Anda di halaman 1dari 10

Pengkajian Keluarga

1. Pengkajian
A. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : Tn. S
2) Jenis Kelamin : Laki-Laki
3) Pendidikan Terakhir : SD
4) Usia : 50 thn
5) Alamat : Jl. Bina Asih II Rt 04/Rw 09. Kp. Kebantenan
Jatiasih. Bekasi
6) Komposisi Keluarga

No. Nama JK Hub dgn Usia Pendidikan Pekerjaan Imunisasi


Keluarga Terakhir
1. Ny. E P Istri 45 SD IRT Tidak
thn lengkap
2. Tn. A L Anak I 28 S1 Photographer Lengkap
thn
3. Tn. S L Anak II 20 SMK Tidak Lengkap
thn menentu
4. Nn. B P Anak IV 16 SMP Pelajar Lengkap
thn

Genogram

1
Bpk Tn. Ibu Bpk Ny. Ibu
S Tn. S× E Ny. E

50 thn 45
thn

28 20
thn 25 16
thn
thn thn
Keterangan :

: Laki- laki : Perempuan

: Meninggal : Pasien ........ : Tinggal Bersama

Penjelasan Genogram

Keluarga bapak S yang terdiri dari Bapak S (50 thn) dan tinggal bersama istrinya
ibu E (45 thn) beserta 3 orang anaknya, yaitu Tn. A (28 thn) sebagai anak pertama, Tn.
S (20 thn) sebagai anak ke tiga dan Nn. B ( 16 thn) sebagai anak ke empat. Sebenarnya
bapak S dan ibu E memiliki 4 orang anak, namun anak ke dua Ny. F (25 thn) sudah
menikah dan sudah tidak tinggal lagi dengan keluarga bapak S. Orang tua bapak S ( bapak
N) telah meninggal dunia karena sesak nafas dan memiliki riwayat penyakit asma, ibu
bapak S ( Ny. M) juga telah meninggal pada saat melahirkan di duga adanya perdarahan
hebat pada saat melahirkan. Sedangkan orang tua dari ibu E ( bapak R) telah meninggal
dunia karena sesak nafas juga dan memilik riwayat asma, sedangkan ibu dari ibu E ( Ny.
S) masih hidup namun memiliki riwayat penyakit hipertensi. Saat ini bapak S dan ibu E
sudah menikah selama 28 tahun.

Bapak S bekerja sebagai ketua Rw dan pegawai swasta. Pendapatan keluarga masih
dibawah UMR kota bekasi, yaitu Rp. 1.500.000,. Komunikasi bapak S dengan keluarga
apabila sedang tidak bersama menggunakan telepon seluler.

Saat pengkajian anak pertama bapak S (Tn. A) dalam 3 bulan terakhir tidak pernah
sakit, dan tidak memiliki alergi ataupun penyakit tertentu, anak ketiga bapak S (Tn. S)
saat dikaji sedang tidak ada dirumah karena sedang bekerja, namun menurut ibu E dalam
3 bulan terakhir Tn. S tidka pernah sakit dan tidak memiliki alergi ataupun penyakit
tertentu, sedangkan anak ke empat ibu E (Nn. B) tiga bulan terakhir hanya mengalami
demam biasa karena faktor kecapean saja karena banyak kegiatan di sekolahnya, Nn. B
pun tidak memilik alergi ataupun penyakit serius. Ny. E mengatakan pada saat Nn. B
sakit atau demam hanya diberi obat penurun panas (paracetamol) saja.

Pemgkajian pada ibu E sendiri, Ibu E mengatakan bahwa dirinya sering merasa
kesemutan, apalagi kalau gula darahnya sedang tinggi dan obatnya habis. Ny. E pernah
dirawat karena kadar gula darahnya tinggi mencapat 400 mg/dl. Ny. E mengatakan tidak
tau nama obatnya apa kalau obatnya habis, karena obat yang didapet dari klinik tidak
menggunakan bungkus obat bermerek, tetapi Ny, E mengatakan mendapat 2 macam obat.
Saat dikaji ibu E mengetahui penyebab penyakitnya dan tanda dan gejalanya. Ny. E juga
megatakan bapak S dan Tn. S termasuk perokok aktif dan ibu E tidak mengalami
gangguan pernafasa walaupun anak dan suaminya perokok, hanya saja ibu E takut kalau
anak dan suaminya terkena penyakit di kemudian hari karena efek ngerokok. Keterangan
yang diperoleh terkair dengan bapak S hanya di perokeh dari ibu E.

Rumah bapak S merupakan rumah sendiri. Lingkungan luar rumah tidak pada,
sanitasi cukup bagus, lingkungan dalam rumah cukup bersih dan agak rapih, namun
beberapa barang kurang tertata rapih dan ada hewan peliharaan kucing yang kadang suka
buang air sembarangan. Setiap hari keluarga bapak S menggunakan air sumur sebagai
kebutuhan sehari, dan untuk minum juga menggunakan air sumur. Tidak ada
pembuangan atau pembakaran sampah khusus. Bila terdapat anggota keluarga sakit ibu
E selalu mengedepankan penggunaan obat tradisional terlebih dahulu, kemudian bila
tidak ada perubahan baru menggunakan fasilitas kesehatan.

7) Tipe Keluarga
Keluarga bapak S merupakan tipe keluarga nuclear family (keluarga inti) yang terdiri
dari bapaj S (50 thn), ibu E (45 thn), Tn. A (28 thn), Tn. S (20 thn), dan Nn. B (16
thn).
8) Suku Bangsa
Suku bangsa bapak S dan ibu E adalah Betawi. Ibu E mengatakan tidak ada kebiasaan
dalam keluarga bapak S yang berpengaruh terhadap kesehatan, kecuali bapak S
memiliki kebiasaan merokok, namun tidak pernah mengalami keluhan apapun.
Bahasa yang di gunakan di dalam rumah sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan
bahasa Betawi. Sedangkan bahasa yang digunakan jika berkomunikasi dengan
tetangga dan masyarakat adalah bahasa Indonesia. Di lingkungan bapak S tidak ada
perkumpulan sesama suku. Ibu E mengatakan walaupun keluarganya suku betawi,
hampir tidak ada norma yang tidak sesuai dengan prinsip kesehatan. Pola kebiasaan
menu makanan tidak terlalu dipengaruhi budaya, menu makanan dibuat seperti
masyarakat pada umumnya. Pakaian sehari-hari yang digunakan adalah pakaian
modern, tidak menggunakan pakaian tradisional. Bentuk dekorasu rumah keluarga
bapak S tidak dipengaruhi oleh budaya.
9) Agama
Agama yang di anut oleh keluarga bapak S adalah agama Islam. Anggota keluarga
bapak S rutin menjalankan ibadah shalat 5 waktu dirumah. Tidak ada perbedaan
agama atau keyakinan. Bapak S juga selalu shalat berjama’ah di mushola apabila tidak
ada halangan atau kegiatan yang mendesak. Untuk kegiatan keagamaan dilingkungan
sekitar khususnya ibu E sering mengikuti kegiatan keagamaan baik itu pengajian
mingguan ataupun bulanan.
10) Status Sosial dan Ekonomi Keluarga
Keluarga bapak S termasuk keluarga yang sederhana. Pekerjaan bapak S adalah ketua
RW dan pegawai swasta atau kadang serabutan.
Penghasilan perbulan bapak S adalah ≤ Rp. 1.500.000/bln (dibawah UMR kota
Bekasi). Penghasilan itu yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibu
E tidak bekerja, karena sering sakit-sakitan. Hanya saja anak bapak S ( TN. A) kadang
memberi tambahan pemasukan hasil dari kerja photograher. Sedangkan anak ke tiga
bapak S (Tn. S) kadang bekerja kadang tidak, jadi tidak bisa membantu kebutuhan
sehari-hari keluarga bapak S. Terapi keluarga bapak S merasa cukup walaupun harus
menghemat. Keluarga tidak memiliki tabungan karena penghasilan keluarga bapak S
hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
11) Aktivitas Rekreasi Keuarga
Pada aktivitas rekreasi, keluarga bapak S tidak memiliki waktu khusus, tetapi kadang
mengisi waktu luang atau saat libur kelaurga bapak S menonton TV dan makan
bersama di rumah bersama anak dan istrinya untuk mengikat kekompakan keluarga.
Namun keluarga bapak S pernah berjalan bersama-sama dengan anggota keluarga,
walaupun tidak rutin. Dan ibu E kadang suka mengajaka anak terakhirnya (Nn. B)
jalan-jalan ke pasar malam yang berada di dekat rumahnya.
12) Fungsi Reproduksi
Ibu E mengatakan setelah melahirkan anak terakhir (Nn. B) langsung pasang KB, dan
ibu E menggunakan KB suntik yang periode 3 bulan sekali. Ibu E juga mengatakan
sudah stop tidak ingin memiliki anak lagi.
13) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola makan dan minum
Pada kehidupan sehari-hari dikeluarga bapak S mempunyai rutinaitas kesibukan
masing-masing, khususnya bapak S sendiri. Sehingga yang mengatur dan
memasak untuk sehari-hari adalah ibu E. keluarga bapak S termasuk keluarga
yang sederhana dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pola makan
teratur 3 kali sehari dengan menu yang bervariasi, yang bahan-bahannya dibeli
diwarung terdekat atau penjual sayur dan lauk keliling yang setiap hari berada
dilingkungan rumahnya. Namun lauk yang harus selalu ada adalah sambel terasi,
karena keluarga bapakS pecinta pedas. Sedangkan untuk minumannya sendiri
bapak S sangat suka dengan kopi hitam hampir setiap hari bapak S mengkonsumsi
kopi hitam, sedangkan anak bapak S sangat suka dengan minuman dingin air putih
biasa ataupun yang berwarna dan berasa, namun untuk ibu E sendiri sudah
mengurangi minum-minuman yang manis karena riwayat penyakit gulanya
tersebut.
b. Pola Istirahat Tidur
Pada pola istirahat tidur, dikeluarga bapak S tidak ada masalah. Semua anggota
keluarga dapat beristirahat sesuai dengan kebutuhan yaitu 8 jam/hari. Namun jika
ada acara di lingkungan Rw sekitar bapak S dan anak laki-lakinya suka tidur larut
malam karena ikut membantu berpartisipasi dalam acara tersbut.
c. Pola Eliminasi
Untuk pola eliminasi pada keluarga bapak S tidak ada masalah dan tidak ada
keluhan yang berarti.
d. Personal Hygiene
Keadaan personal hygiene keluarga bapak S semua anggota keluarga terawat
bersih, mandi 2 kali sehari dan keramas seminggu 3 kali. Pakaian pun dicuci setiap
hari dan menggantu baju sehari 2 kali.
e. Pola Akifitas
Bapak S sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah
tangga. Peran ibu E yaitu seperti memasak untuk kebutuhan keluarga sampai
dengan mengurus anak dan keluarga. Sedangkan anak pertama bapak S (Tn. A)
kuliah sambil bekerja sampingan sebagai photographer, anak ketiga bapak S (Tn.
S) bekerja serabutan, dan anak terakhir bapak S (Nn. B) masih sekolah kelas 2
SMK.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga bapak S saat ini adalah anak usia dewasa muda.
Dimana tugas perkembangan keluarga yaitu memperluas siklus keluarga dengan
memasukan anggota keluarga baru dari perkawinan anak-anaknya. Melanjutkan
untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan serta
memberikan contoh yang baik terhadap anak-anaknya dalam membina suatu
hubungan keluarga.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Pada keluarga bapak S, sebagian tugas perkembangan keluarga dilakukan dengan
baik, hanya saja keluarga bapak S merasa masih harus terus memberi contoh yang
baik kepada anak-anaknya.
3. Riwayat Keluarga Inti
Bapak S dan ibu E telah menikah hampir 28 tahun, dan pernikahan mereka direstui
kedua orang tua mereka masing-masing. Ibu E mengatakan beliau menikah dengan
bapak S termasuk pilihan sendiri dan tidak dijodohkan. Riwayat kesehatan keluarga
bapak S tidak pernah mengeluh tentang kesehatannya, ibu E sendiri memiliki
riwayat penyakit Diabetes sudah hampir 5 tahun.
4. Riwayat Keluarga sebelumnya
Orang tua bapak S (Tn. N) memiliki riwayat penyakit asma dan bapak dari ibu E
pun memiliki riwayat penyakit asma dan ibu dari ibu E memiliki riwayat penyakit
hipertensi. Namun menurut orang tua ibu E dari keluarga ibu E tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit diabetes atau gula sebelumnya. Hanya saja kakak dari
ibu E memiliki penyakit yang sama dengan ibu E yaitu penyakit Diabetes Militus.
C. Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas bangunan rumah yang di tempati keluarga bapak S (125 m2), terdiri dari 4
kamar tidur, ruang tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur dan teras rumah untuk berkumpul
dengan keluarga atau tamu. Status rumah adalah rumah sendiri tidak berpetak-
petak. Bangunan rumah berbentuk persegi. Jendela ada dan sering dibuka. Lantai
rumah terbuat dari keramik, dengan keadaan yang cukup bersih dan penataan
parabit atau alat rumah tangga yang cukup rapih. Penerangan dan ventilasi udara
cukup. Untuk penerangan dan ventilasi cukup baik. Sumber air menggunakan
sumur bor. Untuk WC atau kamar mandi bersih, lantai tidak licin, dan
menggunakan septitank yang terletak di belakang rumah.
Denah Rumah
Tampak belakang

Kamar Mandi
Kamar tidur

Dapur atau ruang


makan

Kamar tidur

Kamar tidur Ruang Tamu

Kamar tidur

pintu
Teras Rumah

Tampak depan

2. Karakteristik Lingkungan Sekitar


Keluarga bapak S tinggal di tempat yang cukup padat penduduknya. Sebagian besar
dari tetangga dilingkungan sekitarnya adalah keluarga bapak S dan penduduk asli,
tetapi sebagian lagi adalah pendatang. Keadaan lingkungan rumah dan sekitar cukup
bersih. Saluran pembuangan air dari limbah keluarga bapak S tertutup rapuh.
Lingkungan rumah bapak S dapat masuk 2 mobil dan motor, tetapi jalan utama cukup
sempit hanya muat 1 mobil. Kebersihan jalan di gang cukup bersih. Fasilitas
pelayanan sosisal yang ada dilingkungan tempat tinggal bapak S memanfaatkan
POSYANDU yang diadakan sebulan sekali dan ada juga POSWINDU, tetapi ibu E
tidak menggunakan pelayanan kesehatan tersebut, karena langsung ke pelayanan
kesehatan klinik.
3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga bapak S aktif dalam kegiatan masyarakat sekitar, karena bapak S
merupakan pimpinan kampung tersebut (ketua RW). Begitupula ibu E aktif dengan
ibu PKK di sekitar lingkungannya dan aktif pula di pengajian-pengajian RT atau RW
ataupun perkumpulan arisan.
4. Mobilitas Geografi Keluarga
Bapak S dan ibu E merupakan penduduk asli Kp. Kebantenan, tidak pernah pindah-
pindah rumah selama umur mereka.
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Diantara anggota keluarga terbina hungan yang harmonis, dalam menghadapi
masalah biasanya didiskusikan dengan anggota keluarga sebelum mengambil
keputusan. Komunikasi keluarga bapak S sangat terbuka.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga bapak S merupakan keluarga nuclear family yang mana seluruh anggota
keluarga satu sama lain saling memperhatikan. Sebagai kepala keluarga, bapak S
sebagai pengambil keputusan dalam keluarganya, namun terkadang keputusan
diambil alih oleh ibu E seperti jika anak ibu E sakit dan harus segera dibawa kedokter.
Tetapi menurut ibu E, setiap anggota keluarga dapat mengutarakan isi hati dan
pendapatnya. Jika ada masalah selalu dimusyawarahkan bersama. Keluarga selalu
bekerja sama dalam menghadapi segala masalah.
3. Struktur Peran Keluarga
Bapak S sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga.
Peran ibu E yaitu seperti memasak untuk kebutuhan keluarga sampai dengan
mengurus anak dan keluarga. Sedangkan anak pertama bapak S (Tn. A) kuliah sambil
bekerja sampingan sebagai photographer, anak ketiga bapak S (Tn. S) bekerja
serabutan, dan anak terakhir bapak S (Nn. B) masih sekolah kelas 2 SMK.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama islam
yang dianut oleh keluarga bapak S. Serta noma yang ada di masyarakat sekitar.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga bapak S cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan keluarga dan
saling mengerti satu sama lain.
2. Fungsi Sosial
Keluarga bapak S sering mengikuti kegiatan masyarakat, karena bapak S merupakan
ketua Rw lingkungan rumahnya. Dan ibu E pun aktif di kegiatan lingkungan ibu-
ibunya, seperti mengaji dan arisan.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga sudah cukup mengenal masalah kesehatan, terutama ibu E sudah mengenal
tentang penyakitnya Diabetes Militus atau penyakit gula. Ibu E sudah mengenal tanda
dan gejala apabila gula darahnya sedang meningkat, hanya saja ibu E sangat cemas
jika kambuh obatnya abis dan belum ditebus karena faktor keuangan.
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor, Kekuatan dan Persepsi Keluarga
Stresor yang dirasakan oleh ibu E saat ini adalah merasa cemas karena gulanya ni=aik
dan obatnya abis. Mau kontrol tapu sedang tidak memiliki biaya. Dan sekarang
mencoba obat tradisional sampai menunggu ada biaya untuk berobat.
2. Stresor Koping yang Digunakan Keluarga
Ibu E dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuannya sebagai
seorang yang menderita diabetes, sehingga kalau gula darah sedang naik, ibu E sering
merasa lemas dan selalu dibantu oleh anak-anaknya.
3. Adaptasi Keluarga
Di dalam pengkajian pada keluarga bapak S tidak ditemukan adanya cara-cara
mengatasi masalah secara maladaptive.
4. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Keluarga bapak S selalu mengajarkan pada anak-anaknya jika ada masalah selalu
bersabar dan menyelesaikannya dnegan kepala dingin tidak dengan emosi.
5. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga bapak S jika ada masalah selalu di bicarakan baik-baik, bermusyawarah dan
bebas mengeluarkan pendapat sampai menemukan solusi penyelesaian masalahnya.
6. Harapan Keluarga
Keluarga berharap petugas kesehatan dapat membantu dan melayani masyarakat
dengan cepat dalam menangani masalah kesehatan keluarga bapak S. Dan berharap
tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan keluarga bapaj S.
G. Pemeriksaan Fisik

Anda mungkin juga menyukai