PENDAHULUAN
sekarang ini, diperkirakan 23% wanita dan 14% pria berusia lebih dari 65
timbul dari hipertensi yang diderita oleh lansia adalah stroke. Stroke dapat
yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat
seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan perilaku lansia yang
dapat dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang olah raga atau aktivitas,
1
terjadinya hipertensi dengan pengaturan pola makan, gaya hidup yang benar,
berlebihan dan aktivitas yang cukup seperti olahraga yang teratur, konsumsi
obat hipertensi dan juga rutin cek tekanan darah (Fadila, 2020).
beberapa tahun ini meningkat. Penduduk usia lanjut atau lansia pada 2020
diperkirakan mencapai 28,8 juta jiwa atau 11,34 persen dari total jumlah
tahun 2018, penyakit yang terbanyak pada lansia adalah penyakit tidak
menular antara lain ; hipertensi, masalah gigi, penyakit sendi, masalah mulut,
diabetes mellitus, penyakit jantung dan stroke, dan penyakit menular antara
setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang
yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang
sama, kejadian hipertensi ini lebih tinggi terjadi pada penduduk di negara
2
1.2. Tujuan Penulisan
3
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
- 74 tahun, dan usia lanjut tua (old) antara 75 – 90 tahun, serta usia sangat tua
adalah kelompok yang memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia atau lanjut usia
adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu
periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang
(Sarwono, 2015).
secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang mulai dari bayi, anak, remaja,
dan menjadi tua (Pujianti, 2016). Lansia adalah tahap dari siklus
hidup manusia paling akhir, yaitu bagian dari proses kehidupan yang tidak
dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap orang. Pada tahap tua ini
4
dimilikinya (Soejono, 2014).
bahwa usia lanjut atau lansia adalah suatu periode penutup dalam rentang
hidup seseorang yang tidak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap
individu.
sampai dengan 59 tahun, usia lanjut (elderly) dari 60 sampai dengan 74 tahun,
dan usia lanjut tua (old) dari 75 sampai dengan 90 tahun, serta usia sangat tua
kelompok yaitu:
keatas.
c. Lansia resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun
atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti,
5
1) Jenis kelamin
perempuan.
2) Status perkawinan
3) Living arrangement
banyaknya orang tidak produktif (umur <15 tahun dan >65 tahun)
nonproduktif.
4) Kondisi kesehatan
6
Lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan
2. Tipe mandiri
yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta
memenuhi undangan.
pengkritik.
4. Tipe pasrah
pekerjaan
5. Tipe bingung
7
1. Tipe optimis
dalam bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk
2. Tipe konstruktif
toleransi tinggi, humoris, fleksibel dan sadar diri. biasanya sifat ini
3. Tipe ketergantungan
Lansia ini masih dapat diterima ditengah masyarakat, tetapi selalu pasif,
tidak berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif, dan tidak
4. Tipe defensif
massa pansiun.
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang dan bisa
menjadi panutan.
8
7. Tipe bermusuhan
menjadi tua sebagai hal yang tidak baik, takut mati, iri hati pada orang
menganggap usia lanjut sebagai masa yang tidak menarik dan berguna.
9
2.5 Tugas Perkembangan Lansia
kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang
secara santai
kesehatan lansia :
1. Kesehatan Fisik
10
belajar, persepsi pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain
2. Kesehatan Psikis
mempengaruhi kesehatan.
dalam diri dan berefek menjadi stressor baru bagi orang lain.
11
- Risiko Kejadian Hidup : Masa transisi merupakan situasi akan
baru.
2. Sistem pernapasan
3. Sistem pencernaan
4. Fungsi ginjal
6. Penglihatan
7. Pendengaran
12
9. Sistem saraf
serius pada saat ini, hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa
saja, baik muda maupun tua. Hipertensi termasuk dalam jenis penyakit
2014).
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Dafriani, 2019)
satuan daerah dinding pembuluh yang diukur dalam satuan millimeter air
13
2.9 Etiologi
Dari seluruh kasus hipertensi 90% adalah hipertensi primer. Beberapa factor
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause tinggi untuk mengalami
hipertensi.
c. Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi
d. Berat badan (obesitas). Berat badan > 25% diatas ideal dikaitkan dengan
e. Gaya hidup
14
pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklorosis atau fibrous
c. Gangguan endokrin
e. Kehamilan
Naiknya tekanan darah saat hamil ternyata dipengaruhi oleh hormon estrogen
pada tubuh. Saat hamil kadar hormon estrogen di dalam tubuh memang akan
darah. Adanya plak ini akan menghambat sirkulasi darah dan pada akhirnya
f. Merokok
tekanan darah sistolik 4 milimeter air raksa (mmHg). Kandungan nikotin pada
rokok memicu syaraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan
15
pembuluh darah sekaligus meningkatkan tekanan d Menurut Nair & Peate
(2015), penyebab hipertensi primer belom diketahui secara jelas, tetapi ada
2.10 Klasifikasi
1. Hipertensi primer
2. Hipertensi sekunder
16
Hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit pada organ yang
1. Berdasarkan penyebab
2015).
17
2.11 Manifestasi klinis
namun ada juga yang tanpa gejala. Hal ini menyebabkan hipertensi dapat
pusing/migrain, rasa berat ditengkuk, sulit untu tidur, lemah, dan lelah lelah
2.12 Patofisiologi
baroresptor yang terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta. Pada
maka terjadi gangguan neurohormonal yaitu sistem saraf pusat dan sistem
18
Hipertensi primer terjadi karena kombinasi genetik dan faktor
lingkungan yang memiliki efek pada fungsi ginjal dan vaskular. Salah satu
penyakit ginjal atau kelebihan kadar hormon seperti aldosteron dan kortisol.
peningkatan volume darah dan tekanan darah (Nair & Peate, 2015).
19
2.13 Pathway
Gambar pathway 1.
a. Pemerikaan Laboratorium
hipokoagubilita, anemia.
20
2. BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
ada DM.
ginjal.
pembesaran jantung.
2.15 Komplikasi
a. Penyakit jantung
21
c. Otak
d. Mata.
kebutaan.
2.16 Penatalaksanaan
22
seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker, calcium chanel
23
BAB III
KASUS
1) Identitas
penanggung jawab.
3) Riwayat Keluarga
4) Riwayat Pekerjaan
tinggi.
6) Riwayat Rekreasi
24
7) Sumber/ Sistem Pendukung
10) Obat-Obatan
tanggal resep
12) Nutrisi
Menilai apakah ada perubahan nutrisi dalam makan dan minum, pola
karbohidrat, protein, mineral, air, lemak, dan serat. Tetapi diet rendah
25
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses memeriksa tubuh pasien
dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan
26
suara nafas dan adanya suara nafas tambahan).
27
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
28
dosis dan frekuensi
Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan 2.1 Ciptakan suasana
tidur berhubungan keperawatan …x 24 jam lingkungan yang
dengan tidak terjadi gangguan pola tenang dan nyaman
tidur dengan kriteria : 2.2 Beri kesempatan
kurangnya kontrol 1. Jumlah jam tidur dalam klien untuk
tidur batas normal 6-8 istirahat/tidur
(D.0055) jam/hari 2.3 Evaluasi tingkat
2. Tidak menunjukkan stress
perilaku gelisah 2.4 Monitor keluhan
3. Wajah tidak pucat nyeri kepala
dan konjungtiva tidak 2.5 Lengkapi jadwal
anemis tidur secara teratur
Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen energy
aktivitas b.d keperawatan …x 24 jam 3.1 Tentukan
ketidakseimbang tidak terjadi intoleransi keterbatasan klien
a n antara suplai aktifitas dengan kriteria : terhadap aktifitas
dan kebutuhan 1. Meningkatkan 3.2 Tentukan penyebab
oksigen (D.0056) energy untuk lain kelelahan
melakukan aktifitas 3.3 Observasi asupan
sehari-hari nutrisi sebagai
2. Menunjukkan sumber energy
penurunan gejala- yang adekuat
gejala intoleransi 3.4 Observasi respons
aktifitas jantung terhadap
aktivitas (mis.
Takikardia,
disritmia, dyspnea,
diaphoresis, pucat,
tekanan
hemodinamik dan
frekuensi
pernafasan)
3.5 Dorong klien
melakukan aktifitas
sebagai sumber
energy
Resiko Setelah dilakukan tindakan 4.1 Kaji TTV
penurunan curah keperawatan…x 24 jam 4.2 Berikan
jantung d.d tidak terjadi penurunan lingkungan tenang,
perubahan curah jantung dengan nyaman, kurangi
afterload kriteria : aktivitas, batasi
(D.0011) 1. TTV dalam batas normal jumlah pengunjung
TD : 4.3 Pertahankan
S : 120-140 mmHg D : pembatasan
80-90 mmHg aktivitas seperti
N : 60-100x/mnt RR : istirahat ditempat
12-24 x/mnt tidur/kursi
T : 36.5-37.5 4.4 Bantu melakukan
2. Berpartisipasi dalam aktivitas
aktivitas yang perawatan diri
menurunkan TD sesuai kebutuhan
29
Mempertahankan TD
dalam rentang yang apat
diterima
D. Implementasi
keperawatan yang telah dibuat oleh untuk mencapai hasil yang efektif
E. Evaluasi
30
3.2 Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn. H dengan Hipertensi
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Nama lansia (inisial) : Tn. H
b. Jenis kelamin : Laki - Laki
c. Agama : Islam
d. Usia : 60 Tahun
e. Status perkawinan : Kawin
f. Pendidikan terakhir : SD
g. Pekerjaan : Swasta
h. Alamat : Dayah Baro
2. RIWAYAT ESEHATAN
Keluhan Utama :
Pasien mengatakan sering pusing dan matanya kabur, kuduknya terasa
kaku
31
d. Genogram:
4. KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Biologis
1) Pola makan : Pasien mengatakan makan sehari 3x yang
di sediakan, nafsu makan kadang-kadang ada, jika kepala sakit,
pusing, kuduk kaku sehingga nafsu makan menurun dan
kadang hanya menghabiskan ½ porsi yang disediakan.
32
2) Pola minum : Sebelum sakit pola minum pasien 6-8
gelas/hari, selama sakit pola minum pasien tidak mengalami
perubahan
b. Psikologis :
1) Stressor : Pasien mengatakan selama menderita tekanan
darah tinggi pasien tidak merasakan takut akan penyakit yang
dialaminya
33
c. Hubungan sosial
1) Hubungan dengan lingkungan sosial/masyarakat : Pasien
mengatakan sebelum sakit dan setelah sakit hubungannya
dengan masyarakat dan tetangga sekitar rumahnya terjalin
sangat baik.
2) Hubungan dengan keluarga : Pasien mengatakan hubungannya
dengan saudara dan anak terjalin sangat baik.
d. Spiritual/kultural
1) Pelaksanaan ibadah : Pasien mengatakan sebelum dan
selama sakit kegiatan ibadah pasien tidak terganggu, dan pasien
sering mengikuti pengajian yang ada di desa lhok geulumpang.
2) Keyakinan terhadap kesehatan : Pasien mengatakan sangat
optimis penyakitnya bias sembuh dan tekanan darahnya
kembali normal.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tingkat kesadaran :
E:4
V:5
M :6
Total GCS : 15
b. Tanda vital :
TD : 180/110mmhg
HR : 80x/menit
Rr : 20x/menit
Temp : 36,30C
c. Pengukuran BB dan TB
TB :170
BB :75
IMT : 26
d. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
34
1) Kepala
a) Mata : Konjungtiva anemis kiri dan kanan, tidak
ada masalah pada mata
2) Dada
a) Paru : Simetris kiri dan kanan, tidak ada jejas,
tidak ada odema, frekuensi pernapasan 18x/mnt, tidak ada
terdengar suara nafas tambahan.
35
5) Ektremitas
a. Kekuatan otot : Pasien mengalami kelemahan otot pada
kaki kanan, dan pasien tampak susah berjalan.
5 5
4 5
36
TOTAL NILAI 35
Interpretasi :
1. Skor 0-24 : Tidak Berisiko Jatuh
2. Skor 25-50 : Risiko Jatuh Rendah
3. ≥51 : Risiko Jatuh Tinggi
7. PENGKAJIAN ADL
BARTHEL INDEKS
No Kriria Penilaian SKOR PENILAIAN
Dengan Bantuan Mandiri
1 Makan 10
(Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
2 Aktifitas Toilet 10
(Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
3 Berpindah dari kursi roda 15
ketempat tidur dan sebaliknya
termasuk duduk dan bangun dari
tempat tidur
(Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5-10,
Mandiri skor 15)
4 Kebersihan diri : Mencuci muka, 5
menyisir rambut dan gosok gigi
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 0,
Mandiri skor 5)
5 Mandi 0
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 0,
Mandiri skor 5)
6 Berjalan dipermukaan datar 15
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 10,
Mandiri skor 15)
37
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
9 Mengontrol defekasi 10
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor10)
10 Mengontrol berkemih 10
Ketentuan :
Dengan bantuan skor 5,
Mandiri skor 10)
Total Skor 85
Tingkat Ketergantungan Ketergantungan sedang
Interpretasi :
1. Skor 0-20 : Ketergantungan
2. 21-61 : Ketergantung Berat/Sangat Tergantung
3. 62-90 : Ketergantungan Sedang
4. 91-99 : Ketergantungan Ringan
5. 100 : Mandiri
38
2. Salah 4-5 : Kerusakan Fungsi Intelektual Ringan
3. Salah 6-8 : Kerusakan Fungsi Intelektual Sedang
4. Salah 9-10 : Kerusakan Fungsi Intelektual Berat
JAWABAN DAN
KETERANGAN
SKOR
NO PERTANYAAN KETENTUAN
YA TIDA SKO
SKOR
K R
1 Apakah anda sebenarnya 0 0 Jika jawaban :
puas dengan kehidupan a. YA Skor 0
anda? b. Tidak Skor 1
2 Apakah anda telah 1 1 Jika jawaban :
meninggalkan banyak a. YA Skor 0
kegiatan dan b. Tidak Skor 1
minat/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa 0 0 Jika jawaban :
kehidupan anda kosong? a. YA Skor 1
b. Tidak Skor 0
4 Apakah anda sering 0 0 Jika jawaban :
merasa bosan? a. YA Skor 1
b. Tidak Skor 0
5 Apakah anada mempunyai 0 0 Jika jawaban :
semangat yang baik setiap a. YA Skor 0
saat? b. Tidak Skor 1
6 Apakah anda merasa takut 0 0 Jika jawaban :
sesuatu yang buruk akan a. YA Skor 1
terjadi pada anda? b. Tidak Skor 0
7 Apakah anda merasa 0 0 Jika jawaban :
bahagia untuk sebagian a. YA Skor 0
besar hidup anda? b. Tidak Skor 1
8 Apakah anda merasa 0 0 Jika jawaban :
sering tidak berdaya? a. YA Skor 1
b. Tidak Skor 0
9 Apakah anda lebih sering 1 1 Jika jawaban :
dirumah dari pada pergi a. YA Skor 1
keluar dan mengerjakan b. Tidak Skor 0
sesuatu hal yang baru?
10 Apakah anda merasa 0 0 Jika jawaban :
mempunyai banyak a. YA Skor 1
masalah dengan daya ingat b. Tidak Skor 0
anda dibandingkan
kebanyakan orang ?
11 Apakah anda pikir bahwa 1 1 Jika jawaban :
39
kehidupan anda sekarang a. YA Skor 0
menyenangkan? b. Tidak Skor 1
Interpretasi :
1. Skor 5-9 : Kemungkinan depresi ringan/sedang
2. Skor ≥10 : Depresi
40
4. A : Afek 1
Saya merasa puas karena keluarga saya
memperlihatkan kasih sayang dan berespons
terhadap emosi saya, seperti rasa marah,
penderitaan, dan kasih sayang.
5. R : Resolve 1
Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
dan saya meluangkan waktu bersama-sama.
Jumlah Total Skor 6
Interpretasi :
1. Skor 7 - 10 keluarga memiliki fungsi yang baik
2. Nilai 4 - 6 keluarga mengalami disfungsi tingkat menengah
3. Nilai 0 - 3 keluarga mengalami disfungsi tingkat tinggi
41
11. ANALISA DATA
N Masalah
Data Etiologi
o keperawatan
1. Ds : Peningkatan tekanan Nyeri
- Pasien mengatakan vaskuler serebral
sering pusing
- Pasien mengatakan
mata kabur
- Pasien mengatakan
kuduknya terasa
kaku
Do :
- Skala nyeri 3
- Nyeri hilang timbul
- Lama nyeri sekitar
1 sampai 2 menit
- TD : 180/110
mmHg
- Nadi : 80x/mnt
- Pasien mengatakan
susah berjalan
karna kakinya sakit
Do :
- Ekspresi tampak
datar
- Pasien tampak
memegang kaki
saat dikaji
42
- TD : 180/110
mmHg
- Nadi : 80x/mnt
- Skor ADL : 85
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi
3. Defisite perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas,
menurunnya daya tahan dan kekuatan
43
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Hari/Tanggal/Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Rabu Noc Noc
20 Januari 2022
10.00 Wib Setelah diberikan - Lakukan pengkajian nyeri
Nyeri berhubungan dengan tindakan komprehensif yang meliputi
peningkatan tekanan vaskuler keperawatan 1x24 lokasi, karakteristik, frekuensi,
serebral jam diharapkan kwalitas, intensitas atau
tingkat nyeri beratnya nyeri dan faktor
berkurang pencetus.
Kriteria Hasil: - Monitor TD, nadi, suhu dan
- Nyeri menurun RR
- Nafsu makan - Catat adanya frekuensi tekanan
meningkat darah
- Tingkat - Observasi adanya petunjuk non
kenyamanan verbal mengenai
meningkat ketidaknyamanan
- Gali pengetahuan dan
kepercayaan mengenai nyeri.
- Evaluasi pengalaman nyeri
- Dorong pasien untuk
memonitor nyeri.
- Ajarkan pengetahuan teknik
non farmakologi
- Anjurkan metode farmakologi
untuk menurunkan nyeri.
44
meningkat - Monitor toleransi latihan
- Kenyamanan - Evaluasi kembali rencana
meningkat latihan jika gejala toleransi
menetap setelah menghentikan
latihan.
3. Rabu Noc Nic
20 Januari 2022 Setelah diberikan - Pertimbangkan budaya pasien
10.00 Wib tindakan saat mempromosikan aktivitas
Defisite perawatan diri keperawatan 1x24 perawatan diri
berhubungan dengan jam diharapkan - Pertimbangkan usia
intoleransi aktivitas, perawatan diri: - Sediakan barang pribadi yang
menurunnya daya tahan dan kebersihan diinginkan
kekuatan meningkat - Fasilitasi pasien untuk mandi
Kriteria Hasil: - Monitoring integritas kulit
- Pasien mampu pasien
merawat
dirinya sendiri
- Penampilan
mekanik tubuh
-
45
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
/Diagnosa
Keperawatan
1. Rabu Rabu Rabu
26 Januari 2022 26 Januari 2022 26 Januari 2022
10.00 Wib 10.00 Wib 10.00 Wib
Nyeri 1. Mengkaji nyeri meliputi S:
berhubungan lokasi, karakteristik, durasi - Pasien mengatakan nyeri
dengan frekuensi, intensitas,atau pada kepala dan kaku
peningkatan kepaahan nyeri kuduk
tekanan vaskuler 2. Mengkaji tingkat skala nyeri O:
serebral (0-10) - Skala nyeri 3, ekspresi
3. Mengajarkan pasien teknik normal
relaksasi napas dalam untuk - TD : 180/110 mmHg
mengurangi nyeri - N : 80x/mnt
4. Memberikan penkes tentang A : Masalan Nyeri belum
nyeri kepada pasien teratasi
5. Kolaborasikan dengan P : Intervensi dilanjutkan
pemberian analgetik sesuai - Kaji skala nyeri
anjuran dokter - Anjurkan pasien teknik
relaksasi napas dalam
- Berikan penghilang nyeri
secara farmakologi
46
bergantian - Pasien tampak
4. Bantu pasien untuk
memegang kaki saat
mengidentifikasi pilihan
dikaji
aktivitas
- TD : 180/110 mmHg
- Nadi : 80x/mnt
- Skor ADL : 85
47
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
/Diagnosa
Keperawatan
1. Kamis Kamis Kamis
27 Januari 2022 27 Januari 2022 27 Januari 2022
10.00 Wib 10.00 Wib 10.00 Wib
Nyeri 1. Mengkaji nyeri meliputi S:
berhubungan lokasi, karakteristik, durasi - Pasien mengatakan nyeri
dengan frekuensi, intensitas,atau pada kepala dan kaku
peningkatan kepaahan nyeri kuduk
tekanan vaskuler 2. Mengkaji tingkat skala nyeri O:
serebral (0-10) - Skala nyeri 3, ekspresi
3. Mengajarkan pasien teknik normal
relaksasi napas dalam untuk - TD : 170/100 mmHg
mengurangi nyeri - N : 80x/mnt
4. Memberikan penkes tentang A : Masalan Nyeri belum
nyeri kepada pasien teratasi
5. Kolaborasikan dengan P : Intervensi dilanjutkan
pemberian analgetik sesuai - Kaji skala nyeri
anjuran dokter - Anjurkan pasien teknik
relaksasi napas dalam
- Berikan penghilang nyeri
secara farmakologi
48
5. Bantu pasien untuk - Pasien tampak
mengidentifikasi pilihan
memegang kaki saat
aktivitas
dikaji
- TD : 170/100 mmHg
- Nadi : 80x/mnt
- Skor ADL : 85
49
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
/Diagnosa
Keperawatan
1. Jumat Jumat Jumat
28 Januari 2022 28 Januari 2022 28 Januari 2022
09.30 Wib 09.30 Wib 09.30 Wib
Nyeri 1. Mengkaji nyeri meliputi S:
berhubungan lokasi, karakteristik, durasi - Pasien mengatakan nyeri
dengan frekuensi, intensitas,atau pada kepala dan kaku
peningkatan kepaahan nyeri kuduk
tekanan vaskuler 2. Mengkaji tingkat skala nyeri O:
serebral (0-10) - Skala nyeri 2, ekspresi
3. Mengajarkan pasien teknik normal
relaksasi napas dalam untuk - TD : 160/100 mmHg
mengurangi nyeri - N : 80x/mnt
4. Memberikan penkes tentang A : Masalan Nyeri belum
nyeri kepada pasien teratasi
5. Kolaborasikan dengan P : Intervensi dilanjutkan
pemberian analgetik sesuai - Kaji skala nyeri
anjuran dokter - Anjurkan pasien teknik
relaksasi napas dalam
- Berikan penghilang nyeri
secara farmakologi
50
bergantian datar
6. Bantu pasien untuk
- Pasien tampak
mengidentifikasi pilihan
memegang kaki saat
aktivitas
dikaji
- TD : 160/100 mmHg
- Nadi : 80x/mnt
- Skor ADL : 85
51
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemberian therapy.
disimpulkan bahwa diagnosa yang muncul dalam teori pada saat tindakan
B. Saran
52
a. Penulis
c. Bagi pasien
53
54
DOKUMENTASI KEGIATAN PELAYANAN
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA