Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nindya Syafra Ekatiwi

NIM :1806851
Prodi/Kelas : Pendidikan Manajemen Perkantoran 2018 A
Mata Kuliah : Kepemimpinan

1. Thoyib,A. (2005). Hubungan Kepemimpinan,Budaya,Strategi dan Kinerja. 1-14


Dalam sebuah organisasi tentu saja dipimpin oleh seorang pemimpin. Dari artikel
ini menjelaskan arti dari kepemimpinan dalam sebuah organisasi itu seperti apa, hubungan
kepemimpinan dengan budaya organisasi yang akan menciptakan sebuah strategi dalam
organisasi tersebut serta akan menghasilkan kinerja yang maksimal dalam organisasi atau
perusahaan tersebut. Kepemimpinan yang dikenal adalah suatu sikap atau proses seorang
pemimpin dalam mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan atau visi dalam
sebuah organisasi atau perusahaan ternyata dapat membentuk budaya dalam organisasi atau
perusahaan tersebut.
Fenomena bisa berbalik, artinya bisa jadi pemimpin diciptakan oleh Budaya
Organisasi manakala pemimpin tersebut lahir sebagai penerus (succession) sedangkan
budaya organisasi telah mengakar dan telah menjadi bagian dari kehidupan organisasi
tersebut. (Thoyib, 2005). Dengan contoh, pemimpin itu dipilih menjadi pimpinan melalui
proses turun menurun yang artinya budaya dari perusahaan atau organisasi itu sendiri sudah
melekat. Dengan demikian budaya dapat diartikan sebagai pembentuk sifat kepemimpinan
pada seorang pimpinan tersebut. (Thoyib, 2005)
Kepemimpinan dan budaya organisasi yang saling berhubungan akan menciptakan
suatu strategi yang akan digunakan dalam organisasi atau perusahaan tersebut dalam
mencapai sebuah tujuan atau bahkan sebuah visi yang telah dibuat oleh organisasi atau
perusahaan tersebut
2. Prayama,C.Y. (2012). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter Terhadap Kepuasan
Kerja. 22-27.
Pada artikel ini membahas bagaimana,Pemimpin yang efektif. Pemimpin yang efektif
adalah pemimpin yang mengakui kekuatan – kekuatan penting yang terkandung dalam setiap
individu. Setiap individu memiliki kebutuhan dan kainginan yang berbeda – beda,dan memiliki
tingkat keahlian yang berbeda juga. Kepuasan kerja pada dasarnya adalah tentang apa yang
membuat seseorang bahagia dalam pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi dengan pekerjaan
itu sendiri,kondisi kerja,gaji,rekan kerja,pengawasan,promosi jabatan dan bagaimana seorang
pimpinan yang bersikap kepada karyawannya.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena,setiap
individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan nilai- nilai yang berlaku
dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan (Sari, 2010). Smith, Kendall dan
Hulin dalam Munandar (2004), JDI (Job Descriptiv Index) memiliki 5 indikator untuk mengukur
kepuasan kerja yaitu:
a. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri (work on present job), di mana hal itu
terjadi bila pekerjaan tersebut memberikan kesempatan individu untuk belajar
sesuai dengan minat serta kesempatan untuk bertanggung jawab.
b. Kepuasan terhadap imbalan (pay), di mana sejumlah uang gaji yang diterima
sesuai dengan beban kerjanya dan seimbang dengan karyawan lain pada organisasi
tersebut.
c. Kesempatan promosi (promotion) yaitu kesempatan untuk meningkatkan posisi
pada struktur organisasi.
d. Kepuasan terhadap pengawasan (supervisory), bergantung pada kemampuan
atasannya untuk memberikan bantuan teknis dalam memotivasi.
e. Kepuasan terhadap rekan kerja (co-worker) yaitu seberapa besar rekan sekerja
memberikan bantuan teknis dan dorongan sosial.
Gaya kepemimpinan yang efektif dalam mengelola sumber daya manusia dalam
suatu unit kerja akan berpengaruh pada perilaku kerja diindikasikan dengan peningkatan kepuasan
kerja individu dan kinerja unit itu sendiri,yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan komitmen
organisasi pada karyawannya dengan menanamkan visi,misi dan tujuan dengan baik untuk
membangun loyalitas dan kepercayaan dari karyawannya.(Pratama, 2012)
Pada kenyataannya sifat atau gaya kepemimpinan yang otoriter yang selalu
menekan kepada bawahannya berdampak negatif dengan kepuasan kerja. Mengapa?karna pada
perusahaan akan menghasilkan kinerja yang bagus namun tidak semua karyawan itu merasakan
beban namun kebanyakan memperoleh kepuasan kerja karena telah mencapai tuntutan yang
diharuskan oleh pimpinan. Fakta ini dilakukan pada perusahaan KIA mobil Indonesia
3. Irawati,Nisrul. (2004). Kepemimpinan Efektif,Kepemimpinan yang Mampu
Mengambil Keputusan yang Tepat. 1-12
Artikel ini membahas seorang pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian
untuk mengambil sebuah keputusandan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko
yang akan timbul sebagai konsekwensi dari pada keputusan yang diambilnya. Seorang
pemimpin harus punya pengetahuan,keterampilan,informasi yang mendalam untuk proses
menyaring satu keputusan yang tepat. Disamping itu mengarahkan segala tingkah laku dari
bawahan sedemikian rupa sehingga tingkah laku bawahan sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh pemimpin yang bersangkutan.
Untuk itu pemimpin setidaknya harus memiliki kriteria tertentu. Misalnya,
kemampuan bisa perspektif dan objektif. Dalam mengarahkan dan memotivasi bawahan agar
melakukan pekerjaan dengan sesuai,seorang pemimpin bisa memilih suatu gaya
kepemimpinan tertentu yang sesuai dengan bawahannya untuk menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman. Seorang pemimpin itu haruslah paling sedikit mampu untuk memimpin
para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga mampu untuk menangani hubungan
antar karyawan. Mempunyai interaksi antar personnel yang baik dan mempunyai
kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.
Menurut Habsari (2008:12) kepemimpinan yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Memperhitungkan minat sampai hasil akhir.
b. Memahami bahwa hasil adalah selalu penilaian terakhir.
c. Memiliki semangat menyelesaikan masalah.
d. Lebih demokratis dari pada autority.
e. Memberikan kesempatan untuk mencapai potensi setiap orang.
f. Memiliki Etika dan moral yang tinggi.
g. Mengambil tanggung jawab terhadap hasil tim.
Gaya kepemimpinan yang sebaiknya dijalankan oleh seorang pemimpin terhadap
organisasinya sangat tergantung pada kondisi anggota organisasi itu sendiri. Pada dasarnya
tiap gaya kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi tertentu saja. Dengan mengetahui
kondisi nyata anggota, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang tepat.
Tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda untuk divisi
atau seksi yang berbeda.(Fallis, 2013)
Referensi:
Fallis, A. . (2013). Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja
Karyawan Pada Pt. Sumber Mas Indah Plywood. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Pratama, C. (2012). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kepuasan Kerja.
Journal of Social and Industrial Psychology, 2(1), 10–18.
Thoyib, A. (2005). Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, Dan Kinerja: Pendekatan
Konsep. Jurnal Manajemen Dan Wirausaha, 7(1), 60–73.
https://doi.org/10.9744/jmk.7.1.pp.60-73

Anda mungkin juga menyukai