Permasalahan Utama :
Bagaimana cara melakukan evaluasi percepatan gempa di
suatu lokasi yang ditinjau.
Permasalahan Detail :
Bagaimana cara memperoleh data gempa?
Bagaimana cara mengolah serta melakukan analisa terhadap
data yang diperoleh?
Bagaimana cara memperoleh regresi dari pengolahan data
gempa?
Bagaimana cara memperoleh percepatan gravitasi maksimum
disuatu daerah?
PENDAHULUAN
Umum
Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi dapat ditimbulkan oleh pengaruh kegiatan tektonik
atau biasa disebut dengan gempa tektonik, dan karena pengaruh
aktivitas magma didalam bumi atau biasa disebut dengan gempa
vulkanik. Gempa bumi telah menimbulkan banyak kerugian mulai
dari kerusakan bangunan, memakan korban jiwa, serta
membutuhkan biaya yang sangat mahal dalam proses rehabilitasinya
(Irsyam 2010). Kejadian gempa bumi berlangsung sangat singkat,
dengan kekuatan gempa tertentu, waktu tertentu, dan tidak diduga-
duga datangnya. Dengan sifat gempa bumi yang demikian maka
setiap daerah yang ditinjau akan diperoleh data yang berbeda-beda,
baik ditinjau dari segi waktu dan tempatnya. Kekuatan gempa yang
dirasakan berupa percepatan gempa di permukaan (Peak Ground
Acceleration/PGA).
Gempa
Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di
permukaan bumi. Gempa yang banyak dikenal terdiri atas 2
tipe, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Beberapa
gempa bumi juga dapat terjadi karena pergerakan magma
didalam gunung berapi yang disebut juga sebagai gempa
vulkanik. Gempa bumi seringkali diakibatkan oleh pergeseran
kerak bumi (lempeng bumi) yang biasa disebut sebagai gempa
tektonik. Kejadian gempa tektonik adalah suatu peristiwa
pelepasan energi pada suatu tempat di perbatasan lempeng-
lempeng tektonik.
Sejarah Kegempaan Indonesia
Studi Literatur
Buku serta peraturan-peraturan yang berkaitan
Pengumpulan Data
1Data gempa dari USGS
Not OK
Kontrol Perhitungan
OK
FINISH
Katalog Gempa
Data kejadian gempa historik yang pernah terjadi di wilayah
Indonesia dan sekitarnya dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu
International Seimological Center (ISC) dan dari Nasional
Earthquake Information Center U.S. Geological Survey (NEIC-
USGS), dimana data ini merupakan gabungan dari katalog gempa
yang dikeluarkan oleh The Bureau Central International de
Seismologie (BCIS), International Seimological Summeries (ISS),
International Seimological Center (ISC), Preliminary
Determination of Epicenter (PDE), beberapa katalog perorangan,
seperti Abe, Abe dan Noguchi, serta Gutenberg & Richter, Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
catalog diambil dari tahun 1909-2010 di kepulauan mentawai
dengan koordinat 2o 12`00`` Lintang Selatan dan 99o 38`12`` Bujur
Timur.
METODOLOGI
Mengumpulkan Data-data Gempa
Input data – data gempa
Titik yang ditinjau :
Latitude : 2,2 LS ;
Bujur : 99,638 BT
(Kepulauan Mentawai)
Radius gempa ditinjau :
500 KM (Metode pengambilan data circural area)
Rentang waktu : 01/01/1900 s/d 21/10/2010
Kekuatan gempa : 1 – 9,9 SR
Kedalam gempa : 1 – 200 KM
Pengambilan data diatas diperoleh dari (united State
Geological Survey (USGS), dan The International
Seismological Center (ISC).
Gambar Distribusi gempa di Kepulauan Mentawai tahun 1909-2010 (sumber : ISC
map maker)
Gambar Distribusi gempa di Kepulauan Mentawai tahun 1909-2010 (sumber :
USGS)
Jarak Episenter Gempa
Dimana :
R = Jarak hiposenter
D= Jarak dari episenter ke titik lokasi yang
ditinjau
H= kedalaman
Titik tinjau D episenter
H
R
B=
dimana :
α=eA dan β= - B
Keterangan :
xj = perjcepatan gempa ke j
j = nomor urut kejadian gempa yang disusun dari a terkecil. Harga untuk a terbesar = N
N = selang waktu pengamatan
yj =
Dari regresidiperoleh
nilai :
A = 0,711 α = 2,035
B = -0.034β = 0.034
Magnitude
Gutenburg-Richter β-line Data
N N pertahun Ln N pertahun
Pengelompokan data
M≥5 372 3.647 1.29 dan perhitungan untuk
M ≥ 5.5
M≥6
143
32
1.402 0.34
-1.16
pembuatan β-line
0.314
M ≥ 6.5 12 0.118 -2.14
M≥7 8 0.078 -2.55
M ≥ 7.5 5 0.049 -3.02
M≥8 3 0.029 -3.53
Dari data diatas diperoleh nilai β=
1.611
Dari nilai tersebut kemudian
dilakukan perhitungan
menggunakan rumus fungsi dari
magnitude :
f m (M ) ce ( M m0 )
1
c
1 e ( M max m0 )
P(2%
in 50 Years )
Kesimpulan
Dari hasil analisa pada data gempa di Kepulauan Mentawai yang telah dilakukan dalam
pengerjaan Tugas Akhir ini, maka dapat diperoleh sejumlah kesimpulan sebagai berikut
:
•Data gempa yang digunakan adalah data gempa yang dikombinasi dari sejumlah
catalog gempa. semakin lengkap data gempa, maka akan semakin akurat hasil PGA
yang diperoleh nantinya.
•Data gempa yang sudah diperoleh haruslah dikonversikan dalam satu satuan (Mw)
momen magnitude, dan juga dilakukan pengecekan terhadap jarak dari point source.
•Data gempa harus dipisahkan terhadap gempa awalan dan gempa susulan.
•Hasil perhitungan percepatan gempa untuk setiap atenuasi memiliki perbedaan,
tergantung pada site (tempat) penelitian.
•Hasil perhitungan untuk percepatan gempa maksimum dengan menggunakan
metode Gumble I dipilih hasil dari persamaan Matuscha dengan hasil 0,326 g untuk
periode ulang 475 tahun, dan 0,404 g untuk periode ulang 2475 tahun.
•Hasil perhitungan untuk percepatan gempa maksimum menggunakan PSHA dengan
data percepatan menggunakan atenuasi Matuscha diperoleh hasil 0,58 g untuk
periode ulang 475 tahun, dan 0,86 g untuk periode ulang 2475 tahun.
•Dari hasil perhitungan probabilitas dari metode Gumble I dan PSHA didapati
bahwasanya percepatan gempa maksimum yang dihasilkan dalam perhitungan
Gumble lebih kecil ± 50% dari perhitungan PSHA.
•Percepatan gempa maksimum yang dihasilkan oleh metode PSHA lebih akurat
karena hasil yang diperoleh dari perhitungan PSHA sudah memperhatikan jumlah
kejadian gempa, kekuatan magnituda serta jarak kejadian gempa.