Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk social. Ia hanya dapat hidup berkembang dan berperan
sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara
terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan
manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia
lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki
peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian
yang seksama terhadap komunikasi. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan dapat dikemas secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengetian komunikasi verbal dan contoh komunikasi verbal
2. Pengertian komunikasi non verbal dan contoh komunikasi non verbal

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa mengetahui apa yang di maksud dengan komunikasi verbal dan cara
pengaplikasiannya dalam kehiupan sehari-hari
2. Mahasiswa mengetahui apa yang di maksud dengan komunikasi non verbal dan cara
pengaplikasiannya dalam kehiupan sehari-hari

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Komunikasi


Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare –
communicatio dan communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem
penyampaian dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya.
Beberapa pengertian komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli berikut. a. Chitty (1997)
mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide, atau informasi dan perasaan
dalam setiap interaksi. b. Jurgen Ruesch (1972) dalam Chitty (1997) menjelaskan bahwa
komunikasi adalah keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar ataupun tidak sadar
yang dapat memengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetapi
juga termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda somatik dan simbol-simbol.

Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai
suatu proses pertukaran, penyampaian, dan penerimaan berita, ide, atau informasi dari
seseorang ke orang lain. Lebih kompleks, komunikasi didefinisikan sebagai berikut. a.
Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada komunikan,
baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah,
dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi orang lain.
b. Komunikasi adalah proses yang dinamis serta selalu berubah sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan yang senantiasa berubah.

Dalam berkomunikasi, diperlukan ketulusan hati antara pihak yang terlibat agar
komunikasi yang dilakukan efektif. Pihak yang menyampaikan harus ada kesungguhan atau
keseriusan bahwa informasi yang disampaikan adalah penting, sedangkan pihak penerima
harus memiliki kesungguhan untuk memperhatikan dan memahami makna informasi yang
diterima serta memberikan respons yang sesuai.

2.2 Tujuan Komunikasi


1. Menyampaikan ide/informasi/berita Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang lain,
tujuan utamanya adalah sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran kita
atau ide kita kepada lawan bicara. Dengan demikian, ada satu kesamaan ide antara apa yang
ada dalam pikiran komunikator dan komunikan.

2
 Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut.
Komunikasi perawat kepada pasien saat menjelaskan kondisi pasien,
menyampaikan diagnosis keperawatan, rencana tindakan, prosedur tindakan, atau
menyampaikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.

b. Memengaruhi orang lain Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadari
ataupun tidak kita sadari akan memengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar, jika kita
berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang, kita berharap bahwa orang yang kita
motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari,
jika pada saat kita memotivasi menunjukkan wajah yang serius, kita akan membuat lawan
bicara antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada
dirinya.

 Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut.


Komunikasi perawat kepada pasien saat memberikan motivasi untuk
memelihara kesehatan serta melakukan budaya hidup sehat melalui pengaturan pola
makan yang sehat dan olah raga teratur.

c. Mengubah perilaku orang lain Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, maksudnya jika
kita bicara dengan seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita
menginginkan.

 Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut.


Komunikasi yang dilakukan perawat pada saat akan mengubah keyakinan
dan perilaku pasien yang tidak baik atau bertentangan dengan kesehatan serta dengan
keyakinan dan perilaku yang mendukung kesehatannya.

d. Memberikan pendidikan Dalam kehidupan sehari-hari, banyak komunikasi terjadi dengan


tujuan memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya,
guru/dosen dengan murid/mahasiswa, perawat dengan kliennya, dan lain-lain. Komunikasi
ini dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan) memperoleh/mencapai tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi dan menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya.

3
 Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut.
Komunikasi yang dilakukan perawat saat memberikan pendidikan atau
penyuluhan kesehatan kepada pasien tentang pencegahan penularan penyakit,
memberikan pendidikan tentang pertolongan di rumah pada anggota keluarga yang
sakit demam berdarah, dan lain-lain yang tujuannya meningkatkan pengetahuan agar
lebih baik dari sebelumnya.

e. Memahami (ide) orang lain Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara
komunikator dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling
berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau diterima.

2.3 Jenis – jenis Komunikasi


2.3.1 Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah
lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar
manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran,
gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan
bertengkar.
Beberapa contoh komunikasi verbal yang sering diucapkan perwat di rumah
sakit adala sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses
keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah analisa,
dimana perawat mengidentifikasi respon-respon individu terhadap masalah-
masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan
memberikan dasar petunjuk untuk memberikan terapi yang pasti dimana perawat
bertanggung jawab di dalamnya.
Diangnosa sering sekali di ucapkan oleh perawat untuk mengalanisa
penyakit pasien, sehingga perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien.

4
2. Injeksi
Injeksi adalah mendorong obat ke dalam tubuh dengan menggunakan
jarum suntik. Injeksi bisa dilakukan ke dalam otot (intramuskular/IM), ke dalam
vena (intravena/IV) atau ke dalam jaringan lemak di bawah kulit (subkutan).
Sebelum perawat melakukan injeksi kepada pasien, perawat terlabih dahulu
memberitahukan kepada pasien bahwa pasien akan di injeksi. Namun, sabagian
besar pasien tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan injeksi. Maka perawat
akan menggunakan kata lain yang mudah dimengerti pasien yaitu “menyuntik”.

3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan
dalam memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki
pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan
memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis.

4. Auskultasi
Auskultasi adalah keterampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-
paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen. Suara-suara
penting yang terdengar saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam paru-
paru, terbentuk oleh thorax dan viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang
melalui sistem kardiovaskular. Auskultasi dilakukan dengan “Stetoskop”.
Sebelum melakukan aukultasi kepada pasien, perawat terlabih dahulu meminta
izin kepada pasien agar si pasien juga mempersiapkan diri.

5. Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung. Melalui observasi, deskripsi
objektif dari individu-individu dalam hubungannya yang aktual satu sama lain dan
hubungan mereka dengan lingkungannya dapat diperoleh. Dengan mencatat
tingkah laku ekspresi mereka yang timbul secara wajar, tanpa dibuat-buat, teknik
observasi menjadi proses pengukuran (evaluasi) itu tanpa merusak atau
mengganggu kegiatan-kegiatan normal dari kelompok atau individu yang diamati.

5
6. Hacting Pada Luka
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan
benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan tindakan
menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk mencegah
pendarahan dengan menggunakan benang.
Kata Hacting mungkin tidak sering diucapkan perawat kepada pasien.
Karena ini merupakan istilah medis yang tidak semua pasien mengetahui artinya.
Hacting diucapkan terhadap sesama perawat atau kepada dokter maupun kepada
tenaga medis yang lain.

7. Antibiotik
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang
dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang
dihasilkan mikro organisme hidup terutama fungi dan bakteri ranah. Yang
memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan
beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
Pemberian antibiotik kepada pasien dilakukan untuk mencegah infeksi.
Misalnya pasien mengalami luka dan terinfeksi, maka perawat akan memberikan
antibiotik kepada pasien, dengan diberikannya antibiotik diharapkan infeksi luka
tersebut tidak akan bertambah parah. Kata antibiotik sudah umum di dengar dalam
masyarakat. Sebagian masyarakat sudah mengerti apa pengertian dan fungsi
antibiotik. Namun tidak semua masyarakat awam sudah mengetahuinya sehingga
perawat juga perlu memberitahukan kepada pasien jika akan memberikan
antibiotik kepada pasien.

8. Pasien Rawat inap


Seseorang yang menggunakan tempat tidur rumah sakit untik tujuan
mendapatkan layanan kesehatan. Jika pasien sudah terdaftar sebagai pasien pasien
rawat inap tetapi meninggal atau keluar sebelum sempat dihitung dalam sensus
hari tersebut, maka pasien ini tetap diperhitungkan sebagai pasien rawat inap,
walaupun tindakan pelayanan yang telah direncanakan belum sempat
dilaksanakan. Sedangkan pasien yang masih dalam status observasi lainnya, atau
masih mempertimbangkan apakah akan di rawat inap atau tidak, tidak boleh

6
dihitung sebagai pasien rawat inap, maka waktu yang dicatat sebagai jam admisi
adalah jam kedatangan pasien tersebut di unit gawat darurat atau unit observasi
lainnya.
Pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan lebih lanjut akan di rawat
inap di rumah sakit. Perawat akan memberitahukan kepada pasien bahwa si pasien
harus di rawat inap di rumah sakit, jika pasien setuju maka perawat akan
menyediakan tempat untuk si pasien.

9. Pasien keluar/Discharge

Menunjukkan proses formal keluarnya seorang pasien rawat inap


meninggalkan rumah sakit dan menandai akhir dari episode perawatannya.
Jumlah pasien keluar meliputi pasien yang pulang ke rumah, dirujuk ke sarana
pelayanan kesehatan lain, dan pasien yang meninggal.
10. Inspeksi
Inspeksi yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan
merupakan metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien.
Perawat menginspeksi bagian tubuh untuk mendeteksi karakteristik normal atau
tanda fisik yang signifikan. Rahasia inspeksi yg baik adalah perawat selalu
memberikan perhatian pada klien.

2.3.2 Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata.
Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien
mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-
verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi
dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.

Beberapa contoh komunikasi non-verbal adalah sebagai berikut:


1. Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan
antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar
terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara,

7
yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan
pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.

2. Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan
selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai
4menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang
berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).
Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial,
pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan
penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif.
Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan
keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana
seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya
mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat
untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra
klien.

3. Intonasi (Nada Suara)


Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan
yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi
nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi
dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap
klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.

4. Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang
tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih.
Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan
pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi
interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan
diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk
menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah
ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya

8
duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien
dilakukan dalam keadaan sejajar.

5. Sikap tubuh dan langkah


Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan
keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan
mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor
fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.

6. Sentuhan
Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui
sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-
klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan
keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan
pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa
keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak
interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg
(1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak
bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan
sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan
dengan kepekaan dan hati-hati.

7. Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda
berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat
keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan,
suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga
menunjukkan simbol sosial.

8. Kontak Mata
Kontak mata merupakan alat komunikasi nonverbal paling penting. Hal ini
memungkinkan Anda untuk berhubungan dengan audiens dalam memproyeksikan
kesungguhan dan keterbukaan, dan menjaga perhatiannya. Apakah kontak mata
Anda agresif, apakah lunak, apakah itu mengundang,

9
apakah Anda dapat mengasihi dengan mata? Kontak mata adalah seni
namun sangat sulit untuk menguasainya, tetapi penting untuk menghasilkan
komunikasi yang efektif.
Kontak mata memberikan informasi sosial terhadap orang yang Anda ajak
mendengarkan dan berbicara. Terlalu banyak kontak mata akan dipandang sebagai
seseorang yang agresif, kontak mata Anda yang terlalu sedikit, dapat dipandang
sebagai seseorang yang tidak memiliki kepentingan didepan lawan bicara Anda.

9. Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari
percakapan, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal:
tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh, dan sebagainya.

10. Diam
Diam bukan berarti tidak melakukan komunikasi. Diam sapat diartikan sebagai
berikut:
 Memberi kesempatan berpikir
 Menyakiti
 Mengisolasi diri sendiri
 Mencegah komunikasi
 Mengkomunikasikan perasaan
 Tidak menyampaikan sesuatupun

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:
Ø Berdasarkan bentuk informasi yang diberikan oleh komunikator kepada komunikan,
komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
Ø Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun
tulisan. Contohnya: diagnosa keperawatan, injeksi, pemeriksaan fisik, auskultasi,
observasi, hacting pada luka, antibiotik, pasien rawat inap, pasien keluar/discharge dan
inspeksi.
Ø Sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang dilakukan tanpa melalui kata-
kata. Contohnya : Metakomunikasi, penampilan personal, intonasi (nada suara), ekspresi
wajah, sikap tubuh dan langkah, sentuhan, proxemik, kontak mata, paralanguage, dan
diam.

3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas penyusun dapat sedikit memberi saran kepada calon perawat
/perawat, yaitu seorang perawat mau pun calon perawat harus bisa berkomunikasi dengan
baik baik itu di rumah sakit mau pun di luar rumah sakit , berkomunikasi dengan sesama
perawat mau pun dengan orang lain. Dan menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal
dengan baik.

11
Naskah Role Play

Komunukasi keperawatan dengan pasien di IGD

Pemeran : Fatika as Pasien

Pindi as Perawat 1

Ani as Perawat 2

Nafila as Ibu Pasien

Alif as Dokter

Erfan as Penolong 1

Mia as Penolong 2

Elfita as Petugas RM

Narator : Avinda Praditasari

Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan seorang
remaja perempuan mengalami cidera dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Mitra Sehat
oleh dua pengendara lain yang menolongnya.

Pasien (Setengah sadar dengan merintih kesakitan)

Penolong : “Sus tolong ada pasien kecelakaan, tolong segera

ditangani”

Perawat IGD segera mengambil brankart, dan memindahkan pasien pasien diatas bed.

RM : “Maaf anda siapanya ?”

Penolong 1 : “Saya yang menolong sus”

RM : “Anda tahu identitas dari korban ini mbak ?”

Penolong 1 : “Tidak sus tapi saya coba tanya ke korbannya dulu.”

(si penolong menghampiri korban)


12
Penolong 2 : “Dek kamu bawa KTP, boleh saya pinjam dulu untuk administrasi?
Kamu bawa hp atau tidak ? Nanti saya akan mengabari keluargamu”

Pasien : “Di tas pak” (dengan suara lemas).

Kemudian si penolong mengurusi registrasi si korban dan menghubungi keluarga


klien. Sementara itu, si perawat sedang menangani korban kecelakaan tadi.

Perawat 1 : “Dek-dek bisa dengar saya ?”

Pasien : “aduh sakit sus”

Perawat 1 : “yang sakit sebelah mana dek ?”

Pasien (menggerakkan bagian yang sakit.)

Perawat 1 : “pusing tidak dek ?”

Pasien : “pusing sus”

*di receptionis

Keluarga : “sus anak saya tadi kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Pasien
dengan nama Andriana ?” (dengan ekspresi yang panik)

RM : “disebelah sana buk, mari saya antarkan”

Petugas RM pun mengantarkan Ibu pasien menuju bad tempat anaknya

dirawat

RM : “ Ini bu, anak ibu ada di dalam”


Ibu : “ Oh iya, makasih sus”
RM : “ Iya bu, sama-sama”

Sang Ibu pun segera membuka sampiran dan menjumpai anaknya terbaring tak
berdaya di atas tempat tidur

Ibu : “ Ya Allah nak...... kok bisa sampek kayak gini to?,


apanya yang sakit nak?”
Pasien : “ Kaki bu, sama pusing”
Ibu : “ Lha ini tadi kamu sudah diperiksa sama dokter belum
nak?”
13
Pasien : “ Sudah bu”
Ibu : “ Terus apa katanya dokter?”
Pasien : “ Gak tau bu”

Ditengah perbincangan ini perawat datang ke ruangan pasien

Perawat 1 : “ Permisi bu, saya izin mau menanyai adeknya sebentar ya


bu”
Ibu ; “ Iya sus, silahkan”
Perawat 1 : “Gimana dek ada yang dikeluhkan lagi ?”
Pasien : “ Masih sus, dada saya terasa sesak ”
Perawat 1 :“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar nafasnya lancar.”
Pasien ( Menganggukan kepala)

Perawat memulai tindakan pemberian oksigen pada pasien


Ibu : “ Lho nak dadamu sesak juga to?” (Sang ibu kaget)
Pasien ( Menganggukkan kepala)
Ibu : “ Ini kenapa ya sus, kok dada anak saya sesak? Padahal
kan anak saya tidak punya riwayat sakit asma”
Perawat 1 : “ Mungkin anak Ibu mengalami syok, sehingga dadanya terasa sesak”
Ibu : “ Lha ini tadi katanya anak saya sudah diperiksa sama
Dokter, hasilnya gimana ya sus?”
Perawat 1 : “ Oh itu, nanti Ibu akan dijelaskan secara langsung oleh dokter bu”
Ibu : “ O begitu ya sus”
Perawat 1 : “ Iya bu, kalau begitu saya permisi dulu ya bu, kalu butuh sesuatu bisa
panggil kita di ruang perawat ya bu”
Ibu : “ Baik sus”
Perawat 1 : “ Mari bu, permisi”
Ibu : “ Oh iya, monggo”

Perawat kembali ke ruang perawat dan Ibu pasien tetap menunggu pasien di
samping tempat tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat datang
kembali.

Perawat 2 : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang bu”

14
Ibu : “ Iya sus, lha terus anak saya sama siapa
sus?”
Perawat 2 : “ Ibu silahkan temuidokter dulu, anaknya biar saya yang menjaga”

Di ruang jaga Ibu pasien bertemu dengan Dokter yang berjaga di IGD

Dokter : “ Keluarga dari Saudari Andriana ya bu”


Ibu : “ Iya dok, bagaimana dengan anak saya dok?”
Dokter : “ Silahkan duduk dulu bu, saya akan menjelaskan tentang
keadaan anak ibu”
Ibu : ” Iya dok” (sambil duduk)
Dokter : “ Ini sepertinya ada gangguan pada tulang di bagian kaki
Saudari Andriana, dan sejak tadi dia mengeluhkan pusing, jadi untuk
mengetahui keadaan tulang di bagian kakinya kita sebaiknya melakukan
rogten terlebih dahulu dan juga sebaiknya kita melakukan CT Scan untuk
mengetahui keadaan dari bagian dalam kepala anak Ibu”
Ibu : “ Memangnya kalau tidak dilakukan itu kenapa ya dok?”
Dokter : “ Jika tidak dilakukan rogten dan CT scan, kita tidak
mengetahui keadaan pastinya, jadi kita tidak bisa mengambil tindakan
selanjutnya”
Ibu : “ Kalau saya pikirkan terlebih dahulu bagaimana dok?”
Dokter : “ Iya bu silakan, tetapi saya mohon Ibu segera
memberikan keputusan
agar kita bisa melakukan tindakan selanjutnya”
Ibu : “ Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu”
Dokter : “ Oh iya bu, silahkan”

Sang ibupun kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah perjalanan Ibu
bertemu dengan perawat yang menangani anaknya tadi

Perawat 1 : “ Ibu, bagaimana anaknya bu?”


Ibu : “ Eh suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT scan
pada anak saya, tapi kok saya nggak yakin ya sus?”

15
Perawat 1 : “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi sesuatu bisa
segera diketahui dan ditangani, bagaiamana bu apa ada yang kurang
jelas?”

Ibu : “ Tapi itu nanti beresiko atau tidak ya sus?”

Perawat 1 : “ InsyaAllah tidak apa-apa bu”

Ibu : “ Oh ya ya ya, makasih ya sus informasinya”

Perawat 1 : “ Iya, bu sama-sama, mari bu”

Ibu : “ Iya sus”

Setelah mendapat informasi dari perawat, Ibupun yakin dengan keputusan yang
akan diambilnya, dan menuju ruang dokter untuk konfirmasi

Dokter : “ Bagaimana bu?”

Ibu : “ Setelah saya pikir-pikir saya setuju bila anak saya

dirogten dan di CT scan”

Dokter : “ Baiklah kalau begitu ibu bisa menandatangani surat

persetujuan tindakan”

Ibu : “ Iya dok, saya tanda tangan dimana?”

Dokter : “ Ini silahkan Ibu baca terlebih dahulu , kemudian tanda

tangan di sebelah sini”

Kemudian Sang Ibu kembali ke kamar pasien , setelah beberapa saat kemudian
datanglah seorang perawat.

Perawat 2 : “ Permisi bu, Dek ini mau dilakukan rogten, ini adek mau saya antarkan
ke ruang radiologi, sebelumnya perhiasannya dan jamnya dilepas dulu ya,
biar dibawa ibunya dulu”

Pasien (menganggukan kepala)

Perawat 2 : “ Mari dek saya antarkan”

16
Pasien : “ Saya maunya diantar mbak perawat yang tadi”

Perawat 2 : “ Perawat yang tadi sudah pulang dek, biar saya antar saja ya dek, Ibunya
juga boleh ikut nganter kok

Pasien : “Iya sus” (terdiam sejenak)

Dan akhirnya Andriana pun dibawa ke ruang radiologi untuk diakukan rongten.
Dari hasil rogten diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang, dan harus di rawat
inap untuk segera dilakukan operasi.

17
DAFTAR PUSTAKA
http://michymatasa.blogspot.com/2013/11/contoh-komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html?m=
https://www.academia.edu/35368101/Naskah_Role_Play_Komunikasi_Terapeutik_pada_perawa
t_IGD

18

Anda mungkin juga menyukai