UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
2. Apabila :
a. pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada ≥ 2 hasil pemeriksaan dahak
S-P-S, maka ditegakkan diagnosis : pasien TB, dan selanjutnya dilakukan
penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen
pengobatan OAT-nya
b. pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada hanya 1 hasil pemeriksaan
dahak S-P-S, maka dilakukan pemeriksaan foto thorax :
bila hasil foto thorax mendukung kelainan TB, maka ditegakkan
diagnosispasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe
pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya
bila foto thorax tidak mendukung kelainan TB, maka ditegakkan
diagnosis bukan pasien TB
c. pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (-) pada ke-3 hasil pemeriksaan dahak
S-P-S, maka diberi pengobatan antibiotik spektruk luas terlebih dahulu, dan
bila ada perbaikan, maka ditegakkan diagnosisbukan pasien TB
apabila dengan antibiotik spektrum luas tidak ada perbaikan, maka dilakukan
pe -meriksaan dahak S-P-S dan foto thorax :
bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (+), dan maka ditegakkan
diagnosis pasien TB , selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe
pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya
bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (-) foto thorax mendukung
kelainan TB, dan maka ditegakkan diagnosis pasien TB , selanjutnya
dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan
regimen pengobatan OAT-nya
bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (-) foto thorax tidak
mendukung kelainan TB, dan maka ditegakkan diagnosis bukan pasien
TB,
+++ ---
foto thorax
parameter / skor 0 1 2 3
UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
Pasien yang telah ditegakkan diagnosis TB selanjutnya perlu ditetapkan klasifikasi dan
1. PENGERTIAN tipenya, berdasarkan : organ tubuh yang sakit (paru/ekstra paru), hasil pemeriksaan
dahak secara mikroskopis langsung (BTA positif/BTA negatif), riwayat pengobatan
sebelumnya (baru/sudah pernah diobati), dan tingkat keparahan penyakit
(ringan/berat), oleh staf medis dokter penangungjawab perawatan pasien di unit
pelayanan kesehatan di Kota Bandung
Sebagai acuan untuk menetapkan paduan regimen obat anti TB (OAT) yang harus
2. TUJUAN diberikan kepada pasien TB tersebut
Bahwa penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB di dasarkan pada : organ yang
diserang, hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, riwayat pengobatan sebelumnya dan
3. KEBIJAKAN tingkat kepa -rahan sakit, dilakukan oleh staf medis dokter penanggung jawab
perawatan pasien tersebut
a. TB paru BTA (+) baru : 2 atau lebih sediaan apusan dahak ditemukan BTA (+),
atau 1 sediaan apusan dahak BTA (+) foto thorax mendukung TB, pasien
belum pernah mendapat pengobatan OAT sebelumnya atau minum OAT < 1
bulan
b. TB paru BTA (-) foto thorax positif : 3 sediaan apusan dahak BTA (-) dengan
hasil foto thorax mendukung TB, atau TB anak, atau kasus TB yang tidak
diperoleh hasil apusan dahak pasien
c. TB paru BTA (+) kambuh : pasien sudah pernah mendapat pengobatan OAT
dan sudah dinyatakan sembuh yang kemudian di diagnosis lagi dengan BTA
(+)
d. TB paru gagal : pasien yang sediaan apusan dahak awalnya BTA (-) kemudian
dengan pengobatan menjadi BTA (+), atau pasien TB yang pengobatan s.d
bulan ke-5 dengan BTA nya tetap (+)
e. TB paru kronis : pasien TB BTA (+) yang s.d akhir pengobatan BTA nya tetap
(+)
f. TB paru setelah default : pasien kembali berobat dengan TB BTA (+) setelah
putus obat > 2 bulan
g. TB ekstra paru : kasus TB yang menyerang organ selain paru ( kulit, kelenjar,
tulang, syaraf, dll ), ringan maupun berat
BTA
BTA (-)
KASUS
ringan
kronis
keparahan
UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
1. Menyembuhkan pasien TB
2. Mencegah kematian
2. TUJUAN 3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan resiko penularan
UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
a. Pasien ODHA, yang di rawat oleh Tim VCT, di klinik rawat jalan
maupun bangsal rawat inap, apabila di temukan salah satu atau
lebih indikasi terinfeksi tuberkulosis :
UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
3. KEBIJAKAN
3. Pada setiap akhir bulan, dilakukan rekap data ( TB-06 / TB-01 ) oleh
pelaksana harian pojok DOTS, ke dalam TB-03, dan dilaporkan
kepada Dinas Kesehatan setempat per triwulan
UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
a. Pasien ODHA, yang di rawat oleh Tim VCT, di klinik rawat jalan
maupun bangsal rawat inap, apabila di temukan salah satu atau
lebih indikasi terinfeksi tuberkulosis :
batuk lebih dari 3 minggu
batuk darah
pembesaran kelenjar getah bening / limfonodi
gambaran radiologi thorax mendukung
gambaran TB ekstra paru
maka pasien di buatkan surat konsultasi kepada Tim DOTS
UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
4. DEFINISI
1. Pemeriksaan pasien TB dan pengobatan harus mengacu pada
strategi DOTS
2. Dilakukan pemeriksaan pasien TB untuk menurunkan angka
kesakitan,kematian serta mencegah penularan
3. Penegakan diagnose TB Paru pada orang dewasa ditegakkan
dengan ditemukan kuman TB (BTA) di dalam dahaknya
4. Prosedur pelaksanaan pemeriksaan pasien TB adalah alur
pelayanan yang wajib dilakukan oleh petugas yang terkait
dalam penannggulangan TB di UPT Puskesmas Sukajadi
Pasien datang sendiri dan untuk pasien pindahan dari luar(RS,BBKPM)
membawa TB 09/sesuai dengan standar DOTS
Pendaftaran
Yankes
6. DIAGRAM ALIR
R.
Perawat
Lab
Farmasi
UPT
dr. Hj. Erti Rostiaty M.H.Kes
PUSKESMAS
NIP.197309212002122003
SUKAJADI
3. RUANG LINGKUP
5. PROSEDUR
6. REFERENSI
Yankes
7. UNIT TERKAIT
Kader PMO
1. Pasien dengan gejala sebagaimana di bawah ini harus
dianggap sebagai seorang suspek pasien TB :
1. TUJUAN
2. RUANG LINGKUP
3. DEFINISI
4. PROSEDUR
5. REFERENSI
6. UNIT TERKAIT
DISAHKAN OLEH
KA UPT PUSKESMAS
PROSEDUR SUKAJADI
KERJA
NO. DOKUMEN :
TERBITAN :
REVISI KE :
UPT PUSKESMAS SUKAJADI TGL MULAI :
HALAMAN : dr. H . Awa Purwanti Ken
1. KEBIJAKAN
2. TUJUAN
3. RUANG LINGKUP
4. DEFINISI
5. PROSEDUR
6. REFERENSI
7. UNIT TERKAIT