Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN SERUWAY

Jurusan S1 perbankan syariah fakultas ekonomi dan bisnis islamInstitute Agama


Islam Negeri (IAIN) Langsa

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya factor keluarga khususnya


perhatian orang tua untuk meningkatkan prestasi belajar siswa disekolah. Dari
hasil observasi dan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas VI SDN
Seruway, didapat bahwa prestasi belajar siswa bervariasi, ada yang mendapatkan
nilai tinggi, sedang dan rendah. Prestasi belajar siswa tersebut dipengaruhi oleh
banyak faktor diantarnya yaitu faktor perhatian orang tua. Faktor orang tua dirasa
penting, karena dalam proses belajar tidak hanya memperhatikan dari mutu instasi
pendidikan saja (sekolah) tapi faktor keluarga yaitu perhatian orang tua yang
menyebabkan anak semangat belajar dan terpenuhi kebutuhan belajarnya sehingga
anak dapat meningkatkan prestasi belajar di sekolah.
Permasalahan yang dkaji dalam penelitian ini adalah: apakah terdapat
pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas VI di SDN
Seruway. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua
terhadap prestasi belajar siswa kelas VI di SDN Seruway.
Penelitian ini dilakukan pada orang tua siswa kelas VI SDN Seruway.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan metode
penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan
angket, observasi, wawancar, dan dokumentasi. Sedangkan untuk teknik analisis
data mengunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian orang tua berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa kelas VI SDN Seruway. Perhatian orang tua
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk melakukan bimbingan
terhadap peserta didik oleh pendidik untuk menuju kedewasaan peserta didik.
Pendidikan juga dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya guna mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Salah satu tujuan itu antara lain memberi bekal
kecerdasan kepada anak untuk digunakan kelak dalam menjalani hidupnya setelah
dewasa.
Di satu pihak pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
manusia dengan perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan peraturan yang
berlaku di masyarakat. Peserta didik harus mematuhi falsafah hidup yang dianut
oleh bangsa dan negaranya.
Namun demikian tekanan utama tanggung jawab pendidikan adalah berada
dipundaknya para orang tua. Walaupun pada hakekatnya tanggung jawab
pendidikan itu terletak pada komponen-komponen keluarga, sekolah dan
masyarakat, termasuk negara, dalam satu sistem pendidikan nasional.
Dalam kenyataan nampak kepada kita, bahwa secara empiris tidak semua
orang tua, sebagai penanggung jawab utama, melakukan kewajibannya sesuai
sebagaimana mestinya. Perhatian orang tua terhadap anak seharusnya dilakukan
secara sengaja, intensif dan terkonsentrasi dengan penuh rasa kasih sayang dalam
pelaksanaannya demi prestasi belajar anak dan perkembangan kepribadiannya.
Dalam kaitan ini maka nampak ada kesenjangan antara keharusan orang
tua melakukan kewajibannya dengan kenyataan di dalam praktek secara empiris.
Hal ini menjadi menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut
apakah kendala yang dihadapi para orang tua dalam menghantarkan anaknya guna
mencapai prestasi belajarnya, baik di rumah maupun di sekolah. Apakah ada
hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar anak atau siswa.

2
Oleh karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dan hasil penelitian itu dituangkan dalam bentuk karya tulis dengan judul
”Hubungan Perhatian Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah perhatian orangtua ada hubungannya dengan perkembangan anak?
2. Apakah ada hubungan perhatian orangtua dengan prestasi belajar siswa?
3. Apakah kendala yang dihadapi orangtua adalam memberikan perhatian
kepada anaknya?
4. Adakah manfaatnya bagi anak, bila orang tua memberikan perhatian
kepada anaknya?

C. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah kajian teoritisnya dan adanya keterbatasan penulis,
maka penulis membatasi pada permasalahan hubungan perhatian orangtua dengan
prestasi belajar siswa kelas VI SDN Seruway.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada
hubungan antara perhatian orangtua dengan prestasi belajar siswa ? “

E. Tujuan Penelitian
Dari proses dan hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan kepada:
1. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan perhatian orangtua
terhadap anaknya.
2. Untuk mendorong memberikan perhatian yang penuh kasih sayang demi
perkembangan kepribadian dan kecerdasan anak.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Deskripsi Teori
1. Hakekat Perhatian Orang Tua
Keluarga merupakan unit organisasi terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari orang tua dan anak. Maka secara umum orang tua bisa diartikan
dengan ibu-bapak dari anak-anak yang dilahirkan. Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia, Bahwa : “Orang tua adalah sebagai ayah-ibu kandung, orang yang
dianggap tua, orang yang dihormati atau disegani di kampung.”1
Unit yang paling kecil dalam mengemban tugas untuk membina kehidupan
anak dalam pendidikan keluarga adalah orang tua, dan bertanggungjawab
terhadap pendidikan anak dalam lingkungannya. Sejalan dengan hal tersebut,
Thomas Gordon berpendapat dalam bukunya bahwa :
“Orang tua ialah pribadi yang bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi
anak dan pendidikan anak, sehingga dia harus bersikap konsisten dalam perasaan
menyayangi anak, bersikap toleran, menyampaikan kebutuhan pribadi anak dan
bersikap adil”
Dari pendapat tersebut dinyatakan bahwa orang tua sebagai ayah dan ibu
harus bersikap konsisten dalam rangka tanggung jawab sebagai orang tua amat
diperlukan anak dalam masa perkembangan. Namun demikian tanggung jawab
setiap orang tua memiliki sikap yang berbeda dalam menunjukan rasa kasih
sayang, sikap toleran dan sikap perhatian.2
Motivasi orang tua harus dapat mencipatakan harmonis dalam proses
pendidikan yang berlangsung seumur hidup. Orang tua harus bersikap dan
berperan sebagai motivator dalam membina kelangsungan hidup anak, agar
memiliki keterampilan dan wawasan yang lebih luas. Orang tua sebagai motivator
dalam membina kecakapan, harus dapat menumbuh kembangkan cara berfikir
lebih luas dalam meningkatkan prestasi dalam sikap belajar anak. Apabila anak

1
Amini, Ibrahim. 2006. Agar Tak Salah Mendidik. Jakarta : Al-Huda
2
Al-gifari. 1999. Soal jawab statistik deskriptif. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

4
kurang perhatian orang tua akan terjadi brooken home, karena anak memerlukan
perhatian dan kasih sayang orang tua.
Dalam kaitan ini, Hasbullah menyatakan dalam bukunya bahwa : “Orang
tua adalah orang dewasa, maka merekalah yang bertanggung jawab terhadap anak
dan orang tua adalah tempat menggantungkan diri bagi anak secara wajar untuk
menerima perhatian dan kasih sayang”.
Sementara itu St. Meichati dalam bukunya berpendapat bahwa “Orang tua
adalah pendidik yang pertama menanamkan dasar-dasar bagi perkembangan jiwa
anaknya”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan motivasi dalam menumbuh
kembangkan keharmonisan membina kelangsungan hidup anak, agar memiliki
keterampilan dan wawasan yang luas dalam cara berpikir guna meningkatkan
prestasi dalam sikap belajar anak. Dengan memberikan dorongan, perhatian dan
rasa kasih sayang. Sebab orang tua sebagai tempat menggantungkan diri bagi
anak-anak secara wajar.
Pendidikan dalam keluarga harus menciptakan suasana yang dapat
membina serta mengembangkan kreativitas anak di rumah. Orang tua harus
bersikap terbuka dan menerima gagasan yang diungkapkan anak, sekalipun
barang kali orang tua tidak setuju. Hal ini akan menimbulkan perasaan di hargai
dalam diri anak serta mendorong keberanian untuk menciptakan kreatif anak.
Berkaitan dengan hal ini, A. Tabrani Rusyan berpendapat dalam bukunya sebagai
berikut :3
1. Orang tua dalam keluarga harus menciptakan suasana yang mengenang,
membina serta mengembangkan kreativitas anak di rumah.
2. Orang tua dalam keluarga harus berupaya merangsang anak untuk
menyelidiki, meneliti, bertanya dan mencoba.
3. Orang tua dalam keluarga harus dapat berfungsi sebagai nara sumber anak
di rumah terhadap sikap kreativitas belajar”.

3
Helmawati. 2014. Pendidikan keluarga. Bandung: pt remaja rosda karya

5
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dalam
keluarga yang diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan
yang didasarkan pada rasa kasih sayang dan perhatian untuk merangsang dan
membina kreativitas anak-anaknya dilingkungan keluarganya masing-masing.
Oleh karena itu kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya
merupakan kasih sayang yang sejati, ini berarti orang tua harus mengutamakan
kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya dengan mengesampingkan keinginan
dan kesenangan sendiri.
Oleh karena itu tugas dan tanggung jawab dipundak orang tua sebagai
pendidik dan pengatur rumah tangga sangatlah berat. Sebab, baik dan buruknya
pendidikan orang tua terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap
perkembangan dan watak sikap anaknya dikemudian hari.
Kehadiran anak dalam lingkungan keluarga, secara alamiah akan
memberikan tanggung jawab terhadap orang tua, tanggung jawab orang tua
terhadap anaknya berdasarkan atas motivasi cinta kasih sayang dan perhatian.
Pada hakekatnya cinta kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap anaknya
dapat menjiwai tanggung jawab citra dan moral dalam memberikan pendidikan.
Dengan demikian orang tua pasti harus terlibat pada masalah cinta kasih
sayang dan perhatian orang tua terhadap anaknya. Oleh karena itu setiap orang tua
harus memahami tentang yang dimaksud dengan perhatian. Menurut pendapat
Bimo Walgito yang dinyatakan dalam bukunya, perhatian adalah sebagai
berikut:“Perhatian artinya merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek”.
Sedangkan menurut Agus Sujatno, bahwa perhatian adalah : “Konsentrasi
atau aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan
mengenyampingkan yang lain dari pada itu ”.
Berkaitan dengan paparan di atas, maka perhatian merupakan pemusatan
dan konsentrasi dari seluruh aktivitas jiwa kita terhadap seluruh pengamatan,
pengertian terhadap sesuatu objek dengan mengesampingkan yang lain dari pada
itu.

6
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua ialah
pemusatan kekuatan jiwa dan fisik dari orang tua terhadap anaknya dalam
perkembangan dan pendidikan anaknya. Karena orang tua selalu memimpin
dalam keluarga harus memiliki dan memberikan pendidikan yang terbaik dan
terarah pada anaknya. Sehingga dari proses perhatian orang tua dalam keluarga
terhadap anaknya menjadi tolak ukur keberhasilan sikap dalam belajar.
2. Hakekat Hasil Belajar Siswa
Makna sikap secara sederhana dapat diartikan sebagai perbuatan pada
pendirian seseorang baik pendapat dan keyakinannya yang berkaitan dengan
kegiatan. Sedangkan menurut WJS. Poerwadaminta dalam kamus umum bahasa
Indonesia yaitu : “Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan kepada pendiriannya
baik pendapat maupun keyakinannya”.
Karena itulah sering dinyatakan bahwa apabila seseorang berpendapat dan
meyakini perbuatannya dalam suatu bidang, baik pekerjaan, belajar dan kegiatan
yang lainnya suka disebut hasil. Maka sikap pada hakekatnya merupakan
perbuatan atas dasar pendirian yang diyakininya untuk mencapai suatu
kesuksesan.
Sikap merupakan proses perbuatan dari setiap individu untuk meyakini
kemampuan peserta didik menuju kesuksesan. Kesuksesan akan diraih tergantung
pada hasil kekuatan tiap-tiap individu.
Kesuksesan tergantung pada perbuatan dalam menekuni suatu proses
kegiatan. Kegiatan diawali dari suatu proses pembelajaran. Belajar merupakan
kunci suatu proses yang dilakukan seseorang baik individu maupun secara
kelompok. Dalam kaitan ini Slamenta menyatakan dalam bukunya sebagai
berikut, bahwa : “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman dari individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Dari paparan di atas, bahwa sikap merupakan proses dari setiap insan
dalam pendapat dan keyakinan kemampuan seorang peserta didik untuk
menentukan kesuksesan. Namun demikian, kesuksesan perlu diawali dari sikap

7
belajar. Sebab sikap belajar merupakan kunci proses perbuatan kegiatan yang
ditekuninya untuk mencapai keberhasilan.
Pandangan seseorang tentang hasil belajar akan mempengaruhi tindakan
yang berhubungan dengan setiap orang yang mempunyai pendapat dan keyakinan
dalam perbuatan tentang belajar sebagai suatu proses penerapan prinsip.
Sikap belajar dalam tarap tinggi, terdapat pada manusia, yaitu belajar
secara intelektual dengan pemahaman melalui berpikir, berbuat dan bersikap.
Hasil belajar secara intelektual memerlukan penglihatan dan pemahaman objektif
baik yang nyata maupun yang abstrak. Menurut Noehi Nasution sikap belajar
memerlukan empat kondisi yang pundamental, yaitu : “Harus menginginkan
sesuatu, perhatian sesuatu, melakukan sesuatu dan harus memperoleh sesuatu”.
Hasil belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu pendirian baik pendapat maupun keyakinan dalam perbuatan
secara keseluruhan sebagai pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya.
Maka pada hakekatnya sikap belajar merupakan suatu proses pendirian baik
pendapat maupun keyakinan dalam perbuatan secara keseluruhan dalam
memenuhi kebutuhan.
Setiap jenis sikap belajar merupakan suatu hasil belajar yang berlangsung
di dalam diri pelajar, baik yang datang berdasarkan kondisi intern dan kondisi
ekstern. Kondisi intern dan kondisi ekstern diwujudkan dengan cara yang
berbeda-beda pada setiap sikap jenis belajar, seperti hasil belajar di sekolah. Maka
pengaturan itu berlangsung melalui instruksi, yaitu menciptakan kondisi-kondisi
ekstern menunjukan sikap kegiatan belajar diri siswa lebih didaktis. Dengan
demikian hasil belajar merupakan kegiatan yang saling berhubungan dan
berlangsung terus menerus secara aktif bukan kegiatan diam dan pasif.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
adalah perbuatan yang berdasar pendiriannya baik pendapat dan keyakinannya
dalam belajar sebagai suatu proses penerapan secara intelektual baik yang datang
secara ekstern maupun intern. Untuk menentukan kesuksesan yang ditekuninya
melalui pemahaman dan penglihatan secara objektif baik yang nyata maupun yang
abstrak. Penglihatan dan pemahaman itu datang berdasarkan kondisi intern dan

8
kondisi ekstern, sehingga pada akhirnya siswa akan menentukan sikap belajar
secara sungguh-sungguh sesuai dengan perbuatan pada pendiriannya atas dasar
pendapat dan keyakinannya untuk memenuhi kebutuhannya.

B. Kerangka Berpikir
Kehadiran anak dalam keluarga secara alamiah akan memberikan
tanggung jawab terhadap orang tua. Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya
berdasarkan atas dasar motivasi cinta kasih sayang dan perhatian orang tua.
Pendidikan dalam lingkungan keluarga harus menciptakan suasana yang
harmonis, dalam proses pendidikan selalu anak mendapatkan perhatian yang
penuh untuk menumbuhkan mental dan jiwa anak dalam menentukan sikap
belajarnya. Sebab, anak adalah tumpuan harapan bangsa, sebagai generasi penerus
keturunan yang diharapkan memiliki potensi sumber daya manusia yang tangguh
dan handal, maka pertumbuhan dan perkembangannya harus optimal dan disinilah
perhatian orang tua sebagai peran yang utama.
Fungsi orang tua adalah untuk melaksanakan pendidikan terhadap anak
dalam rangka perkembangannya. Salah satu tujuannya adalah memberikan bekal
kecerdasan anak untuk digunakan kelak dalam menjalani kehidupannya.
Dalam rangka melaksanakan fungsi itulah orang tua harus mempersiapkan
anak agar berprilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan falsafah yang berlaku di
masyarakat. Tanggung jawab utama ada pada orang tua, walaupun pihak sekolah
dapat ikut terlibat dalam pendidikan anaknya. Maka perhatian orang tua terhadap
anak seharusnya dilakukan secara sengaja, intensif dan terkonsentrasi dengan
penuh rasa kasih sayang demi sikap belajar pada anaknya.
Akan tetapi sebagian besar orang tua kurang menyadari pentingnya
perhatian orang tua dalam kasih sayang yang dialami dalam lingkungan keluarga.
Anak dianggapnya tidak perlu perhatian dan kasih sayang dalam belajar, tanpa
ada upaya memberikan motivasi dan perhatian orang tua sebagaimana mestinya
kepada perkembangan anaknya, terutama perkembangan sikap belajarnya.
Pemegang peran dalam meningkatkan sikap belajar adalah lembaga sekolah,

9
tetapi itu semua tidak terlepas dari sejauh mana peran orang tua dalam lingkungan
keluarga memberikan motivasi dan perhatian terhadap sikap belajar anaknya baik
di rumah maupun di sekolah. Dari uraian di atas, maka diduga ada keterkaitan
perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa di SD Negeri Seruway kabupaten
aceh tamiang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian di SDN Seruway
Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang. Waktu mengadakan penelitian
ialah terhitung mulai bulan desember 2019, selama 2 Minggu.

B. Variabel Penelitian
Dalam hal ini penelitian dilakukan sesuai dengan judul yang diangkat dan
terdiri dari dua variabel penelitian, yaitu:
Variabel bebas/ independent variable (X), yaitu: Perhatian Orang tua.
Variabel terikat/ dependent variable (Y), yaitu: Hasil Belajar Siswa.

C. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara yang sistimatis yang digunakan dalam suatu
kegiatan penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Pengertian tersebut
menunjukan bahwa metode penelitian yaitu suatu cara yang ditempuh peneliti
dalam melaksanakan penelitian, sehingga perlu ditentukan secara jelas sesuai
dengan arah dan tujuan penelitian.
Berdasarkan variabel penelitian, permasalahan dan teknik pengumpulan
data atau instrumen penelitian maka metode penelitian yang digunakan adalah
metode studi korelasi yang merupakan bagian dari metode deskriptif kuantitatif.

D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

10
Sampel adalah suatu gambaran atau cerminan atau wakil dari keseluruhan
populasi. Mengacu pada penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
sampel yaitu suatu wakil atau cerminan dari keseluruhan populasi, sehingga
dengan mempertimbangkan jumlah populasi yang cukup besar, keadaan lapangan
penelitian yang luas, keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti sendiri, maka
penelitian dilakukan terhadap sebagian populasi dengan tetap memperhatikan
keterwakilan dari populasi tersebut dengan sampel 30 orang.

E. Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data merupakan cara khusus yang digunakan peneliti
dalam menggali data yang diperlukan dalam penelitian tentang perhatian orang
tua yang merupakan variabel bebas.
Adapun instrumen penelitian atau alat ukur penelitian yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket berupa skala sikap
dengan 30 pernyataan, dengan alternatif jawaban terdiri dari: sangat setuju (SS),
setuju (S), ragu-ragu (R) tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Sedangkan skor nilai untuk masing-masing alternatif jawaban adalah
SS=5, S=4, R=3, TS=2, STS=1 untuk pernyataan yang positif, dan skor nilai
sebaliknya untuk pernyataan yang negatif.
Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa
sebagai variabel terikat, digunakan tes berupa skala sikap dengan 30 pernyataan,
dengan alternatif jawaban terdiri dari: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R)
tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. UJI ASUMSI KLASIK


Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisi
regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian:
1. Uji normalitas
Uji normalitas data adalah untuk menguji apakah dalam model regresi
variable independen dan variable dependen memiliki distribusu normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribsi data normal atau
mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data norml atau tidak dapat
dilakukan dengan cara :
a. Melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal.
b. Dengan melihat normal probality plot yang membandingkan distribusi
komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari
distribusi normal. Jika distribusi adalah normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

B. UJI LINEARITAS
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang diguakan
sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris
sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Dalam hal ini pengujian
linearitas dilakukan dengan pendekatan atau analisis tabel anova. kriteria yang
diterapkan untuk menentukan kilinearitasan garis regresi adalah nilai koefisien

12
signifikan. Jika koefisien signifikan lebih dari alfa yang ditentukan, yaitu 5%
maka dapat dinyatakan bahwa garis regresi berbentuk linear.

C. UJI MULTIKOLINIEARITAS
Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
di temukan adanya korelasi yang kuat antar variabel indenpenden.uji
multikolinearitas dapat dilihat dari variance inflation faktor (VIF) dan nilai
tolerance. kedua ukuran menunjukan sikap variabel independen manakah yang
dijelaskan variabel lainnya.multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance 0,1 atau
sama dengan VIF 10.jika tidak ada yang melebihi 10, maka dapat dikatakan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

D. UJI HETEROSKEDASTISITAS
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas.

E. UJI AUTOKORELASI
Uji autokorelasi menjelaskan bahwa persamaan regresi yang baik adalah
yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka
persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi.
Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linear antara kesalahan
pengganggu periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1
(sebelumnya).

13
DAFTAR PUSTAKA

Amini, Ibrahim. 2006. Agar Tak Salah Mendidik. Jakarta : Al-Huda


Al-gifari. 1999. Soal jawab statistik deskriptif. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Helmawati. 2014. Pendidikan keluarga. Bandung: pt remaja rosda karya

14
LAMPIRAN
Lampiran 1 : KUESIONER
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA SDN SERUWAY

ANGKET SKALA SIKAP VARIABEL X


(PERHATIAN ORANG TUA)

PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan teliti!
2. Tiap pernyataan terdiri dari 5 (lima) pilihan jawaban, yaitu:

Identitas Responden
Nama : ………………………………………
Usia/ Umur : …….. Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan *)
Pekerjaan : ………………………………………
Agama : ………………………………………

Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan teliti!
2. Tiap pernyataan terdiri dari 5 (lima) pilihan jawaban, yaitu:
No Pilihan Jawaban Skoring
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (R) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

15
1. Anda diminta untuk memberikan tanda check list (Ö ) pada kolom
pernyataan yang telah disediakan dan jawablah sesuai dengan pendapat
anda secara benar dan jujur.
2. setelah diisi dimohon dikembalikan dan atas bantuannya kami ucapkan
banyak terima kasih.

Perhatian spiritual (X1)

No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Saya selalu menekankan
kejujuran kepada anak saya
dalam mengerjakan soal ujian
2 Saya selalu menginggatkan
anak saya untuk selalu berdoa
kepada allah supaya lulus
3 Saya selalu mendukung
kegiatan doa bersama yang
dilakukan oleh pihak sekolah
4 Saya selalu menasehati ank
saya untuk selalu belajar dan
menuntut ilmu
5 Saya selalu menasehati anak
saya bahwa allah akan menaiki
derajat bagi orang berilmu

Perhatian materi (X2)

No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Saya tidak pernah lupa dengan
uang saku anka saya
2 Saya tidak pengeluh untuk
mengeluarkan biaya try out
untuk anak saya
3 Saya pasti marah kalau
mengetahui anak saya selalu
peralatan sekolah kepada
temannya
4 Saya membelikan kendaraan
untuk alat tranportasi sekolah
anak saya
16
5 Saya tidak berbelit/ menunda
mengenai uang yang digunakan
untuk keperluan pendidikannya
6 Saya selalu memenuhi fasilitas
belajar anak saya
7 Saya mengikutkan anak saya
bimbingan belajar (kursus)
8 Saya tidak keberatan untuk
membelikan buku uji coba
UAN

Memperhatikan perkembangan prestasi belajar (X3)

No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Saya membatasi jam bermain
anak saya selam persiapan
menjelang UAN
2 Saya selalu menanyakan hasil
nilai try out UAN dan nilai
keseharian anak saya
3 Saya selalu marah kalau anak
saya mendapat nilai sehari-hari
dibawah standar
4 Saya sering memeriksa
langsung perkembangan
belajar anak saya kepihak
sekolah
5 Setiap hari saya selalu
menginggatkan anak saya
untuk belajar persiapan UAN
6 Saya sering menanyakan
kepada anka saya apakah ada
tugas / pr yang diberikan guru

Memberikan motivasi belajar (Y)

No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Saya selalu menginggatkan
anak saya tentang pentingnya
nilai UAN untuk meneruskan
keperguruan tinggi

17
2 Saya sealu menginggatkan
anak saya jangan membuat
malu orang tua dengan tidak
lulus nilai UAN
3 Saya sering memberi semangat
meski anak saya mendapat
nilai keseharian yang kurang
memuaskan
4 Saya selalu memberi reward/
hadiah kepada anak saya ketika
berhasil mendapat nilai
keseharian yang memuaskan
5 Saya selalu memberi contoh
kepada anak saya tentang siswa
yang berprestasi pasti memiliki
masa depan yang bagus

18

Anda mungkin juga menyukai