Konsep Kep Keluaraga
Konsep Kep Keluaraga
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalammeningkatkan
derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai sistem yangberinteraksi dan merupakan unit
utama yang menyangkut kehidupanmasyarakat. Keluarga menempati posisi antara individu
dan masyarakat.Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat.
Masalahyang dialami anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yanglain,
karena keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untukberbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat. Sehingga dengan memberikanpelayanan kesehatan kepada keluarga,
perawat mendapat dua keuntungan.Perawat dapat memenuhi kebutuhan individu dan
memenuhi kebutuhanmasyarakat. Jadi untuk membangun keluarga yang sehat dibutuhkan
peranperawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga.Asuhan keperawatan
keluarga merupakan rangkaian kegiatan yangdiberikan melalui praktik keperawatan keluarga.
Adapun kriteria keluargayang harus mendapatkan asuhan keperawatan keluarga
adalah keluarga yangdalam tahap perkembangan keluarga, misalnya keluarga dengan
pasanganbaru (Berganning family) / keluarga pemula.Berganning family atau yang biasa kita
sebut keluarga denganpasangan baru merupakan tahap pembentukan keluarga melalui ikatan
pernikahan. Pada keluarga tahap ini perlu diberikan asuhan keperawatankeluarga karena pada
tahap ini rentan terhadap masalah kesehatan.
Di Indonesia angka pernikahan usia muda sangat tinggi dan mendapatperhatian dari
pemerintah. Kondisi yang seperti ini sangat memperihatinkan,karena memicu terjadinya
angka perceraian. Perkawinan dini di Indonesiatercatat sangat banyak, yakni 34,5% dari total
perkawinan di seluruhIndonesia yang berjumlah antara 2-2.5 juta pasangan setiap
tahunnya,(www.Kpai.go.id di unduh pada 6 Juli 2012). Pada tahun 2009
presentasepernikahan usia muda mencapai 41,33 % dan mengalami kenaikan sebesar50%
pada tahun 2010 (Riskesdas 2010).Presentase pernikahan tinggi tidak terjadi pada area
perkotaan saja. DiJawa tengah tahun 2008 mencatat 37,11 % presentase pernikahan
mudadikalangan masyarakat desa. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan angkakejadian
pernikahan usia muda mencapai 50,08% (BKKBN. 2009).
Makadari hal tersebut diatas penulis mengambil asuhan keperawatan keluargadengan
kasus berganning family/ keluarga dengan pasangan baru.Keluarga dengan pasangan baru/
Berganning family adalah ketikamasing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluargamelalui perkawinan yang sah, dan meninggalkan keluarganya masing-
1
masing serta mempersiapkan keluarga yang baru. Pasangan baru menikahadalah tahap awal
pembentukan keluarga, jadi dibutuhkan adaptasi yang baik.Butuh penyesuaian peran dan
fungsi sehari-hari, belajar hidup bersama,beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Mereka merupakan anggota dari 3 keluarga yaitu keluarga suami, istri dan
membentuk keluargasendiri. Masing-masing mengahadapi perpisahan dengan keluarga
orangtuanya. Mereka mulai membina hubungan baru dengan keluarga dankelompok sosial
pasangan.Pada tahap keluarga dengan pasangan baru mempunyai tugasperkembangan
keluarga yang harus dipenuhi.
Tugas perkembangan tersebut adalah membina hubungan intim yang saling
memuaskan, menetapkan tujuanbersama, membina hubungan dengan orang lain dengan
menghubungkanjaringan persaudaraan secara harmonis dan keluarga berencana.
Selainmempunyai tugas, keluarga juga mempunyai fungsi supaya keluarga menjadisejahtera.
Fungsi keluarga yang harus dipenuhi meliputi fungsi afektif,sosialisasi, perawatan kesehatan,
ekonomi, biologis, psikologis dan fungsipendidikan. Maka dari hal tersebut peran perawat
sangat berarti untukmeningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui asuhan
keperawatankeluarga pasangan baru menikah.Sebagai tenaga kesehatan kita harus dapat
mengaplikasikan asuhankeperawatan pada keluarga baru menikah dengan menggunakan
pendekatanproses keperawatan untuk membantu mereka mengenali tugas danperkembangan
pada keluarga tahap tersebut.
Asuhan keperawatan jugamembantu memandirikan pasangan baru menikah dalam
pengambilankeputusan terkait masalah kesehatan yang mereka alami.Sehingga pada tumbuh
kembang pada keluarga pasangan barumenikah pengkajian asuhan keperawatan
keluargadilakukan untukmengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas
perkembangannya
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana peran perawat keluarga /
2. Bagaimana tingkat pencegahan keluarga
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana peran perawat keluarga
2. Mengetahui bagaimana tingkat pencegahan keluarga
2
BAB II
(PEMBAHASAN)
A. Konsep Keluaraga
1. Definisi keluarga
Definisi keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagi berikut: keluarga
terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau
adopsi dan tinggal di dalam satu rumah yang sama. Saat ini, definisi keluarga
tradisional terbatas, baik dalam hal penerapannya maupun inkluvitasnya ( U. S.
Bureau of the Census dalam Friedman, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyrakat yang terdiri dari suami-istri atau
suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (BKKBN,
1992 dalam murwani, 2007)
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran
dan tugas. (Spredley & Allender, 1996 dalam Murwani, 2007)
Jadi dari beberapa pendapat diatas dapatvdisimpulkan bahwa keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari satu atau lebih individu
yang tinggal dalam satu rumah
2. Fungsi keluarga
Menurut Setyowati & Murwani (2007) fungsi keluarga yang berhubungan dengan
struktur, yaitu:
a. Struktur legalisasi :Masing – masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam
menyampaikan pendapat (demokrasi)
c. Struktur yang terbuka dan anggota keluarga yang terbuka : mendorong kejujuran
dan kebenaran (honesty dan authenicity)
1. Fungsi afektif
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehtan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga
2. Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempuyai
hubungan darah, misal : kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.
3. Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak
4. “Single Parent”, yaitu suatu rumah tanggayang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapt disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5. “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa. Misal:
seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah.
5
3. Commune family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
6. Cohibiting couple
7. Group-marriage family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah
tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya
9. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara di
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang lainnya.
11. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang – orang muda yang mencari
6
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya
Tahap keluarga adalah suatu interval waktu dengan struktur dan interaksi
hubungan peran dalam keluarga yang berbeda secara kualitatif dan kuantitatif dari
periode lain. Tahap keluarga memiliki rentan waktu yang cukup besar dan,
meskipun transisi menghubungkan satu tahap ke tahap lain, terdapat pemutusan
hubungan sehingga setiap tahap memiliki ciri berbeda. Adapun tahap tahap
perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duval and Miller dalam Friedman
(2010) adalah :
Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi
berusia 30 bulan. Setelah hadirnya anak pertama, keluarga memiliki beberapa
tugas perkembangan penting. Suami, istri, dan anak harus mempelajari peran
barunya, sementara unit keluarga inti mengalami perkembangan fungsi dan
tanggung jawab. Tugas perkembangan keluarga yaitu membentuk keluarga
muda sebagai suatu unit yang stabil (menggabungkan bayi yang baru lahir ke
dalam keluarga), memperbaiki hubungan setelah konflik mengenai tugas
perkembangan dan kebutuhan berbagai anggota keluarga, mempertahankan
hubungan pernikahan yang memuaskan, dan memperluas hubungan dengan
keluarga besar
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½
7
tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri
dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-
saudara laki – laki, dan putri-saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih
kompleks dan berbeda. Tugas perkembangan keluarga yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, privasi, dan keamanan yang
memadai, mensosialisasikan anak, mengintregasikan anak kecil sebagai anggota
keluarga baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak lain, dan
mempertahankan hubungan yang sehat di dalam keluarga.
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh,
biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitas
usia 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimal dan
hubungan pada keluarga pada akhir tahap ini juga maksimal. Tugas
perkembangan keluarga yaitu mensosialisasikan anak – anak mereka pada saat
ini termasuk meningkatkan prestasi sekolah. Tugas keluarga yang penting
lainnya adalah mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan. Tugas
perkembangan keluarga yaitu mensosialisasikan anak – anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan membantu hubungan anak – anak yang sehat
dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan, dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 13 tahun. Biasanya tahap ini
berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika
anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak tetap tinggal
di rumah pada usia lebih dari 19-20 tahun. Anak lainnya yang tinggal dirumah
biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga pada tahap anak remaja
adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk memberikan tanggung jawab dan
kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang
dewasa muda. Tugas perkembangan keluarga yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab pada saat anak remaja telah dewasa dan
semakin otonomi, memfokuskan kembali hubungan pernikahan, dan
berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama
8
dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak
terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau
cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang
belum menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka menyelesaikan SMU
atau kuliahnya. Tugas perkembangan keluarga yaitu memperluas lingkaran
keluarga terhadap anak dewasa muda, termasuk anggota keluarga baru yang
berasal dari perikahan anak – anaknya, melanjutkan untuk memperbarui dan
menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, dan membantu orang tua suami
dan istri yang sudah menua dan sakit.
g. Tahap VII : Orang tua paru baya
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, merupakan tahap masa
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika orang tua berusia sektar 45 sampai
55 tahun dan berakhir dengan pensiunnya pasangan, biasanya 16 sampai 18
tahun kemudian. Tugas perkembangan keluarga yaitu menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan kepuasan dan
hubungan yang bermakna antara orang tua yang telah menua dan anak mereka,
dan memperkuat hubungan pernikahan.
h. Tahap VIII : Keluarga lansia dan pensiunan
Tahap ini dimulai dengan pensiun salah satu atau kedua pasangan, berlanjut
sampai kehilangan salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian
pasangan yang lain. Tugas
1. perkembangan keluarga yaitu mempertahankan penataan kehidupan
yang memuaskan, menyesuaikan terhadap penghasilan yang
berkurang, mempertahankan hubungan pernikahan, menyesuaikan
terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi, dan melanjutkan untuk merasinalisasi kehilangan keberadaan
anggota keluarga (peninjauan dan integrasi kehiduan).
9
5. Struktur keluarga
Menurut Setyowati & Murwani (2007) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
1. bersifat terbuka dan jujur,
2. selalu menyelesaikan konflik keluarga,
3. berpikir positif, dan
4. tidak mengulang-ulang isu dan pendapatan sendiri. Karakteristik
komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1. Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan suatu pnedapat,
apa yang disampaikan jelas, dan berkualitas, selalu meminta dan
menerima umpan balik.
2. Karakteristik penerima : sikap mendengarkan, memberikan umpan
balik, melakukan validasi
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai istri, suami, anak, dan
sebagainya
c. Struktur kekuatan
1. Legitimati power
2. Referent power
3. Reward power
4. Corective power
5. Affective power
Nilai merupakan suatu sistem, sikap, dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
10
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang secara ralatif
homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seseorang yang menempati
posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan pada pengharapan atau penetapan
peran yang membatasi apa saja yang harus dilakukan oleh individu di dalam situasi
tertentu agar memenuhi harapan diri atau orang lain terhadap mereka. Posisi atau
status didefinisikan sebagi letak seseorang dalam suatu sistem sosial.
Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran
keluarga (ayah-suami,dll). Yang terkait dengan masing – masing posisi keluarga
formal adalah peran terkait atau sekelompok perilaku yang kurang lebih
homogen. Keluarga membagi peran kepada anggota keluarganya dengan cara
yang serupa dengan cara masyarakat membagi perannya: berdasarkan pada
seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya sistem tersebut.
Beberapa peran membutuhkan ketrampilan atau kemempuan khusus: peran
yang lain kurang kompleks dan dapat diberikan kepada mereka yang kuarang
terampil atau jumlah kekuasaanya paling sedikit
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada permukaannya,
dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga dan/atau
memelihara keseimbangan keluarga. Keberadaan peran informal diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.
Proses dan strategi koping keluarga berfungsi sebagi proses atau mekanisme vital
yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa koping keluarga yang efektif, fungsi
afektif, sosialisasi, ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara
adekuat. Oleh karena itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses
11
yang mendasari yang menungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi keluarga yang
diperlukan.
Ketika teori sistem dan sibernatik menjadi cara utama memandang dan
menganalisis keluarga, terutama konsep mengenai interaksi, sirkulasi, dan timbal balik.
Pada keperawatan sistem keluarga, hubungan antar penyakit, anggota keluarga, dan
keluarga dikaji dengan menggunakan perspektif interaksi ini dan dimasukan kedalam
rencana terapi. Tipe praktik ini melibatkan penggunaan paradigma dan kerangka
epistomologis yang berbeda untuk pengkajian dan perawatan, yang ditandai dengan
holisme dan hubungan kausal yang sirkular. Keperawatan sistem keluarga menggunakan
pengkajian klinis lanjut dan CX ketrampilan intervensi yang berdasarkan pada
perpaduan keperawatan, terapi, dan teori sistem keluarga. Hal ini menunjukan praktik
keperawatan tingkat lanjut, dan konsentrasinya yang simultan, yang ditunjukan tidak hanya
pada keseluruhan keluarga sebagai unit perawatan, tetapi juga pada berbagai sistem, seperti
individu, keluarga, dan sistem yang lebih besar.
Untungnya masih banyak upaya yang dilakukan pada perawatn primer keluarga
untuk memandang unit keluarga sebagai fokus utama keparawatan, tetapi dengan adanya
uapaya pengetatan biaya dan kurangnya pembayaran untuk perawatan keluarga, upaya yang
dilakukan ini tidak tersebar secara luas.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk
dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier
Barbara, 1995:21). Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
12
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian
dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang
memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya. (Depkes RI, 2002).
a. Pendidik
Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu, keluarga dan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat harus mendidik
keluarga agar berperilaku sehat dan selalu memberikan contoh yang positif tentang
kesehatan. Fokus pengajaran perawat dalam mendidik keluarga adalah sbb :
3. Olahraga
13
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dengan
tujuan sebagi berikut :
b. Koordinator
a. Merencanakan
b. Mengorganisasikan
c. Mengarahkan
d. Mengontro
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga yang baik di rumah, klinik maupun
rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak
pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat
mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan
harapan keluarga nanti dan melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga
14
yang sakit.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visit atau kunjungan
rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga. Perawat tidak hanya melakukan kunjungan tetapi diharapkan ada
tindak lanjut dari kunjungan ini.
e. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar
keluarga mau meminta nasehat pada perawat maka hubungan perawat dan keluarga
harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Maka
dengan demikian, harus ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat
dan keluarga.
f. Kolaborsi
Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayan rumah sakit,
puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan
keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak hanya dialukakan sebagai perawat di rumah
sakit tetapi juga dikeluarga dan komunitaspun dapat dilakukan.
g. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Kendala yang sering
dialami keluarga adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan kesehatan,
masalah ekonomi, dan sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator
dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan,
misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
h. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi kesehtan
secara dini (case finding), sehingga tidak terjadi ledakan atau Kejadian Luar Biasa
(KLB) dan mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini sehingga tidak terjadi
ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
15
Ada 5 tingkat pencegahan dalam keluarga di antaranya adalah :
Contoh :
Contoh :
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran dan fungsi perawat adalah tingkah laku yang di harapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukan dalam sistem , dimana dapat mempengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesu maupun di luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai
pemberi asuhan keperawatan ,pendidik ,koordinator,konsultan,penemu kasus, fasilitator
,modifikasi lingkungan .
19
DAFTAR PUSTAKA
Pengantar Konsep Dasar Keperawatan /A.Aziz Alimul Hidayat – Jakarta ; Salemba Medika
2009
20