Anda di halaman 1dari 3

Resistensi Antibiotik adalah salah satu masalah yang mengancam bagi dunia kesehatan.

Resistensi tidak hanya menjadi masalah bagi kesehatan, perkebunan, peternakan juga menjadi
bagian dari grup yang memiliki masalah terhadap resistensi. Peningkatan jumlah bakteri yang
resisten terhadap obat terjadi di berbagai belahan dunia, namun hanya sedikit antibiotik yang
baru untuk menghadapi resistensi ini. Diperlukan alternative lain untuk menangani masalah
resistensi ini. Madu adalah salah satunya

Madu telah digunakan sebagai obat – obatan selama ribuan tahun untuk menangani luka
dan penyakit gastrointestinal, Madu memiliki aktivitas yang tinggi dan luas terhadap bakteri
pathogenic maupun bakteri pada makanan basi. Aktivitas in vitro madu terbukti manjur
menghadapi mikroba yang resistant terhadap antibiotic dan luka kronis yang sulit disembuhkan.
RS (Revamil honey) dan Manuka merupakan madu yang terbukti patent terhadap aktivitas
antibakteri dan disetujui oleh beberapa negara untuk menangani luka. Madu RS diproduksi
dengan kondisi berada di rumah hijau. Komponen yang bertanggung jawab dalam menekan
aktivitas bakteri antara lain kadar-konsentrat gula yang tinggi, H2O2, 1,2- dicarbonyl compound
methylglyoxal (MGO), enzim lebah defensin-1 antimikroba dan pH yg rendah.

Madu Manuka diproduksi dari semak manuka yang berasal dari New Zealand dan
Australia. Di dalamnya terdapat kadar MGO yang lebih tinggi dibandingkan madu RS, tapi
komponen lain yang bersangkutan dengan aktivitas bakteri pada madu manuka masih belum
diteliti lebih dalam.

Penelitian yang belum mendalam mengenai madu sebagai alternative antimikroba dan
banyaknya resistensi yang telah terjadi mempersempit penggunaan madu sebagai obat pengganti
yang mumpun. Pada studi ini, akan dibuktikan seperti apa madu rs dan manuka menahan
aktivitas bakteri.

Bacterial activity of rs and manuka honey

Madu rs dan manuka dites pada bakteri makanan basi bacillus sublilis dan luka seperti
methycilin – resistant s.aureus (MRSA) , e.coli, dan p.aeruginosa. Pada tes terhadap bakteri
bacillus hasil 2 jam pertama didapatkan bahwa madu rs mampu menahan pertumbuhan bakteri
bacillus lebih baik dibandingkan madu manuka. setelah Lewat 24 jam, hasil tes dilihat lagi dan
didapatkan hasil madu rs dan manuka berhasil membunuh kuman bacillus. Pada bakteri luka,
setelah diinkubasi, didapatkan hasil pertumbuhan kuman e.coli dan p.aeruginosa lebih sedikit
setelah 2 jam pertama pada madu rs. Madu manuka tidak menunjukkan hasil yang berarti setelah
2 jam pertama. Lewat 24 jam, hasil tes diperhatikan lagi dan didapatkan masih ada pertumbuhan
bakteri terhadap madu rs, pada madu manuka kuman e.coli dan p.aeruginosa mati. Untuk kuman
MRSA, hasil tes madu rs dan manuka sama. 2 jam pertama tidak ada reaksi, setelah 24 jam
kedua madu mampu membunuh kuman. Dapat ditarik kesimpulan bahwa madu rs memiliki
reaksi yg lebih cepat terhadap pertumbuhan kuman, dan madu manuka yg paling lethal dalam
menghadapi kuman.

Karakterisasi H2O2, MGO dan Defensin-1 pada madu rs dan manuka

Pada tes ini, kami melihat tingkat konsentrat pada komponen antibakteri.

Madu rs dan manuka berisi ……… (copy aja di jurnal bar, mager ketik) dan …….. MGO.
Hydrogen peroxide diproduksi oleh Apis Mellifera (lebah madu), glucose oxidase enzyme
didapatkan pada saat perubahan madu diolah oleh lebah di sarang.

Madu rs memiliki kadar H2O2, namun tidak didapatkan kadar H2O2 pada madu manuka.

Kadar Defensin-1 pada madu rs dan manuka sama sekitar 0,5 … (lihat aja di tanda jurnal yg sa
lingkar). Keduanya mampu membunuh kuman basillus dengan cepat karena adanya defensing-1
ini.

Mengapa Madu manuka dapat membunuh kuman lebih baik dibandingkan madu rs?

Hasil penelitian mengemukakan bahwa madu rs dengan berbagai komponen seperti


H2O2, MGO, Defensin-1 dan pH rendah sangat efektif jika menahan agresi mikroba pathogen
dengan jangka waktu cepat. Hasil madu manuka mengemukakan hal sebaliknya. Meskipun tidak
secepat madu rs, madu manuka memiliki tingkat kelethal-an yang lebih tinggi untuk membunuh
mikroba. Hal ini dapat dijelaskan dari kadar MGO yang 40% lebih banyak dibandingkan madu
rs. Kami mencoba mengurangi kadar MGO mendekati kadar madu rs dan didapatkan hasil tidak
sebaik ketika kadar MGO tinggi. Namun, pada kuman e.coli, hasil yg didapatkan tetap sama.
Hal ini menyimpulkan bahwa ada komponen lain pada madu manuka mampu melawan mikroba
asing namun belum diteliti. Hal ini juga ditunjang dari kadar Defensin-1 yang tidak sebanyak
madu rs. Diteliti pula pH pada madu manuka. Pada saat Ph madu dinetralkan (dari 3,9 menjadi
7,0), didapatkan hasil kuman bacillus memiliki aktivitas di atas 24 jam meskipun hanya terdapat
sedikit kuman, namun kuman e.coli tidak memiliki aktivitas di atas 24 jam yg mengindikasikan
bahwa masih ada komponen – komponen penting pada madu manuka yang perlu diteliti. Maka
perlu penelitian lebih lanjut mengenai madu manuka.

Anda mungkin juga menyukai