Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah kondisi yang kompleks dimana tekanan darah secara
menetap berada di atas normal. Apabila diagnosis hipertensi telah ditegakkan,
maka pengobatan dapat dimulai dengan terapi non-farmakologik. Tujuan
penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas
kardiovaskular, mencegah kerusakan organ, dan mencapai target tekanan darah <
140/90 mmHg dan < 150/90 mmHg untuk individu yang berusia < 60 tahun dan
≥ 60 tahun tanpa diabetes atau CKD.1 Hipertensi atau penyakit tekanan darah
tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi cepat
yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap,
timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi.2
Menurut data WHO, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4%
orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333
juta berada di negara maju dan 639 juta sisanya berada di negara berkembang,
termasuk Indonesia.3 Berdasarkan data World Health Organization (WHO)
dalam Global Status Report On Non-Communicable Disease, prevalensi tekanan
darah tinggi tahun 2014 pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas sekitar
22%. Penyakit ini juga bertanggung jawab atas 40% kematian akibat penyakit
jantung dan 51% kematian akibat stroke.4 Selain secara global, hipertensi juga
menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak di derita
masyarakat Indonesia (57,6%). Hal ini dibuktikan melalui jumlah kunjungan
hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang terus meningkat setiap
tahunnya. Pada tahun 2013 jumlah penduduk di Indonesia yang menderita
hipertensi sebanyak 65 juta jiwa dari 252 juta penduduk. Prevalensinya 6-15%
pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita
hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena

1
tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan
hipertensi.5 Kasus hipertensi sendiri masuk ke dalam 10 besar kasus terbanyak di
Puskesmas Olak Kemang setiap bulannya sepanjang tahun 2021.
Tujuan pengobatan pada penderita hipertensi adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup. Akan tetapi banyak yang berhenti berobat ketika merasa tubuhnya
sedikit membaik. Sehingga diperlukan kepatuhan pasien yang menjalani
pengobatan hipertensi agar didapatkan kualitas hidup pasien yang lebih baik.6
Kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat dapat diukur menggunakan berbagai
metode, salah satu metode yang dapat digunakan adalah Skala MMAS-8
(Morisky Medication Adherence Scale) yang terdiri dari tiga aspek yaitu
frekuensi kelupaan dalam mengonsumsi obat, kesengajaan berhenti
mengonsumsi obat tanpa diketahui oleh tim medis, kemampuan mengendalikan
diri untuk tetap mengonsumsi obat.7 Faktor yang mempengaruhi ketekunan
pasien dalam berobat antara lain tingkat penghasilan, tingkat pendidikan pasien,
kemudahan menuju fasilitas kesehatan, usia pasien, tersedianya asuransi
kesehatan yang meringankan pasien dalam membayar biayapengobatan.8
Berdasarkan uraian diatas, kepatuhan konsumsi obat merupakan penting
pada penderita hipertensi dan sering terjadi masalah yang sering dialami oleh
penderita hipertensi, maka peneliti ingin mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi
obat antihipertensi penderita hipertensi esensial di Puskesmas Olak Kemang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut “bagaimanakah gambaran tingkat kepatuhan
konsumsi obat antihipertensi penderita hipertensi esensial di Puskesmas Olak
Kemang?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran dan permasalahan-permasalahan dalam
kepatuhan konsumsi obat antihipertensi pada penderita hipertensi esensial di
Puskesmas Olak Kemang.

2
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi masalah rendahnya tingkat kepatuhan konsumsi obat
antihipertensi pada penderita hipertensi esensial di Puskesmas Olak Kemang.
2. Untuk menentukan prioritas masalah dalam rendahnya tingkat kepatuhan
konsumsi obat antihipertensi pada penderita hipertensi esensial di Puskesmas
Olak Kemang.
3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masalah rendahnya tingkat
kepatuhan konsumsi obat antihipertensi pada penderita hipertensi esensial di
Puskesmas Olak Kemang.
4. Untuk menentukan alternatif-alternatif pemecahan masalah rendahnya tingkat
kepatuhan konsumsi obat antihipertensi pada penderita hipertensi esensial di
Puskesmas Olak Kemang.
5. Untuk menentukan pemecahan masalah terpilih dalam rendahnya tingkat
kepatuhan konsumsi obat antihipertensi pada penderita hipertensi esensial di
Puskesmas Olak Kemang.
6. Untuk menentukan rencana usulan kegiatan pemecahan masalah yang terpilih
dalam rendahnya tingkat kepatuhan konsumsi obat antihipertensi pada
penderita hipertensi esensial di Puskesmas Olak Kemang.
7. Untuk membuat rencana pelaksanaan kegiatan untuk permasalahan yang
terpilih dalam rendahnya tingkat kepatuhan konsumsi obat antihipertensi pada
penderita hipertensi esensial di Puskesmas Olak Kemang.
8. Untuk menentukan rencana monitoring dan evaluasi untuk kegiatan yang
terpilih dalam rendahnya tingkat kepatuhan konsumsi obat antihipertensi
pada penderita hipertensi esensial di Puskesmas Olak Kemang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman baru dan menambah
wawasan bagi peneliti terkait tingkat kepatuhan konsumsi obat antihipertensi
pada penderita hipertensi esensial.
1.4.2 Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pasien agar mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur untuk

3
mengendalikan tekanan darah pada penderita hipertensi.
1.4.3 Bagi puskesmas
Sebagai bahan tambahan kepustakaan atau tambahan bukti ilmiah dalam
pengembangan ilmu epidemiologi dibidang penyakit tidak menular khususnya
hipertensi. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan serta rujukan
bagi peneliti lain yang mempunyai minat yang sama guna pengembangan lebih
lanjut tentang kejadian hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai