetes Mellitus tipe 2 disertai dengan penurunan

reaksi intra sel ini. Dengan demikian insulin tidak efektif untuk menstlimulasi

pengambilan glukosa oleh jaringan. Akibat intoleransi glukosa yang

berlangsung lambat dan progresif maka Diabetes Mellitus tipe 2 dapat berjalan

tanpa terdeteksi. Diabetes Mellitus membuat gangguan komplikasi melalui

kerusakan pada pembuluh darah diseluruh tubuh, disebut angiopati diabetik.

Penyakit ini berjalan kronis dan berbagai dua yaitu gangguan pada pembuluh

darah besar (makrovaskuler) disebut makroangiopati, dan pembuluh darah

halus (mikrovaskular) disebut mikroangiopati (Wijaya & Putri, 2013). Sehingga

diperlukan pemeriksaan secara berkala pada kadar gula darah pada klien

dengan diabetes tipe II.

Berdasarkan urain latar belakang tersebut diatas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Gambaran Pemberian Insulin pada klien

dengan hiperglikemia Pada Asuhan Keperawatan Klien Dengan Diabetes

Militus Tipe II Di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

Tahun 2020”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

”Bagaimanakah Gambaran Pemberian Insulin pada klien dengan hiperglikemia

Pada Asuhan Keperawatan Klien Dengan Diabetes Militus Tipe II Di Ruang

Safir RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2020”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Menggambaran asuhan keperawatan klien dengan diabetes militus tipe II

Di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus
a. Bagaimanakah pengkajian asuhan keperawatan klien dengan

diabetes militus tipe II Di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh

Banjarmasin Tahun 2020.


b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan klien

dengan diabetes militus tipe II Di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch

Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2020.


c. Menentukan intervensi keperawatan pada asuhan keperawatan klien

dengan diabetes militus tipe II Di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch

Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2020.


d. Melaksanakan implementasi keperawatan asuhan keperawatan klien

dengan diabetes militus tipe II Di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch

Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2020.


e. Melakukan evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan klien

dengan diabetes militus tipe II Di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch

Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2020.


f. Melakukan pendokumentasian keperawatan asuhan keperawatan

klien dengan diabetes militus tipe II Di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch

Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2020.


g.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pasien
Dapat dijadikan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan

hiperglikemi pada klien dengan diabetes militus tipe II.


2. Bagi institusi
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan

intervensi keperawatan pada asuhan keperawatan klien dengan diabetes

militus tipe II.


3. Bagi perawat
Dapat memberikan masukan bagi pengembangan profesi keperawatan,

baik pada masa pendidikan maupun di tempat pelayanan kesehatan,

dan sebagai masukan untuk menambah bahan informasi, dan

keterampilan bagi profesi keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan yang optimal kepada klien.


4. Bagi penulis
Sebagai pengembangan kemampuan peneliti dalam melaksanakan

asuhan keperawatan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi

peneliti dalam penerapan asuhan keperawatan klien dengan diabetes

militus tipe II.


5. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat digunakan sebagai perbandingan dan bahan untuk penelitian

selanjutnya di bidang keperawatan dan dapat menjadi sumber rujukan

dalam pembuatan ataupun pengaplikasikan pada asuhan keperawatan

klien dengan diabetes militus tipe II.

Anda mungkin juga menyukai