Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

TENTANG KEPUTIHAN

Oleh : 1. Putik Silvia Anggraeni (07190200007)

2. Puti ‘Aini Qolbi (07190200008)

3. Reksa Pauji (07190200009)

4. Nadia Friska Triyana (07190200032)

5. Angya Saraswati (07190200023)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

TENTANG KEPUTIHAN

Telah memenuhi persyaratan bimbingan untuk mengikuti penyuluhan guna memenuhi


ujian praktik asuhan kebidanan pada remaja, pranikah, dan prakonsepsi
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
STIKIM
Oleh : 1. Putik Silvia Anggraeni (07190200007)

2. Puti ‘Aini Qolbi (07190200008)

3. Reksa Pauji (07190200009)

4. Nadia Friska Triyana (07190200032)

5. Angya Saraswati (07190200023)

Pembimbing : Ratna Wulandari, S.ST., MKM

Irma Jayatmi, S.ST., M.Kes

Maryam Syarah Mardiyah, S.ST., MKM


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Ratna Wulandari, S.ST., MKM) (Denis Nofika)


NIDN. NIDN.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPUTIHAN

PokokBahasan : KesehatanReproduksiRemaja
Sub pokokbahasan : Keputihan
Hari / Tanggal :28 Februari 2020
Waktu :09.00 – 11.00 WIB (120 menit)
Tempat : Ruang kelas VII SMIT
Sasaran : Siswi putri kelas VII SMIT
Penyuluhan : 1. Putik Silvia Anggraeni (07190200007)

2. Puti ‘Aini Qolbi (07190200008)

3. Reksa Pauji (07190200009)

4. Nadia Friska Triyana (07190200032)

5. Angya Saraswati (07190200023)

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik,
mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta
fungsi-fungsinya dan prosesnya (Widyastuti, 2009).Kesehatan reproduksi
pada wanita tidak terlepas pada kesehatan organ intimnya. Tentu kita perlu
sadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting. Salah satu hal
yang dapat kita lakukan adalah menjaga kebersihan atau higienitas, terutama
pada daerah sekitar vagina. Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora
normal) yang bila tidak di jaga dapat terganggu keseimbangan. Bila hal ini
terjadi maka akan timbul gangguan dan keluhan pada daerah tersebut, salah
satu gejala adanya gangguan adalah melalui timbulnya keputihan.
Pada pengumpulan data yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari
2020 dengan menggunakan format asuhan kebidanan di SMPIT menunjukkan
bahwa sebagian besar dari remaja putri memiliki pengetahuan yang kurang
dalam hal kesehatan reproduksi remaja yaitu keputihan.
Pengetahuan yang kurang ini terjadi karena hampir seluruh remaja
putri belum pernah mendapatkan informasi mendetile mengenai keputihan.
Dalam mata pelajaranpun keputihan tidak dipelajari secara gamblang. Melihat
fenomena yang ada perlu diadakannya kegiatan penyuluhan, pembagian
leaflet, diskusi ataupun bentuk kajian yang bisa menjadi pilihan referensi
sebagai upaya untuk terwujudnya peningkatan pengetahuan pada seluruh
siswi yang masih memiliki tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
kurang.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan, diharapkan
peserta mampu memahami bahaya dari keputihan sehingga dapat
mencegah sejak dini penyakit keputihan.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,
diharapkan peserta mampu menyebutkan:
a. Pengertian keputihan
b. Jenis-jenis keputihan
c. Penyebab keputihan
d. Tanda dan gejala keputihan
e. Cara mengatasi keputihan
C. Kegiatan Penyuluhan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Metode/ Kegiatan Sasaran Ket.
Media
1. 3 Pembukaan : Ceramah Semangat
menit - Memberi salam Menjawab salam
- Memperkenalkan diri Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan Menyimak
- Memberikan apersepsi
2. 15 Inti : Ceramah Menyimak Responsif
menit Menjelaskan materi Tanya Jawab Memperhatikan Antusias
penyuluhan secara Media : Menjawab pertanyaan Aktif
berurutan dan teratur. - LCD
Materi : - Laptop
1. Pengertian keputihan - Ppt
2. Jenis-jenis keputihan
3. Penyebab keputihan
4. Tanda dan gejala
keputihan
5. Cara mengatasi
keputihan
3. 5 Evaluasi Tanya Jawab Mengerti Berhasil/ tidak
menit - Formatif Menjawab berhasil

4. 5 Kesimpulan Ceramah Mendengarkan Responsif


menit - Menyimpulkan materi Memperhatikan
yang telah disampaikan

5. 2 Penutup Ceramah Mendengarkan Responsif


menit - Mengucapkan terima Menjawab salam
kasih
- Menyampaikan maaf
- Memberi salam
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. LCD, laptop, Power point (ppt)
2. Leaflet

F. Materi (terlampir)
1. Pengertian keputihan
2. Jenis-jenis keputihan
3. Penyebab keputihan
4. Tanda dan gejala keputihan
5. Cara mengatasi keputihan

G. Evaluasi

1. Apa pengertian keputihan?

2. Sebutkan jenis-jenis keputihan!

3. Apa penyebab keputihan?

4. Apa tanda dan gejala keputihan?

5. Bagaimana cara mengatasi keputihan?


LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

KEPUTIHAN DI KALANGAN REMAJA PUTRI

A. Pengertian Keputihan
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari vagina yang
berwarna putih kekuningan atau putih keabu-abuan baik encer maupun
kental, yang beraroma tidak sedap dan bisa menyebabkan rasa gatal yang
cukup hebat.
Keputihan merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.
Keputihan yang disebabkan infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Jika di biarkan dan
tidak ditangani sedini mungkin infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan
peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si
penderita buang air kecil (Nenk,2009).

B. Jenis –jenis Keputihan


Jenis keputihan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Keputihan normal
Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah
menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi.
Bisa terjadi saat terangsang seksual atau mengalami stres emosional.
Keputihan seperti ini wajar terjadi pada wanita.
2. Keputihan abnormal
Gejalanya keluar lendir secara berlebihan, berwarna putih dan
berbau, gatal, biasanya tidak disertai nyeri. Dapat terjadi pada semua
infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut
rahim, dan jaringan penyangga juga penyakit karena hubungan
kelamin)(Manuaba,2009).
C. Penyebab Keputihan
1. Jamur Candidas atau Monilia
Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal
pada kemaluan. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan
meradang. Biasanya, penyakit kencing manis dan rendahnya daya tahan
tubuh menjadi pemicu.
2. Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir
kloset. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau
kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak
menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.
3. Bakteri Gardnella
Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan
kebauan, berair, berbuih, dan berbau amis. Dapat memicu munculnya
penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoe.
4. Faktor kebersihan yang kurang baik
Kebersihan yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan.
Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga
bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
5. Pemakaian obat-obatan (antibiotik) dalam waktu lama.
Pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama
dapat menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. wanita yang
mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
6. Stres
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor
otak mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami
perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan.
wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang
disebabkan oleh stres.
7. Penyakit organ kandungan
Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan,
misalnya peradangan, tumor (misalnya papiloma, sering menyebabkan
keluarnya cairan encer, jernih, dan tidak berbau), kanker rahim atau
kanker serviks (leher rahim) cairan yang keluar bisa banyak disertai bau
busuk dan kadang disertai darah.

D. Tanda dan Gejala Keputihan


a. Keputihan normal (fisiologis)
1. Keluarnya cairan berwarna bening, tidak lengket dan encer
2. Tidak mengeluarkan bau yang menyengat
3. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga
sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh
hormon yang dihasilkan oleh plasenta
4. Remaja awal kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat
sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan
sendirinya
5. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal.
Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau
yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut
berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina
yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
b. Keputihan abnormal (patologis)
1. Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih
kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat
encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa
2. Cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat (bau tidak sedap)
3. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta
dapat mengakibatkan iritasi pada vagina
4. Nyeri atau rasa terbakar disekitar vagina.
5. Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang
berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma.
6. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan pada
saluran kencing
(Sallika,2010).

E. Cara Mengatasi Keputihan


Mengatasi keputihan biasanya dilakukan dengan cara menjaga kebersihan
diri dan lingkungan, diantaranya:
1. Menjaga vagina agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri
dan jamur.
2. Ganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab.
3. Hindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang mengandung
bahan kimia terlalu berlebihan, karena hal itu dapat mengganggu pH
cairan kewanitaan dan dapat merangsang munculnya jamur atau bakteri.
4. Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah
depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke
vagina.
5. Gunakan celana dalam minimal 2 kali sehari dan sebaiknya yang
berbahan dasar katun karena katun menyerap kelembaban dan menjaga
agar sirkulasi udara tetap terjaga
6. Hindari seks bebas atau berganti–ganti pasangan tanpa menggunakan
alat pelindung seperti kondom
7. Sebisa mungkin kendalikan stress
8. Apabila mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan antibiotik
oral (yang diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotik tersebut
sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri tidak kebal
dan keputihan tidak datang lagi.
H. Daftar Pustaka

Manuaba, dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC :


Jakarta
Nenk. 2009. Lentera Biru. Salemba Medika : Jakarta
Sallika,NS. 2010. Serba-serbi Kesehatan Perempuan cetakan ke-2. EGC :
Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Keputihan (diakses tanggal 19 Oktober 2015
pukul 19.00)
http://bidanpurnamashop.blogspot.com/2012/03/makalah-tentang-
keputihankespro.html (diakses tanggal 19 Oktober 2015 pukul 19.00)

Anda mungkin juga menyukai