Jawab :
Diduga terjadi sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadi anoksia
otak. Sumbatan karena eritrosit berparasit sulit melalui kapiler karena proses
sitoadherensi dan sekuestrasiparasit. Tetapi pada penelitian Warrell, menyatakan bahwa
tidak ada perubahan cerebral blood flow, cerebro vascular resistence, atau cerebral
metabolic rate for oxygen pada pasien koma dibanding pasien yang telah pulih
kesadarannya.
Kadar laktat pada cairan serebrospinal (CSS) meningkat pada malaria serebral
yaitu >2.2 mmol/L (1.96 mg/dL) dan dapat dijadikan indikator prognostik: bila kadar
laktat >6 mmol/L memiliki prognosa yang fatal. Biasanya disertai ikterik, gagal ginjal,
hipoglikemia, dan edema paru. Bila terdapat >3 komplikasi organ, maka prognosa
kematian >75 %.
Kelainan fungsi ginjal dapat terjadi prerenal karena dehidrasi (>50%), dan hanya
±5-10 % disebabkan oleh nekrosis tubulus akut. Gangguan fungsi ginjal ini oleh karena
anoksia yang disebabkan penurunan aliran darah ke ginjal akibat dehidrasi dan sumbatan
mikrovaskular akibatsekuestrasi, sitoadherendan rosseting.
Apabila berat jenis (BJ) urin <1.01 menunjukkan dugaan nekrosis tubulus akut;
sedang urin yang pekat dengan BJ >1.05, rasio urin:darah > 4:1, natrium urin < 20
mmol/L menunjukkan dehidrasi
Secara klinis terjadi oligouria atau poliuria. Beberapa faktor risiko terjadinya
GGA ialah hiperparasitemia, hipotensi, ikterus, hemoglobinuria.
Dialisis merupakan pengobatan yang dapat menurunkan mortalitas. Seperti pada
hiperbilirubinemia, anuria dapat berlangsung terus walaupun pemeriksaan parasit sudah
negative
Sering terjadi pada malaria dewasa. Dapat terjadi oleh karena hiperpermiabilitas
kapiler dan atau kelebihan cairan dan mungkin juga karena peningkatan TNF-α.
Penyebab lain gangguan pernafasan (respiratory distress): 1) Kompensasi pernafasan
dalam keadaan asidosis metabolic;2) Efek langsung dari parasit atau peningkatan tekanan
intrakranial pada pusat pernapasan di otak; 3) Infeksi sekunder pada paru-paru; 4)
Anemia berat; 5) Kelebihan dosis antikonvulsan (phenobarbital) menekan pusat
pernafasan.
Hipoglikemia
Hipoglikemi sering terjadi pada anak-anak, wanita hamil, dan penderita dewasa
dalam pengobatan quinine (setelah 3 jam infus kina). Hipoglikemi terjadi karena: 1)
Cadangan glukosa kurang pada penderita starvasi atau malnutrisi; 2) Gangguan
absorbsi glukosa karena berkurangnya aliran darah ke splanchnicus; 3) Meningkatnya
metabolisme glukosa di jaringan;4) Pemakaian glukosa oleh parasit; 5) Sitokin
akan menggangu glukoneogenesis; 6)Hiperinsulinemia pada pengobatan
quinine.
Metabolisme anaerob glukosa akan menyebabkan asidemia dan produksi laktat
yang akan memperburuk prognosis malaria berat
Malaria Algid
Terjadi gagal sirkulasi atau syok, tekanan sistolik <70 mmHg, disertai gambaran
klinis keringat dingin, atau perbedaan temperatur darah turun, sering tekanan sistolik tak
terukur dan nadi yang normal. kulit-mukosa >1 ˚C, kulit tidak elastis, pucat. Pernapasan
dangkal, nadi cepat, tekanan
Syok umumnya terjadi karena dehidrasi dan biasanya bersamaan dengan sepsis.
Pada kebanyakan kasus didapatkan tekanan darah normal rendah yang disebabkan karena
vasodilatasi.
Asidosis
Asidosis (bikarbonat <15meq) atau asidemia (PH <7.25), pada malaria menunjukkan
prognosis buruk. Keadaan ini dapat disebabkan: 1) Perfusi jaringan yang buruk oleh
karena hipovolemia yang akan menurunkan pengangkutan oksigen; 2) Produksi laktat
oleh parasit; 3) Terbentuknya laktat karena aktifitas sitokin terutama TNF-α, pada fase
respon akut; 4) Aliran darah ke hati yang berkurang, sehingga mengganggu bersihan
laktat; 5) Gangguan fungsi ginjal, sehingga terganggunya ekresi asam.
Keadaan asidosis bisa disertai edema paru, syok gagal ginjal, hipoglikemia.
Gangguan lain seperti hipokalsemia, hipofosfatemia, dan hipoalbuminemia.
Harijanto, N.2014. Jilid I. Malaria. In : A. W., Sudoyo, B., Setiyohadi, I., Alwi, M.,Simadibrata. S., Setiati
(eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Interna Publishing, Jakarta, 595.