Anda di halaman 1dari 31

PUSKESMAS

Oleh Kelompok 6

Nama Kelompok :

1. I Gede Gargita (183212867)

2. Ni Kadek Ayu Dewi Cahyani (183212877)

3. Ni Kadek Riski Dwiyanti (183212883)

4. Ni Komang Muliadnyani (183212889)

5. Ni Luh Putri Rahayu (183212895)

6. Wisnu (183212900)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan puja syukur yang tiada terhingga kami haturkan kepada Ida Sang

Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan karunia-Nya

makalah yang berjudul “ Puskesmas “dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem informasi

keperawatan dalam memproleh pendidikan program studi S1 keperawatan. Sekolah

tinggi ilmu kesehatan wira medika Bali pada semester 3 tahun 2019.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak luput dari bantuan beberapa

pihak yang sangat berjasa dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, Kami

menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-karya makalah

berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 09 November 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................

1.3. Tujuan ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puskesmas ......................................................................

2.2 Program Dasar Puskesmas Atau Basic Six ......................................

2.3 Kasus Terbanyak Di Puskesmas ......................................................

2.4 Sistem Alaur Rujukan Kesehatan Puskesmas ..................................

2.5 Penanganan Keluarga Miskin ...........................................................

2.6 Sistem Pencatatan Di Puskesmas .....................................................

2.7 Public Health Nursing (PHN) .........................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Puskesmas?

2. Apa Saja Program Dasar Puskesmas Atau Basic Six ?

3. Apa Saja Kasus Terbanyak Di Puskesmas ?

4. Bagaimana Sistem Alur Rujukan Kesehatan Puskesmas !

5. Bagaimana Penanganan Keluarga Miskin!

6. Bagaiama Sistem Pencatatan Di Puskesmas !

7. Apa Yang Dimaksud Dengan Public Health Nursing (PHN)?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Dimaksud Dengan Puskesmas?

2. Untuk mengetahui Program Dasar Puskesmas Atau Basic Six

3. Untuk mengetahui Kasus Terbanyak Di Puskesmas

4. Untuk memahami Sistem Alur Rujukan Kesehatan Puskesmas

5. Untuk memahami Penanganan Keluarga Miskin

6. Untuk memahami Sistem Pencatatan Di Puskesmas

7. Untuk mengetahui Dimaksud Dengan Public Health Nursing (PHN)


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI

No 75, 2014).

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,

dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat

dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,

dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan

tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk

masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan

mutu pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di

bawah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.

Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan dan

merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Upaya pelayanan yang diselenggarakan adalah :

a Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif pada

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.


b Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan

individu dan keluarga melalui upaya perawatan yang tujuannya untuk

menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentu.

2.2 Program Dasar Puskesmas Atau Basic Six

Kesehatan dasar Basic six atau 6 Program pokok puskesmas yaitu :

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit

4. Kesehatan keluarga dan Reproduksi

5. Perbaikan Gizi Masyarakat

6. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan

1. Promosi kesehatan

A. Pengerian Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan

masyarakat dalam berbagai tatanan dengan membuka jalur komunikasi,

menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan prilaku dengan melakukan advokasi, pembinaan

suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga

atau memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

B. Tujuannya tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan sdalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.


C. Sasaran dari promosi kesehatan adalah :

1. Pelaksanaan posyandu dan pembinaan kader

2. Penyuluhan kesehatan

3. Prilaku hidup bersih dan sehat

4. Advokasi program dan program prioritas

5. Promosi kesehatan tentang narkoba

6. Promosi tentang kepesertaan jamkesmas

7. Pembinaan dana sehat

2. Kesehatan Lingkungan

A. Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang

pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping

faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan prilaku. Bahaya potensial

terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dan bersifat fisik, kimia

dan biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan ‘ Paradigma Sehat ‘ yang

mengutamakan upaya-upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif.

Maka upaya kesehatan lingkungan sangat penting. Semua kegiatan kesehatan

lingkungan yang dilakukan oleh para staf puskesmas akan berhasil baik apabila

masyarakat berperan serta dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan

masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum: Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan

terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi

masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat


menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat keluarga

dan masyarakat yang lebih baik.

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat

mencapai derajat kesehatan yang optimal.

b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan sektor lain

yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan

dan pelestarian lingkungan hidup.

c. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan

dan pemukiman yang berlaku.

d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan

dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukimam yang

e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sasaran sanitasi

perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan makanan,

perusahaan dan tempat-tempat umum.

C. Kegiatan-kgiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan

Puskesmas meliputi :

1. Penyehatan air

2. Penyehatan makanan dan minumam

3. Pengawasan pembuangan kotoran manusia

4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah

5. Penyehatan pemukimam
6. Pengawasan sanitasi tempat umum

7. Pengamanan polusi industri

8. Pengamanan pestisida

9. Klinik sanitasi

3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular

A. Pengertian

Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau

toksiknya yang berasal dari sumber penularan atau reservoir yang ditukarkan atau

di transmisikan kepada penjamu yang rentan. Kejadian luar biasa adalah kejadian

kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan

kehebohan atau ketakutan dikalangan masyarakat, atau menurut pengamatan

epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang brrarti dari kejadian kesakitan

atau kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.

Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular

dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari

keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan

malapetaka (Undang-undang no.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang

menular ).

B. Penangulangan kejadian luar biasa penyakit menular ( P2M ) dengan upaya-

upaya :

1. Pengobatan dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-

pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat

yang memadai termasuk rujukan.


2. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya : abatisasi

pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB

diare dsb.

3. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan, pengamatan dan

logistik.

4. Program Pencegahan adalah mencegah agar penyakit menular tidak

menyebar didalam masyarakat yang dilakukan antara lain dengan

memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan

kesehatan dan imunisasi.

C. Cara Penularan Penyakit Menular, dikenal beberapa cara penularan penyakit

menular yaitu :

1. Penularan secara kontak

2. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang

tercemar

3. Penularan melalui vektor.

4. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato

5. Surveilans epidemiologi Penyakit Menular adalah suatu kegiatan

pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan

atau kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya secara sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk

perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem

kewaspadaan dini.

D. Program Pemberantasan Penyakit Menular :

1. Program imunisasi
2. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC

3. Program malaria dengan angka insiden malaria ( AMI )

4. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan pneumonia

5. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare

6. Program rabies

7. Program surveilans

8. Pemberantasan P2B2 demam berdarah

4. Kesehatan Keluarga Dan Reproduksi

A. Pengertian

Kesehatan keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtera

dari suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya ( UU RI no 23 tahun 1992 ).

Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh,

bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang

berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya ( WHO ).

B. Tujuan

1. Tujuan umum: Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan

keluarganya dalam mengatur biologik keluarga termasuk fungsi reproduksi

nya serta berperan aktif dalam mencegah dan menyelesaikan masalah

kesehatan keluarga serta meningkatkan kualitas hidup keluarga.

2. Tujuan Khusus

a. Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan

memecahkan masalah kesehatan keluarga dan masalah reproduksi.


b. Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan

kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko dari : obat, alat, perawatan,

tindakan serta kemampuan memilih kontrasepsi dengan tepat.

c. Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas

d. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif

e. Kehamilan dan persalianan yang direncanakan dan aman

f. Pencegahan dan penanganan pengguguran kandungan yang tidak

dikehendaki.

g. Pelayanan infertilitas

h. Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon di

usia lanjut

C. Kebijakan Penyelenggaraan Pembinaan kesehatan keluarga dan reproduksi

sesuai dengan intervensi nasional. Kegiatan Pelayanan reproduksi adalah :

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Kesehatan Anak Usia Sekolah

3. Kesehatan Remaja

4. Keluarga Berencana

5. Kesehatan Usia Lanjut

D. Indikator keberhasilan program diwilayah kerja dinilai dari :

1. Angka Kematian Bayi

2. Angka kematian Ibu

3. Presentase ibu hamil yang mempunyai berat badan dan tinggi yang normal

4. Presentase ibu hamil dengan anemia

5. Presentase balita dengan berat badan dan tinggi sesuai


Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi

yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan

bayi, anak bawah lima tahun dan anak usia prasekolah dalam proses tumbuh

kembang. Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat anak

dan ibu dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak. Pelayanan KIA

puskesmas terdiri dari :

a Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah puskesmas

b Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah

 Tujuan Umumnya: agar terciptanya pelayanan berkualitas dengan partisipasi

penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap ibu

mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu dan jarak kehamilan,

melahirkan bayi sehat yang aman dalam lingkungan yang kondusif dan sehat,

dengan asuhan antenatal yang ade kuat dengan gizi dan persiapan menyusui

yang baik.

 Tujuan Khususnya :

a. Memberikan pelayanan kebidanan dasar kepada ibu hamil termasuk KB

berupa pelayanan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas

serta perawatan bayi baru lahir.

b. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan

neonatal serta m,erujuk ke fasilitasa rujukan primer sesuai kebutuhan.

c. Memantau cakupan pelayanan kebidanan dasar dan penanganan

kedaruratan kebidanan neonatal


d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutan

e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat

dalam upaya KIA

f. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi baru lahir

yang meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi tetap hangat,

menyusui dini dan eksklusif, mencegah interaksi serta tata laksana neonatal

sakit.

g. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra

sekolah yang meliputi perawatan bayi baru lahir, pemeriksaan kesehatan

rutin, pemberian imunisasi dan upaya perbaikan gizi.

h. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi tumbuh

kembang pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang meliputi

perkembangan motorik, kemampuan berbicara dan kognitif serta sosialisasi

dan kemandiriran anak.

i. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang berobat ke

fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya.

Kesehatan Anak Usia Sekolah adalah upaya terpadu lintas program dan lintas

sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk prilaku

hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan perguruan agama.

Anak usia sekolah ( 7-21 tahun ) sesuai proses tumbuh kembang di bagi 3

kelompok yaitu :

1. Pra remaja ( 7-9 tahun )

2. Remaja ( 10-19 tahun )


3. Dewasa muda ( 20-21 tahun )

 Tujuan umum: meningkatkan derajat peserta didik, sehingga memungkinkan

pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka

pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

 Tujuan khusus

a. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan

prinsisp hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan

kesehatan sekolah, perguruan agama, rumah tangga maupun di lingkungan

masyarakat.

b. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalah

gunaan narkotika dan bahan berbahaya, alkohol, rokok dan sebagainya.

c. Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi peserta didik

sekolah dan diluar sekolah.

d. Terciptanya lingkungan kehidupan sehat di sekolah. Sasarannya adalah

masyarakat sekolah di tingkat pendidik dasar sampai dengan tingkat

pendidikan menengah termasuk perguruan agama beserta lingkunganya.

Kesehatan Remaja adalah pembinaan yang meliputi perencanaan, penilaian,

bimbingan dan pengendalian segala upaya untuk meningkatkan status kesehatan

remaja dan peningkatan peran serta aktif remaja dalam perawatan kesehatan diri

dan kesehatan keluarga dengan dukungan kerjasama lintas program dan lintas

sektoral.

 Tujuan umum: yaitu untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat remaja

sebagai unsur kesehatan keluarga guna membina kesehatan diri dan


lingkunganya dalam rangka meningkatkan ketahanan diri, prestasi dan peran

aktif nya dalam pembangunan nasional.

 Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang perkembangan biologik yang

terjadi pada dirinya.

b. Menurunnya angka kehamilan dikalangan remaja

c. Menurunnya angka kematian bayi dan ibu akibat kehamilan remaja

d. Menurunnya angka kejadian penyakit akibat hubungan seksual di kalangan

remaja

e. Meningkatnya peran serta aktif keluarga dan masyarakat dalam upaya

pembinaan kesehatan remaja

 Sasaran untuk wilayah puskesmas adalah :

1. Sasarana Remaja

2. Sasaran Pembina Remaja

3. Sasaran Pengelola Kegiatan

Keluarga Berencana adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan

fungsi reproduksi yang berkualitas.

Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan

pasangan usia subur dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu

kehamilan serta jarak antara kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional.

 Tujuan Umum adalah terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan penuh

bagi pengguna jasa pelayanan dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa


setiap pasangan usia subur mempunyai kesempatan yang terbaik dalam

mengatur jumlah, waktu dan jarak antara kehamilan guna merencanakan dan

mewujudkan suatu keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

 Tujuan Khusus

a. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada

pasangan usia subur dan keluarganya.

b. Memberikan pertolongan pertama penanganan efek samping dan kegagalan

metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan

kebutuhan.

c. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan metode

kontrasepsi.

d. Menigkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutan.

e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat

dalam upaya KB.

f. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur, calon pasangan usia

subur serta anggota keluarga yang lain dalam rangka meningkatkan kualitas

kesehatan fungsi reproduksinya.

 Sasaran pelayanan KB adalah :

1. Pasangan usia subur

2. Calon pasangan usia subur

3. Pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki masa menopause

4. Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas

5. WUS yang datang pada pelayanan rawat jalan puskesmas yang dalam fase

intervensi pelayanan KB
5. Perbaikan Gizi Masyarakat

A. Pengertian

Adalah kegiatan mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan

pengelilaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran

serta aktif masyarakat.

B. Upaya dan Pencegahan dan penangulangan Perbaikan Gizi di Puskesmas

meliputi :

1. Upaya perbaikan gizi keluarga

2. Upaya perbaikan gizi Institusi

3. Upaya penanggulangan kelainan gizi

4. Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan

yodium

5. Pencegahan dan penanggulangan anemia besi

6. Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein dan

kurang energi kronis

7. Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A

8. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro

lain

9. Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih

C. Tujuan

 Tujuan Umum adalah menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status

gizi masyarakat.

 Tujuan Khususnya:
a Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan benar

sesuai dengan gizi seimbang.

b Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari

berbagai institusi pemerintah dan swasta

c Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi puskesmas lain

dalam merencanakan, melaksankan, membina, memantau dan

mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat.

d Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga

terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi.

e Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan dan pelaporan masalah gizi dan

tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.

D. Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang beresiko

menderita kelainan gizi antara lain :

1. Bayi, anak balita, anak prasekolah dan anak usia sekolah.

2. Wanita usia subur termasuk calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, ibu

menyusui dan usia lanjut.

3. Semua penduduk rawan gizi.

4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi.

5. Pekerja penghasil rendah.

6. Penyembuhan Penyakit Dan Pelayanan Kesehatan

1. Pelayanan Medik Rawat Jalan

A. Pengertian
Adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan baik secara

sendiri ataupuan atas koordinasi bersama dengan sesama profesi maupun pelaksana

penunjang pelayanan kesehatan lain sesuai dengan wewenangnya untuk

menyelesaikan masalah kesehatan dan menyembuhkanpenyakit yang ditemukan

dari pengguna jasa pelayanan kesehatan dengan tidak memandang umur dan jenis

kelamin yang dapat di selenggarakan pada ruang praktek.

B. Tujuan

 Tujuan Umum: pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya

pengguna jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera, badan,

jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup

produktif secara sosial dan ekonomi dengan baik.

 Tujuan Khusus

1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatannya sendiri

terutama melalui peningkatan kesehatan dasar dan pencegahan penyakit.

2. Meningkatkan kesehatan pengguna jasa pelayanan dan komunikasi yang

dilayani oleh puskesmas.

3. Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas serta melibatkan

partisipasi keluarga terhadap perawatan.

4. Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah kerja puskesmas.

C. Sasaran pelayanan medik rawat jalan yang diselenggarakan puskesmas adalah

semua anggota masyarakat dengan tidak memandang umur, dan tidak

membedakan strata sosial.


2. Pelayanan Kedaruratan Medik

A. Pengertian

Adalah pelayanan medik terdepan yang merupakan penatalaksanaan

kecelakaan dan keadaan kedaruratan medik berkenaan dengan perubahan keadaan

baik fisiologik, anatomik dan mental psikologikal dari pengguna jasa pelayanan

yang terjadi mendadak yang tindakan mengatasinya harus segera dilaksanakan di

mulai dari tempat kejadian sampai dengan pelayanan medik untuk menyelamatkan

kehidupan.

B. Tujuan

pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik adalah memberikan pertolongan

medik segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang ditemukan untuk

mengambil fungsi vital tubuh serta meringankan penderitaan dari pengguna

pelayanan.

3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

A. Pengertian

Adalah pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan

medik ataupun kesehatan yang berwenang dalam bidang kesehatan gigi dan mulut

yang dilaksanakan sendiri atau bersama menurut fungsinya masing-masing guna

mengantisipasi proses penyakit gigi dan mulut dan permasalahannya secara

keseluruhan yang dapat dilaksanakan dalam prosedur pelayanan di kamar praktek

dan dengan pembinaan kesehatan wilayah setempat.


B. Tujuan

 Tujuan Umum pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatnya

partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya untuk bersama-sama

mewujudkan tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang

optimal.

 Tujuan Khusus

1. Meningkatnya kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat dalam

kemampuan pemeliharaan diri di bidang kesehatan gigi dan mulut

dalam mencari pertolongan sedini mungkin.

2. Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa pelayanan, keluarga dan

komunikasinya.

3. Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut yang berkualitas

serta melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan.

4. Menurunnya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita

masyarakat terutama pada kelompok masyarakat yang rawan.

C. Sasaran pada kelompok rentan untuk mendapatkan pelayanan asuhan

kesehatan gigi dan mulut yaitu :

1. Anak sekolah dasar

2. Kelompok ibu hamil dan menyusui

3. Anak pra sekolah

4. Kelompok masyarakat lain berpenghasilan rendah

5. Lansia
2.3 Kasus Terbanyak Di Puskesmas

Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas dan Rumah Sakit

Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien di Puskesmas tahun 2017 menunjukkan

kasus terbanyak adalah nasofaringitis acute (common cold) masih sama seperti

tahun 2016, hanya terdapat penurunan jumlah kasus dari 96.554 menjadi 73.220,

dengan perincian seperti tabel berikut.

Tabel 2.3.1
Pola 10 Besar penyakit pada Pasien di Puskesmas
Di Provinsi Bali tahun 2017

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH

1 Nasofaringitis Akut (common cold) 73.220


Essential (primary) Hypertension (HT
2 Primer/HT saja) 60.665
3 Faringitis Akut 39.939
4 Others Arthritis (Atritis lainnya) 29.889
5 Dermatitis Kontak Alergi 21.466
6 Gastritis, Unspecified (Gastritis) 19.076
7 fever, unspecified 17.427
8 Dyspepsia 16.640
9 Diabetes Millitus type II ( Usia> 40 th) 16.254
10 Headache (cepalgia + sakit Kepala) 10.961
Sumber : Seksi PKP Bidang Yankes Dinkes Prov. Bali tahun 2017

Tabe 2.3.2
Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap
di RSU Provinsi Bali tahun 2017
No. Nama Penyakit Jumlah
1 Demam Berdarah Dengue 8366
2 Diare, Gastroenteritis 3061
3 Pneumonia 2683
4 Bronchitis, Empisema, & Penyakit Paru 1772
5 Demam Thipoid dan Parathipoid 1652
6 Penyakit Appendiks 1617
7 Gagal Ginjal Lainnya 1572
8 Infark Serebral 1494
9 Gagal jantung 1370
10 Penyakit hipertensi lainnya 1242

Sumber : Seksi Rujukan Bidang Yankes Dinkes Prov. Bali tahun 2017

Tabel 3.2.3
Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan
di RSUD Di Provinsi Bali tahun 2017

No. Nama Penyakit Jumlah


1 Demam yang sebabnya tidak diketahui 14248
2 Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 12432
3 Gangguan refraksi dan oakomodasi 6303
4 Nyeri perut dan panggul 6232
Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi
tertentu
5 5.374
(kolitis infeksi)
Skizofrenia, Gangguan skizotipal, psikotik
akut dan
6 4924
sementara
7 Hipertensi Essensial (Primer) 4814
8 Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 4232
9 Penyakit esopagus, lambung dan duodenum 3980
lainnya
10 Dispepsia 3782

Sumber : Seksi Rujukan Bidang Yankes Dinkes Prov. Bali tahun 2017

2.4 Sistem Alur Rujukan Kesehatan Puskesmas

1. Pengertian Sistem Rujukan


Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan ini dikembangkan atas dasar
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 032/Birhup/72 tentang
pelaksanaan Referal System, adapun batasan dan pengertian pada Bab I Ketentuan
Umum, Pasal 1 sebagai berikut:“ Referal System adalah suatu usaha pelayanan
kesehatan antara berbagai tingkat unit-unit pelayanan medis dalam suatu daerah
tertentu ataupun untuk seluruh wilayah Republik Indonesia.”
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan sebagai
suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan
secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal
(antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).
Sederhananya, sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana seseorang
dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya. (petunjuk
Teknis Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan ; 29 )

Pengertian sistem rujukan menurut Sistem Kesehatan Nasional Depkes RI


2009, merupakan suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu/lebih kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dari unit berkemampuan kurang
kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.(www.indonesian-publichealth.com/2012/11/rujukan-maternal-
perinatal)

2. Jenis Rujukan
Sistem rujukan menurut azas penyelenggaraan puskesmas (Kepmenkes No. 128
Tahun 2004) dibagi menjadi:
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut
masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operasional dan lain-lain.
b. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik
yang lebih lengkap.
c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau
mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan
tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:
a. Rujukan sarana dan logistik, antara lain bantuan laboratorium dan
teknologi kesehatan.
b. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu
penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan
kamtibmas, dan lain-lain.
c. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan
pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi
keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk, dan sebagainya.

Gambar 1. Skema pelaksanaan azas rujukan menurut Kepmenkes No. 128 Tahun
2004

Sistem rujukan dalam bidang obstetri dibagi menjadi:


1. Rujukan Terencana, rujukan ke rumah sakit yang telah disiapkan dan
direncanakan jauh-jauh hari bagi ibu risiko tinggi. Ada 2 macam rujukan
terencana yaitu :
a. Rujukan Dini Berencana (RDB), untuk ibu dengan resiko tinggi yang
masih sehat dan belum inpartu, belum ada komplikasi persalinan, ibu
masih dapat berjalan sendiri atau naik kendaraan umum, dan tidak
membutuhkan alat ataupun obat.
b. Rujukan Dalam Rahim (RDR), meliputi rujukan In Utero bagi janin
dengan masalah dan janin risiko tinggi yang masih sehat (misalnya
kehamilan dengan riwayat obstetrik jelek pada ibu diabetes mellitus,
partus prematurus iminens). Bagi janin, selama pengiriman rahim ibu
merupakan alat transportasi dan inkubator alami yang aman, nyaman,
hangat, steril, murah, mudah, memberi nutrisi dan O2, tetap pada
hubungan fisik dan psikis dalam lindungan ibunya. Pada jam-jam
krisis pertama bayi langsung mendapatkan perawatan spesialistik dari
dokter spesialis anak. Manfaat RDB/RDR: pratindakan diberi KIE,
tidak membutuhkan stabilisasi, menggunakan prosedur, alat, obat
standar (obat generik), lama rawat inap pendek dengan biaya efisien
dan efektif terkendali, pasca tindakan perawatan dilanjutkan di
puskesmas.

2. Rujukan Tepat Waktu (RTW), rujukan untuk ibu dengan gawat darurat
obstetrik, perdarahan antepartum, preeklampsi berat/eklampsia, dan ibu
dengan komplikasi persalinan dini yang dapat terjadi pada semua ibu hamil
dengan atau tanpa faktor resiko.

Sistem rujukan menurut tata hubungannya dibagi menjadi:

1. Rujukan Internal, adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit


pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas
(puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
2. Rujukan Eksternal, adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam
jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan
ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit
umum daerah).

Sistem rujukan menurut lingkup pelayanannya dibagi menjadi:

1. Rujukan Medis:
• Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain.
• Pengiriman bahan (spesiemen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
• Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli
untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat.
2. Rujukan Kesehatan:
• Rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat preventif dan promotif, yang antara lain meliputi bantuan.
• Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar
biasa atau berjangkitnya penyakit menular.
• Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.
• Penyidikan sebab keracunan, bantuan tekhnologi penanggulangan
keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan
massal.
• Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk
pengungsi atas terjadinya bencana alam.
• Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah
kekurangan air bersih bagi masyarakat umum.
• Pemeriksaan spesiemen air di Laboratorium Kesehatan dan
sebagainya.

3. Jalur Rujukan
Jalur rujukan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan:
1) Antara masyarakat dengan puskesmas.
2) Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan puskesmas.
3) Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat inap.
4) Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau fasilitas
pelayanan lainnya.
2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat:
1) Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten atau kota.
2) Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral
maupun lintas sektoral.
3) Bila rujukan ditingkat kabupaten atau kota masih belum mampu
mananggulangi, bisa diteruskan ke provinsi atau pusat (Trihono, 2005).

4. Keuntungan Sistem Rujukan

a Pelayanan dan pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah, dan


secara psikologis memberikan rasa aman pada pasien dan keluarga
pasien.
b Penataran yang diadakan secara teratur dan berkala akan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petugas daerah, sehingga semakin
banyak kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing – masing, serta
meningkatkan kewaspadaan tenaga kesehatan akan kasus-kasus sulit
tertentu yang harus segera dirujuk.
c Memudahkan masyarakat di daerah terpencil agar dapat memperoleh
pelayanan tenaga ahli dan fasilitas kesehatan dari jenjang yang lebih
tinggi.

5. Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan


Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun
kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata
tidak mampu diatasi.
c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi
pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan.
d. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
e. pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.

2.5 Penanganan Keluarga Miskin

2.6 Sistem Pencatatan Di Puskesmas

2.7 Public Health Nursing (PHN)


DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta :

Binarupa. Aksara.

Departmen Kesehatan. 2009. Sistem Kesehatan. Jakarta.

www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai