LP Keracunan Makanan
LP Keracunan Makanan
A. Definisi
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui
mulut, hidung (inhalasi), serta suntikan dan absorbsi melalui ,kulit, atau di
gunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak
kehidupan dan mengganggu dengan serius fungsi satu atau lebih organ atau
jaringan ( Sartono 2001 : 1 )
Intokkasi atau keracunan merupakan masuknya zat atau senyawa kimia
dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya.
Keracunan Makanan adalah penyakit yang tiba – tiba dan mengejutkan
yang dapat terjadi setelah menelan makanan / minuman yang terkontaminasi.
(KMB Brunner & Suddarth Vol.3)
B. Etiologi
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh :
1. Mikroba yang mencemari makanan (Salmonela, Clostridium Botulinum,
Staphylococcus Aerus dan lain-lain).
2. Makanan itu sendiri secara alamiah sudah mengandung zat kimia atau
racun, misalnya asam jengkolat, jamur Aspergilus flavus mengandung
aflatoksin dan jamur Amanita muscaria mengandung muskarin, singkong
mengandung asam sianida, makanan laut, tempe bongkrek mengandung
asam bongkrek serta makanan yang basi atau kedaluarsa.
C. Patofisiologi
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor
mikroba, toksin dll. Masuknya mikroba atau racun yang berbahaya ke dalam
tubu dapat mempengaruhi vaskuler sistemik sehingga terjadi penurunan fungsi
organ – organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan
gejala mual, muntah, diare, nyeri perut, gangguan pernafasan, gangguan
sirkulasi darah dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan makanan dan
bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan). Terjadi mual,
muntah dikarenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung
meningkat. Iritasi pada saluran cerna bagian bawah (usus) menyebabkan
meningkatnya peristaltik usus yang mengakibatkan terjadinya nyeri perut serta
diare. Kemudian sesak napas terjadi sebagai respon tubuh terhadap adanya
benda asing sehingga memicu dilepaskannya mediator-mediator kimia seperti
histamin pada saluran napas yang menyebabkan edema pada bronkus.
E. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul sesuai dengan jenis keracunan yang terjadi :
1. Keracunan Clostridium Botulinum
Tanda dan gejala :
Masa laten 8 jam – 8 hari
Muntah
Lemah
Gangguan penglihatan
Refleksi pupil tidak ada (-)
Tidak ada gangguan pencernaan dan kesadaran
2. Keracunan makanan laut
Tanda dan gejala :
Masa laten ¼ - 4 jam
Pruritus
Rasa panas disekitar mulut
Lemah, rasa baal pada ekstremitas
Nyeri perut
Diare
Sulit bernafas
3. Keracunan jengkol
Tanda dan gejala :
Masa laten beberapa jam sampai 48 jam
Nafas cepat, mulut, dan air seni penderita berbau jengkol
Sakit pinggang yang disertai sakit perut
Nyeri waktu buang air kecil
Buang air kecil kadang disertai darah
4. Keracunan jamur
Tanda dan gejala :
Masa laten timbul dalam 6 jam
Sakit prut disertai diare kadang bercampur darah
Muntah
Berkeringat banyak
5. Keracunan singkong
Tanda dan gejala :
Masa laten 1-beberapa jam
Mual dan muntah
Sesak nafas
Sianosis
Dapat terjadi koma bahkan sampai kematian
6. Keracunan tempe bongkrek
Tanda dan gejala :
Masa laten terjadi dalam beberapa jam
Kejang perut
Kejang otot
Sesak nafas, dapat terjadi kematian
7. Keracunan makanan basi
Tanda dan gejala :
Mual muntah
Diare
Nyeri perut
Nyeri kepala, demam
Dehidrasi, dapat menyerupai disentri
F. Komplikasi
• Syok Anafilatik
• Syok Neurogenik
• CHF
• Kerusakan Hati
• Gagal Ginjal
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda penurunan kesadaran, nadi menigkat,
demam, pernapas meningkat, TD menurun akibat dehidrasi, turgor kulit
menurun, sianosis, gangguan pengelihatan, serta refleks pupil negatif.
2. Analisa Gas Darah : ditemukan ganguan asam basa tubuh.
3. Pathologi Anatomi
Pada keracunan akut, hasil pemeriksaan pathologi biasanya tidak khas.
Sering hanya ditemukan edema paru, dilatasi kapiler, hiperemi paru, otak
dan organ – organ lainnya sebagai komplikasi.
H. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Primary Survey
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu di lakukan intubasi,
hisap lendir atau cairan dalam saluran pernafasan.
Breathing : Berikan nafas buatan dengan kanul, face mask, atau
bagging bila penderita tidak bernafas spontan atau
pernafasan tidak adekuat
Circulation : Pasang infus bila keaadaan penderita gawat darurat dan
perbaiki perfusi jaringan (Dex. 5%).
2. Secondary Survey
a. Bila racun ditelan:
- Encerkan racun yang ada dalam lambung sekaligus menghalangi
penyerapannya dengan cara memberikan cairan dalam jumlah yang
banyak. Cairan yang digunakan adalah air biasa, susu, norit yang
telah dilarutkan. Emesis/upayakan penderita muntah, efektif bila
dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan.
- Bawa serta hasil muntahan penderita untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
- Jangan melakukan muntah buatan pada penderita dengan
keracunan zat korosif dan/atau penderita tidak sadar.
b. Identifikasi penyebab
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi
hendaknya usaha mencari penyebab keracunan tidak sampai menunda
usaha – usaha penyelamatan penderita yang harus segera di lakukan.
c. Mengurangi absorbsi
Upaya mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna di lakukan
dengan merangsang muntah, menguras lambung, mengabsorbsi racun
dengan karbon aktif dan membersihkan usus
d. Meningkatkan eliminasi
Meningkatkan eliminasi racun dapat di lakukan dengan diuresis basa
atau asam, dosis multipel karbon aktif, dialisis dan hemoperfusi.
Penatalaksanaan juga dapat dilakukan sesuai dengan penyebab antara lain:
a. Keracunan Clostridium Botulinum
Netralisasi dengan cairan
Upayakan muntah dengan pemberian Na-Bic
Kuras lambung
Antidot ABS dosis 1 vial setiap 4 jam.
b. Keracunan makanan laut
Netralisasi dengan cairan
Upayakan muntah dengan pemberian Na-Bic
Kuras lambung
Berikan nafas buatan bila perlu
c. Keracunan jengkol
Minum air putih yang banyak
Pemberian anlgetik untuk menghilangkan rasa sakitnya.
d. Keracunan jamur
Netralisasi dengan cairan
Upayakan muntah
Berikan norit 1-2 sendok makan dengan air hangat
Berikan antidot SA 1 mg IV
Jika mengandung metilhidrazin berikan piridoksin 25 mg/kg BB
IV
Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
Diet tinggi karbohidrat
e. Keracunan singkong
Netralisasi dengan cairan
Upayakan muntah
Berikan norit 1-2 sendok makan dengan air hangat berikan Amil
Nitrit 1 amp 0,2 ml.
Berikan antidot Na Nitrit 3% IV, stop bila TD < 80 mmHg.
Berikan 50 ml larutan Na Tiosulfat 25 % IV
Berikan oksigen 100%
f. Keracunan tempe bongkrek
Netralisasi dengan cairan
Upayakan muntah
Kuras lambung bila perlu
Berikan norit 1-2 sendok makan dengan air hangat
Berikan nafas buatan bila perlu
g. Keracunan makanan basi
Netralisasikan dengan cairan
Upayakan muntah
Berikan norit 1-2 sendok makan dengan air hangat
Obati seperti kasus gastroenteritis.
I. Pencegahan
1. Masak masakan sampai benar – benar matang karena racun akan tidak
aktif dengan pemanasan makanan pada suhu di atas 45o C selama 1 menit,
pada suhu 80o C selama 5 menit, selain itu spora juga tidak aktif dengan
pemanasan 120o C.
2. Perhatikan petunjuk tanggal / masa kadaluarsa pada makanan.