Anda di halaman 1dari 35

Peran Keluarga Dalam

Perawatan Lansia di Rumah


Definisi Keluarga
Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial dari tiap anggota
keluarga (Duvall Dan Logan,1986)

Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup


dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon
Dan Maglaya,1978)
Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Departemen Kesehatan
RI,1988)

Mendefinisikan keluarga merupakan unit terkecil


dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau
sumi-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya
atau ibu dan anaknya (UU. No. 10 Tahun 1992)
Definisi Keluarga
Mendefinisikan keluarga ialah kumpulan dua orang
atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian-
bagian dari keluarga (Friedman, 1998)
Tugas Keluarga dalam Kesehatan pada
Keluarga dengan Lansia menurut Friedman
• Keluarga mampu mengenal masalah
• Keluarga mampu mengambil keputusan
• Keluarga mampu melakukan perawatan
sederhana
• Modifikasi lingkungan
• Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Fungsi Keluarga
• Fungsi Biologis
• Fungsi Psikologis 
• Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
• Fungsi Sosial
• Fungsi Pendidikan
Tahap Keluarga Dalam Masa Pensiun dan
Lansia
Ditandai dengan salah satu
pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan
meninggal, dan berakhir dengan
pasangan lain meninggal (Duval &
Miller, 1985)

Kehilangan yang lazim bagi lansia :


ekonomi, perumahan, sosial,
pekerjaan, kesehatan
Tugas Perkembangan Keluarga
• Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
• Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
• Mempertahankan hubungan perkawinan
• Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
• Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
• Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka
Definisi Lansia
Lanjut Usia adalah : bagian dari proses tumbuh
kembang, berkembang dari bayi, anak-anak,
dewasa, dan akhirnya menjadi tua (Azizah, 2011)

Menurut undang-undang no : 13 tahun : 1998 tentang


kesejahteraan lanjut usia, pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang
dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 tahun keatas

Penuaan (proses terjadinya tua) adalah proses


menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahanterhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. (Keliat, 1999).
Batasan Umur Lanjut Usia
(menurut WHO)

Usia pertengahan (middle age)


antara usia 45 sampai 59 tahun

Lanjut usia (elderly) antara


usia 60 sampai 74 tahun

Lanjut usia tua (old) antara


usia 75 sampai 90 tahun

Usia sangat tua (very old)


diatas usia 90 tahun
Batasan Umur Lanjut Usia
(menurut Departemen Kesehatan RI (2006))
Virilitas Usia lanjut Lansia
(praseniu dini berisiko
m) (senescen) tinggi
masa persiapan

kelompok yang

untuk

usia lanjut yang mulai menderita


menampakkan memasuki berbagai
kematangan masa usia penyakit
jiwa (usia 55-59 lanjut dini (usia degeneratif
tahun) 60-64 tahun) (usia >65 tahun)
Transisi demografi: Indonesia

Badan Perencanaan Pembangunan


Nasional (Bappenas)
Badan Pusat Statistik (BPS)
United Nations Population Fund (UNFPA
JUMLAH PENDUDUK UMUR >= 60 TAHUN DI JAWA BARAT TAHUN 2010-2012

3.329.078

3.115.389

3.057.600

TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012

Lansia +/- 7,1% dari total Penduduk


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
MENDUKUNG USIA LANJUT
 UU no. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
 UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 138 tentang
upaya pelayanan kesehatan usia lanjut
 Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2004 tentang
Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Lanjut Usia.
 Keputusan Presiden RI No. 52 tahun 2004 tentang Komisi
Nasional Lanjut Usia
 Keputusan Presiden RI No. 93 tahun 2005 tentang
Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut Usia
 Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat No. 05/KepMenko/Kesra/VIII/1989 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Tetap Kesejahteraan Lansia.
• Di Indonesia tahun 2000 proporsi penduduk
lanjut usia (lanjut usia) adalah 7,18 persen dan
tahun 2010 meningkat sekitar 9,77
persen,sedangkan tahun 2020 diperkirakan
proporsi lanjut usia dari total penduduk Indonesa
dapat sampai 11,34 persen.
• Tahun 2010 proporsi penduduk lanjut usia sudah
menyamai proporsi penduduk balita. Pada saat
ini penduduk lanjut usia berjumlah sekitar 24 juta
• dan tahun 2020 diperkirakan sekitar 30-40 juta
jiwa.
Peningkatan umur harapan hidup manusia
Indonesia
• Umur Harapan Hidup (pada waktu lahir)
adalah 72 tahun.
• Perempuan 74 tahun dan Laki-laki 68 tahun,
sedangkan
• Umur Harapan Hidup (UHH, usia 60 tahun)
adalah 15 tahun
• UHH (usia 60 tahun) di kawasan ASEAN
adalah 5-15 tahun
Faktor yang mempengaruhi proses penuaan
• Keturunan
• Gaya hidup
• Makanan
• Penyakit
• Lingkungan Hidup
• Dukungan sosial
• Kemampuan mengatasi emosi
Perubahan yang terjadi dan cara penyesuaian
A. Penyesuaian penglihatan
* Pastikan pencahayaan yang cukup dan tidak silau.
• Berikan kesempatan lanjut usia untuk penyesuaian
penglihatan (akomodasi) dari ruang gelap ke terang.
• Lanjut usia memakai kacamata dan membersihkannya
secara teratur.
• Pasang pegangan tangan dan tangga, yang jelas batasnya,
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu sempit.
• Selasar dan lantai rumah tetap dibuat bebas hambatan dan
mempunyai pegangan tangan pada dindingnya
• Tempatkan barang di tempat yang tetap dan jangan sering
dipindahkan.
B. Penyesuaian penciuman/rasa
• Kurangi penggunaan garam/gula supaya lidah tetap peka
terhadap kedua rasa tersebut.
• Gunakan rempah secukupnya pada makanan untuk
merangsang nafsu makan.
• Pertahankan kebersihan mulut dan gigi-geligi; sebaiknya
gosok gigi secara teratur setelah makan atau pada waktu
bangun pagi dan tidur malam.
• Pasang alat deteksi asap dan secara rutin perbaharui
baterainya agar lanjut usia dan/ pengasuhnya mengenal
tanda bahaya, dan segera keluar dari rumah sesuai jalur
yang telah diketahui dan/ ditentu
C. Penyesuaian penurunan pendengaran
* Duduk dengan muka berhadapan waktu berbicara
dengan lanjut usia dan/pengasuhnya.
• Jangan menutup mulut waktu berbicara dengan lanjut
usia dan/ pengasuhnya.
• Jangan berteriak tapi berbicara dengan suara rendah
agar memberikan kesan yang tenang dan tidak
mengurui/ marah.
*Bicara perlahan secara singkat dengan kata yang mudah
dimengerti. Perhatikan latar belakang sosial budaya
lanjut usia tersebut sehingga kata-kata yang
disampaikan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh lanjut usia dan/ pengasuhnya.
Lanjutan
• Gunakan kalimat yang mengarahkan kepada tindakan atau
hasil yang ingin dicapai bersama dengan lanjut usia dan/
pengasuhnya.
• Kurangi bising di sekitar lingkungan agar komunikasi
dengan lanjut usia dan/pengasuhnya dapat berjalan dengan
tenang dan lancar.
• pemeriksaan pendengaran yang dilakukan secara rutin agar
kualitas pendengaran lanjut usia tetap optimal.
• Anjurkan penggunaan alat pendengaran dan secara rutin,
periksa baterainya, karena penggunaan alat tersebut
memerlukan waktu adaptasi sehingga dapat digunakan
secara optimal oleh lanjut usia.
D. Penyesuaian penurunan perabaan
• Periksa temperatur air untuk melindungi lanjut
usia dari cedera akibat kekurang-pekaan
terhadap rasa panas yang dapat
membahayakan kulit lanjut usia tersebut.
• Tandai kran air panas (merah) dan dingin
(biru) agar lanjut usia dapat membedakan
sumber air yang panas dan dingin secara
visual.
• Periksa adanya cedera terutama bagian ujung
tangan dan kaki akibat kekurang-pekaan
terhadap tekanan yang dapat menimbulkan
cedera dan luka akibat tekanan tersebut.
Peran Keluarga Dalam Menyajikan Makanan
Bagi Lansia

Anda mungkin juga menyukai